Anda di halaman 1dari 20

Penatalaksanaan Tuli Kongenital

Akibat Terinfeksi German Measles


 
Kelompok F10
Eligius Tebai 102009241
Lisa Lina Pakel 102012307
Nevy Olianovi 102013101
Vanesha Cicilia Kwentano 102013229
Estmar Valentino Pardosi 102013323
Desi Arisanti 102013388
Gregorius William Liu 102013426
Maria Lorensia 102013469
Skenario 16
Seorang perempuan
membawa bayi laki-
laki yang berusia 3
bulan ke dokter
dengan keluhan
kurang respon
terhadap suara.
Rumusan Masalah

Bayi laki-laki yang berusia 3 bulan dengan keluhan kurang
respon terhadap suara.
4
Hipotesis

Bayi laki-laki yang berusia 3 bulan tersebut menderita
congenital hearing loss (sensorineural)
Anamnesis
• Indentitas pasien

• Keluhan utama Dari anamnesis riwayat kelahiran


diketahui, bayi lahir spontan,
• Riwayat penyakit sekarang
APGAR 9, BB 3 kg, PB 40 dan
• Riwayat penyakit dahulu dari riwayat kehamilan,

• Riwayat penyakit keluarga sewaktu hamil perempuan


tersebut pernah menderita
• Riwayat sosial
german measles sewaktu usia
kehamian 8 minggu.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum, TTV, Antropometri
2. PEMERIKSAAN TELINGA, hidung, dan
tenggorok
Pemeriksaan Penunjang
1. Skrining pendengaran bayi baru lahir
2. Isolasi virus
▫ Darah, sekret faring, urin, tinja

3. Serologi
• Igm spesifik terhadap virus rubella
• Diagnosa pasti: terdapatnya antibodi rubela pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa terjadi infeksi
pasca lahir
Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir

1.Automated auditory brainstem response / aabr


2.Oto-acoustic emission (oae)
Timpanometri
Diagnosis Kerja
WD: congenital hearing loss

Gangguan dengar pada anak merupakan salah satu


kelainan yang timbul sejak lahir (kongenital),
umumnya tipe sensorineural, bersifat bilateral,
sebagian besar derajat berat dan sangat berat.
Diagnosa Banding
Congenital Congenital Congenital
rubella toxoplasma herpes
syndrome simplex
Anam Ruam-ruam - Muncul lesi
nesis merah pada melenting
tubuh

GK Pada ibu Pada ibu Pada ibu


timbul lesi terkadang muncul
makulaerite tidak ada vesikel
m gejala
Pada anak
Pada anak: Pada anak: RM,
katarak RM chorioretinitis
kongenital
Etiologi
Infeksi virus rubela terutama pada trimester
pertama kehamilan
Epidemiologi
• Angka kejadian gangguan dengar
sensorineural bilateral kongenital adalah 1–
3/1.000 kelahiran pada populasi perawatan
bayi normal dan 2–4/100 bayi di perawatan
intensif.
Patofisiologi

•  ndwianpficsafmvdsssddddddddddddddddddddd
dddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
dddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
dddddddddkentfepanopfaenpifbawpifbpidddddd
dddddddddasd
Gejala Klinis
• Bayi yang baru lahir dengan tuli sensori tidak
dapat menyadari suara yang keras disekitarnya
• Bayi tidak merespon suara, bahkan tidak
merespon ketika diajak berbicara
• Anak-anak seharusnya bisa mengucapkan satu
kata pada usia 15 bulan, dan kalimat pada usia 2
tahun, jika mereka tidak bisa hal tersebut
kemungkinan menderita tuli sensorik.
Penatalaksanaan

1. implantasi koklea disertai dengan


ABD
2. terapi gabungan bahasa dengan
bahasa isyarat.
Komplikasi
 mempengaruhi kemampuan komunikasi
Pencegahan
Pada ibu hamil: melakukan kunjungan
kehamilan (Antenatal care)

Bayi : melakukan pemeriksaan Otoacoustic


Emission (OAE) dan Automated ABR (AABR)
Kesimpulan
Pada kasus ini bayi tersebut mengalami
congenital hearing loss yang disebabkan oleh
infeksi rubela pada ibunya. Penatalaksanaan
harus dilakukan secepat mungkin. Pada
neonatus yang berisiko tinggi terkena
gangguan pendengaran, segera lakukan
skrining pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai