Anda di halaman 1dari 96

Integritas

Kepemimpinan

Disampaikan oleh:
Drs. SRI WIDODO, MM.Pd
Widyaiswara Ahli Madya

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
Jln Kolonel Masturi, Cipageran, Cimahi Utara, Kota CIMAHI
Pembuka/Perkenalan
Tanam buah di halaman
Buah pisang yang ditanamkan
Salam kenal bapak-ibu sekalian
Assalamualaikum, saya ucapkan.

Pergi berlibur ke Kota Sala


Tak lupa ke Sriwedari
Salam kenal bapak ibu semua Drs. SRI WIDODO, MM.Pd
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Jawa Barat
Sri Widodo, nama diri.
Kesepakatan, Kontrak Belajar, Learning Commitment…

HP mati
Hanya satu orang Menghormati
bicara pd satu waktu Mendengarkan
orang bicara

Menyimak Bertanya Berbagi Berempati


Bukti
Kelas ini sudah berintegritas !
• Taat aturan, mau diatur,
pandai mengatur,
• Kalau membuat aturan, boleh
berharap untuk ditaati.
Apel Besar Temu Aksi Penyuluh Antikorupsi dan Ahli Pembangun Integritas (TAPAKSIAPI)
2022 di Gedung Merah Putih, Jakarta, Minggu (11/12). (Istimewa)
https://jakarta.suaramerdeka.com/

Jikalau korupsi itu masih ada, kita tidak akan pernah mampu memajukan
kesejahteraan umum. Jikalau korupsi itu ada, kita tidak akan pernah mencapai
Indonesia cerdas, sejahtera, dan maju. Mari kita merapatkan barisan, menyatukan
komitmen gerakan bersama Indonesia Pulih, Bersatu Berantas Korupsi,”
ujarnya.
Mengapa Agenda Self Mastery diberikan di awal pembelajaran?

1. Memayungi Mengapa
keseluruhanAgenda
aktivitasSelf
pembelajaran, pelatihan, penugasan
Mastery diberikan
selama PKNdi awal pembelajaran?
2. Menyadari energi, kompetensi, focusing, menjunjung tinggi integritas sbg
peserta PKN : Disiplin, hadir, tugas, proper
3. Mendasari sikap, perilaku, dan pemikiran dalam evaluasi Pemahaman
dan Praktik Kepemimpinan Strategis, Evaluasi Visitasi Kepemimpinan
Nasional, Evaluasi Proyek Perubahan, dan Evaluasi Sikap Perilaku
4. Mendasari agenda2 lain selain Agenda Mengelola Diri/Self Mastery yakni
Kepemimpinan Strategis, Manajemen Strategis dan Aktualisasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI 6


PEDULI
F
Mengapa Agenda Self Mastery diberikan di awal pembelajaran?

5. Cakupan dari agenda Self Mastery, piawai mengelola smart


governance
6. Energi, sikap, pemikiran, dan perilakunya penuh integritas
7. Semakin tinggi pohon semakin kuat angin meniup
8. Semakin mudah dilihat orang. Akuarium..
9. Sosmed adalah mata dan telinga masyarakat

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI 7


PEDULI
F
PELATIHAN ASN DALAM DIAGRAM

PKN I PKN II PKA PKP Level


bangkom
Pemimpin • Organisasi Pelaksanaan Pelaksanaan
perubahan berkinerja progra kegiatan Fokus
tinggi
adaptif & m unit kerja
• Smart
kolaboratif governance instansi bangkom

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI 8


PEDULI
F
Positioning, Designing, Branding
• AGENDA I: SELF MASTERY, 2 mata Pelatihan

1. Energy of Leadership
2. Integritas Kepemimpinan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI 9


PEDULI
F
Positioning
1. Kepemimpinan Digital
2.Kepemimpinan Kewirausahaan
AGENDA-AGENDA PKN 3. Organisasi Pembelajar
II 2.
KEPEMIMPINAN
STRATEGIS

1.
1.Energi Kepemimpinan; 4
SELF
2.Integritas Kepemimpinan AKTUALISASI
MASTER KEPEMIMPINAN
Y 3. STRATEGIS
MANAJEMEN
1. Manajemen Strategis Sektor Publik; STRATEGIS
2. Isu Strategis;
3. Marketing Sektor Publik; dan
4. Kemitraan Swasta dan Pemerintah (Public Private 1. Visitasi Agenda Pembelajaran;
Partnership). 2. Visitasi Kepemimpinan Nasional;
3. Policy Brief; dan
4. Proyek Perubahan.

Kepkalan 1/2023 10
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI
F
Positioning
AGENDA I PKN II

1
SELF
MASTER
Y

• Done..
1) 2) 1. kebijakan pemerintahan
Energi Integritas 2. tantangan dan risiko
kepemimpinan kepemimpinan
3. strategi organisasi

• Sikap perilaku kepemimpinan


• Konsepsi Diri
• Teknik Kepkalan
Pengelolaan
1/2023Energi

Kepkalan 1/2023 11
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI
F
Mata Pelatihan ini, bertujuan
menguatkan Integritas kita agar
semakin kokoh.
SKENARIO PEMBELAJARAN

Penyajian Penugasan&
materi pembahasan

Pendahuluan Evaluasi &


Tanya jawab Tindak lanjut,
(perkenalan &
apersepsi tutup
Deskripsi Singkat Mata Latih: Integritas kepemimpinan
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan:
1. pengetahuan tentang konsep dan pemahaman
pemerintahan yang bersih dan akuntabel
2. Tantangan dan integritas
3. penguatan strategi organisasi dalam penegakan integritas,
dan
4. aktualisasi Integritas dalam mengelola organisasi.

Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mengetahui konsep dan pemahaman
pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta menyusun strategi organisasi dalam
penegakan integritas
Indikator Belajar
1. menjelaskan kerangka kebijakan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel;

2. memetakan tantangan dan risiko


penegakan integritas dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel;

3. menjelaskan instrumen penegakkan integritas;

4. menyusun strategi organisasi dalam penegakan


integritas; dan

5. mampu mengenali pendekatan berbasis aturan dan


integritas dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang baik.
Materi Pokok
1. kerangka kebijakan
pemerintahan yang bersih dan
akuntabel;

2. pemetaan tantangan dan risiko


penegakan integritas dalam
penyelenggaraan pemerintahan;

3. penguatan strategi organisasi


dalam penegakan integritas.
Materi Pokok 1:
Kerangka kebijakan pemerintahan yang
bersih dan akuntabel;
SMART GOVERNANCE
UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

1. Integritas menjadi indikator pertama yang harus


dimiliki oleh ASN yang kemudian dilanjutkan dengan ...
Sesuai arahan presiden dalam Pidato Presiden, membutuhkan
2. profesional,
perubahan tatakelola
3. netral dan pemerintahan yang lebih SMART.
4. bebas dari intervensi politik,
5. bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,

serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik


bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur Aparatur Sipil
Negara (pasal 8 UU No 5/2014 ttgASN); harus tunduk kepada:
peraturan perundangundangan, nilai-nilai dan kode
etik profesi.
Sesuai arahan presiden dalamUTAMA
TUJUAN Pidato Presiden,
UU ASN membutuhkan
perubahan tatakelola pemerintahan yang lebih SMART.
a. Independensi dan
Netralitas
b. Kompetensi ASN
c. Kinerja/
Produktivitas Kerja
d. Integritas
e. Kesejahteraan
PerMenpan 38 tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
KOMPETENSI INTEGRITAS:
 KONSISTEN berperilaku selaras
dengan nilai, norma dan/atau
etika organisasi,
 JUJUR dalam hubungan dengan
manajemen, rekan kerja, bawahan
langsung, dan pemangku
kepentingan,
 Menciptakan BUDAYA ETIKA
TINGGI, bertanggungjawab atas
tindakan atau keputusan beserta
risiko yang menyertainya.
Pengertian Integritas:
Dalam kamus Collins Cobuild Dictionary (1990, 739), Integritas didefinisikan sebagai “the
quality of being honest and firm in your moral principles.

Crimbal and Brooks (2010) mendefinisikan integritas sebagai berikut: “Integrity is an


internal system of principles which guide our behaviour”

Menurut Azyumardi Azra (2012), Integritas didefinisikan sebagai: “Kepengikutan dan


ketundukan kepada prinsip-prinsip moral dan etis (adherence to moral and ethical
principle); keutuhan karakter moral (soundness of moral character);
kejujuran (honesty); tidak rusak secara moral (morally unimpared)
atau keadaan moral sempurna tanpa cacat (morally perfect
condition).
Integritas individu adalah keselarasan antara apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan oleh
seseorang. Tindakannya sesuai dengan tuntutan moral dan prinsip-prinsip etika serta sesuai dengan
aturan hukum dan tidak mendzalimi kepentingan umum
Integritas: Kemampuan untuk senantiasa memegang teguh prinsip-prinsip moral secara konsisten dalam
berbagai situasi
Adrian Gostick dan Dana Telford (2003) dalam bukunya “The Integrity
Advantage” mendefinisikan perilaku berintegritas dalam 10 karakteristik,
mengatakan bahwa seseorang memiliki integritas apabila orang tersebut:
1. Menyadari bahwa hal-hal kecil itu penting. Seseorang yang
berintegritas tidak berbohong pada hal-hal kecil. Ia akan tidak
mudah dirusak oleh godaan yang lebih besar.

2. Mampu melihat “putih” ketika orang lain melihatnya “abu-


abu”. Seseorang yang berintegritas akan memutuskan yang
benar tanpa keraguan.
3. Seseorang yang berintegritas akan bertanggung jawab atas apa
yang ia perbuat.
4. Seseorang yang berintegritas juga akan menciptakan
lingkungan kerja yang saling percaya, tidak meragukan atau
dengan sengaja menguji integritas orang lain.
5. Menepati janji.
Lanjutan ...
perilaku berintegritas dalam 10 karakteristik., seseorang memiliki integritas
apabila orang tersebut:
6. Seseorang yang berintegritas peduli dengan kebaikan yang lebih
besar atau berdampak luas.

7. Jujur namun rendah hati. Seseorang yang berintegritas akan


lebih mengedepankan tindakan daripada sekadar kata-kata.

8. Bertindak seperti mendapatkan pengawasan melekat. Seseorang


yang berintegritas akan bertindak seolah ia sedang diawasi.

9. Memperkerjakan orang berintegritas. Seseorang yang


berintegritas akan mempekerjakan orang yang juga memiliki
integritas, bahkan memberikan apresiasi lebih bagi mereka yang
menunjukkan kemampuan untuk dapat dipercaya.

10. Konsisten. Seseorang yang berintegritas memiliki konsistensi


dalam menjalankan hal-hal benar.
Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi


orang-orang lain, kelompok dan bawahan, kemampuan untuk mengarahkan tingkah
laku orang lain, mempunyai kemampuan ataupun keahlian khusus didalam bidang
yang diharapkan oleh kelompoknya guna mencapai tujuan dan sasaran.
a) Menurut Stoner, (1996 : 161) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.

b) Menurut Wahjosumidjo (1999: 79) bahwa seorang pemimpin memiliki kecerdasan, pertanggung jawaban,
sehat dan memiliki sifat sifat antara lain Dewasa, keleluasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
prestasi serta sikap hubungan kerja kemanusiaan. Sebaliknya dalam realitas sosial modern, juga dikenal
pemimpin karismatik, terutama dalam lingkungan sosial dan politik.

c) Menurut Tead;Terry;Hoyt didalam Kartono,2003. Definisi kepemimpinan menurutnya adalah sebuah


kegiatan ataupun sebuah seni untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang
didasarkan kepada kemampuan yang dimiliki oleh orang itu guna membimbing orang lain di dalam usaha
mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok.
"LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD
anggota disekitarnya.

makna LEAD adalah :


Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya


dan mewariskan knowledge pada rekan-rekannya.

Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.

Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan


kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN
Integritas adalah
bertindak konsisten sesuai
nilai-nilai dan kebijakan
organisasi serta kode etik
profesi dan etika kerja

Dikaitkan dengan kode etik, INTEGRITAS KEPEMIMPINAN:


INTEGRITAS KEPEMIMPINAN: tindakan yang konsisten, sesuai dengan
Kepribadian yang berani, bijaksana, Jujur dan kebijakan dan kode etik organisasi.
bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan
dalam pengambilan keputusan yang handal.
Integritas JPT Pratama
Integritas (Bagian kompetensi Manajerial) JPT Pratama ,
ditunjukkan dengan kemampuan untuk:

1. Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh


pemangku kepentingan untuk mematuhi nilai, norma, dan
etika organisasi dalam segal situasi dan kondisi;

2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar


etika yang tinggi, serta berani menanggung konsekuensinya;

3. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas


penyimpangan kode etik atau nilai-nilai yang dilakukan oleh
orang lain, pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun
ada risiko.
Akuntabilitas JPT Pratama

Setiap pejabat JPT Pratama harus menjamin akuntabilitas


jabatan yang meliputi:
1. tersusunnya rumusan alternatif kebijakan yang memberikan
solusi;

2. tercapainya hasil kerja unit selaras dengan tujuan organisasi;

3. terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi


untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi; dan

4. terwujudnya kapabilitas pada unit kerja untuk mencapai


outcome organisasi.
Pasal 104 ayat (1) dan ayat (2) huruf c PP Nomor 11 Tahun
2017
Dalam konteks Integritas organisasi, Fredrict Galtung (2013)
menjelaskan bahwa perilaku berintegritas memandang integritas
organisasi sebagai seperangkat karakteristik yang mengedepankan
rasa saling percaya dalam lingkungan organisasi, khususnya di
antara para pemangku kepentingan. Ia juga mengatakan bahwa
integritas menciptakan kondisi bagi organisasi untuk secara cerdas
melawan korupsi dan menjadikan organisasi tersebut lebih dapat
dipercaya dan akan berjalan efisien.
Integritas organisasi itu sendiri dapat terbangun dengan
penyelarasan empat faktor, yakni akuntabilitas, kompetensi, etika,
dan pengendalian korupsi.
Integritas Organisasi = Akuntabilitas + Kompetensi + Etika – Korupsi
Kayes, et al. (2007) mengungkapkan bahwa integritas organisasi berhubungan
dengan upaya yang dilakukan organisasi untuk meningkatkan kesadaran
terhadap etika dan membatasi risiko yang timbul dari perilaku pegawai yang
tidak beretika.

Organisasi dikatakan berintegritas jika organisasi


membangun sistem untuk membuat individu di dalamnya
berintegritas dan memastikan bahwa terdapat keselarasan
antara nilai organisasi, visi dan tujuan organisasi
dengan tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
Keterkaitan Integritas Individu, Integritas Kepemimpinan, dan
Integritas Organisasi
Integritas
INDIVIDU
Integritas
KEPEMIMPINAN
Content Here
1. Kejujuran: melakukan perbuatan atau
pekerjaan secara jujur dan benar;
2. Komitmen: melakukan atau berbuat sesuai • Kepribadian yang teguh dalam menegakkan
dengan Ikrar yang telah diucapkan atau kejujuran, berani, bijaksana, dan bertanggung
disepakati, readiness to do whatever it takes. jawab untuk membangun kepercayaan dalam
pengambilan keputusan.
3. Konsisten: berperilaku sesuai nilai, sikap, dan
• Bila dikaitkan dengan kode etik, INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN adalah tindakan yang konsisten
ucapan dengan perbuatan dengan kebijakan dan kode etik organisasi.
Integritas
ORGANISASI
1. Integritas organisasi :
2. Akuntabilitas: kemampuan pemangku
perpaduan kompetensi, kepentingan untuk melakukan cek atau
akuntabilitas, etika dan pertanggung jawaban mengenai apa
pengendalian/penolakan yang telah dilakukan dan apa yang
terhadap korupsi diungkapkan oleh organisasi.
Keteladanan
1) Inspirasi di Sekitar Kita
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata
menyampaikan apresiasi atas pelaporan dan pengendalian gratifikasi yang
dilakukan oleh 10 individu berintegritas. Alex berharap hal ini dapat
menginspirasi masyarakat dalam melaporkan penerimaan maupun
Sesuaigratifikasi.
penolakan arahan presiden dalam Pidato Presiden, membutuhkan
perubahan tatakelola pemerintahan yang lebih SMART.
Alex menyebutkan secara rinci satu per satu
dari 10 (sepuluh) individu yang menerima
penghargaan, terdiri dari 7 (tujuh) orang dengan
kategori Pelapor Gratifikasi Inspiratif dengan
berbagai latar belakang profesi dan 3 (tiga) orang
kategori Insan Unit Pengendali Gratifikasi
(UPG).

10 (sepuluh) individu penerima penghargaan ini, silakan baca di modul.


”Memang gratifikasi itu tak lepas dari godaan
mitra kerja kita. Untuk itu, perlu kita bangun
kesadaran masyarakat bahwa pegawai negeri atau
penyelenggara negara sudah dibayar oleh negara
Sesuai arahan presidenberdasarkan
dalam Pidato Presiden,
pajak yang dipungutmembutuhkan
rakyat. Artinya,
perubahan tatakelola pemerintahan yang lebih
rakyat sudah membayar SMART.
pelayanan atau jasa yang
diperolehnya, sehingga tidak perlu lagi memberi
sesuatu,” kata Alex.

