◦ Murah ◦ Strukturnya stabil ◦ Mudah penggunaan ◦ Nontoxic and nonallergenic ◦ Selektif terhadap patogen Pencarian senyawa antimikroba baru biasanya melalui tahapan:
Penapisan tahap pertama,
yaitu uji antagonis isolat-isolat terhadap
mikrob uji dengan metode konfrontasi di
media agar di cawan Petri. Penapisan tahap kedua Isolat yang berpotensi kemudian diuji lebih
lanjut dengan menumbuhkan isolat pada media
cair untuk diambil ekstraknya. Ekstrak dapat berasal dari filtrat kultur atau sel.
Filtrat kultur dapat diuji langsung pada media
agar di cawan Petri dengan metode sumur atau dapat diekstrak terlebih dahulu, demikian juga dengan sel yang harus diekstrak terlebih dahulu sebelum diuji dengan metode cakram kertas Penapisan tahap ketiga dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat awal
dari senyawa-senyawa antimikrob tersebut.
Perlu dilakukan purifikasi atau pemisahan
senyawa aktif dari senyawa aktif yang lain
atau dari senyawa pengotor yang ada. Produksi senyawa antimikroba
Tahap produksi dilakukan dengan cara
mengambil sejumlah starter dan diinokulasikan ke dalam media produksi Contoh: medium produksiBacto peptone
Yeast Extract. Fermentasi dilakukan pada suhu kamar pada
rotary shaker selama 5 hari.
Ekstraksi dengan Pelarut Organik
Proses ekstraksi dilakukan dengan menambahkan pelarut
(misal: butanol , etil asetat). Volume pelarut ditambahkan dengan perbandingan 1:1, kocok selama 1 jam dengan shaker lalu disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 8000 rpm. Supernatan dipisahkan dari filtrat dan dimasukkan ke dalam labu rotavapor yang telah diketahui berat konstannya. Pemekatan dilakukan menggunakan rotary vacum evaporator dan ditimbang berat ekstrak kering yang diperoleh. Ekstrak kasar dilarutkan dengan pelarut pada konsentrasi tertentu untuk keperluan uji aktivitas, purifikasi dan karakterisasi. Produksi dan ekstraksi senyawa aktif
Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi
agar dengan menggunakan kertas cakram diameter 6 mm. Mikroba uji E. coli, S. aureus, P. aeruginosa dan B. subtilis ditumbuhkan pada medium NA (Nutrient Agar) sedangkan C. albicans dan A. niger ditumbuhkan pada PDA (Potato Dextrose Agar). Sebanyak 15 μl ekstrak sampel diteteskan dalam kertas cakram, kemudian dikeringkan dengan cara diangin- anginkan. Selanjutnya diletakkan pada permukaan agar yang telah diinokulasikan 15 μl (106 sel/ml) mikroba uji per cawan petri. Inkubasi dilakukan pada suhu 30 °C selama 24 jam. Zona bening yang terbentuk diukur diameter zonanya (Prescott et al. 2002). Uji Difusi Agar Kromatografi lapis tipis
Pemisahan dengan kromatografi lapis tipis dilakukan
menggunakan aluminium silika gel 60 F254 (Merck). Ekstrak kasar dikembangkan dengan pelarut organik
non polar sampai polar (benzena, dietil eter,
kloroform, etil asetat, metilen klorida, butanol, iso propanol, n-propanol, aseton, metanol, etanol). Noda hasil pemisahan diamati dibawah UV 254 dan
366 nm. Pelarut yang dapat memisahkan komponen
paling baik dan banyak maka digunakan sebagai eluen pada kromatografi kolom. Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Aktif Ekstrak yang sudah dipekatkan selanjutnya difraksinasi menggunakan kromatografi kolom (φ20 x 320 mm), dengan fasa diam silika gel 60 (0,063-0,200 mm) dan fasa gerak butanol, iso- propanol dan metanol dengan sistem gradien. Tiap kelompok fraksi diuji aktivitas
antimikrobanya untuk mendapatkan kelompok
fraksi yang aktif. Kelompok fraksi aktif yang terpilih kemudian dimurnikan lebih lanjut dengan menggunakan metoda HPLC preparatif, hingga diperoleh senyawa tunggal yang murni dan aktif. Contoh pengujian fraksi-fraksi Elusidasi Struktur Molekul
Elusidasi struktur merupakan suatu proses
yang dilakukan untuk menentukan rumus struktur dari suatu senyawa yang dilakukan dengan teknik spektroskopi. Teknik ini memanfaatkan jejak suatu molekul
yang dikonversi menjadi sinyal listrik dan
dicatat oleh suatu pencatat (rekorder). Dalam mengelusidasi struktur diperlukan
data spektrum dari suatu sampel, baik
berupa spektrum UV-Vis, IR, MS dan NMR. Spektroskopi UV
Untuk keperluan penentuan struktur
spektroskopi UV memiliki kemampuan untuk mengukur jumlah ikatan rangkap atau konjugasi aromatik dalam suatu molekul. Daerah panjang gelombang dari spektrum UV
berkisar 200 - 400 nm. Penyerapan sinar UV
oleh suatu molekul akan menghasilkan transisi diantara tingkat energi elektronik molekul tersebut. Spektroskopi IR
Spektrum IR dapat memberikan informasi mengenai gugus
fungsi yang terdapat pada suatu molekul. Hal ini disebabkan oleh perbedaan frekuensi vibrasi setiap jenis ikatan kimia. Frekuensi vibrasi juga berbeda pada jenis ikatan yang sama pada molekul yang berlainan akibat dari perbedaan lingkungan yang dimiliki oleh ikatan tersebut. Perbedaan ini menyebabkan spektrum IR disebut sebagai spektrum sidik jari, dengan daerah sidik jari (finger print region) pada frekuensi 1300-900 cm-1. Setiap struktur molekul memiliki spektrum yang spesifik. Meski spektrum IR spesifik untuk setiap molekul, tetapi gugus fungsi yang berbeda memberikan pita-pita absorbsi di frekuensi yang sangat dekat. Hal ini berakibat spektrum IR tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya cara identifikasi struktur molekul. Spektrum IR lebih sering digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus fungsi yang memiliki pita spesifik yaitu : C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, C≡ N dan NO 2. Saat ini ada dua macam instrumen yaitu spektrofotometer IR dan FTIR (Fourier Transform Infrared). FTIR lebih sensitif dan akurat, misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap terkonjugasi dan terisolasi dan lain- lain yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan (Sitorus 2009). Spektroskopi massa Spektrometer massa bekerja dengan memilah dan mengidentifikasi ion menurut massa, sesuai dengan rasio fragmentasi (m/z). Komponen utama dari alat ini adalah sumber ion (ion source) yang menghasilkan ion dan penganalisis massa (mass analyzer) yang menseleksi ion. Sistem LC-MS umumnya menggunakan beberapa jenis ion source dan mass analyzer yang dapat disesuaikan dengan kepolaran senyawa yang akan dianalisis. Spektroskopi massa (MS) akan melengkapi pelacakan
struktur untuk suatu molekul yang belum diketahui
bobot molekulnya. Spektroskopi massa akan memberikan informasi harga bobot molekul (g/mol)