Anda di halaman 1dari 26

SKIZOFRENIA

TERHADAP
PERKEMBANGA
N JANIN

Nur Cahyani Ari Lestari, S.SiT., M.Kes


Skizofrenia adalah kondisi kesehatan mental yang dapat memengaruhi
kehamilan
Wanita dengan skizofrenia lebih cenderung menggunakan tembakau,
alkohol, dan zat lain selama kehamilan, yang dapat menyebabkan
komplikasi pada janin

Salah satu dampak yang dapat terjadi akibat skizofrenia pada ibu hamil
adalah timbulnya komplikasi saat mengandung. Namun, menurut Adib
Setiawan, S.Psi., M.Psi, skizofrenia tidak berhubungan dengan janin, dan
janin akan tetap sehat jika nutrisinya tercukupi

Hipoksia pada janin dapat berpengaruh terhadap perkembangan saraf dan


pembentukan neurotransmitter yang berujung pada terjadinya skizofrenia
pada anak

Selain itu, diabetes melitus maternal juga dapat menjadi faktor risiko
skizofrenia pada anak

2
Skizofrenia pada janin dapat mempengaruhi perkembangan otak dan
menyebabkan beberapa efek pada masa kehamilan. Namun, menurut Adib
Setiawan, S.Psi., M.Psi, skizofrenia tidak berhubungan dengan janin, dan
janin akan tetap sehat jika nutrisinya tercukupi

Beberapa efek skizofrenia pada masa kehamilan antara lain risiko


terjadinya skizofrenia pada janin meningkat tujuh kali lipat jika ibu
menderita influenza selama trimester pertama kehamilan, ukuran lobus
temporalis yang lebih kecil, ukuran ventrikel otak yang lebih besar,
perubahan pola gerakan janin, perubahan pola denyut jantung, dan
perubahan pola tidur

Selain itu, skizofrenia pada janin dapat memiliki beberapa penyakit


komorbiditas seperti penyalahgunaan obat dan alkohol, depresi mayor dan
gangguan kecemasan, gangguan kejiwaan lainnya, dan gangguan fisik

3
Nutrisi yang cukup untuk janin selama kehamilan sangat penting untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Berikut
adalah beberapa nutrisi yang diperlukan oleh ibu hamil untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi janin:
1. Protein: Protein diperlukan untuk membangun jaringan tubuh dan
membantu pertumbuhan janin. Ibu hamil disarankan untuk
mengonsumsi protein terutama pada trimester kedua dan ketiga saat
pertumbuhan bayi semakin cepat
2. Asam folat: Asam folat berfungsi membantu pembentukan sistem saraf
pusat pada proses awal pembentukan janin. Kekurangan asam folat
dapat meningkatkan risiko cacat tabung saraf pada janin. Ibu hamil
disarankan untuk mengonsumsi asam folat dalam jumlah yang cukup
3. Zat besi: Zat besi diperlukan untuk membantu pembentukan sel darah
merah pada janin dan mencegah anemia pada ibu hamil. Ibu hamil
disarankan untuk mengonsumsi zat besi dalam jumlah yang cukup

4
Nutrisi yang cukup untuk janin selama kehamilan sangat penting untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Berikut adalah beberapa
nutrisi yang diperlukan oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin:
4. Kalsium: Kalsium diperlukan untuk membantu pembentukan tulang dan gigi
pada janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi kalsium dalam jumlah
yang cukup
5. Lemak sehat: Lemak sehat seperti asam lemak omega-3 dan omega-6 diperlukan
untuk membantu perkembangan otak dan sistem saraf janin. Ibu hamil
disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat seperti
kacang-kacangan, alpukat, dan ikan
6. Karbohidrat: Karbohidrat diperlukan untuk memberikan energi pada ibu hamil
dan janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat dari sumber
yang sehat seperti nasi merah, roti gandum, dan kentang
7. Vitamin dan mineral lainnya: Selain nutrisi di atas, ibu hamil juga disarankan
untuk mengonsumsi vitamin dan mineral lainnya seperti vitamin D, vitamin C,
magnesium, dan yodium untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
janin yang optimal

5
Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk
janin selama kehamilan:
1. Sarapan setiap hari: Sarapan adalah waktu yang tepat untuk memulai asupan
nutrisi yang cukup untuk janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi
makanan yang mengandung protein, serat, dan vitamin seperti telur, roti
gandum, dan buah-buahan
2. Makan buah dan sayur sebagai camilan: Buah dan sayur mengandung banyak
vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh janin. Ibu hamil disarankan untuk
mengonsumsi buah dan sayur sebagai camilan sehat
3. Perbanyak konsumsi protein hewani: Protein hewani seperti daging, ikan, dan
telur mengandung asam amino yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi protein hewani
dalam jumlah yang cukup
4. Banyak minum air putih: Air putih sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu
hamil dan janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi air putih minimal 8
gelas per hari

6
Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup untuk
janin selama kehamilan:
5. Ganti nasi putih dengan nasi merah: Nasi merah mengandung serat, antioksidan,
vitamin E, vitamin B, zat besi, dan mineral lainnya yang dibutuhkan oleh janin.
Ibu hamil disarankan untuk mengganti nasi putih dengan nasi merah untuk
mendapatkan asupan nutrisi yang lebih baik
6. Konsumsi makanan yang mengandung lemak sehat: Lemak sehat seperti asam
lemak omega-3 dan omega-6 diperlukan untuk membantu perkembangan otak
dan sistem saraf janin. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak sehat seperti kacang-kacangan, alpukat, dan ikan
7. Konsumsi suplemen vitamin dan mineral: Selain mengonsumsi makanan yang
sehat, ibu hamil juga disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin dan
mineral seperti asam folat, zat besi, dan kalsium untuk memastikan kebutuhan
nutrisi janin terpenuhi dengan baik

7
Beberapa obat antipsikotik dapat digunakan untuk mengobati
skizofrenia pada ibu hamil, seperti olanzapine, risperidone, dan
quetiapine

Namun, penggunaan obat-obatan ini selama kehamilan harus


dilakukan dengan hati-hati karena dapat memengaruhi
perkembangan janin

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada ibu hamil


yang mengonsumsi obat antipsikotik termasuk mual, diare,
sulit tidur, iritabilitas, atau sakit kepala

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan harus selalu


dikonsultasikan dengan dokter dan dilakukan dengan
pengawasan yang ketat

8
Penggunaan obat antipsikotik selama kehamilan dapat
memengaruhi perkembangan janin dan menyebabkan efek
samping pada ibu hamil.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada ibu


hamil yang mengonsumsi obat antipsikotik termasuk
mual, diare, sulit tidur, iritabilitas, atau sakit kepala

Selain itu, penggunaan obat antipsikotik pada awal


kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
diabetes gestasional

9
✗ Meskipun penggunaan obat antipsikotik selama kehamilan dapat
membantu mengobati skizofrenia pada ibu hamil, namun
beberapa jenis obat harus dihindari karena dapat memengaruhi
perkembangan janin.

Berikut adalah beberapa jenis obat-obatan yang harus dihindari oleh


ibu hamil dengan skizofrenia
✗ Clozapine: Obat ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sel
darah putih pada janin.
✗ Haloperidol: Obat ini dapat menyebabkan kontraksi rahim dan
memperburuk kondisi ibu hamil.
✗ Lithium: Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir pada janin,
seperti kelainan jantung.
✗ Valproic acid: Obat ini dapat menyebabkan cacat lahir pada janin,
seperti kelainan pada tulang belakang.

10
Dosis obat antipsikotik yang aman untuk ibu hamil dengan
skizofrenia harus ditentukan oleh dokter yang merawat
dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko pengobatan.
Beberapa jenis obat antipsikotik seperti olanzapine,
risperidone, dan quetiapine relatif lebih aman diberikan
pada ibu hamil

Namun, beberapa jenis obat seperti clozapine, haloperidol,


lithium, dan valproic acid harus dihindari karena dapat
memengaruhi perkembangan janin

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan harus selalu


dikonsultasikan dengan dokter dan dilakukan dengan
pengawasan yang ketat

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyesuaikan


dosis obat atau mengganti obat dengan jenis lain yang lebih
aman untuk ibu hamil

11
Beberapa gejala skizofrenia pada janin yang dapat dideteksi sejak dalam
kandungan antara lain:
1. Ukuran lobus temporalis yang lebih kecil: Ukuran lobus temporalis
(bagian otak yang terkait dengan ingatan) yang lebih kecil dapat
menjadi tanda awal skizofrenia pada janin
2. Ukuran ventrikel otak yang lebih besar: Ukuran ventrikel otak (bagian
di dalam otak yang berisi cairan) yang lebih besar juga dapat menjadi
tanda awal skizofrenia pada janin
3. Perubahan pola gerakan janin: Janin yang mengalami skizofrenia dapat
menunjukkan perubahan pola gerakan seperti gerakan yang lebih
sedikit atau gerakan yang lebih acak
4. Perubahan pola denyut jantung: Janin yang mengalami skizofrenia
dapat menunjukkan perubahan pola denyut jantung seperti denyut
jantung yang lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya
5. Perubahan pola tidur: Janin yang mengalami skizofrenia dapat
menunjukkan perubahan pola tidur seperti tidur yang lebih sedikit atau
tidur yang lebih banyak dari biasanya

12
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya skizofrenia pada janin:

1. Faktor genetik: Seseorang dari keluarga penderita skizofrenia


berisiko 10% lebih tinggi terserang kondisi yang sama. Risiko akan
menjadi 40% lebih besar apabila kedua orang tua sama-sama
menderita skizofrenia. Pada orang yang memiliki saudara kembar
identik dengan skizofrenia, risiko akan meningkat hingga 50%
2. Ketidakseimbangan kimia otak: Ketidakseimbangan kimia otak,
terutama pada neurotransmitter dopamin, dapat memengaruhi
perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko skizofrenia
3. Ukuran lobus temporalis yang lebih kecil: Ukuran lobus temporalis
(bagian otak yang terkait dengan ingatan) yang lebih kecil dapat
meningkatkan risiko skizofrenia
4. Ukuran ventrikel otak yang lebih besar: Ukuran ventrikel otak
(bagian di dalam otak yang berisi cairan) yang lebih besar juga
dapat meningkatkan risiko skizofrenia

13
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya skizofrenia pada janin:

5. Komplikasi kehamilan dan persalinan: Kondisi pada masa


kehamilan seperti kekurangan nutrisi, paparan racun atau virus,
preeklamsia, diabetes, dan perdarahan pada masa kehamilan dapat
berisiko menyebabkan skizofrenia pada janin. Komplikasi saat
persalinan juga berisiko menyebabkan skizofrenia pada anak,
misalnya kekurangan oksigen pada janin
6. Influenza pada trimester pertama kehamilan: Risiko terjadinya
skizofrenia pada janin meningkat tujuh kali lipat jika ibu menderita
influenza selama trimester pertama kehamilan
7. Faktor lingkungan pada masa prenatal: Faktor lingkungan pada
masa prenatal yang diketahui meningkatkan risiko skizofrenia
antara lain diabetes pada ibu, gangguan pertumbuhan fetal,
inkompatibilitas rhesus, dan hipoksia pada janin

14
Beberapa jenis virus yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
skizofrenia pada janin antara lain:
1. Virus influenza: Pada beberapa penelitian, terdapat
hubungan antara infeksi virus influenza pada trimester
kedua kehamilan dengan peningkatan risiko skizofrenia
pada janin
2. Virus rubella: Infeksi virus rubella pada trimester pertama
kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya
skizofrenia pada janin
3. Virus herpes: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
infeksi virus herpes pada awal kehamilan dapat
meningkatkan risiko terjadinya skizofrenia pada janin

Namun, perlu diingat bahwa faktor risiko lain seperti


ketidakseimbangan kimia otak, ukuran lobus temporalis dan
ventrikel otak yang tidak normal, serta komplikasi kehamilan
dan persalinan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya
skizofrenia pada janin
15
Tidak ada cara pasti untuk mencegah infeksi virus yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
skizofrenia pada janin. Namun, beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan janin selama kehamilan antara lain:
1. Menghindari paparan terhadap virus dan zat beracun seperti merokok, alkohol, dan obat-
obatan terlarang.
2. Menjaga pola makan yang sehat dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan
janin.
3. Menghindari stres yang berlebihan dan mencari cara untuk mengelola stres dengan baik.
4. Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti saran dokter untuk menjaga
kesehatan janin.
5. Selain itu, vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi virus tertentu seperti virus influenza
dan rubella

Namun, sebelum melakukan vaksinasi, ibu hamil harus selalu berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu untuk mengetahui jenis vaksin yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan

16
Infeksi virus tertentu pada ibu hamil dapat memengaruhi perkembangan janin dan
meningkatkan risiko terjadinya skizofrenia pada janin. Beberapa virus yang dapat
meningkatkan risiko skizofrenia pada janin antara lain virus influenza, virus
rubella, dan virus herpes. Virus-virus tersebut dapat merusak otak janin dan
memengaruhi perkembangan otak, terutama pada neurotransmitter dopamin, yang
dapat meningkatkan risiko skizofrenia

Selain itu, risiko terjadinya skizofrenia pada janin meningkat tujuh


kali lipat jika ibu menderita influenza selama trimester pertama
kehamilan
Faktor lingkungan pada masa prenatal yang diketahui
meningkatkan risiko skizofrenia antara lain diabetes pada ibu,
gangguan pertumbuhan fetal, inkompatibilitas rhesus, dan hipoksia
pada janin
Oleh karena itu, menjaga kesehatan ibu hamil dan menghindari
paparan terhadap virus dan zat beracun seperti merokok, alkohol,
dan obat-obatan terlarang sangat penting untuk mencegah risiko
terjadinya skizofrenia pada janin 17
Skizofrenia pada janin dapat mempengaruhi perkembangan otak dan menyebabkan beberapa
efek pada masa kehamilan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang pola
perjalanan penyakit skizofrenia pada janin:
1. Risiko terjadinya skizofrenia pada janin meningkat tujuh kali lipat jika ibu menderita influenza
selama trimester pertama kehamilan
2. Skizofrenia pada ibu hamil tidak berhubungan dengan janin, dan janin akan tetap sehat jika
nutrisinya tercukupi
3. Beberapa kondisi pada masa kehamilan seperti kekurangan nutrisi, paparan racun atau
virus, preeklamsia, diabetes, dan perdarahan pada masa kehamilan dapat berisiko
menyebabkan skizofrenia pada janin
4. Skizofrenia pada janin dapat dideteksi bahkan sejak masih di dalam kandungan
5. Skizofrenia pada janin dapat menyebabkan beberapa efek pada masa kehamilan seperti
tingkat kesuburan pasien skizofrenia yang di bawah rata-rata, kecenderungan penggunaan
tembakau, alkohol, dan zat lain selama kehamilan, serta risiko komplikasi kehamilan yang
lebih tinggi

18
Skizofrenia pada ibu hamil tidak berhubungan dengan proses persalinan atau kesehatan bayi
yang dilahirkan. Namun, beberapa faktor yang terkait dengan skizofrenia pada ibu hamil seperti
komplikasi pada kehamilan seperti kekurangan nutrisi, paparan racun atau virus, preeklamsia,
diabetes, dan perdarahan pada masa kehamilan dapat berisiko menyebabkan skizofrenia pada
janin dan juga dapat mempengaruhi proses persalinan

Selain itu, ibu hamil yang mengonsumsi obat antipsikotik seperti quetiapine mungkin akan
mengalami efek samping seperti mual, diare, sulit tidur, iritabilitas, atau sakit kepala

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan menghindari faktor
risiko yang dapat mempengaruhi perkembangan janin dan proses persalinan.

19
Berikut adalah beberapa risiko yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan skizofrenia selama
proses persalinan:

1. Komplikasi kehamilan dan persalinan: Ibu hamil dengan skizofrenia dapat mengalami risiko
komplikasi kehamilan dan persalinan seperti kekurangan nutrisi, paparan racun atau virus,
preeklamsia, diabetes, dan perdarahan pada masa kehamilan. Komplikasi saat persalinan
juga berisiko menyebabkan skizofrenia pada anak, misalnya kekurangan oksigen pada janin
2. Risiko kekambuhan: Ibu hamil dengan skizofrenia berisiko mengalami kekambuhan selama
kehamilan dan setelah persalinan. Kekambuhan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin
3. Risiko efek samping obat: Ibu hamil dengan skizofrenia yang mengonsumsi obat antipsikotik
seperti quetiapine mungkin akan mengalami efek samping seperti mual, diare, sulit tidur,
iritabilitas, atau sakit kepala. Oleh karena itu, penggunaan obat harus dilakukan dengan hati-
hati dan di bawah pengawasan dokter untuk meminimalkan risiko efek samping pada janin.

20
Tidak ada penanganan khusus untuk mengatasi skizofrenia pada ibu hamil pada saat proses
persalinan. Namun, ibu hamil dengan skizofrenia perlu mendapatkan perawatan khusus selama
kehamilan dan persalinan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Berikut adalah beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi skizofrenia pada ibu hamil:

1. Konsultasi dengan dokter: Ibu hamil dengan skizofrenia perlu berkonsultasi dengan dokter
secara teratur untuk memantau kesehatan ibu dan janin serta menentukan perawatan yang
tepat.
2. Terapi obat: Terapi obat dapat membantu mengatasi gejala skizofrenia pada ibu hamil.
Namun, penggunaan obat harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan
dokter untuk meminimalkan risiko efek samping pada janin.
3. Terapi perilaku: Terapi perilaku dapat membantu ibu hamil dengan skizofrenia untuk
mengatasi gejala dan meningkatkan kesehatan mental.
4. Dukungan keluarga: Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu ibu hamil dengan
skizofrenia mengatasi stres dan menjaga kesehatan mental.
5. Perawatan khusus saat persalinan: Ibu hamil dengan skizofrenia perlu mendapatkan
perawatan khusus saat persalinan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

21
Jika seorang bidan menemukan kasus skizofrenia pada ibu hamil, tindakan
pertama yang harus dilakukan adalah mengarahkan ibu hamil untuk
berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk mendapatkan perawatan
yang tepat dan memantau kesehatan ibu dan janin secara teratur. Dokter
akan menentukan perawatan yang tepat dan aman untuk ibu dan janin
serta memantau kondisi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan dan
persalinan. Selain itu, bidan dapat memberikan dukungan moral dan
emosional kepada ibu hamil dengan skizofrenia untuk membantu
mengurangi stres dan kecemasan selama kehamilan dan persalinan

22
23
24
Gray

White Black

25
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai