Anda di halaman 1dari 47

Penatalaksanaan kasus ODMK akibat

stress, Resiliensi, dan Kasus ODGJ di


PUSKESMAS
dr. Yulia Ratna Sofa, Sp.KJ
Bagian Ilmu Kedokterab jiwa
Rumah Sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
Alami dan
penting
Stres:
reaksi perubahan
dari lingkungan (+) Lebih
(+) waspada
yang dan
mengharuskan (-) antisipasif
seseorang
menyesuaikan
Gangguan
diri mental
dan fisik
Komunikasi kurang baik

Beban Kerja Tinggi

Lingkungan Kerja kurang baik

Ketidakseimbangan kehidupan

Iklim Manajemen
CURICULUM VITAE

PENDAHULUAN Positif
Lebih Tangguh dan termotivasi dalam bekerja
(Eustres)
PENYEBAB

JENIS STRESS
DAMPAK

GEJALA

PEMERIKSAAN MANDIRI

TIPS

CONTOH

PENUTUP
CURICULUM VITAE

PENDAHULUAN

PENYEBAB

JENIS STRESS
DAMPAK

GEJALA

PEMERIKSAAN MANDIRI

TIPS

CONTOH Negatif
Gangguan psikologis : burnout, cemas, depresi
(Distres)
PENUTUP
UU KESWA 18/2014
Bagaimana tatalaksana ODMK akibat stress
Ventilasi : membiarkan pasien mengeluarkan isi hatinya sehingga setelah itu pasien merasa lega sehingga kecemasan dan beban perasaan yang dirasakan oleh pasien menjadi
berkurang.

Seorang terapis harus menunjukkan sikap empati dan tidak banyak melakukan interupsi.

Encouragement : memberikan dorongan kepada pasien agar pasien berusaha mengatasi masalah yang dihadapinya dan bersemangat dalam menjalani psikoterapi agar terjadi
perbaikan kualitas hidup.

Praise : memberikan pujian disaat pasien mampu melakukan sesuatu dengan tujuan meningkatkan kemampuan adaptasi pasien.

Selain itu dapat juga memberikan dorongan untuk menjaga hygiene, berolahraga, berinteraksi dengan orang lain, dan menjadi individu yang lebih mandiri.
Meningkatkan Resiliensi :

Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap

kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan

dalam keadaan tertekan dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan

(adversity) atau trauma yang dialami dalam kehidupannya..

11
7 ASPEK RESILIENSI DALAM INDIVIDU :
(Reivich & Shatte, 2002)

1. Regulasi emosi
2. Kontrol terhadap impuls
3. Optimisme
4. Analisis sebab-akibat
5. Empati
6. Self efficacy
7. Meraih kesempatan

12
1. Regulasi emosi :
• Hadapi stres tetap tenang dan berpikir rasional (POKUS)
• Resiliens mampu gunakan emosi positif dalam hadapi stres

2. Pengendalian Impuls:
kemampuan Individu untuk mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan,
serta tekanan yang muncul dari dalam diri.
Individu dapat mengendalikan impulsivitas dengan mencegah terjadinya
kesalahan pemikiran, sehingga dapat memberikan respon yang tepat pada
permasalahan yang ada.

3. Optimisme :
• Yakin mampu ubah hidup > baik dan melihat masa depan cerah
• > Produktif dan berhasil dlm pekerjaan dan pendidikan
• Masalah apapun dapat diatasi dengan usaha sungguh-sungguh

13
•4. Analisis sebab-akibat :
Mampu identifikasi sebab masalah secara tepat
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang
Mampu temukan faktor penyebab yg dapat diatasi
Tepat analisishindari kesalahan sama, solusi tepat

5. Empati :
• Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk membaca
tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. Individu yang
memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang
positif.

6. Self efficacy :
• Keyakinan diri mampu selesaikan masalah dan berhasil dlm aspek tertentu
• Tidak mudah putus asa
• Dipengaruhi keberhasilan masa lalu, dukungan orang terpercaya, kondisi
emosinal seseorang

14
7. Meraih kesempatan :
• Mampu meningkatkan aspek positif dan melihat kesempatan baru
• Saat masa sulit mampu mencapai pemahaman thd masalah yg > baik
• Meminta bantuan banyak pihak dan ambil keputusan yg tepat
• Kesalahan sebagai hal baru sehingga tidak takut coba hal baru
• Dapat perkirakan risiko tindakannya dan nyaman ambil keputusan

15
Penggolongan Obat Psikotropik

◎ Anti Psikotik ◎ Anti Insomnia


◎ Anti Depresi ◎ Anti Obsesif-Kompulsif
◎ Anti Mania ◎ Anti Panik
◎ Anti Anxietas
ANTI PSIKOTIK
• Diberikan pada  Gangguan psikotik dengan berbagai etiologi (Skizofrenia,
skizoafektif, gg. otak organik dgn gejala psikotik, gg. bipolar dan depresi mayor
dengan gejala psikotik)
• Antipsikosis tipikal
• Afinitas tinggi menghambat reseptor dopamin 2  Reaksi ekstrapiramidal
• Umumnya hanya berespon pada gejala positif
• Antipsikosis atipikal
• Afinitas lemah terhadap dopamine 2, punya afinitas terhadap dopamine 4,
serotonin
• Efektif untuk gejala positif maupun gejala negatif
• Tujuan  Menangani gejala akut, mempercepat timbul remisi, terapi
pemeliharaan, terapi profilaksis

17
Chlorpromazine, Trifluoperazine,
Fluphenazine

Haloperidol

Pimozide (tidak ada di Indonesia)

Sulpiride

Clozapine, Olanzapine, Quetiapine

Risperidone, Aripripazole
18
Sediaan Obat Antipsikotik di Indonesia
Antipsikotika Bentuk Sediaan Dosis
Klorpromazin tab (25 mg,100 mg), inj short acting 5 300-1000
mg/mL (i.m.), 50mg/2ml
Flufenazin inj long acting 25 mg/mL (i.m.) 5-20
Haloperidol tab (0.5mg, 1.5mg, 2mg, 5mg), kaps 5-20
5mg, drops 2mg/mL, inj short acting (5
mg/mL), long acting (50mg/mL)
Trifluoperazin tab 1mg tab sal selaput 5 mg 15-50
Aripiprazol tab 5 mg, tab dispersible (10 mg,15 mg), 10-30
oral solution 1 mg/mL
Klozapin tab (25 mg, 50mg, 100 mg) 150-600

Olanzapin tab sal selaput (1mg, 5 mg, 10 mg), inj 10-30


long acting 10 mg
Quetiapin tab (25mg,100mg), tab pelepasan 300-800
lambat (50mg, 200 mg, 300mg, 400mg)

Risperidon tab (1mg, 2mg, 3mg), oral solution 2-8


(1mg/ml), inj long acting (25mg)

19
EFEK SAMPING

20
Tata Laksana Efek Samping

21
ANTI
DEPRESI
Antidepresan adalah kelompok obat-obat yang heterogen dengan
efek utama dan terpenting adalah untuk mengendalikan gejala
depresi

22
ANTI DEPRESI
◎ Indikasi: Mengendalikan gejala episode depresi berat, episode depresi gangguan
bipolar, panik, agoraphobia, fobia sosial, gangguan obsesif-kompulsif
◎ Secara umum  ↑Jumlah neurotransmiter serotonin di pascasinaps
◎ Antidepresan trisiklik, tetrasiklik, SSRI  Menghambat re-uptake serotonin di
pascasinaps (SSRI selektif neurotransmiter serotonin 5-HT2)
◎ Golongan antidepresan SNRI menghambat re-uptake serotonin dan norepinefrin
◎ ↑Aktivitas dopamin + serotonin di otak  ↓Gejala depresi dan memperbaiki
mood pasien.

23
Nama Obat Bentuk Sediaan Dosis Harian Efek Samping
SSRI
Escilatopram tab salut selaput (10mg, 20mg) 20-60 semua SSRI bisa menimbulkan insomnia, agitasi,
Fluoksetin tab/kaps (10 mg, 20 mg) 10-40 sedasi, gangguan saluran cerna dan disfungsi
seksual
Sertralin tab 50 mg, tab sal selaput 50mg, kapl 50mg 50-150

Fluvoksamin tab 50mg 150-300


TRISIKLIK/TETRASIKLIK
Amitriptilin tab 25 mg 75-300 antikolinergik
Maprotilin tab sal selaput (25 mg, 50mg) 100-225
SNRI
Duloxetin kaps salut enterik 30mg, 60mg 40-60 mengantuk, kenaikan BB, hipertensi,gangguan saluran
cerna
Venlafaksin kaps 75mg 150-375 pusing, sakit kepala, mual, berkeringat, mulut kering,
mata kabur
NaSSA
Mirtazapin tab sal selaput 30mg 15-45 somnolen, mual
SSRE
Tianeptin tab 12,5mg 12,5-37,5 somnolen, mual, gangguan kardiovaskular
MELATONIN AGONIS
Agomelatin tab sal selaput 25mg 25-50 sakit kepala 24
Anti Depresi
• Obat dapat digunakan dalam 3 fase:
• Fase akut  Meredakan gejala
• Fase lanjutan  Mencegah relaps
• Fase pemeliharaan  Mencegah rekurensi (min 6 bulan)
• Mulai dosis terendah  Ditingkatkan sampai dosis terapeutik
• Pada dosis pemeliharaan dianjurkan menggunakan dosis tunggal
pada malam hari (single dose before sleep) untuk golongan trisiklik
dan pagi hari setelah sarapan pagi untuk golongan SSRI.

