Anda di halaman 1dari 18

Case Report Session

Sidik Tulang
EKKY NABHANIA
OTTORINO FARHAN
Identitas Pasien
 Nama : Ny. UK
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 55 Tahun
 Alamat : Garut
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Tanggal pemeriksaan : 16 Agustus 2017
Anamnesa
Keluhan Utama: tiroid benjolan di tempat operasi
Anamnesa Khusus :
 Benjolan di tempat operasi paska radikal mastektomi kiri pada tanggal 31 Maret 2017.
 Sebelum operasi dilakukan, pasien melakukan kemoterapi 6 kali, terakhir 25 September 2016
dan radioterapi 25 kali, terakhir Februari 2017.
 Ada nyeri tulang dan pinggang sampai kaki kanan.
Riwayat Penyakit Dahulu:
 Riwayat jatuh, sinusitis, pilek, asma, diabetes melitus, dan hipertensi (-).
 Riwayat Alergi (-)
Riwayat Obat:
 Arimidev (4 bulan 1X1)
 Tramadol (2X1)
Foto Toraks PA telah dilakukan pada tanggal 18 Juli 2017
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
 Kesadaran : kompos mentis
 Gizi : baik
 Tekanan darah : 163/76 mmHg
 Nadi : 92x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : afebris

Head-to-Toe
Nodul di mamae kiri, konsistensi keras
Pemeriksaan Penunjang

Tindakan yang dilakukan : Bone Scan


Indikasi Tindakan : Evaluasi metastasis pada tulang
Hasil Bone Scan

Normal
CA mamae
Diagnosis Klinis

CA Mamae Sinistra
Prognosis

 Ad vitam : Ad Bonam
 Ad functionam : Dubia
Pembahasan
Fisiologi Osteoblas
Osteoblas adalah fibroblast khusus yang mengeluarkan dan memineralisasi matriks
tulang. Berkembang dari prekursor mesenkimal. Mineral ekstraseluler matriks terdiri
dari kolagen tipe 1 dan dalam jumlah yang lebih kecil seperti osteokalsin, matriks,
protein, osteopontin, tulang sialoprotein, TGF, dan mineral hidroxylapatite anorganik.
Diferensiasi osteoblas in vitro dan in vivo di karakteristikan dalam 3 tahap :
1. Proliferasi sel
2. Pematangan matriks
3. Mineralisasi matriks
Metastasis Tulang
 Paling sering disebabkan kanker payudara, prostat, paru, ginjal, dan tiroid
 Menyebabkan nyeri yang sangat hebat, fraktur tulang, kompresi medula spinalis,
dan spinal instability
 Metastasis paling sering ditemukan di spine, hip bone, femur, humerus, kosta, dan
tengkorak
Bone Scan
 Deskripsi: Pasien dengan karsinoma payudara kiri.
 Indikasi: Evaluasi metastasis tulang.
 Prosedur:
 Pencitraan seluruh tubuh secara static dilakukan 3 jam pasca-penyuntikan
radiofarmaka secara intra vena.
 Pencitraan:
 Dari pencitraan, tampak penangkapan radioaktivitas yang meningkat patologis
(multiple hot-spots) pada os oksipital, os temporal kiri dan kanan, vertebrae servikal 4-
5, vertebrae torakal VIII, IX, X, XII posterior, vertebrae lumbar III, os costae II
anterior kanan, costae IX, X posterior kiri, os ischium anterior kanan, spina iliaca
posterior superior kiri, os scapulae kiri, 1/3 proksimal os humerus kanan.
 Kesimpulan: Metastasis osteoblastik yang luas pada tulang.
Bone Scan
 Prinsip : Pemetaan Osteoblast  Radiofarmaka
 Penangkapan berhubungan dengan:  99mTc-MDP (methylenediphosphonate)
dengan dosis 15-20 mCi disuntikkan
1. Osteoblastic Activity
secara intravena pada vena mediana
2. Skeletal Vascularity cubiti. 
 Sensitif  Peralatan
 3-18 bulan lebih awal  Kamera gamma planar dilengkapi data
prosesor.
 Kurang Spesifik:
 Kolimator LEHR (low energy high
 karena mencatat semua proses
revolution)
peningkatan aktivitas osteoblas: fraktur,
kemoterapi, dll  Puncak energi : 140 KeV
 Window wide : 20%
Bone Scan
Indikasi :
- Metastase pada tulang
- Tumor tulang primer
- Osteomielitis
- Nekrosis aseptik
- Trauma
- Kelainan sendi
- Penyakit metabolik pada tulang
Bone Scan
Tatalaksana pemeriksaan seluruh tubuh (whole body scan)
Pencitraan dengan metode tiga fase : dari posisi anterior dan posterior dilanjutkan
dengan spot. Frame yang berukuran matrix
1. Fase pertama (vaskuler) 256x256 sebanyak 700 Kcounts.
Penderita tidur terlentang, merupakan
pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran Posisi pencitraan : anterior dan posterior.
matrix 128x128, waktu pencacahan 3 detik/
frame selama 2 menit.
Posisi pencitraan : anterior dan/atau posterior.
2. Fase kedua (blood pool)
Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera
setelah fase pertama selesai berupa pencitraan
statik dalam frame berukuran matrix 256x256
sebanyak 700 Kcounts.
Posisi pencitraan : anterior dan/atau posterior.
3. Fase ketiga
Pemeriksaan statik dilakukan 3 jam pasca
penyuntikan radiofarmaka. Dilakukan
Bone Scan
Penilaian
 Pada keadaan normal, distribusi radioaktivitas pada tulang tampak simetris. Kedua
ginjal akan tampak menangkap radioaktivitas yang disebabkan ekskresi radiofarmaka
yang tidak digunakan melalui ginjal.
 Pada proses metastase ke tulang akan tampak penangkapan radioaktivitas patologis
yang khas biasa multipel (multiple hot spots). Apabila proses metastase sangat luas
sering diperoleh gambaran yang disebut superscan, yaitu hot spots yang multipel
tanpa radioaktivitas pada kedua ginjal.
Bone Scan
 Tumor ganas dapat dibedakan dari tumor jinak dengan pemeriksaan blood pool.
Pada tumor ganas akan diperoleh peningkatan vaskularisasi (hiperemik),
sedangkan pada tumor jinak biasanya menunjukkan vaskularisasi yang kurang
(hipoperfusi).
 Sidik tulang merupakan pemeriksaan yang dapat diandalkan untuk diagnosis dini
osteomielitis dan artritis septik.
 Pada stadium awal nekrosis aseptik akan ditemukan gambaran penangkapan
radioaktivitas yang berkurang pada kaput femoris, sedangkan pada stadium lanjut
akan diperoleh gambaran sebaliknya, yaitu peningkatan radioaktivitas yang
disebabkan oleh adanya revaskularisasi.
 Pada penyakit metabolik tulang seperti penyakit Paget, penangkapan
radioaktivitas meningkat secara difus pada khususnya tulang-tulang panjang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai