PENERAPANNYA
DALAM INTEGRASI
KEILMUAN
KELOMPOK 2
2.Zakat Fitrah
Makna zakat fitrah Zakat fitrah merupakan sarana untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor
dan perbuatan yang tidak berguna, dengan cara menyalurkan sebahagian hartanya orang-orang miskin untuk
mencukupi kebutuhan mereka dan agar mereka selamat dari minta-minta pada hari raya. Zakat fitrah
merupakan ‘pajak’ pada pribadi-pribadi muslim, sedangkan zakat lain merupakan pajak pada harta.
2.Zakat Maal
Pengertian zakat maal Kata “mâl” berasal dari bahasa arab yang jamaknya Al-amwaal.
Secara etimologis Al-maal dapat di artikan miring, condong, cenderung, atau segala sesuatu yang diinginkan
sekali oleh manusia untuk dimiliki dan disimpannya.
Mustahiq Zakat
Zakat Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut dengan mustahik zakat. Kata
asal mustahik yaitu haqqo yahiqqu hiqqon wa hiqqotan yang artinya kebenaran, hak,
dan kemestian. Mustahik isim fail dari istihaqqo yastahiqqu, istihqoq, artinya yang
berhak atau yang menuntut hak. Seseorang tidak berhak menerima zakat (tidak dianggap sebagai mustahik),
kecuali seorang muslim yang merdeka (bukan budak), bukan seorang anggota suku Bani Hasyim atau Bani
Muththalib, dan harus memiliki salah satu sifat di antara sifat-sifat kedelapan asnaf (kelompok) yang
termasuk dalam Alquran (Abu Hamid al-Ghazzali Asrar ash-Shaum wa Asrar az-Zakat, hlm.129).
—Kriteria Mustahik
Zakat
a) Ketidakmampuan dan ketidak berdayaanKelompok atau orang yang masuk dalam kategori ini
dapat dibedakan pada dua hal, yaitu: pertama, ketidakmampuan di bidang ekonomi. Ke dalam
kelompok ini masuk fakir, miskin, gharim, dan ibnu sabil. Harta zakat diberikan kepada mereka
selain riqab untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang menimpa mereka.
b) Kemaslahatan Umum Umat IslamMustahik bagian kedua ini mendapatkan dana zakat bukan
karena ketidakmampuan finansial, tapi karena jasa dan tujuannya untuk kepentingan umum umat
Islam. Yang masuk dalam kelompok ini adalah amin, muallaf dan fi sabilillah. Amil
mendapatkan pendanaan dari harta zakat karena telah melakukan fungsi dan tugasnya sebagai
pengelola dana umat.
Zakat dalam tinjauan integrasi
keilmuan
1.Manajemen zakat klasik dan kontemporer (manajemen)
Zakat merupakan kewajiban yang perintahkan Allah kepada kaum muslimin. Zakat juga
merupakan sebuah ibadah yang tercakup adalam rukun Islam ketiga. Zakat dalam istilah fikih
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang
yang berhak. Dari segi pelaksanaannya zakat merupakan kewajiban sosial bagi para aghniya’
(hartawan) setelah kekayaannnya memenuhi batasminimal (nishab) dan rentang waktu
setahun (haul). Di antara hikmah disyariatkannya zakat adalah untuk mewujudkan
pemerataan keadilan dalam ekonomi. Sebagai salah stu aset—lembaga—ekonomi Islam,
zakat merupakan sumber dana potensial strategis bagi upaya membangun kesejahteraan umat.
Oleh karena itu al-Qur’an memberi rambu agar zakat yang dihimpun disalurkan kepada
mustahiq (orang-orang yang benar-benar berhak menerima zakat) slam menjadikan
instrument zakat untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat.
3. Pengumpulan zakat dengan metode e-raising(teknologi)
Pengumpulan zakat dengan metode e-raising atau penggalangan dana online menggunakan
teknologi adalah suatu pendekatan yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mempermudah proses pengumpulan zakat. Metode ini memanfaatkan platform
online, aplikasi, atau situs web khusus yang memungkinkan individu atau lembaga untuk
menyumbangkan zakat mereka dengan menggunakan berbagai metode pembayaran elektronik.
4. Konstribusi zakat sebagai sumber keuangan Negara tidak
langsung (ekonomi)
1. Pengembangan sektor mikro dan usaha kecil: Dana zakat dapat digunakan untuk mendukung sektor mikro dan usaha kecil
(UMKM) melalui program pembiayaan dan pelatihan. Hal ini dapat meningkatkan kewirausahaan dan menciptakan lapangan
kerja, memperbaiki ekonomi lokal, serta mengurangi tingkat kemiskinan.
2 .Pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin: Zakat dapat diberikan kepada kelompok masyarakat miskin dan kurang mampu
untuk membantu mereka mengatasi kesulitan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup. Ini dapat dilakukan melalui program-
program pengembangan keterampilan, pendidikan, dan bantuan modal usaha.
3. Peningkatan infrastruktur sosial: Dana zakat dapat dialokasikan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur sosial seperti
pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sanitasi
4. Investasi sosial: Zakat dapat diinvestasikan dalam proyek-proyek sosial yang memberikan manfaat kepada masyarakat secara
keseluruhan. Misalnya, dana zakat dapat digunakan untuk membangun lembaga pendidikan, fasilitas kesehatan, atau infrastruktur
publik lainnya yang memberikan nilai tambah ekonomi dan sosial.
5. Pengembangan sektor pertanian dan peternakan: Zakat dapat dialokasikan untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan
guna meningkatkan produksi pangan, keamanan pangan, dan penghidupan masyarakat di pedesaan
Terimakasih