● https://www.republika.co.id/berita/r3owtn380/sosok-
inspiratif-kpk-beri-penghargaan-pelapor-gratifikasi
(6 Desember 2021, diakses pada 9 Juni 2022) Sosok
Inspiratif, KPK Beri Penghargaan Pelapor Gratifikasi
Pengertian gratifikasi

Pengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat


(1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, bahwa:
“Yang dimaksud dengan ”gratifikasi” dalam ayat ini
adalah :
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri
maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan
menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik”.
AKUNTABEL + ANTI KORUPSI
Mari kita pahami apa yang dimaksud dengan integritas? Simaklah
video pada tautan berikut:

Untuk memperkuat pemahaman Anda, silakan


  pelajari materi-materi terkait pada tautan berikut:
1. Infografis Pengertian Integritas
https://aclc.kpk.go.id/learning-
materials/education/infographics/definition-of-

  integrity
2. Infografis Nilai-Nilai Antikorupsi
https://aclc.kpk
.go.id/materi-pembelajaran/sosial- budaya/
Aksi Integritas untuk Berantas Korupsi: infografis/nilai-nilai-antikorupsi
https://www.youtube.com/watch?v=nihUi9xfZRo
Kerangka 1. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
Kebijakan 2. Undang-undang (UU) Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,

yang Bersih dan 3. UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi yang selanjutnya disempurnakan dengan
Akuntabel UU No. 20 Tahun 2001

4. Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menjadi Undang-
Undang
Kerangka 6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Kebijakan Tindak Pidana Korupsi

Pemerintahan 7. UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas


UU. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
yang Bersih dan Tindak Pidana Korupsi

Akuntabel 8. UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak


Pidana Pencucian Uang,

9. Keputusan PresidenRI No. 127 Tahun 1999 tentang Pembentukan


Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara dan Sekretariat
Jenderal Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara.
10 UU 5/2014 ttg ASN
11. Permenpan RB 38/2017 tgg Standar Kompetensi Jabatan ASN
Kerangka Kebijakan Pemerintahan yang
Bersih dan Akuntabel

• Kebijakan sudah banyak, mengapa


masih ada korupsi juga? Your Picture Here
Materi 2:

Tantangan dan risiko penegakan integritas


dalam penyelenggaraan pemerintahan;
Pemetaan Tantangan dan Risiko Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel
Today's problems come from yesterdays' solutions
(masalah hari ini berasal dari solusi kemarin)
F The harder you push the harder the system pushes back
A (semakin keras anda mendorong , yang lebih keras
mendorong kembali)
Behaviour will grow worse before it grows better
D (perilaku akan tambah buruk sebelum menjadi lebih baik)
B The easy way out usually leads back in
E (yang mudah dengan jalannya biasanya mengarah kembali)
The cure can be worse than the disease
C
(penyembuhannya bisa lebih buruk daripada penyakitnya)

Faster is slower (lebih cepat, lebih lambat)


Pemetaan Tantangan dan Risiko Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel
Cause and effect are not closely related in time and space

Small changes can produce big results, but the


G areas of highest leverage are often the least
obvious
You can have your cake and eat it too, but not all
H I at once
J Dividing an elephant into 2 does not produce 2 small
elephants
K
There is no blame
Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Delik Tindak Pidana Korupsi


A. Korupsi Yang Terkait Kerugian Keuangan
Negara
B. Korupsi Yang Terkait Dengan Suap Menyuap
C. Korupsi Yang Terkait Penggelapan Dalam
Jabatan
D. Korupsi Yang Terkait Perbuatan Pemerasan
E. Korupsi Yang Terkait Perbuatan Curang
F. Korupsi Yang Benturan Kepentingan Dalam Your Picture Here
Pengadaan
G. Korupsi Yang Terkait Gratifikasi
Tindak Pidana Lain Yang berkaitan dengan tindak
pidana korupsi silakan
googling
contoh
kasus ini!
A. Korupsi Yang Terkait Kerugian Keuangan Negara

Korupsi ini berkaitan erat dengan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang merugikan keuangan atau perekonomian
Negara, baik itu dilakukan dengan secara melawan hukum maupun dengan
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang melekat karena
jabatan/kedudukannya.

UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah


kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan
instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.

Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara adalah: "kerugian negara/daerah adalah kekurangan
uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai
akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja ataupun lalai”.
B. Korupsi Yang Terkait Dengan Suap Menyuap

UU 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi mengkriminalisasi suap menyuap baik itu penyuapan
aktif (pelaku pemberi suap) dan penyuapan pasif (pelaku
penerima suap). Baik pemberi maupun penerima suap,
keduanya sama-sama dipidana apabila terbukti bersalah,
karena dapat dikatakan ada sifat transaksional /
kesepakatan antara pemberi dan penerima mengenai apa yang
diberikan/dijanjikan oleh pemberi dan apa yang diberikan
sebagai timbal balik oleh penerima.

Pemberian dan penerimaan hadiah/janji kepada pegawai


negeri karena berhubungan dengan kekuasaan atau wewenang
yang melekat pada jabatan/kedudukannya juga termasuk
korupsi suap menyuap.
C. Korupsi Yang Terkait Penggelapan Dalam Jabatan

pasal 372 KUHP, Konsep Penggelapan yaitu suatu perbuatan mengambil barang milik
orang lain (baik seluruhnya atau sebagian) di mana pelaku sudah menguasai barang
tersebut secara sah.
UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengatur
beberapa perbuatan yang dikategorikan sebagai penggelapan dalam jabatan. Pegawai
negeri atau orang lain yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan dipidana dengan
penggelapan dalam jabatan, antara lain apabila:

● menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau
membiarkannya diambil dan digelapkan oleh orang lain, atau membantu orang lain
dalam melakukan perbuatan tersebut;
● dengan sengaja memalsukan buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk
digunaan dalam pemeriksaan administrasi;
● melakukan / membiarkan / membantu orang lain menggelapkan, menghancurkan,
merusakkan, atau membuat tidak dapat dipakai, barang/akta/surat/daftar terkait
pembuktian yang berada dalam penguasaannya;
D. Korupsi Yang Terkait Perbuatan Pemerasan

