Anda di halaman 1dari 11

ZAKAT SERTA

PENERAPANNYA
DALAM INTEGRASI
KEILMUAN
KELOMPOK 2

-Annisa Aulia Putri


-Widayani Darkia
-Salsa Billah Batubara
Pengertian zakat serta dalil pensyariatannya
Zakat secara bahasa berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan
zakat al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat
alnafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah. Juga sering dikemukakan untuk makna
thaharah (suci). Zakat adalah hak Allah berupa yang diberikan oleh seseorang (yang kaya)
kepada orang-orang fakir. Harta itu disebut dengan zakat karena didalamnya terkandung
penyucian jiwa, pengembangannya dengan kebaikan-kebaikan, dan harapan untuk mendapat
berkah. Hal itu dikarenakan asal kata zakat adalah azzakah yang berarti tumbuh, suci, dan
berkah.
Macam-macam Zakat serta syarat-syaratnya

2.Zakat Fitrah

Makna zakat fitrah Zakat fitrah merupakan sarana untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor
dan perbuatan yang tidak berguna, dengan cara menyalurkan sebahagian hartanya orang-orang miskin untuk
mencukupi kebutuhan mereka dan agar mereka selamat dari minta-minta pada hari raya. Zakat fitrah
merupakan ‘pajak’ pada pribadi-pribadi muslim, sedangkan zakat lain merupakan pajak pada harta.

2.Zakat Maal

Pengertian zakat maal Kata “mâl” berasal dari bahasa arab yang jamaknya Al-amwaal.
Secara etimologis Al-maal dapat di artikan miring, condong, cenderung, atau segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk dimiliki dan disimpannya.
Mustahiq Zakat

Zakat Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut dengan mustahik zakat. Kata
asal mustahik yaitu haqqo yahiqqu hiqqon wa hiqqotan yang artinya kebenaran, hak,
dan kemestian. Mustahik isim fail dari istihaqqo yastahiqqu, istihqoq, artinya yang
berhak atau yang menuntut hak. Seseorang tidak berhak menerima zakat (tidak dianggap sebagai mustahik),
kecuali seorang muslim yang merdeka (bukan budak), bukan seorang anggota suku Bani Hasyim atau Bani
Muththalib, dan harus memiliki salah satu sifat di antara sifat-sifat kedelapan asnaf (kelompok) yang
termasuk dalam Alquran (Abu Hamid al-Ghazzali Asrar ash-Shaum wa Asrar az-Zakat, hlm.129).
—Kriteria Mustahik
Zakat
a) Ketidakmampuan dan ketidak berdayaanKelompok atau orang yang masuk dalam kategori ini
dapat dibedakan pada dua hal, yaitu: pertama, ketidakmampuan di bidang ekonomi. Ke dalam
kelompok ini masuk fakir, miskin, gharim, dan ibnu sabil. Harta zakat diberikan kepada mereka
selain riqab untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang menimpa mereka.

b) Kemaslahatan Umum Umat IslamMustahik bagian kedua ini mendapatkan dana zakat bukan
karena ketidakmampuan finansial, tapi karena jasa dan tujuannya untuk kepentingan umum umat
Islam. Yang masuk dalam kelompok ini adalah amin, muallaf dan fi sabilillah. Amil
mendapatkan pendanaan dari harta zakat karena telah melakukan fungsi dan tugasnya sebagai
pengelola dana umat.
Zakat dalam tinjauan integrasi
keilmuan
1.Manajemen zakat klasik dan kontemporer (manajemen)

Klasik Ibnu Khuzaimah memprediksi bahwa zakat mulai diwajibkan ketika


Rasulullah saw. masih bermukim di Mekah, sebelum umat muslim hijrah ke Habasyah.
Mayoritas ulamaberpendapat bahwa syariat zakat diterapkan pasca hijrahnya umat
muslim ke Madinah. Imam al-Nawawi mengatakan bahwa hal itu terjadi pada
tahunkedua Hijriyah. Ibnu Asir berpendapat tahun kesembilan Hijriyah. Akan
tetapi,pendapat terkuat adalah bahwa syariat zakat dimulai pada tahun kedua
HijriyahHarta yang wajib dizakati pada masa Rasulullah saw. terbatas pada emas dan
perak, hewan ternak, dan tumbuh-tumbuhanSistem pengelolaan zakat pada masa
Rasulullah saw. Masih manual, yaitu pembayaran dilakukan di hadapan Rasulullah saw.
Atau
amil yang ditunjuk dan diperintahkan untuk membagikannya kepada delapan
kekelompok penerima zakat secara langsung. Zakat yang dikontrol oleh negara pada
masa Rasulullah saw.
2.Zakat dan pengaruhnya dalam pengentasan kemiskinan (sosial)

Zakat merupakan kewajiban yang perintahkan Allah kepada kaum muslimin. Zakat juga
merupakan sebuah ibadah yang tercakup adalam rukun Islam ketiga. Zakat dalam istilah fikih
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang
yang berhak. Dari segi pelaksanaannya zakat merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’
(hartawan) setelah kekayaannnya memenuhi batasminimal (nishab) dan rentang waktu
setahun (haul). Di antara hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk mewujudkan
pemerataan keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah stu aset—lembaga—ekonomi Islam,
zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya membangun kesejahteraan umat.
Oleh karena itu al-Qur’an memberi rambu agar zakat yang dihimpun disalurkan kepada
mustahiq (orang-orang yang benar-benar berhak menerima zakat) slam menjadikan
instrument zakat untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat.
3. Pengumpulan zakat dengan metode e-raising(teknologi)
Pengumpulan zakat dengan metode e-raising atau penggalangan dana online menggunakan
teknologi adalah suatu pendekatan yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mempermudah proses pengumpulan zakat. Metode ini memanfaatkan platform
online, aplikasi, atau situs web khusus yang memungkinkan individu atau lembaga untuk
menyumbangkan zakat mereka dengan menggunakan berbagai metode pembayaran elektronik.
4. Konstribusi zakat sebagai sumber keuangan Negara tidak
langsung (ekonomi)
1. Pengembangan sektor mikro dan usaha kecil: Dana zakat dapat digunakan untuk mendukung sektor mikro dan usaha kecil
(UMKM) melalui program pembiayaan dan pelatihan. Hal ini dapat meningkatkan kewirausahaan dan menciptakan lapangan
kerja, memperbaiki ekonomi lokal, serta mengurangi tingkat kemiskinan.

2 .Pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin: Zakat dapat diberikan kepada kelompok masyarakat miskin dan kurang mampu
untuk membantu mereka mengatasi kesulitan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup. Ini dapat dilakukan melalui program-
program pengembangan keterampilan, pendidikan, dan bantuan modal usaha.

3. Peningkatan infrastruktur sosial: Dana zakat dapat dialokasikan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur sosial seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sanitasi

4. Investasi sosial: Zakat dapat diinvestasikan dalam proyek-proyek sosial yang memberikan manfaat kepada masyarakat secara
keseluruhan. Misalnya, dana zakat dapat digunakan untuk membangun lembaga pendidikan, fasilitas kesehatan, atau infrastruktur
publik lainnya yang memberikan nilai tambah ekonomi dan sosial.

5. Pengembangan sektor pertanian dan peternakan: Zakat dapat dialokasikan untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan
guna meningkatkan produksi pangan, keamanan pangan, dan penghidupan masyarakat di pedesaan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai