Anda di halaman 1dari 40

Profil Pertumbuhan Kuman pada Sarung Tangan

Operasi Selama Operasi Elektif Golongan Bersih


Di Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo

Oleh :
Willy E. Mambieuw
Pembimbing :
Prof.dr. Chairuddin Rasjad. PhD. FICS
DR. Dr. Burhanuddin Bahar, MSc
Latar Belakang Masalah

 Infeksi luka operasi (ILO) adalah kejadian infeksi


pasca bedah yang paling sering terjadi setelah
infeksi saluran kemih
 Saat ini infeksi tersebut merupakan salah satu
masalah utama di lingkungan rumah sakit oleh
karena dapat menyebabkan peningkatan biaya dan
morbiditas.
Latar Belakang Masalah
 Telah banyak penelitian yang membuktikan
bahwa semakin lama operasi berlangsung
semakin tinggi angka kejadian infeksi.
 Shapiro dkk telah melakukan penelitian
prospektif pada operasi histerektomi bahwa
setiap tambahan satu jam operasi maka
angka kejadian infeksi akan meningkat dua
kali lipat.
Latar Belakang Masalah
 Penggunaan sarung tangan steril pd setiap
pembedahan sdh merupakan standard baku pd
setiap prosedur operasi
 Sarung tangan steril mempunyai dua tujuan 
menutupi permukaan tangan yg tidak steril pd
para anggota tim bedah, sehingga akan
melindungi penderita dari kontaminasi, &
sebaliknya melindungi tim bedah dari
kontaminasi oleh penderita.
 Mengingat sarung tangan termasuk dlm salah
satu instrumen pembedahan sebagai sumber
kontaminasi yg bersentuhan langsung pd luka
operasi  penulis tergerak untuk meneliti
apakah ada perkembangan kuman pada sarung
tangan selama dilakukan operasi.
Rumusan Masalah Penelitian
 “Bagaimana profil pertumbuhan kuman
(dalam hal jenis kuman, jumlah koloni) pada
sarung tangan selama operasi?”
Hipotesis Penelitian
 “Ada pertumbuhan kuman pada sarung tangan
operasi selama dilakukan operasi.”
Tujuan Penelitian
 Mengetahui profil jenis kuman pada sarung
tangan selama dilakukan operasi.
 Mengetahui pertumbuhan jumlah koloni
kuman pada sarung tangan sehubungan dengan
waktu selama operasi.
Manfaat Penelitian
 Diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan
untuk peningkatan upaya mencegah infeksi
pasca operasi seperti perlu tidaknya tim bedah
mengganti sarung tangan operasi pada operasi-
operasi yang berjalan lama.
Persiapan Petugas Untuk Operasi

 Pakaian yang dipakai dalam kamar operasi harus


pakaian khusus dan setiap orang yang masuk ke
dalam ruang operasi tidak boleh mengenakan pakaian
dari luar melainkan harus mengganti pakaian dengan
pakaian khusus
 Sebelum masuk ke ruang operasi semua orang harus
mengenakan topi dan masker.
Persiapan Petugas Untuk Operasi
 Topi hendaknya harus menutupi seluruh rambut
kepala dan masker menutupi hidung dan mulut.
 Alas kaki khusus juga hendaknya digunakan dalam
ruang operasi. Alas kaki tersebut tidak boleh dipakai
diluar kamar operasi.
 Tujuan menggunakan alas kaki selain menjaga ruang
operasi tetap bersih dan tidak terkontaminasi kotoran
dari luar ruang operasi juga berguna untuk melindungi
pengguna dari kontaminasi di ruang operasi.
Teknik Memakai Sarung Tangan Operasi

 Teknik Sarung Tangan Tertutup


Teknik sarung tangan tertutup ini umumnya
digunakan apabila memakai sarung tangan
sendiri tanpa bantuan orang lain.
 Teknik Sarung Tangan Terbuka
Sumber Infeksi Ruang Operasi
 Udara
 Instrumen
 Kulit Penderita
 Darah
Klasifiksasi Luka Operasi
 Bersih (Kelas I)
 Bersih terkontaminasi (Kelas II)
 Terkontaminasi (III)
 Kotor (Kelas IV)
Klasifiksasi Luka Operasi
 Luka Bersih. Luka kelas I pada traktus
gastrointestinal dan respiratorius yang tidak dibuka
selama perjalanan operasi.
 Sebab infeksi pascabedah pada kasus seperti ini
adalah bakteri aerob endogen seperti stafilokokus,
yang memasuki luka pada waktu pembedahan sedang
berlangsung.
 Angka infeksi keseluruhan pada tindakan
pembedahan bersih harus kurang dari 2 persen.
Klasifiksasi Luka Operasi
 Luka Bersih Terkontaminasi. Luka golongan kelas
II berkenaan dengan pembedahan terencana yang
dibuka sewaktu operasi berlansung.
 Resiko infeksi pada kasus ini telah tinggi
dibandingkan pembedahan bersih dan dilaporkan
dapat mencapai 5-10%.
 Sebab primer infeksi pada penderita ini adalah
mikroflora endogen dari organ yang telah direseksi
Klasifiksasi Luka Operasi
 Luka Terkontaminasi. Luka kelas III mencakup
luka yang ditemukan peradangan akut (tanpa
pembentukan pus) atau tumpahan hebat isi
gastrointestinal.
 Infeksi pada kasus-kasus ini pun terutama disebabkan
oleh bakteri endogen dan angka infeksi sekitar 20%.
Klasifiksasi Luka Operasi
 Luka Kotor. Luka kelas IV mencakup luka yang
dijumpai nanah berlebihan pada operasi, biasanya
akibat perforasi suatu organ; dan infeksi demikian
terutama berhubungan dengan mikroflora endogen
organ yang terlibat.
 Angka infeksi tersering dilaporkan sekitar 40 persen.
Kerangka Teoritis
 STO instrumen operasi yang vital  tingkat
sterilitas yang tinggi  Kecurigaan
pertumbuhan bakteri pada sarung tangan
operasi selama pembedahan
 Untuk itu diamati profil kuman pada sarung
tangan operasi selama pembedahan dilakukan.
Kerangka Konseptual
Operasi Elektif
klasifikasi bersih

Operasi
Berlangsung

Pertumbuhan kuman pada  Sumber kontaminasi


Waktu operasi sarung tangan operasi  Teknik pemakaian
Sarung tangan operasi

: Variabel terikat
: Variabel bebas
: Yang diteliti
Hipotesis Penelitian
 Hipotesis nol (H0): tidak ada pertumbuhan kuman
yang bermakna pada sarung tangan selama operasi
elektif klasifikasi bersih
 Hipotesis alternatif: ada pertumbuhan kuman yang
bermakna pada sarung tangan selama operasi elektif
klasifikasi bersih
Definisi Operasional
 Operasi elektif klasifikasi bersih : operasi elektif
yang tidak membuka traktus gastrointestinal dan
traktus respiratorius selama operasi berlangsung

 Operasi berlangsung: mulai dari incisi pertama


sampai dengan penjahitan luka operasi

 Pertumbuhan kuman pada sarung tangan operasi:


profil pertumbuhan kuman (jenis dan jumlah
koloni) pada sarung tangan operasi operator
selama dilakukan operasi
Definisi Operasional
 Sumber kontaminasi: sumber kontaminasi
endogen dan eksogen
 Waktu operasi: interval waktu selama operasi
berlangsung
 Teknik pemakaian sarung tangan: teknik
pemakaian sarung tangan operasi secara terbuka
METODOLOGI PENELITIAN
 Rancangan penelitian: Penelitian dilakukan secara
Deskriptif
 Tempat dan waktu penelitian: Penelitian dilakukan
di Instalasi Bedah Pusat dan Laboratorium
Mikrobiologi RSUP.Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Mulai Maret – April 2007
 Populasi penelitian: Semua sarung tangan operator
yang melakukan operasi elektif klasifikasi bersih di
RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
METODOLOGI PENELITIAN
 Kriteria sampel: Sampel adalah swab yang diambil dari
sarung tangan operator yang melakukan operasi elektif
klasifikasi bersih. Pada semua sampel dilakukan
pemeriksaan kultur kuman.
 Kriteria Inklusi:
 Semua sarung tangan operator yang melakukan operasi
elektif klasifikasi bersih
 Kriteria Eksklusi:
 Operator mengganti sarung tangan operasi nya dengan
sarung tangan operasi yang baru selama operasi
berlangsung
 Operator mencuci sarung tangan opersi nya selama
operasi berlangsung
Prosedur pengambilan Sampel
 Pakai sarung tangan sebelum melakukan
pengambilan sampel
 Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi
dari pembungkusnya kemudian usapkan bagian
kapasnya pada sarung tangan operasi. Lakukan
sebanyak 2 kali dengan menggunakan 3 kapas lidi
Prosedur pengambilan Sampel
 Kapas lidi langsung diinokulasikan pada agar (stuart
medium), patahkan tangkai lidi yang berada diluar
tabung, tutup tabung dengan erat
 Kapas lidi yang lain dihapuskan pada obyek gelas untuk
membuat sediaan hapusan
 Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung dan
objek glass
 Kemudian dikirim ke biakan di lab.mikro biologi FK-
UH
 Bahan disimpan di inkubator  dilakukan prosedur
kerja  Carry Blair  Agar Mac Counkey & Nutrien
agar  menumbuhkan kuman
Alur Penelitian
OPERASI ELEKTIF
KLASIFIKASI
BERSIH
Inform Consent

Swab I pada sarung


Mulai Incisi Pertama
tangan operator operasi
30 menit operasi Swab II pada sarung
berlangsung tangan operator operasi

60 menit operasi Swab III pada sarung


berlangsung tangan operator operasi

PROFIL KUMAN YANG


TUMBUH DALAM BIAKAN
Pengolahan dan Penyajian Data

 Data diolah dan dianalisa dengan


SPSS for windows dan disajikan
dalam bentuk tabel dan narasi
Hasil Penelitian
 Penelitian dilakukan 1 Maret – 31 April 2007 dgn
jmlh total sampel 38 orang (tabel 1)
Tabel 1. Jumlah dan jenis Operasi Asal Pengambilan Sampel
No. Jenis Op Jumlah
1 Release kontraktur 3
2 Intracerebral hematom 4
3 Rekonstruksi nasal 1
4 Fibroadenoma mammae 7
5 Soft tissue tumor 3
6 Hernia inguinalis lateralis 8
7 Struma nodosa non toxic 5
8 Inplant failure femur 1
9 Oovorektomi bilateral 6
 38 operasi  0 menit : 31 tdk ada
pertumbuhan kuman & 7 operasi ditemukan
pertumbuhan kuman.

35

30

25

20
JUMLAH
15

10

0
Tidak ada pertumbuhan Stapilococcus epidermidis

Series1 31 7

PROFIL KUMAN

Tidak ada pertumbuhan Stapilococcus epidermidis

Grafik 1. Profil kuman pada swab 0 menit


 30 menit  Seluruh operasi pertumbuhan
kuman (+)
Staphylococcus epidermidis terbnyk
diikuti Klebsiella Sp

40

35

30

25

JUMLAH 20

15

10

0
TAP Klebsiella Sp. Stap. Epidermidis
Series1 0 1 37
PROFIL KUMAN

TAP Klebsiella Sp. Stap. Epidermidis

Grafik 2. Profil kuman pada swab 30 menit


 60 menit  Slrh biakan terdpt pertumbuhan kuman
Staphylococcus epidermidis & 1 sampel
biakan basil berspora dan tdk berspora

JUMLAH
40

35

30

25

20

15

10

0
TAP Basil berspora dan tidak berspora Stap. Epidermidis
PROFIL KUMAN

TAP Basil berspora dan tidak berspora Stap. Epidermidis

Grafik 3. Profil kuman pada swab 60 menit


DISKUSI
 Dari hasil biakan kuman dari Handschoen
diperoleh  Staphylococcus epidermidis
Klebsiella
Basil spora & tdk berspora
 0 menit  31 biakan kuman (-)
7 pasien biakan kuman (+)
 30 menit  pertumbuhan kuman pd slrh biakan
 60 menit  mayoritas kuman Staphylococcus
epidermidis
 Sumber infeksi
 Udara
 Instrument & Pembedahan
 Kulit penderita
 Viceral
 Darah

Pada penelitian ini diharapkan pertumbuhan


kuman (-) tetapi dari hasil biakan 
pertumbuhan kuman (+) pd 30 menit
 Pertumbuhan kuman  beberapa faktor :
 Proses disinfeksi yang kurang maksimal dari
operator.
 Adanya disinfeksi yang kurang maksimal di
daerah operasi dari pasien.
 Proses disinfeksi dari instrumen pembedahan.
 Adanya pencemaran lewat udara.
 Adanya infeksi silang
 Haryasena (1995)  Staphylococcus Sp (93%)
Klebsiella (4,6%)
Pseudomonas Aerogenosa (2,4)
 Staphylococcus :
 Bakteri gram (-)
 Bentuk bulat
 Tersusun seperti buang anggur
 Mudah dpt pd berbagai medium pertumbuhan
 Metabolisme aktif
 Meragikan karbohidrat
 Menghasilkan pigmen
 Keterbatasan penelitian ini  tidak dilakukan
biakan dari instrument dan biakan kuman dari
ruang operasi
KESIMPULAN & SARAN
 Kesimpulan :
 Profil jenis kuman terbanyak pada biakan sarung
tangan selama dilakukan operasi adalah
staphylococcus epidermidis diikuti oleh klebsiella.
 Ditemukan pertumbuhan biakan kuman (+) pada
pengambilan sampel saat 30 menit awal.
 Saran
 Perlu dilakukan prosedur disinfeksi yang benar.
 Perlu dilakukan swab kontrol pada instrument.
 Perlu dilakukan biakan kuman yang sampelnya
berasal dari ruang operasi.

Anda mungkin juga menyukai