Pemerasan yang dilakukan tidak hanya untuk menguntungkan diri sendiri


tapi bisa saja untuk keuntungan pihak lain. Pemerasan tersebut dapat
dilakukan dengan cara, antara lain sebagai berikut:
● menyalahgunakan kekuasaannya untuk memaksa seseorang untuk
mengerjakan sesuatu, memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan.
Contoh: seorang Ketua RT yang meminta potongan sebagian bantuan sosial
uang tunai milik warga dengan ancaman jika tidak memberikan maka
warga tersebut akan dicoret dari daftar penerima bantuan.
● Pada saat menjalankan tugas, pegawai negeri atau penyelenggara Negara
meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada sesama pegawai
negeri atau penyelenggara Negara.
Contoh: Seorang PNS di Badan Kepegawaian mempersulit hak seorang PNS
lainnya dalam pengurusan SK Mutasi dan memaksanya untuk menyerahkan
sejumlah uang sebagai syarat dikeluarkannya SK mutasi tersebut.
E. Korupsi Yang Terkait Perbuatan Curang
Tindak Pidana Korupsi mengkategorikan beberapa perbuatan curang
sebagai korupsi, antara lain:
● Pemborong, ahli bangunan (dalam membuat bangunan), atau penjual
bahan bangunan (pada penyerahan barang) melakukan perbuatan curang
yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan Negara dalam keadaan perang;
● pengawas proyek atau penyerahan barang yang dengan sengaja
membiarkan perbuatan curang pada poin a;
● Rekanan penyedia barang TNI/Polri yang melakukan perbuatan cutang
yang dapat membahayakan keselamatan Negara dalam keadaan perang;
● pengawas proyek atau penyerahan barang TNI/Polri yang dengan
sengaja membiarkan perbuatan curang pada poin c;
● Penerima barang TNI/Polri yang dengan sengaja membiarkan
perbuatan curang;
F. Korupsi Yang Benturan Kepentingan Dalam
Pengadaan

Salah satu bentuk benturan kepentingan yang


termasuk tindak pidana korupsi adalah ketika
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dengan
sengaja turut serta dalam pekerjaan pemborongan,
pengadaan, maupun persewaan yang ditugaskan
kepadanya untuk diawasi.
Misalnya, ketika seorang Pejabat Pembuat Komitmen
yang bertugas untuk menunjuk dan menilai penyedia
barang, justru turut serta dalam pengadaan sebagai
penyedia barang dan memenangkan serta menunjuk
perusahaan milik pribadinya sebagai penyedia
barang.
Dilema Etik
Menurut Arens dan Loebbecke (1995: 74) yang dimaksud dengan
dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang pantas harus dibuat. Pejabat publik memiliki
tanggung jawab untuk bertindak dengan cara yang adil dan tidak memihak,
mengutamakan kepentingan publik di atas keuntungan pribadi, serta
memenuhi tugas dengan kompeten, integritas, akuntabilitas dan
transparansi.
G. Korupsi Yang Terkait Gratifikasi

Pasal 12B Undang- Undang No. 20 Tahun 2001


menyatakan, setiap gratifikasi kepada Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara dianggap pemberian suap apabila
berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya. Namun demikian,
ketentuan tersebut tidak berlaku jika penerima gratifikasi
(Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara) melaporkan
gratifikasi yang diterimanya kepada KPK paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal penerimaan gratifikasi
tersebut.
Pemetaan Tantangan dan Risiko Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

Penyebab Korupsi (KPK, 2022):

Faktor dominan
perilaku, rakus +
kesempatan

Mekanisme pencegahan Karena sistem yg


lemah atau tidak optimal salah: lemah,
gagal, buruk
Pemetaan Tantangan dan Risiko Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

Mental Barier • Mental barrier adalah hambatan mental seorang penyelenggara negara yang
tidak mampu dan tidak mau keluar dari zona nyaman dan merasa senang
pada zona nyaman • I am my position vs takut tidak cukup, takut tidak dikenal
Organisational Defensive Routine
1. Saling melindungi • The enemy is out there
2. Tepo seliro, ewuh – pakewuh • Enjoying result of my struggle
3. Jangan membuat malu
4. Kalau kita bgm
5. Dia kawan kita
6. Kita bantu
7. Whistle-blowing system blm efektif
8. Saling memahami, TST

Konflik Kepentingan
• Situasi dimana seorang penyelenggara negara
dihadapkan pada pilihan antara memegang teguh
integritas atau mengorbankannya.
• Loyalitas vs profesionalitas
Korupsi terbesar : Penyuapan dan Gratifikasi
• Berdasarkan statistik tipikor KPK per
31 Desember 2021, berdasarkan
jenis perkara suap dan Gratifikasi
merupakan jenis kasus/perkara
tertinggi yang terjadi yaitu mencapai
80% dari total jenis perkara yang
ditangani KPK. Dengan kata lain
risiko korupsi penyuapan dan
Gratifikasi masih mendominasi
terjadinya tindak pidana korupsi
khususnya dalam sektor publik.
Risiko Tindak Pidana KORUPSI
• Untuk meminimalisir terjadinya risiko tindak pidana korupsi, salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah melakukan mitigasi risiko korupsi secara
komprehensif terhadap tindakan fraud dan korupsi.
• Definisi risiko diberikan oleh banyak pakar dan/ peraturan yaitu menurut COSO
(2014) risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi, kemudian menurut Peraturan
Pemerintah No.6 Tahun 2008, risiko adalah suatu kejadian yang mungkin
terjadi dan apabila terjadi memberikan dampak negative pada pencapaian
tujuan organisasi pemerintah.
• Kemudian menurut ISO 31000:2009 risiko didefinisikan sebagai “the effect of
uncertainty on objectives” dan menurut Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S. yang
mendefinisikan risiko sebagai suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian
dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi.
Manajemen Risiko Tindak Pidana Korupsi
Proses komunikasi dan konsultas

ditujukan untuk terutama


Monitoring dan Reviu
mendeteksi dan mengantisipasi
adanya perubahan dalam hal:
Proses penanganan risiko Konteks organisasi, Profil Risiko,
bertujuan menentukan jenis penanganan Level setiap risiko dan Efektivitas
yang efektif dan efisien untuk suatu mitigasi risiko.
risiko. Penanganan risiko dilakukan
dengan mengidentifikasi berbagai opsi
penanganan risiko yang tersedia Evaluasi risiko
bertujuan untuk menetapkan prioritas
Analisis risiko risiko yang telah diidentifikasi dan
untuk mengetahui profil dan peta dari
dianalisis.
risiko- risiko yang ada ,dan digunakan
dalam proses evaluasi dan strategi
penanganan risiko.
Proses analisis risiko dilakukan dengan Identifikasi risiko
cara mencermati sumber risiko dan
tingkat pengendalian yang ada serta mengidentifikasi seluruh jenis
dilanjutkan dengan menilai risiko dari sisi risiko yang berpotensi
menghalangi, menurunkan, atau
konsekuensi (level Konsekuensi) dan menunda tercapainya sasaran
kemungkinan (Level Frekuensi) Unit Pemilik Risiko Korupsi.
terjadinya.
• Di dalam skema teknis ISO 37001: 2016 sendiri, penerapan struktur umum yang
dijadikan mekanisme pelaksanaan bagi suatu organisasi menggunakan pola PDCA
(Plan, Do, Check, and Act). ISO 37001:2016 – Anti-bribery management systems/Sistem
Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) hadir sebagai salah satu tools yang dapat
digunakan untuk membantu organisasi memerangi suap dan mempromosikan budaya
bisnis yang etis.
• Dimana Plan – mencakup konteks organisasi (pemahaman organisasi, kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan, penilaian risiko dan lingkup SMAP), kepemimpinan
(komitmen pimpinan, kebijakan dan peran tanggungjawab), sasaran anti
penyuapan, dukungan sumber daya (kompetensi, komunikasi dan informasi). Do-
Mencakup uji kelayakan, pengendalian keuangan dan operasional, investigasi atau
penanganan penyuapan. Check-Meliputi pemantauan, pengukuranm analisis dan
evaluasi, audit internal, tinjauan manajemen dan Act – Meliputi kegiatan yang berfokus
pada peningkatan berkelanjutan serta tindakan korektif.
SHARING SESSION

1. Saudara yang pernah diperlakukan tidak adil,


dikriminalisasi karena memegang teguh prinsip dan
integritas
2. Menanggung resiko dengan lapang dada
3. Tetap survive dan malah sekarang ada di PKN II ini.. Your Picture Here

4. Silakan..
Teori Penyebab Korupsi
1.Teori GONE, Jack Bologne  Opportunity, kesempatan
◾ sistem sebaik apapun ada celahnya,
 Greed, serakah, rakus, tamak, loba
 Potensial ada dalam diri setiap ada kelemahan, kekurangan, dan
orang. keterbatasannya sendiri.
 Orang berintegritas mampu ◾ Kesempatan selalu ada, muncul,
mengengalikan nafsu
keserakahannya. Bersyukurlah. tersedia. Hanya orang
berintegritas tidak mengambil
kesempatan itu utk perbuatan
tercela

 Exposure  Need,kebutuhan
◾ hukuman koruptor rendah, ◾ sikap mental tertutup nafsu yang
◾ korupsi sudah mjd budaya, tidak pernah terpuaskan kebutuhan
◾ tertangkap itu hanya sial, apes, materialnya, konsumtif.
◾ hukuman yg tdk membuat jera pelaku maupun orang ◾ Sudah punya satu lembah emas,
lain. masih butuh lembah emas
lagi sampai masuk liang kubur
Pemetaan Tantangan dan Risiko Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

1. Teori GONE
2. Teori CAPTURE
3. Teori Kebijakan Sosial
4. Teori Triangle Fraud
5. DMA
6. Willingness and Opportunity
7. Cost-Benefit

Integritas Profesional Inovatif Peduli 61


1. Teori GONE, Jack Bologne
 Greed, serakah, rakus, tamak, loba
 Potensial ada dalam diri setiap orang.
 Orang berintegritas mampu mengendalikan
nafsu keserakahannya. Bersyukurlah..
 World is enough for the needy, but never
enough for the greedy, Gandhi
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 62
F
 Opportunity, kesempatan
◾sistem sebaik apapun ada celahnya, ada
kelemahan, kekurangan, dan keterbatasannya
sendiri.
◾Kesempatan selalu ada, muncul, tersedia.
Hanya orang berintegritas tidak mengambil
kesempatan itu utk perbuatan tercela
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 63
F
 Need,kebutuhan
◾ sikap mental tertutup nafsu yang tidak pernah
terpuaskan kebutuhan materialnya,
konsumtif.
◾ Sudah punya satu lembah emas, masih
butuh lembah emas lagi sampai masuk liang
kubur
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 64
F
 Exposure
◾hukuman koruptor rendah,
◾korupsi sudah mjd budaya,
◾tertangkap itu hanya sial, apes,
◾hukuman yg tdk membuat jera
pelaku maupun orang lain.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 65
F
Teori Penyebab Korupsi
2. Teori CAPTURE 3. Teori Kebijakan Sosial
 Diterima secara sosial bahwa perilaku
 Segala sesuatu di atas
koruptif dapat dimaklum
kertas secara administratif,
 Permisif
yuridis formal adalah sah
 Perasaan iba yang salah tempat
dan legal.
 .Teori ini banyak
disalahgunakan utk
memuluskan
kepentingan sementara 5. Teori DMA, Robert Klitgaard
pihak  kekuasaan (directionary)
4.Teori Triangle Fraud, Donald R. Cressey  monopoli (monopoly) yang tidak
 tekanan (pressure) dibarengi dengan
  akuntabilitas (accountability)
kesempatan (opportunity), dan
 rasionalisasi (rationalization)
7. Cost Benefit
 Teori ini menyatakan bahwa korupsi
6. Willingness and Opportunity
 Korupsi terjadi karena ada kesempatan terjadi jika manfaat korupsi yang
didapat atau dirasakan lebih besar
akibat kelemahan sistem atau kurangnya
dari biaya atau risikonya
pengawasan dan keinginan yang didorong
karena kebutuhan atau keserakahan
2. Teori Teori CAPTURE
 Segala sesuatu di atas kertas secara
administratif, yuridis formal adalah sah
dan legal.
 Teori ini banyak disalahgunakan utk
memuluskan kepentingan sementara pihak.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 67
F
4. Teori Triangle Fraud, Donald R.
 tekanan (pressure)
Cressey

 kesempatan (opportunity), dan


 rasionalisasi (rationalization)

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 68


F
6. Willingness and Opportunity
Korupsi terjadi krn ada kesempatan akibat
kelemahan sistem atau kurangnya pengawasan dan
keinginan yang didorong karena kebutuhan atau
keserakahan

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 69


F
7. Cost Benefit
Teori ini menyatakan bahwa korupsi terjadi jika
manfaat korupsi yang didapat atau dirasakan lebih
besar dari biaya atau risikonya

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI PEDULI 70


F
Bgm pendapat Bapak Ibu ttg gambar ini?
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATI 99
PEDULI
F
Materi 3:
Penguatan Strategi Organisasi Dalam Penegakan Integritas
Penegakan Integritas Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Akuntabel

Integritas
INDIVIDU

Content Here
1. Kejujuran: melakukan perbuatan atau
pekerjaan secara jujur dan benar;
2. Komitmen: melakukan atau berbuat sesuai dengan
Ikrar yang telah diucapkan atau disepakati, readiness
to do whatever it takes.
Integritas
Integritas 3. Konsisten: berperilaku sesuai nilai, sikap, dan KEPEMIMPINAN
ORGANISASI
ucapan
dengan perbuatan
Content Here
1. Integritas organisasi : perpaduan • Kepribadian yang teguh dalam menegakkan
kompetensi, akuntabilitas, etika dan kejujuran, berani, bijaksana, dan bertanggung
pengendalian/penolakan terhadap jawab untuk membangun kepercayaan dalam
korupsi pengambilan keputusan.
2. Akuntabilitas: kemampuan pemangku • Bila dikaitkan dengan kode etik, INTEGRITAS
kepentingan untuk melakukan cek atau KEPEMIMPINAN adalah tindakan yang konsisten
pertanggung jawaban mengenai apa yang dengan kebijakan dan kode etik organisasi.
telah dilakukan dan apa yang diungkapkan
oleh organisasi.
Penguatan Strategi Organisasi Dalam Penegakan Integritas

Integritas Individu Integritas Organisasi Integritas Kepemimpinan


1. Kejujuran: 1. Integritas organisasi :
melakukan • Kepribadian yang teguh
perbuatan atau perpaduan kompetensi,
pekerjaan secara akuntabilitas, etika dan dalam menegakkan
jujur dan benar;
pengendalian/penolakan kejujuran, berani,
2. Komitmen: melakukan bijaksana, dan
atau berbuat sesuai terhadap korupsi
dengan ikrar, janji yang bertanggung jawab untuk
telah diucapkan atau 2. Akuntabilitas: kemampuan
disepakati, readiness to membangun
do whatever it takes. pemangku kepentingan untuk
melakukan cek atau kepercayaan dalam
3. Konsisten: berperilaku sesuai pengambilan keputusan.
nilai, sikap, dan ucapan pertanggung jawaban
dengan perbuatan mengenai apa yang telah • Bila dikaitkan
. dilakukan dan apa yang dengan kode etik,
diungkapkan oleh organisasi. INTEGRITAS
3. Kompetensi: kemampuan KEPEMIMPINAN
menyelesaikan sesuatu, adalah tindakan
tugas dan pekerjaan yang konsisten
dengan baik dan benar. dengan kebijakan
4. Etika: perilaku terhormat /
dan kode etik
bermartabat / terpuji sesuai organisasi.
dengan nilai da kepentingan
umum.
Instrumen Membangun Integritas
Add Text

Rule Based Value Based Culture Based

 Fokus pada bimbingan dan kontrol


 Penegakkan integritas berbasis aturan "internal“  Transformasi nilai- nilai
ajaran agama
 Menekankan pentingnya kontrol  kontrol yang dilakukan oleh pegawai
 Aktualisasi nilai luhur
eksternal terhadap perilaku pegawai pada diri mereka sendiri
PANCASILA
 Penekanan pada aturan dan prosedur  tujuan untuk merangsang  Meluruskan tata nilai
formal dan rinci sebagai cara untuk pemahaman dan penerapan nilai- masyarakat
mengurangi pelanggaran integritas dan nilai harian dan untuk  Menegakkan supremasi
mencegah korupsi meningkatkan keterampilan hukum
 Menghindari perilaku tidak etis pengambilan keputusan yang etis  Kurikulum pendidikan
 Mendorong perilaku etis berbasis karakter
Instrumen Penegakan Integritas dalam Birokrasi
Pedoman Monitoring
Instrumen utama Kode etik Kebijakan Whistle Blower
Kode perilaku Sistem Pengaduan
Kebijakan penanganan konflik kepentingan Survey
Kebijakan penanganan gratifikasi Internal audit
Analisa Risiko Transparansi
Analisa dilemma etika Partisipasi publik
Wilayah bebas korupsi
Dukungan manajemen Survey
Kepegawaian Recruitmen, Promosi
Penilaian kinerja
Kebijakan pengemb. pegawai
Membangun Sikap Tegas Menegakkan Integritas
Tegas Agresif Pasif Pasif Agresif
Sikap Saya ok and ok Saya OK anda Saya tidak OK, Saya tidak OK, jadi
tidak OK anda OK anda juga tidak
OK
Fleksibel, Optimis Tidak fleksibel, Pasrah, pesimis Keras kepala
pesimis
Percaya diri, Berpikiran Pasrah, Mencari Curiga dan pesimistis
Memutuskan sempit, Rasa perasaan aman
secara memusuhi
positif
Perilaku Konstruktif Destruktif Mengalah Destruktif
Fokus pemecahan Egois Patuh Memanfaatkan orang
masalah lain
Bekerjasama Menyingkirkan Tidak tahu arah Menuduh
peran orang lain
Berintegritaskah saya?
Saya ingin Saudara memiliki penguatan baru tentang integritas
melalui ILUSTRASI ini...
◾Saya ditugaskan mendampingi peserta PKP Observasi Lapangan
(OL) di Yogya, Transportasi, akomodasi, konsumsi ditanggung
◾Saya ajak istri, transportasi bayar sendiri
◾Menginap 1 kamar dua orang
◾Sarapan boleh dua orang
◾Transport local antar jemput
Berintegritaskah saya?
◾ Apakah saya melanggar hukum, norma, etika, nilai?
◾ Tidak ada satupun yang saya langgar
◾ Tetapi kalau saya mengajak istri, integritas saya
tercederai, tergerus, tercoreng: tidak berintegritas
Perilaku Tidak Berintegritas:
1. Korupsi dengan segala bentuk strata dan manifestasinya
2. Berbohong, dusta, tidak jujur
3. Ingkar, tidak tepat janji
4. Tidak disiplin
5. Pura-pura, tidak tulus, topeng
6. Khianat, tidak amanah, tidak menyampaikan
7. Perbuatan tercela lain seperti penggunaan fasilitas bukan
untuk/pada peruntukannya, kendaraan dinas dan transport,
charging cellphone, dll
Bahan Renungan:

Salah satu bentuk perilaku tidak berintegitas adalah korupsi

Apakah korupsi itu ada?


Tidak ada! Korupsi adalah kata yg dipakai
utk menggambarkan ketiadaan integritas !
Bahan Renungan:

Jika korupsi itu sebagai satu bentuk KEJAHATAN,


karena TIDAK dihadirkannya Tuhan di hati
pelakunya.
PENUTUP

1. Membuat Declaration Of Excellent


(Doe)
2. Tindak Lanjut

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


DECLARATION OF EXCELLENT (DOE)
• Proklamasi, ikrar, janji, harapan terhadap diri
sendiri berkaitan dengan integritas
• Rangkuman janji dalam tiga kata
• Menjadi way of life selamanya

Integritas Profesional Inovatif Peduli 84


DECLARATION OF EXCELLENT (DOE)
• Agar integritas terjaga, terawat, terpelihara, perlu ikrar,
deklarasi, proklamasi, kontrak, thd diri sendiri
• Bermanfaat utk dinas, keseharian, sosial
• Refleksi kemenjadian dari agenda 1 ini
• Berintegritas tidak cukup sekali, dan sesudah itu gone with
the wind..
• Perlu Declaration of Excellent..

Integritas Profesional Inovatif Peduli 85


DECLARATION OF EXCELLENT (DOE)
• Peserta berlatih menjadi pribadi, figure, pejabat,
orang tua, tokoh masyarakat yg berintergitas
• Refleksi dari pengalaman hidup, pengalaman kerja,
interaksi dengan berbagai permasalahan, DAN hasil
dari pembelajaran
• Proklamasi dirinya (akan) menjadi orang, makhluk,
pejabat, laki-laki/perempuan seperti apa

Integritas Profesional Inovatif Peduli 86


DECLARATION OF EXCELLENT (DOE)
• Merangkum karakter Anda dalam atau dengan tiga
kata
• 3 kata yg benar-benar menggambarkan siapa Anda
seutuhnya
• Menjadi way of life
• Panduan perilaku berintegritas; dinas maupun
kehidupan sehari-hari

Integritas Profesional Inovatif Peduli 87


3 kata paling sesuai utk menggambarkan pribadi Anda
• Jujur • Percaya diri • Dapat dipercaya
• • Suka tantangan • Kredibel
Peduli
• Sabar
• Tanggung jawab • Setia
• Penuh komitmen
• Otentik •
• Sensitif
Berani
• Penuh perhatian • Risk taker • Ekspresif
• Tabah • Antusias • Apa adanya
• Penuh kasih sayang • Petarung • Terbuka
• Tekun • Pemaaf • Penuh integritas
• Ulet • Optimis • Penuh pengertian
• Enerjik • Bijak
• Tidak sombong
• Mandiri
• Terhormat • Ramah
• Semangat 147
Tuangkan dlm CONTOH kalimat di bawah ini

Saya, Juminten, adalah wanita yang mandiri, jujur, dan penuh kasih sayang

Saya, Sumanto, adalah laki-laki yang berani, tegar, dan bertanggung jawab

148
Buat sekarang..

Kirim ke wa saya: 081321346466


Sekarang..

149
Penutup.

Pulau Irian, burungnya


Cendrawasih,
Sekian, terima kasih.
Tugas Individu

Tulislah peristiwa dilema etik yang pernah Anda alami dalam organisasi. Tulisan Anda tidak
akan menjadi bahan diskusi secara langsung antar rekan dalam pelatihan ini, karena kisah
dilema etik mungkin menjadi cerita yang cukup sensitif dan para pihak yang terlibat perlu
dirahasiakan identitasnya.
Namun, cerita Anda akan menjadi bahan yang akan disampaikan oleh pengajar, tentunya dengan
menghilangkan atau mengaburkan identitas pihak yang terlibat sebagai bahan pelajaran untuk
peserta pelatihan yang lain.
Dalam tulisan tersebut, deskripsikan situasi dilema etik yang dialami, apa masalahnya, siapa
yang terlibat, apa saja pilihan keputusan yang tersedia untuk Anda, dan keputusan apa
yang akhirnya Anda pilih beserta alasannya.
Tugas Kelompok 1
Sebagai pimpinan, Anda akan menghadapi berbagai resiko TPK ataupun pelanggaran
integritas/kode etik di lingkungan kerja, lakukan analisa dari kasus yang yang potensial
ataupun sering terjadi di lingkungan kerja Saudara dengan menggunakan tabel berikut:
No Poin-poin yang dianalisis Jawaban

1. Pihak yang potensial terlibat dalam kasus TPK/ Etika/


Integritas di Lingkungan Kerja Anda?
2. Analisis penyebab terjadinya kasus TPK/ Etika/
Integritas?
3. Analisis dampak terjadinya kasus TPK /Etika/
Integritas?
4. Usulan solusi/ rekomendasi untuk mencegah kasus
TPK/ Etika/I ntegritas tersebut terjadi?
Tugas Kelompok 2
Terkait potensi kasus integritas, buatlah Action Plan terkait potensi pelanggaran integritas
di lingkungan kerja Anda dengan menggunakan tabel berikut:

NamaPeserta : ...........................................
Lembaga : ..........................................
UnitKerja : ...........................................

Kebijakan Waktu Pelaksanaan Lembaga/UnitKerja Resource/SumberDaya Indikator Keberhasilan

Internal Eksternal
Penutup.

Pulau Irian, burungnya


Cendrawasih,
Sekian, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai