Anda di halaman 1dari 6

BERBAGAI ASPEK KONFLIK DALAM HUBUNGAN

INTERPERSONAL DAN WILAYAH


-WILAYAH HUBUNGAN PERSONAL DALAM
PERISTIWA KONFLIK

Disusun Oleh:
Intan Selasa Putri
Yosiyani
Atan Ramadhan
Pengertian konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah konflik yang terjadi pada sebuah organisasi atau di

tempat kerja. Konflik interpersonal adalah konflik yang terjadi antara pihak-

pihak yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan

untuk tujuan organisasi. Bagi ilmu komunikasi konflik membawa perubahan

dalam proses komunikasi itu sendiri, sederhananya, munculnya konflik

menjadikan semua pihak yang terlibat konflik pasti mengalami perubahan baik

dalam proses komunikasi atau hal lainya.


Aspek-Aspek Konflik Interpersonal

A. Escalation (Perluasan) B. Invalidation (Menjadi Tidak

C. Withdrawal and Avoidance Berguna)

(Penarikan Diri dan Pengelakan D. Negative Interpretation


Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Interpersonal
A.komunikasi
Devito (2011) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua
orang atau di antara sekelompok kecil orang- orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Hubungan timbal balik tersebut memainkan peran penting dalam interaksi sosial. Komunikasi dapat menjadi sumber
konflik interpersonal. Komunikasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menjadi dasar terjadinya konflik.
Komunikasi yang kurang efektif dapat menimbulkan kesalahpahaman antara dua individu dan bahkan lebih.

B. Variabel Pribadi
Variabel pribadi meliputi kepribadian, emosi dan nilai- nilai yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian yang menjadi
faktor utama dalam mempengaruhi konflik interpersonal oleh Allport (dalam Kuncoro, 2012) diartikan sebagai
organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan cara penyesuaian dirinya yang
khas terhadap lingkungan. Kepribadian yang menjadi cara seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungannya
menentukan bagaimana seseorang bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain (Kuncoro, 2012). Individu
dengan kepribadian yang keras dan mudah marah cenderung kesulitan untuk mengendalikan emosinya sehingga
mudah terlibat konflik
Hubungan Personal Dengan Konflik

da umumnya setiap orang tak dapat menghindari konflik antar pribadi, tetapi setiap orang berpendapat bahwa
konflik perlu dihindari agar tak merusak hubungan harmonis yang telah terjadi sebelum konflik. Konflik sering
dituduh sebagai penyebab terjadinya pertengkaran, perpisahan, perceraian, penyakit jiwa, kericuhan sosial
bahkan tindakan kekerasan. Di lain pihak, tidak adanya konflik menunjukkan pertanda adanya ketidak pedulian
dan ketidak terlibatan (pertanda hubungan yang tak sehat). Untunglah bahwa di saat ini banyak orang menyadari
bahwa kegagalan dalam menangani konflik itulah yang akan merusak hubungan baik antar pribadi, bukannya
adanya konflik itu sendiri. Konflik bila ditangani dengan baik, dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun demi
tetap terjalinnya hubungan baik yang telah terjadi sebelum konflik.
Dalam melaksanakan hubungan interpersonalnya setiap orang sering mempersepsikan dunia sekelilingnya
secara khas dan memilih cara yang dianggap terbaik dalam menyelenggarakan hubungan antar pribadi. Ini
menunjukan bahwa setiap pribadi adalah unik (kebutuhan, sikap maupun sistem nilai yang dianutnya).
Berbagai kebutuhan seperti yang telah tersebut di atas ada yang saling tumpang tindih, tetapi secara tersendiri,
atau dalam kombinasi dan kondisi tertentu akan menampilkan karakteristik yang akan berpengaruh dalam
caranya ia memilih strategi penyesuaian diri dalam hubungan antar pribadi. Masing- masing kebutuhan
mempunyai nilai positifnya, karena dengan bersikap mencintai setiap orang lain, seseorang akan menciptakan
dunia yang ramah, sedangkan dengan bersikap agresif seseorang mempersenjatai dirinya untuk bertahan dalam
lingkungan yang kompetitif, dan dengan cara tidak melibatkan diri secara emosional dengan orang lain
seseorang akan mencapai integritas kepribadian tertentu. Sehingga ketiga sikap tidak hanya diinginkan dalam
kehidupan sosial, tetapi juga diperlukan dalam hubungan antar pribadi.
Karenanya, masing- masing kebutuhan di atas pada dasarnya tidak abnormal bila dimiliki seorang dalam batas
yang wajar, namun demikian kebutuhan tersebut akan menimbulkan konflik pribadi maupun antar pribadi bila
seseorang dalam usaha memuaskan kebutuhan- kebutuhan tersebut menjadi kaku dan kompulsif. Konflik juga
Semoga Bermanfaat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai