Anda di halaman 1dari 27

ISLAMIC BUSINESS

COACHING
GELOMBANG VI
MATERI 12
OLEH: H. DWI CONDRO TRIONO, Ph.D
EKONOMI PASAR
SYARI’AH:
LAPIS VII

HUKUM
PERMODALAN
DALAM ISLAM
SELURUH HARTA KEKAYAAN
MEKANISME
PASAR SYARI’AH
1. Lapis 1: Pembagian
Kepemilikan
2. Lapis 2: Mengganti
Jantung Ekonomi Pasar
Bebas
3. Lapis 3: Hukum
8 Perseroan
1 2 3 4 5 6 7 KEADILAN 7 6 5 4 3 2 1 4. Lapis 4: Hukum Industri
PASAR
5. Lapis 5: Hukum Lahan
6. Lapis 6: Hukum
Ketenagakerjaan
7. Lapis 7: Hukum
Permodalan
8. Lapis 8: Hukum
Perdagangan
PENGANTAR
• Modal atau kapital adalah faktor produksi ketiga yang perlu diatur
dalam sebuah perekonomian pasar.
• Jika sebuah perekonomian pasar menginginkan agar dapat terus tumbuh
dan berkembang, maka akan senantiasa diperlukan adanya penambahan
modal.
• Sistem ekonomi kapitalisme telah menjadikan masalah permodalan
sebagai ujung tombak pengembangan perekonomiannya.
• Perhatian terhadap permodalan ini bahkan mampu mengalahkan peran
dari dua faktor produksi yang lain, yaitu lahan dan tenaga kerja.
• Oleh karena itu, dalam sesi ini kita akan membahas secara mendalam
kaitannya dengan masalah permodalan ini.
PERMODALAN SYARI’AH

• Permodalan syari’ah dapat diperoleh dari 2 kemungkinan:


1. Berhutang (dayn atauqardh)
2. Investasi (akad syirkah)
• Jika permodalannya dari harta pribadi, maka tidak perlu
pembahasan lebih lanjut.
• Jika ingin menarik modal dari pihak lain, maka harus
memahami hukum-hukum dayn, qardh dan syirkah
terlebih dahulu.
• Untuk penambahan modal dengan investasi, sudah banyak
dibahas pada materi sebelumnya (hukum perseroan).
1. PENAMBAHAN PERMODALAN DENGAN UTANG

• Pengertian utang (dayn):  

‫ضي ثُبُوتِ ِه‬


ِ َ‫ب يَ ْقت‬ ُ ‫• ال َد ْي ُن هُ َو َما يَ ْثب‬
ٍ ‫ُت فِي ال ِّذ َّم ِة ِم ْن َم‬
ٍ َ‫ال بِ َسب‬
• “Utang adalah apa-apa (harta) yang tetap dalam tanggungan, karena suatu sebab
yang mengharuskan tetapnya utang”.
• Sebab dari tetapnya utang ada 3, yaitu:
1. Utang karena pertukaran (mu’awadhah). Contohnya adalah utang dagang dalam
jual beli atau utang sewa dalam akad ijarah.
2. Utang karena merusak barang orang lain (itlaaf). Misalnya merusakkan mobil
orang lain, sehingga harus menanggung perbaikannya.
3. Utang karena pinjaman (qardh). Contohnya adalah seseorang yang meminjam
uang kepada orang lain.
PENGERTIAN QARDH (PINJAMAN)
‫ما تعطيه من المثليات ليُرد لك مثله في المستقبل‬: ‫• القرض‬
• “Pinjaman (qardh) adalah apa-apa yang kamu berikan berupa harta mitsliyat
(harta semisal) untuk dikembalikan kepadamu harta yang semisalnya pada masa
yang akan datang”.
• Mitsliyat dapat didefinisikan:
ٍ ‫• المثليّات في االصطالح كل ما يوجد له مثل في األسواق بال تفاو‬
‫ت ي ْعتد‬
‫ بحيث ال يختلف بسببه الثّمن‬،‫به‬
• “Mitsliyat (harta semisal) menurut istilah adalah apa-apa yang didapati yang
semisalnya di pasar tanpa ada perbedaan yang signifikan, dalam arti perbedaan
yang ada, tidak mengakibatkan perbedaan harga”.
• Mitsliyat adalah: barang-barang yang dapat ditakar, dihitung dan ditimbang.
Contohnya adalah beras, gula, minyak, gandum dll.
KETENTUAN DALAM QORDH

• Ketentuan dalam qardh adalah sebagai berikut:


1. Qardh (pinjaman) adalah harta yang diberikan
kepada seseorang agar dia mengembalikan harta
yang semisalnya.
2. Qardh dapat terjadi pada uang atau barang.
3. Qardh terjadi pada harta yang semisal (mitsliyat).
• Kesimpulannya: utang (dain) dapat dikategorikan
memiliki cakupan yang lebih umum dan lebih luas
daripada pinjaman (qardh).
HUKUM DAYN DAN QARDH
• Salah satu dalilnya adalah Al-Baqarah 282:
﴾٢٨٢﴿ ُ‫وا ِإ َذا تَ َدايَنتُم بِ َد ْي ٍن ِإلَى َأ َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُبُوه‬
ْ ُ‫ين آ َمن‬
َ ‫• يَا َأ ُّيهَا الَّ ِذ‬
• “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak
secara tunai (secara utang) untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya”.
• Utang-piutang (dayn) hukumnya adalah mubah atau jaiz.
• Untuk pemberi pinjaman (al-muqridh), hukumnya adalah mandub
(sunnah).
• Untuk peminjam (al-muqtaridh), hukumnya adalah mubah dan
sebagian ulama menyatakan sunnah.
DALIL-DALIL UTANG-PIUTANG
ً ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يُ ْق ِرضُ ُم ْسلِ ًما قَ ْر‬
‫ضا‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫• َع ْن ا ْب ِن َم ْسعُو ٍد َأ َّن النَّب‬
ً‫ص َدقَتِهَا َم َّرة‬َ ‫ان َك‬ َ ‫َم َّرتَ ْي ِن ِإاَّل َك‬
• Dari Ibnu Mas’ud RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,“Tidaklah seorang muslim
memberi pinjaman kepada muslim yang lain sebanyak dua kali, kecuali hal itu seperti
sedekah satu kali.” (HR Ibnu Majah). 
‫ت َرسُو َل‬ ُ ‫ت َس ِم ْع‬ْ َ‫ان فَقِي َل لَهَا َما لَ ِك َولِل َّد ْي ِن قَال‬ ُ ‫ت َعاِئ َشةَ تَ َّد‬ ْ َ‫• َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ْب ُن َعلِ ٍّي قَا َل َكان‬
ِ ‫ان لَهُ ِم ْن هَّللا‬َ ‫ت لَهُ نِيَّةٌ فِي َأ َدا ِء َد ْينِ ِه ِإاَّل َك‬
ْ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل َما ِم ْن َع ْب ٍد َكان‬ َ ِ ‫هَّللا‬
‫ك ْال َع ْو َن‬
َ ِ‫َع َّز َو َج َّل َع ْو ٌن فََأنَا َأ ْلتَ ِمسُ َذل‬
• Dari Muhammad bin Ali dia berkata ‘A`isyah RA telah berutang piutang, lalu ada
yang bertanya kepadanya,”Mengapa Anda berutang?” ‘A`isyah menjawab,”Aku
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,“Tidaklah seorang hamba berniat
untuk melunasi utangnya, kecuali dia berhak mendapat pertolongan dari Allah Azza
wa Jalla. Maka aku mencari pertolongan Allah itu” (HR Ahmad & Thabrani).
SYARAT UNTUK BERUTANG

• Ada 3 (tiga) syarat penting yang harus diperhatikan, apabila


seseorang hendak berhutang, yaitu:
1. Pihak yang berutang harus berniat untuk melunasi
utangnya.
2. Pihak yang berutang harus mempunyai dugaan yang kuat
bahwa dia mampu untuk melunasi utangnya.
3. Utang yang dilakukan tersebut adalah utang yang ada
dalam perkara yang disyariahkan (fii amrin
masyruu’in). Tidak untuk utang yang diharamkan.
RUKUN-RUKUN AKADQORDH

• Rukun-rukun akad Qardh ada 3, yaitu:


1. Pemberi pinjaman (al-muqridh) dan
peminjam (al-muqtaridh atau al-mustaqridh).
2. Harta yang dipinjamkan (al-maal al-
muqtaradh).
3. Shighat (ijab dan kabul).
SYARAT-SYARAT UNTUK RUKUN PERTAMA

• Syarat untuk pemberi pinjaman (al-muqridh):


1. Berakal (‘aaqilan)
2. Baligh (baalighan)
3. Merdeka (hurran)
4. Rasyiid (tidak boros atau safiih).
• Syarat untuk peminjam (al-muqtaridh):
1. Berakal (‘aaqilan)
2. Baligh (baalighan)
3. Merdeka (hurran)
SYARAT-SYARAT UNTUK RUKUN KEDUA

• Syarat harta yang dipinjamkan (al-maal al-muqtaradh):


1. Hartanya termasuk harta mitsliyyat (harta yang
semisal), seperti uang, barang yang ditakar, ditimbang,
dihitung. Catatan: harta qiimiyyat (senilai) boleh juga
asalkan sifatnya dapat distandarisasi dengan tepat).
2. Hartanya merupakan ‘ain (barang). Maksudnya bukan
manfaat (jasa)
3. Hartanya diketahui (ma’luum), yaitu diketahui
kadarnya (kuantitasnya) dan sifatnya (kualitasnya).
SYARAT-SYARAT UNTUK RUKUN KETIGA

• Syarat shighat atau ijab-qabul adalah:


1. Bagi pemberi pinjaman: sah dengan segala ucapan yang
menunjukkan makna memberi pinjaman (qardh). Seperti
aqradhtuka (aku pinjamkan kepadamu) atau aslaftuka (aku
pinjamkan kepadamu) atau a’thaituka (aku berikan kepadamu).
2. Sedangkan shighat untuk peminjam adalah dengan segala
ucapan yang menunjukkan makna keridloan untuk meminjam,
seperti: astaqridhu (aku meminjam) atau qabiltu (aku terima),
atau radhiitu (aku rela).
SETELAH TERJADI AKAD QARDH

• Setelah terjadinya akad qardh, maka kepemilikan barang berpindah


menjadi milik peminjam, bukan lagi milik pemberi pinjaman.
• Harta yang dikembalikan oleh peminjam, haruslah harta yang
semisal (sejenis) dan sekadar (sama jumlah atau kadarnya).
• Dalam mengembalikan pinjaman tidak diperbolehkan ada syarat
memberikan tambahan (ziyadah) bagi pihak peminjam.
• Sebab, tambahan yang diambil dari utang-piutang tersebut dapat
dikategorikan sebagai riba, yang haram hukumnya.
APAKAH RIBA ITU?
Riba secara bahasa: tambahan (ziyadah)
Riba menurut istilah syari’ah:
‫الربا هو كل زيادة ألحد المتعاقدين في عقد المعاوضة من غير‬
‫مقابل أو هو الزيادة في مقابل األجل‬
“Riba adalah setiap tambahan bagi salah satu pihak yang berakad
dalam akad pertukaran, tanpa ada pengganti, atau riba adalah
tambahan sebagai pengganti dari waktu”.
(Abdul Aziz al-Khayyath, Asy-Syarikat, 2/168)
HADIS LARANGAN RIBA FADHL

،‫ والشعير بالشعير‬،‫ والبر بالبر‬،‫ والفضة بالفضة‬،‫الذهب بالذهب‬


‫ فإذا‬،‫ يداً بيد‬،‫ سواء بسواء‬،‫ مثالً بمثل‬،‫ والملح بالملح‬،‫والتمر بالتمر‬
‫ إذا كان يداً بيد‬،‫اختلفت هذه األصناف فبيعوا كيف شئتم‬
“Emas ditukarkan dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum (al-
burru bil burri), jewawut dengan jewawut (asy-sya’ir bi asy-sya’ir), kurma dengan
kurma, garam dengan garam, harus sama takarannya (mitslan bi mitslin sawa`an bi
sawa`in) dan harus dilakukan dengan kontan (yadan bi yadin). Dan jika berbeda
jenis-jenisnya, maka juallah sesukamu asalkan dilakukan dengan kontan (yadan bi
yadin)” (HR Muslim no 1587).
‫‪Dalil-dalilnya:‬‬

‫صل َى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم‪ُ :‬كلُّ‬ ‫قَا َل َرس ُْو ُل هللاِ َ‬


‫ض َج َّر َم ْنفَ َعةً فَهُ َو ِربَا‬
‫قَ ْر ٍ‬
‫(بغية الحارث ‪ -‬ج ‪ / 1‬ص ‪ ,142‬السنن الكبرى‬
‫للبيهقي ‪ -‬ج ‪ / 5‬ص ‪)349‬‬

‫‪“Setiap utang-piutang yang menghasilkan‬‬


‫”‪manfa’at adalah riba‬‬
‫‪(HR. Baihaqi).‬‬
APA ANCAMAN BAGI
PELAKU RIBA DI
NERAKA…?
Rasullah SAW bersabda:

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِ ‫قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ 
‫ِد ْرهَ ٌم ِربًا يَْأ ُكلُهُ ال َّر ُج ُل َوهُ َو يَ ْعلَ ُم َأ َش ُّد‬
ً‫ين َز ْنيَة‬َ ِ‫ِم ْن ِستَّ ٍة َوثَاَل ث‬
“Satu dirham riba yang dimakan
seseorang, dan dia mengetahui (bahwa
itu adalah riba), maka itu lebih berat
daripada tiga puluh enam kali berzina”.
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani).
Rasulullah SAW bersabda:

‫الربَا ثَالثَةَ َو َس ْبع ُْو َن بَابًا َأ ْي َس ُرهَا ِم ْث ُل َأ ْن‬


ِ
ُ‫يَ ْن ِك َح ال َّر ُج ُل ُأ َّمه‬
Riba itu mempunyai 73 pintu dosa, sedang“
yang paling ringan seperti seorang laki-laki
.”yang menzinai ibunya kandungnya
(HR. Ibn Majah, Al Hakim dan Al Baihaqi).
ANCAMAN
YANG PALING
BERAT:
‫ار‬َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ح‬
ُ‫َ اب‬ ‫ص‬ْ ‫َأ‬ ‫ك‬ ‫ـ‬َ ‫ل‬ ‫و‬‫ُأ‬
َ ‫َو َم ْن َعا َد فَ ْ ِئ‬
ِ
‫ون‬ َ ‫هُ ْم فِيهَا َخالِ ُد‬
“Orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya”.
(QS. Al-Baqarah: 275)
EMPAT
PELAKU RIBA
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫لَ َع َن َرس ُْو ُل هللا‬
,‫الربا َ َو ُم ْو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه‬
ِّ ‫آ ِك َل‬
‫ هُ ْم َس َوا ٌء‬:‫َوقَا َل‬
“Rasulullah SAW mengutuk orang yang
memakan riba, orang yang memberinya, juru
tulisnya dan kedua saksinya. Rasulullah SAW
menegaskan, mereka semua sama”
(HR. Muslim).
2. INVESTASI SYARI’AH

• Untuk keperluan penambahan modal dalam bentuk


investasi, maka bisa dengan menggunakan akad syirkah.
• Namun, tidak dalam semua bentuk akad syirkah
sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya.
• Akad syirkah yang dapat digunakan adalah akad syirkah
yang dapat berperan untuk penambahan modal dari pihak
lain dengan tanpa melibatkan investor tersebut ke dalam
aktivitas bisnisnya.
• Dengan kata lain, yang dibahas hanyalah akad syirkah untuk
penambahan modal dari investor saja.
AKAD SYIRKAH UNTUK PENAMBAHAN
INVESTASI
1. Syirkah mudharabah, juga disebut qirad, yaitu apabila
ada badan dan harta melebur untuk melakukan syirkah.
Ada pihak yang memberikan hartanya dan pihak lain
tenaganya, kemudian keuntungan dibagi sesuai dengan
kesepakatan.
2. Syirkah wujuh, adalah syirkah antara dua badan dengan
modal dari pihak di luar kedua badan tersebut. Artinya,
salah seorang memberikan modalnya kepada dua orang
atau lebih yang bertindak sebagai mudharib. Keuntungan
dibagi berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai