Anda di halaman 1dari 34

Lebih Bersih Lebih Sehat…

Upaya Percepatan Pencapaian 5 Pilar


STBM

Disampaikan oleh :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Kota Pasuruan, 27 Oktober 2022

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur _ Seksi Kesling Kesjaor_Porgram STBM _@ 20221
TARGET PENYEDIAAN
AKSES SANITASI LAYAK DAN AMAN
AIR LIMBAH

Akses Aman

Akses Layak
SAMPAH (Perkotaan)
Akses Belum Layak
Buang Air Besar
74,58% Sembarangan
(BABS) Pengurangan
akses sanitasi
layak Penanganan
(termasuk 90% akses
7,42% aman) sanitasi layak
(termasuk
20% aman)

9,36% BABS 0% BABS


2018* 2024 2018* 2024 3
Sumber: Susenas 2018, diolah Bappenas berdasarkan SDGs Sumber: Riskesdas 2018
TARGET & ROADMAP ODF di Provinsi Jawa Timur
Dalam upaya penurunan penyakit berbasis lingkungan dan penurunan
prevalensi stunting ditetapkan Target Nol% BABS Tahun 2024, (RPJMN 2020-2024)
dengan implementasi kegiatan menuju desa/kel ODF (Pilar 1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

1. Advokasi peningkatan
dukungan Kepala Daerah 1. Fasilitasi Pembelajaran Antar Daerah
2. Penyusunan Pergub untuk (Stakeholder Learning Review)
Percepatan ODF 2. Implementasi Kegiatan Pasca ODF &
3. Kompetisi ODF Menuju Sanitasi Total
4. Pengembangan Kemitraan 3. Monitoring & Evaluasi
dengan Lembaga
1. Peningkatan Kapasitas Mikrofinance, Baznas dan
Pelaksana STBM secara TNI
berjenjang 5. Pendampingan percepatan
TARGET CAPAIAN SANITASI JATIM TH. 2024 2. Penyusunan SE Gubernur untuk
Peningkatan Akses Aman& 6.
ODF (20 kab/Kota)
Penyusunan roadmap STBM
akti 4 Jatim 2020 2021 2022 2023 2024
Layak

Akses 2020 2021 2022 2023 2024


AKSES SANITASI 76,00 78,00 83,00 89,00 95,00
LAYAK
AKSES SANITASI 8,00 10,00 12,00 16,00 20,00 1. Advokasi peningkatan dukungan
1. Advokasi peningkatan dukungan Kepala Daerah
untuk Kabupaten yang Belum ODF
AMAN 2.
Kepala Daerah
Lokakarya Jatim Menuju ODF
2. Penyusunan SE untuk Implementasi Percepatan
ODF

11,00 9,00 7,00 4,00 0,00


3. Peningkatan Kapasitas Pelaksana 3. Penyusunan Modul Pemicuan Sanitasi Aman Layak
BABS 4.
STBM Secara Berjenjang
Penyusunan Buku Pemicuan 5 Pilar
4.
5.
Pendampingan untuk Percepatan ODF
Pendampingan Pasca ODF dan Pengembangan 5
STBM di Masa AKB Pilar STBM
Program Intervensi
Sensitif untuk
menurunkan DESA/KELURAHAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
Stunting (STOP BABS) / ODF (OPEN DEFECATION FREE)
AKSES SANITASI PROVINSI JAWA TIMUR
sumber data : LB-1 Bulan SEPTEMBER 2022 dinkes provinsi jawa timur

2,2 JUTA PENDUDUK JAWA TIMUR MASIH


Dari Total 11.955935 KK masih terdapat 554.053 KK yang berperilaku BABS, yang
menyebar di 1.960 Desa/Kel di 15 Kabupaten/Kota
BERPERILAKU BUANG AIR BESAR (sumber data : laporan bulanan stbm per 30 September 2022)

SEMBARANGAN (BABS)

Telah terdapat 6.538 Desa/Kel ODF , dan 23 Kab/Kota


ODF
PETA SEBARAN CAPAIAN DESA/KEL ODF PER KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAWA TIMUR KK akses = 92,13%
SUMBER DATA : LAPORAN BULANAN STBM KK belum akses = 7,87%
Status : Per 30 SEPTEMBER 2022 Desa ODF = 173
Desa OD= 108
KK OD = 21.877 KK akses = 94,50%
Tuban Sampang Sumenep KK belum akses = 5,50%
Desa ODF = 228
Desa OD= 104
Bangkalan Pamekasan KK OD = 19.573
Lamongan
KK akses = 96,20%
KK belum akses = 3,8% KK akses = 98,92 % KK akses = 74,92%
Bojonegoro Gresik Kota Surabaya
Desa ODF = 176 KK belum akses = 1,08% KK belum akses =
Desa OD= 176 Desa ODF = 79 21,99%
KK akses = 88,56% Sidoarjo KK OD = 19.496 Desa OD= 75 Desa ODF = 85
Ngawi Desa OD= 245
KK belum akses = 11,44 KK OD = 10.487
% KK OD = 84.754
Kota Mojokerto
Jombang Mojokerto KK akses = 93,95 %
Desa ODF = 94 Madiun Nganjuk KK belum akses = 6,5%
Desa OD= 234 KK akses = 78,81%
Desa ODF = 18
KK OD = 41.453 Magetan Kota Pasuruan KK belum akses =
Kota Madiun Desa OD= 16
21,19%
Kediri Pasuruan KK OD = 3.327
Desa ODF = 83
Batu Kota Probolinggo
KK akses = 94,82% Kota Kediri Situbondo Desa OD= 53
KK belum akses =5,18% Probolinggo KK OD = 42.769
Desa ODF = 201 Ponorogo
Desa OD= 195
Bondowoso
KK OD = 20.819 Kota Malang

Trenggalek Kota Blitar Lumajang


Pacitan
Tulungagung Blitar Jember
Malang
KK akses = 88,27%
Banyuwangi
KK belum akses =
KK akses = 95,60% 11,73%
KK belum akses = 4,4% Desa ODF = 155
Keterangan : Desa ODF = 268
KK akses = 97,93% KK akses = 88,13% KK akses = 78,01% Desa OD= 64
KK belum akses = 2,07%
• 100% Biru (ODF) Desa OD= 76 Desa ODF = 181
KK belum akses =11,87% KK belum akses = KK OD = 31.671
Desa ODF = 95
• 50 - <100% Kuning KK OD = 22.156 Desa OD= 209 Desa OD= 270
21,99%
Desa ODF = 38
• >50% Merah KK OD = 16.885 KK OD = 55.674 Desa OD= 210
KEBIJAKAN & STRATEGI STBM 5 PILAR

MDGS  SDGs • Mencapai universal akses dalam sektor air minum dan sanitasi”
2020 -2024 yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2030.
2024 -2030 • Indikator Target: PROGRAM PRIORITAS AIR MINUM DAN
SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2024
• Akses Air Minum Layak == Akses Air Minum Aman
• Akses Sanitasi Layak == Akses Sanitasi Aman
• 90% SBS/ODF
• Nol % BAB Sembarangan Ditempat Terbuka
RPJMN 2020-2024
• Pengelolaan Sampah = Pemilihan Sampah RT
• Rumah Layak Huni == Rumah Sehat

 Presentase desa/kelurahan Stop Buang Air Besar


1. Janji Presiden Sembarangan
2. RPJMD Renstra  Presentase sarana air minum yang diawasi/diperiksa
Kemenkes kualitas air minumnya sesuai standar
Tambahan:
 50% 5 Pilar STBM
 50% Kab/Kota Survailans KAM RT
OUT COME DAMPAK :
MENURUNKAN STUNTING
Tahun 2024 > DARI 14%
Diagram Pemutusan Mata Rantai
Penularan Penyakit
Beberapa Studi ttg pentingnya
STBM 5 Pilar
• Peningkatan infrastruktur sanitasi sesuai
sasaran MDGs 2019 dapat meningkatkan
hari produktif sekitar 3.45 % - 11 % per tahun
• Mencuci tangan dengan sabun mencegah
resiko kesakitan : 47% - 50 %
• Pengelolan air/makanan yg aman 
menunkan resiko kesakitan 39 %
• Akses dan pengelolaan sanitasi dasar 
menunkan resiko kesakitan 32 %
• Kombinasi dari kegiatan diatas 
mengurangi resiko penyakit 60% - 94 %
3 parameter dasar pemantauan & evaluasi
DESA/KELURAHAN YANG MELAKSANAKAN STBM :
Adalah desa yang : 1. minimal ada intervensi melalui pemicuan. 2.
ada natural leader 3. ada rencana aksi kegiatan dalam rangka
mencapai komitmen perubahan perilaku

DESA/KELURAHAN ODF / SBS


Adalah desa yang : 1. semua masyarakat BAB di jamban
sehat 2. tidak terlihat tinja di lingkungan sekitar 3. ada
penerapan sanksi untuk mencegah BABS 4. ada mekanisme
pemantauan yang jelas 5. ada rencana kegiatan yang jelas
untuk mencapai sanitasi total
DESA/KELURAHAN STBM :
Adalah desa/kelurahan tersebut telah mencapai 5 pilar
STBM
12
TAHAPAN MEMBENTUK DESA STBM (5 Pilar)

Sosialisasi &
1. SOSIALISASI TK KAB-KEC-DESA Pembentukan Tim
Pembina
2. PEMBENTUKAN TIM PEMBINA-POKJA
S/D TK DESA
3. PENDATAAN
4. PERENCANAAN
5. INTERVENSI KEGIATAN BERDASARKAN
3 KOMPONEN STRATEGI (MISAL :
PEMICUAN, ADVOKASI DANA DESA,
PROMOSI, PENDAMPINGAN
PEMBANGUNAN SARANA DLL)
6. MONEV PASCA PEMICUAN Enabling Environment==Enforcement

7. VERIFIKASI (merubah dengan tekanan/paksaan)


Demand Creation ===Education (merubah
dengan pengetahuan)
8. DEKLARASI Supply Improvement ===Engineering
(merubah dengan fisik)
Bagaimana Tahapan MENGINISIASI
DESA/KELURAHAN STBM 5 Pilar?
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5
Advokasi & Mobilisasi Implementasi di Monitoring Dukungan
Perencanaan Program & Masyarakat & Evaluasi Keberlanjutan
CB
Kab./Kota Perencanaan, Dukungan Review Panduan pasca
Sosialisasi, pendanaan, Tahunan & implementasi
Advokasi, kebijakan dll evaluasi
Pembentukan Tim
Pembina, TOT
Kec. Advokasi, Dukungan
Orientasi kebijakan, komitmen
Program Tk dan pendanaan
Kec.
Desa/Kel Tk desa/Kel 3 Komponen Monitoring,
kegiatan supply, Verifikasi
demand & enabling

Dimulai dari Pendataan 5 pilar STBM menggunakan aplikasi appsheet dinkesprov


Strategi Pencapaian Desa/Kel STBM 5 Pilar Provinsi Jawa Timur
Lakukan Pendataan, Identifikasi Potensi ,
Kendala & Tantangan
Penggalangan komitmen dilakukan di awal saat sosialisasi program
( bisa dalam bentuk pencanangan program/ nota kesepakatan)

10% Ada Tim Pembina/Pokja STBM setiap tingkatan, dengan pembagian


tugas yang jelas

40%
Peningkatan kapasitas dilakukan berjenjang, pemilihan lokus sasaran
20% sesuai dengan kriteria yang disepakati

Menciptakan iklim kompetisi yang sehat antar wilayah/komunitas.


misal dengan Lomba Desa STBM 5 Pilar

30%
Monitoring yang mendorong keterlibatan semua pihak, dan
menyepakati sistem monitoring
PERAN KAB/KEC/DESA DALAM PERCEPATAN 5 PILAR STBM

1. Sebagai Tim Pembina STBM, baik di Tingkat Kabupaten,


Kecamatan, Desa / Kelurahan
2. Sebagai Fasilitator STBM bersama sama dengan Dinas Kesehatan,
Puskesmas untuk melakukan kegiatan pendampingan implementasi
STBM 5 Pilar di komunitas, mulai dari pendataan, perencanaan
kegiatan, sosialisasi, pemicuan, monitoring evaluasi dan verifikasi
3. Menginisiasi kegiatan 5 Pilar STBM di masyarakat : Bank Sampah,
Belanja Tukar Sampah, gerakan CTPS dll
4. Kontributor ide percepatan 5 Pilar STBM
5. Sebagai role model di masyarakat untuk penerapan 5 Pilar STBM di
Tatanan Rumah Tangga
BEBERAPA INOVASI STBM 5
PILAR DI BEBERAPA KAB/KOTA
KOMITMEN PEMKAB LAMONGAN MENUJU KAB 5 PILAR STBM
Adanya KEPUTUSAN BUPATI LAMONGAN
NO : 188/1364/Kep/413.013/2019 tentang Tim
Pelaksana Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Kabupaten Lamongan

Kab Lamongan sudah melakukan pendataan 5


pilar STBM 100% KK pada tahun 2019, progress
terakhir sisa 23 desa menuju Kab STBM 5 Pilar (
target 50% dari populasi)
PEMBELAJARAN PILAR 1 PASCA ODF
Keterlibatan PKK melalui Dasawism
untuk terlibat dalam peningkatan ak
sanitasi aman & layak di rumah tan

Sumber Pembelajaran : Kabupaten Gresik


PEMBELAJARAN PILAR 2 CTPS
PEMBELAJARAN PILAR 3 PENGELOLAAN MAKMIN AMAN
Sumber Pembelajaran : Kota Mojokerto

KEGIATAN POSKO PAMAN MELIPUTI PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN, PENGECEKAN ATAU UJI
BAHAN PANGAN BERBAHAYA (BORAX, FORMALIN, RODHAMIN, METHANIL YELLOW) PENGUJIAN DILAKUKAN SAAT DI
POSYANDU, SEKOLAH, TPM, DILAKUKAN OLEH KADER KESEHATAN TERLATIH. UJUNG TOMBAK
KEGIATAN SOSIALISASI& PELATIHAN BERADA DI PERTEMUAN PLENO PKK TK KELURAHAN TIAP
PEMBELAJARAN PILAR 4 PENGAMANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

KADER KESEHATAN DI MASING-MASING RT BERKEWAJIBAN MENYAMPAIKAN INFORMASI HASIL PELATIHAN, STUDI


BANDING KE FORUM DESA. TERLIBAT MULAI SOSIALISASI PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA, MENGATUR
PENJADWALAN BANK SAMPAH, MENGINFORMASIKAN 1 THN 2 KALI KE BPPKA UNTUK PEMBAYARAN PAJAK MASING2
RT (DIBAYAR LEWAT BANK SAMPAH_ ADA UNDIAN KHUSUS HADIAH UMROH)
PEMBELAJARAN PILAR 4 PENGAMANAN SAMPAH RUMAH TANGGA
Sumber Pembelajaran : Kota Madiun & Kabupaten Gresik
PEMBELAJARAN PILAR 5 PENGAMANAN LIMBAH CAIR
Sumber Pembelajaran : Kabupaten Boyolali & Kabupaten Gresik

WORKSHOP PEMBUATAN SPAL RT JUGA


PENYEBARLUASAN DESAIN GREASE TRAP
KONSTRIBUSI SANITASI TERHADAP
STUNTING
Permasalahan Stunting di Indonesia 26
• Prevalensi stunting
di tingkat provinsi
masih sangat tinggi

• 2 provinsi memiliki
prevalensi stunting
>40%

• 18 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 30-40%

• 23 provinsi yang
memiliki prevalensi
stunting 20-30%

• Hanya DKI Jakarta


yang memiliki
prevalensi stunting
<20%

Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal Prevalensi Stunting pada Prevalensi Stunting pada Balita
tumbuh pada anak balita akibat Baduta (Riskesdas) (Riskesdas)
kekurangan gizi kronis terutama dalam
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) 50 50
40 36.8 35.6 37.2
40 32.9 30.8

1 3
29.9 30
30
dari
20 20
Baduta & Balita 10
10
di Indonesia
0 0
Stunting 2007 2010 2013 2018
Sumber: Riskesdas 2018 2013 2018
Trend dan Target Penurunan Stunting di Indonesia dan Jatim
KOTA MOJOKERTO 6.9
KOTA MADIUN
KOTA BLITAR
12.4
12.9 PREVALENSI
KAB. TULUNGAGUNG
KAB. BLITAR
13.1
14.5 STUNTING Laju penurunan stunting
14.8
JAWA TIMUR
KAB. SIDOARJO
KOTA BATU
KOTA KEDIRI
15
15.7
per tahun menuju 14%
TAHUN 2021
tahun 2024 = 3,4%
KAB. MADIUN 15.9
KAB. NGAWI 16.2
KAB. MAGETAN
KAB. SAMPANG
17.2
17.2
(SSGI)
KAB. KEDIRI 18
KAB. TRENGGALEK 18.1
KOTA PROBOLINGGO 19
Sumber : Riskesdas 2018 dan SSGBI 2019
KAB. PONOROGO 20
KAB. BANYUWANGI
KAB. LAMONGAN
20.1
20.5 JATIM 32.81
23,5 %
KAB. JOMBANG 21.2
KAB. PASURUAN 21.5
KOTA PASURUAN 22.1
22.7 26.86
25.2 25 25.64
KAB. PACITAN
KAB. GRESIK 23 24.1 23.5
KAB. PROBOLINGGO 23.3
KAB. SITUBONDO 23.7 21.1
KAB. BOJONEGORO 23.9
KAB. JEMBER 23.9 18.4
KAB. TUBAN 25.1 16
KAB. NGANJUK 25.3 14
KOTA MALANG 25.7 Trend prevalensi
KAB. MALANG 25.7
KAB. MOJOKERTO 27.4 dan target
KOTA SURABAYA 28.9 penurunan stunting
KAB. SUMENEP 29
KAB. LUMAJANG 30.1 Jatim
KAB. BONDOWOSO 37 Sumber: RPJMN 2020-2024
KAB. PAMEKASAN 38.7
KAB. BANGKALAN 38.9 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Target Capaian
:

Intervensi Spesifik

30%
kontribusi pada
penurunan stunting

Intervensi Sensitif

70%
kontribusi pada
penurunan stunting

Kolaborasi &
Integrasi
STBM dan
Stunting
Membutuhkan
SDM
Target dan Indikator
Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Target Indicators: SENSITIVE Intervention
Target 2024

Stunting
1.Persentase pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan. 70

Target Indicators : SPECIFIC Interventions


Target 2024 2. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan. 15.5

3. Cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang memperoleh 90


1.Persentase ibu hamil KEK yang mendapatkan asupan gizi (Pillar 3) 90 pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah
(persen).
2. Persentase bumi yang mengonsumsi TTD minimal 90 tablet 80
selama masa kehamilan (Pillar 3)
4. Persentase rumah tangga yang mendapatkan 100
akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi
3. Persentase remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah 58 prioritas.
(TTD).

5. Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air 90


4. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat Air Susu Ibu 80 limbah domestik) layak di kabupaten/kota lokasi prioritas.
(ASI) eksklusif (Pillar 3)

6. Cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan 112.9 juta


5. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan 80 Nasional penduduk
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) (Pillar 3)

7. Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh 90


6. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk yang 90 pendampingan (persen).
mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk (Pillar 3)

8. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan 10 juta


7. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang dipantau 90 tunai bersyarat (juta).
pertumbuhan dan perkembangannya

9. Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik 70


8. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang 90 tentang Stunting di lokasi prioritas.
yang mendapat tambahan asupan gizi

10. Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan 15.6 juta
9. Persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang 90 sosial pangan (juta).15.600.039
memperoleh imunisasi dasar lengkap (Pillar 2)

11. Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar 90


Hygiene dan sanitasi yang
buruk menyebabkan gangguan
inflamasi usus kecil yang
mengurangi penyerapan zat gizi
dan meningkatkan permeabilitas
usus
yang disebut juga Environmental
Enteropathy (EE) dimana terjadi
pengalihan energi, yang Perkembangan sel saraf otak
seharusnya digunakan untuk
pertumbuhan tetapi akhirnya
digunakan untuk melawan
infeksi dalam tubuh. (EHP vol.122)

Anak-anak di Bangladesh yang terakses


air minum bersih, jamban, serta fasilitas
CTPS pertumbuhan tinggi badannya
50% bertambah lebih tinggi dibanding
anak yang tidak mendapat akses tersebut
(Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspectives ; vol 122)

Dampak dari kurangnya gizi


pada masa golden age akan
terlihat hingga dewasa
Alur hubungan hygiene sanitasi dan gizi

• Alur 1: Pencegahan stunting melalui penurunan kejadian diare dengan mengurangi kontaminasi
kotoran di lingkungan

• Alur 2: Pencegahan stunting melalui penurunan kejadian infeksi usus dengan mengurangi
kontaminasi kotoran di lingkungan

• Alur 3: Pencegahan stunting dengan mengurangi paparan dan infeksi protozoa dan cacing
melalui perbaikan hygiene dan sanitasi

• Alur 4: Pencegahan stunting melalui penurunan kejadian anemia dengan perbaikan hygiene dan
sanitasi

• Alur 5: Pencegahan dengan mengurangi pemborosan waktu untuk mencari air bersih dan
menjaga anak yang sakit serta waktu dan biaya untuk mencari pengobatan.

• Alur 6: Hubungan langsung hygiene dan sanitasi dengan kekurangan gizi (termasuk stunting)
32
KONSTRIBUSI STBM UTK MASALAH GIZI
(STUNTING)
• MENURUNKAN RISIKO INFEKSI PADA SASARAN
STUNTING
• TERNYATA AKSES SANITASI ATAU JAMBAN BUKAN
SATU-SATUNYA YANG MENJADI PENYEBAB INFEKSI,
OLEH KARENA ITU PILAR YANG LAIN YAITU, CUCI
TANGAN DG SABUN, AIR MINUM BERKUALITAS,
PENGELOLAAN MAKANAN YG SEHAT, PENGELOLAAN
SAMPAH DAN PENANGANAN LIMBAH RUMAHTANGGA
PUNYA KONSTRIBUSI UTK MENCEGAH INFEKSI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai