Anda di halaman 1dari 27

TATAP MUKA IX

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Disampaikan untuk Mahasiswa Semester I Ganjil 2019/2020


Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
1. PENGERTIAN KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA (PKUB)

A. Etimologi :
Bahasa Arab “Ruknun” jamaknya “Arkan” artinya dasar atau
asas. Rukun Iman, dasar keimanan. Rukun Islam, dasar
agama Islam. Rukun berarti juga “tasamuh” atinya toleransi
(Kamus Al-Munjid fi Lughah wal A’lam, 1986)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rukun artinya tiang,


sendi atau asas. Bisa juga bermakna Toleran artinya
menghargai atau menghormati (KBBI, WJS Poerwadarmita,
1990)

Bahasa Ingrris “Harmony” atau “Concord” atinya selaras atau


cocok (Kamus Inggris-Indonesia Jhon M Echol, 1975)

2
...Lanjutan PKUB (1)

B. Terminologi :
Sifat atau sikap menenggang berupa menghayati atau
membolehkan suatu pendirian, pendapat, kepercayaan atau
yang lainnya yang bebeda dengan pendirian kita (WJS
Poerwadarmita, 1990)

Kondisi dan proses tercipta dan terpeliharanya pola-pola


interaksi yang beragam antar unit yang otonom (Ridwan
Lubis, 2005)

Kehidupan bersama yang diwarnai oleh suasana yang


harmonis dan damai, bersatu hati dalam menghormati
keyakinan masing-masing dan bekerjasama tanpa ada rasa
kecurigaan (Faisal Ismali, 2014)
3
...Lanjutan PKUB (2)

Suatu sikap atau sifat dari seseorang yang membiarkan


kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran
atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan atas hak asasi
manusia (Said Agil Husein Al-Munawwar, 2003)

Berbagai upaya keserasian dan keselarasan di internal para


pemeluk agama, antar pemeluk agama dan antar para
pemeluk agama dengan pemerintah dngan saling menghargai
dan menghormati tugasnya masing-masing dalam rangka
menciptakan kehidupan beragama yang harmonis
(Departemen Agama, 1997)

4
...Lanjutan PKUB (3)

C. Kerukunan Antar Umat Beragama Diwujudkan dengan 4 hal


berikut ini:

1) Saling tenggang rasa dan saling menghormati antar umat

beragama.
2) Melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama

masing-masing.
3) Tidak merayu dan memaksa seseorang untuk pindah
agama atau memeluk agama tertentu.
4) Mematuhi peratuan perundang-undangan yang sudah
ditetapkan oleh Negara.
5
2. AGAMA SEBAGAI RAHMAT TUHAN BAGI
MANUSIA
Berbagai agama yang dianut manusia di dunia sejak dahulu, menandakan
bahwa manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya. Agama
diyakini memberikan manfaat bagi manusia. Berikut diantaranya manfaat
agama bagi manusia :
a. Menuntun manusia untuk saling menghormati dan hidup rukun damai
atas dasar kesamaan sebagai makhluk Tuhan yang membutuhkan
kasih sayang dan tidak saling menyakiti bahkan menzalimi.
b. Menuntun manusia pada kebenaran. Agama sangat diperlukan oleh
manusia sebagai sarana pengabdian dan penghambaan kepada
Tuhan dalam rangka mencari ketenangan pikiran dan jiwa.
c. Menuntun manusia untuk berbuat baik. Dalam ajaran agama banyak
mengandung ajakan kepada umatnya untuk melakukan kebaikan., baik
kebaikan untuk diri manusianya sendiri dan keluarga maupun untuk
berbuat baik kepada sesama manusia lainnya baik yang seagama
maupun pada umat agama lainnya.

6
Dalam Islam misalnya, agama ini diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW untuk menebar rahmat (cinta kasih) bagi alam semesta.
Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks
Islam, baik dalam Qur’an maupun Hadits.

Kata rahmah, rahmân, rahîm, dan derivasinya disebut berulang-ulang


dalam jumlah yang begitu besar. Jumlahnya lebih dari 90 ayat.
Makna genuine kata itu adalah kasih sayang atau cinta kasih. Dalam
sebuah Hadits Qudsi, Allah menyatakan: “Anâ ar–rahmân. Anâ ar–
rahîm” (Aku Sang Maha Sayang. Aku Sang Maha Kasih) (Quraish Sihab,
1992)

Sumber Islam paling otoritatif, Al-Qur’an, dengan sangat tegas


menyebutkan bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
adalah agama “rahmatan li al–‘âlamîn,” yakni: Aku tidak mengutusmu
(Muhammad) kecuali sebagai (penyebar) kasih sayang bagi semesta
alam.” (Q.S. al-Anbiyâ [21]:107).

7
...Lanjutan Agama Sebagai Rahmat Tuhan
Bagi Manusia (1)
Sehingga, ketika seseorang menjadi muslim, maka ia sedang
memasuki sebuah pintu perdamaian, pintu kasih sayang, dan pintu
keselamatan dari gangguan kejahatan.

Fungsi kerahmatan ini dielaborasi oleh Nabi Muhammad SAW


dengan pernyataannya yang terang benderang:”Inni bu’itstu li
utammima makârim al-akhlâq” (Aku diutus Tuhan untuk
membentuk moralitas kemanusiaan yang luhur).  Atas dasar inilah,
Nabi Muhammad SAW selalu menolak secara tegas cara-cara
kekerasan, pemaksaan, diskriminatif, dan sekaligus Nabi SAW
tidak pernah melakukannya. Nabi Muhammad SAW menegaskan
misinya ini dengan mengatakan:
‫ما بعثت لعانا وانما بعثت رحمة‬
“Aku tidak diutus sebagai pengutuk, melainkan sebagai rahmat bagi
8
semesta”
...Lanjutan Agama Sebagai rahmat Tuhan Bagi Manusia
(2)
Allah telah memberikan kesaksian sekaligus merestui cara-cara atau
metode penyebaran Islam yang dijalankan Nabi SAW tersebut sambil
menganjurkan agar dia meneruskannya:

‫فبما رحمة من هللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب ال نفضوا من‬
‫حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم فى االمر‬
 
“Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan
ampunan bagi mereka dan bermusyawaralah dengan mereka dalam segala
urusan.” (Q.S. Âli ‘Imrân [3]:159).

Menurut Musdah Mulia (2018), bahwa ayat tersebut seyogianya


menginspirasi setiap Muslim untuk melakukan langkah-langkah
kemanusiaan yang tegas dalam menegakkan keadilan yang menjadi
esensi ajaran Islam.  9
...Lanjutan Agama Sebagai Rahmat Tuhan
Bagi Manusia (3)
Yakni mewujudkan suatu tatanan kehidupan manusia yang didasarkan
pada pengakuan atas kesederajatan manusia di hadapan hukum (al-
musâwah amâma al-hukm), penghormatan atas martabat (hifdh al-‘irdl),
persaudaraan (al-ukhuwwah), penegakan keadilan (iqâmat al-‘adl),
pengakuan atas pikiran dan kehendak orang lain, dialog secara santun,
serta kerjasama saling mendukung untuk mewujudkan kemaslahatan
bersama antar umat manusia.

Karena itu, menurut Syaikhul Islam Muhammad Tahir Al-Qudri (2014),


bahwa Islam memberikan keselamatan bagi seluruh manusia,
tercermindalam ketiga hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huraiah RA,
Imam Ahmad Ibn Hambal dan Imam Al-Thobroni, bahwa muslim terbaik
adalah yang manusia lainnya aman dari lisan dan tangannya.
“Al-Muslim Man Saliman Nas min Lisanihi wa
Yadihi”
Itulah sejatinya manfaat agama bagi manusia, yakni memberikan
10
kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan umat manusia di dunia.
3. PLURALITAS BERAGAMA
BERDASARKAN SILAM

Pluralisme berasal dari kata plural dan isme,


plural yang berarti banyak (jamak), sedangkan
isme berarti paham. Jadi pluralism adalah suatu
paham atau teori yang menganggap bahwa
realitas itu terdiri dari banyak substansi (M.
Dahlan, 1994).

11
...Lanjutan Pluralitas Beragama
Berdasarkan Islam (1)

Pluralisme adalah upaya membangun tidak saja kesadaran


bersifat teologis tetapi juga kesadaran sosial. Hal itu
berimplikasi pada kesadaran bahwa manusia hidup di
tengah masyarakat yang plural dari segi agama, budaya,
etnis, dan berbagai keragaman sosial lainnya. Karena dalam
pluralisme mengandung konsep teologis dan konsep
sosiologis (Muh. Shofan, 2011).

12
...Lanjutan Pluralitas Beragama
Berdasarkan Islam (2)

Landasan teologis yang mampu menjaga eksistensi


Islam di tengah pluralitas masyarakat.
A. Tidak adanya paksaan dalam beragama (Q.S Al-Baqarah : 256):
Lā ikrāha fid-dīn, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur biṭ-ṭāgụti wa
yu`mim billāhi fa qadis tamsaka bil-'urwatil-wuṡqā lanfiṣāma lahā, wallāhu samī'un ‘
Alīm
Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
Yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahu

13
...Lanjutan Pluralitas Beragama
Berdasarkan Islam (3)

B. Menentukan pilihan agama itu sunnatullah


Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;
maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka (Q.S Al-Kahfi : 29).
Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat
(saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang
telah kamu kerjakan (Q.S. An-Nahl : 93)

14
4. AGAMA SEBAGAI PEREKAT KONFLIK UMAT
BERAGAMA

Konflik sebagai kategori sosiologis bertolak belakang dengan pengertian


perdamaian dan kerukunan. Yang terakhir ini merupakan hasil dari proses
asosiatif, sedangkan yang pertama dari proses dissosiatif. Proses assosiatif
adalah proses yang mempersatukan dan proses dissosiasif sifatnya
menceraikan atau memecah. Konflik dan kerukunan atau perdamaian
sebagai fakta sosial melibatkan minimal dua pihak (golongan) yang berbeda
agama (Husmiyati Hasyim, 2011).

Konflik menunjuk pada hubungan antara individu dan atau kelompok yang
sedang bertikai, sedangkan perdamaian atau kerukunan menunjuk pada
hubungan baik antara individu atau kelompok. Dalam kehidupan beragama
sering terjadi friksi, konflik, pertikaian antar umat beragama yang
disebabkan oleh berbagai alasan yang bukan saja berkaitan dengan
persoalan doktrin agama, namun juga berkaitan dengan masalah di luar
agama seperti persoalan ekonomi, sosial, budaya dan politik.

15
...Lanjutan Agama Sebagai Perekat Konflik
Umat Beragama (1)

Dalam konteks ini, agama didorong sebagai faktor penentu asosiatif


masyarakat atau faktor pemersatu khususnya dalam menangani konflik
antar umat beragama.

Namun demikian, betapapun agama difungsikan sebagai penguat kerukunan


seperti Husmiyati Hasyim 2011, agama menurut Hans Kung (1986), dapat
pula dijadikan sebagai dasar atas sebuah aksi kerusuhan.

Pandangan senada dikatakan oleh Kurtz (1995), selain sebagai media


penguat harmoni, agama sering juga dijadikan sebagai legitimasi konflik
yang banyak kasus seringkali dipicu oleh meningkatnya gesekan atau
interaksi antar kelompok masyarakat terutama kelompok agama yang
berbeda.

Karena itu, intisari ajaran agama yang mengajarkan nilai2 kedamaian,


keadilan dan kemanusiaan akan dapat menjadikan agama sebagai perekat
konflik antar umat beragama. 16
...Lanjutan Agama Sebagai Perekat Konflik
Umat Beragama (2)

Agama semestinya tidak menimbulkan kekerasan atau pertentangan


diantara sesama manusia apabila kita sebagai sesama manusia benar-
benar memahami fungsi agama secara baik.

Menurut Husmiyati Hasyim 2011, fungsi agama dalam konteks kerukunan


antar umat beragama adalah :
A. Untuk mengatasi persoalan yang timbul dalam masyarakat yang tidak
dapat dipecahkan secara empiris karena keterbatasan manusia.
B. Mendorong manusia untuk saling tolong menolong, hormat
menghormati harkat dan martabat manusia sebagai sama-sama
makhluk Tuhan dan sebagai makhluk sosial.
C. Agama adalah jalan untuk mengenal hakekat Tuhan dan untuk
memenuhi ekspresi rasa kesucian manusia yang tidak dapat disalurkan
melalui akal fikian atau filsafat.
D. Agama sebagai sumber nilai yang paling luhur dalam rujukan setiap
umat manusia dalam kehidupannya.
17
5. FAKTOR PENGHAMBAT KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA

Dalam upaya mewujudkan kerukunan antar umat beragama,


berbagai upaya dilakukan oleh para pihak, namun masih saja ada
hambatan dalam proses perjalanannya. Berikut diantara faktor2
penghambatnya :

 Sikap toleransi yang kurang. Salah satu penghambat penerapan


kerukunan antar umat beragama yaitu sikap toleransi antar pemeluk agama
yang kurang.
 Adanya campur tangan kepentingan politik. Kepentingan politik
seseorang atau kelompok tertentu bisa mempengaruhi hubungan antar umat
Bergama. Kekacauan politik yang bisa mempengaruhi kerukunan beragama
biasanya bersifat SARA dan cenderung dibesar-besarkan, sehingga
membuat agama yang tercatut menjadi gejolak.
 Sikap fanatisme, sikap ini menganggap ajaran agama orang lain lebih
buruk atau tidak benar daripada ajaran agama dirinya. (Setyadi Sulaiman,
2018).
18
...Lanjutan Hambatan Kerukunan Antar Umat
Beragama

 Pendirian rumah ibadah sembarangan/tidak sesuai aturan, dapat


memunculkan konflik horisontal keagamaan antar umat beragama.
 Penyiaran agama yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial dan
budaya masyarakat setempat. Ujaran penyiaran yang agitatif, kontroversial
dan terlalu menyinggung atau mengganggu pemahaman keagamaan umat
lain.
 Penodaaan agama oleh satu atau kelompok umat kepada agama lainnya.
Ini persoalan serius yang dapat membakar emosi umat beragama yang
ternodai.
 Munculnya kegiatan aliran keagamaan sempalan. Maaknya aliran
sempalan keagamaan dengan ragam latar belakang memberikan kontribusi
bagi potensi gangguan atas kerukunan umat beragama.
 Kurangnya rasa persatuan yang berlandaskan pada kesamaan sebagai
sama-sama warga bangsa dan warga negara, akibat pandangan dan sikap
fanatisme dalam beragama.

19
6. DAMPAK PERMUSUHAN ANTAR UMAT
BERAGAMA

Secara teologis dan konstitusional, meskipun setiap manusia dan


warga negara diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai
dengan keyakinannya masing-masing, namun rasa dan realita
permusuhan masih sering terjadi dan berdampak bagi kerukunan antar
umat beragama. Diantara dampaknya yaitu :

1. Tercerai berainya Persatuan dan Kesatuan dalam Berbangsa


Secara lebih luas lagi, putusnya jalinan silaturahmi akan secara langsung
memberikan pengaruh pada persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam
masyarakat yang majemuk, persatuan dan kesatuan  merupakan modal
utama untuk dapat mencapai cita-cita bangsa
2. Ujaran Kebencian Semakin Merajalela
Konflik selalu menimbulkan dampak kebencian terhadap semua pihak yang
telibat, apalagi dengan perang ujaran kebencian. Pihak yang tidak terlibat
langsung, akan ikut-ikutan menyerang yang menjadi sasarannya. Jika ujaran
kebencian sudah tidak bisa dibendung, maka berpotensi tejadinya
kerusuhan. 20
...Lanjutan Dampak Permusuhan Antar Umat
Beragama

3. Lumpuhnya Perekonomian 
Akibat yang lebih luas dari konflik agama setelah kerusuhan, akan
menyebabkan perekonomian di wilayah konflik menjadi lumpuh. Rasa tidak
aman akan membuat orang enggan beraktifitas di luar rumah. Pasar,
pertokoan pusat perbelanjaan akan memilih menutup usahanya daripada
menerima resiko sebagai target penjarahan. Kondisi ini membuat kegiatan
 ekonomi di wilayah konflik akan mati total. Akibatnya masyarakat akan
kesulitan mencari sumber penghidupan.

4. Kehancuran Suatu Negara


Betapa akibat konflik agama dalam masyarakat majemuk dapat menjadi
sebuah bom yang tinggal menunggu waktu dapat meledak dan
menghancurkan sebuah negara . Sebut saja Yugoslavia yang hanya tinggal
menyisakan sejarah akibat konflik agama yang tak terselesaikan. Tentunya
contoh ini dapat menjadi pembelajaran untuk ikut serta dalam meminimalisir
timbulnya konflik agama.
21
7. ISLAM MEMBERIKAN PEDOMAN
DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA

A. Ukhuwah Insaniyah
Prinsipnya bahwa semua umat manusia itu adalah makhluk
Tuhan. Allah tidak menetapkan manusia sebagai satu umat
(ummatan wahidah), meskipun Allah bisa melakukan itu (Q.S.
Al-Maidah : 48). Seorang muslim wajib memperlakukan
manusia lainnya dengan rasa hormat ssuai dengan tuntunan
Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk saling
menghormati dan menyayangi manusia, apapun keyakinan
mereka.

22
...Lanjutan Islam Memberikan Pedoman
Dalam Membangun Kerukunan Umat
Beragama (1)

B. Ukhuwah Islamiyah
Allah menempatkan Ukhuwah Islamiyah sebagai poin penting
dalam kehidupan seorang muslim (Q.S. Al-Hujurat : 10).
Seorang muslim wajib memperlakukan sesama muslim lainnya
sebagai sesama saudara seagama Islam. Persaudaran seorang
muslim kepada muslim lainnya ibarat menyatunya seluruh
anggota tubuh di badan. Jika salah satu ada anggota tubuh
yang sakit, maka anggota tubuh lainnya akan measakan sakit.

23
...Lanjutan Islam Memberikan Pedoman
Dalam Membangun Kerukunan Umat
Beragama (2)

C. Ukhuwah Wathaniyah
Adalah persaudaraan dalam keturunan kebangsaan dalam
sebuah negara dan hubungannya dengan negara/pemerintah.
Persaudaraan tipe ini dikembangkan Rasulullah SAW di Kota
Madinah melalui perjanjian tertulis yang kemudian dikenal
dengan Piagam Madinah (Husmiyati Hasyim, 2011). Rasulullah
melakukan perjanjian dengan suku-suku ternama Yahudi di
Madinah seperti Bani Nazir, Bani Quraizah dan Bani Qainuka.
Rasulullah melindungi mereka dalam suatu wilayah bersama.

24
REFERENSI
Al-qur’an al Karim Syamil, (Bandung: Kiaracondong, 2006)

Al-Qudri, Syaikh Muhammad Tahir, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri,
(Jakarta, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, 2014)

Al-Munawwar, Said Agil Husein, Fiqih Hubungan Antar Agama, (Jakarta, Ciputat
Press, 2003)

Departemen Agama RI, Bingkai Teologi Kerukunan Terhadap Umat Beragama di


Indonesia , (Jakarta, Balitbang, 1997)

Dahlan, M, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arkola, 1994)

Echol, M Jhon dan Hasan Shadiliy, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta, Gramedia,


2005)

Hayim, Husmiati, Dimensi Sosial Islam, (Ciputat, Gaung Persada Press, 2011)
25
...Lanjutan REFERENSI
Ismail, Faisal, Dinamika Kerukunan Antarumat Beragama, (Bandung, Remaja Rosda
Karya, 2014)

Kung, Hans, Christianity and The World Religion, (New York, Doubleday, 1986)

Kurtz, Lester R, God in The Global Village : The World Religions in Sociological
Perspective, (Thousand Oaks, Pine Forge Press, 1995)

Lubis, Ridwan, Cetak Biru Peran Agama, (Jakarta, Puslitbang, 2005)

Ma’luf Louis, Al-Munjid fil Lughah wal A’lam, (Beirut, Dar Al-Masyriq, 1986)

Mulia, Musdah, Konsep rahmatan lill A’lamin, (Jakarta, ICRP, 2018)

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung, Mizan, 1992)

Shofan, Muh, Pluralisme Menyelamatkan Agama, (Yogyakarta, Samudera Biru, 2011)

Sulaiman, Setyadi, Agama, Kekerasan dan Terorisme dalam Buku Islam dan
Transformasi Indonesia, (Jakarta, Penjuru Ilmu Sejati, 2019) 26
ALHAMDULILLAH
&
TERIMA KASIH

Ikhwanudin Syarief
HP. 08787-108-3000 Email : onedprri17@gmail.com

27

Anda mungkin juga menyukai