25
26
ANTI
MANIA

27
1. Lithium

 Golongan : Mood stabilizer


 Indikasi :
o Gangguan bipolar terutama pada fase manik
o Pengobatan jangka panjang terbukti menurunkan insidens percobaan bunuh diri
o Belakangan, dengan diindikasikannya valproat dan olanzapin untuk indikasi ini, litium juga dikombinasikan dengan
obat tersebut
o Keadaan manik terkontrol  Terapi pemeliharaan: Litium
o Pada fase depresif gangguan bipolar, litium sering dikombinasi dengan antidepresi
 Terapeutic range : 0,8-1,2 mEq/L dan Toxic concentration ≥1.5 mEq/L
 Tanda awal toksisitas lithium  tanda diare, muntah, kantuk, kelemahan otot, kurangnya koordinasi

28
Dosis, sediaan, dan penggunaan
 Dosis dan sediaan
• Rentang penggunaan Dosis 1800 mg / hari dalam dosis terbagi pada fase akut
• 900 – 1200 mg/ hari dalam dosis terbagi pada maintance
• Liquid :10 ml 3 x/ hari ( mania akut ), 5 ml , 3 – 4 kali / hari ( jangka panjang)
 Bentuk sediaan
• Tablet 300 mg, 450 mg
• Capsul 150 mg, 300 mg, 600 mg
• Liquid 8 mEq/ 5 ml
• Frimania  Tab 200mg, 400mg
 Penggunaan
• Dimulai dari 300 mg 2 – 3 kali / hari dan disesuaikan dengan dosis diatas.

29
Efek samping

 lndeks terapi litium rendah Pemantauan kadar plasma /serum


 Penurunan fungsi tiroid Pemeriksaan kadar TSH tiap 6-12 bulan
 Nefrogenik diabetes insipidus Polydipsia dan polyuria
 Efek samping: Ataksia, dysarthria, delirium, tremor, gangguan memori, diare, mual, dan ↑BB karena
eutiroid goiter dan hipotiroid goiter karena ↑hormone TSH dan ↓kadar tiroksin.
 Bersifat bahaya Aritmia, bradikardi, hipotensi, nefritis interstial dan kejang namun jarang terjadi.
 Obat untuk mengatasi efek samping Propranolol 20 – 30 mg 2 – 3 kali / hari yang dapat mengurangi
tremor dan pengurangan dosis lithium

30
Kontraindikasi

 Penyakit ginjal derajat berat


 Penyakit kardiovaskular derajat berat
 Dehidrasi berat
 Terbukti alergi lithium

31
2. Asam valproat

32
Efek samping obat

 Sedasi, tremor, dizziness, ataxia , asthenia dan headache


 Nyeri abdomen, mual, muntah, konstipasi, dyspepsia dan penambahan berat badan
 Pada orang tua sedasi berhubungan dengan dehidrasi, mengurangi asupan makan dan
nutrisi
 Pada anak-anak tidak disarankan pada usia 10 tahun dan dapat menyebakan
hepatotoksik
 Pada ibu hamil meningkatkan risiko pada janin terjadinya neural tube defect seperti
spina bifida dan anomali bawaan lainnya

33
ANTI
ANXIETAS
Penggolongan
1. Benzodiazepine 2. Non-Benzodiazepine
 Diazepam  Buspirone
 Lorazepam
 Clobazam
 Bromazepam
 Alprazolam

34
Anti Anxietas
Nama Obat Sediaan Dosis (mg) Efek Samping
Alprazolam tab (0,25 mg, 0,5 0,25-4 Sedasi, Pusing,
mg, 1 mg) tab sal Sakit Kepala
selaput (0,5 mg,
1mg) (Obat-obatan anti
anxietas (terutama gol.
Bromazepam tab (3 mg) 3-18 Benzodiazepin) relative
Diazepam tab (2 mg, 5 mg), 2,5-40 sangat aman. Hanya
perhatian khusus pada
inj 5mg/mL kemungkinan terjadi
Klobazam tab 10 mg 20-30 toleransi dan
dependensi pada
Lorazepam tab (0,5 mg, 1 mg, 2 2-6 pemberian dosis besar
mg) dan dalam waktu lama)

Klonazepam tab 2 mg 4-8


Buspiron Kapl (10mg) 10-60
35
Anti Anxietas
Indikasi
Mengatasi gejala cemas pada gangguan cemas
lndikasi lain  Pada pasien dengan gejala withdrawal alkohol atau obat
sedatif lainnya, akatisia, agitasi psikomotor akut, dan psikosis akut
Mekanisme Kerja
Anti-anxietas  Memperkuat “inhibitory action of GABA-ergic neuron” 
Hiperaktivitas <<
Secara selektif reseptor GABA membiarkan ion chloride masuk ke dalam sel
 Hiperpolarisasi neuron  Hambat pelepasan transmisi neuronal

36
Cara Pemberian

• Mulai dengan dosis rendah  Dinaikkan setiap 3-5 hari sampai


mencapai dosis optimal  Dipertahankan 2-3 minggu 
Diturunkan 1/8x setiap 2-4 minggu  Dosis minimal yang masih
efektif (maintenance dose)  Bila kambuh dinaikkan lagi dan bila
tetap efektif  Pertahankan 4-8 minggu  Tappering off
• Onset of action  Cepat dan langsung memberikan efek
• Lama pemberian  Tidak lebih dari 1-3 bulan  Menurunkan risiko
adiksi
37
ANTIINSOMNIA
Benzodiazepine
• Obat lini pertama
• Kerjanya ansiolitik, hipnotik sedatif, dan melemaskan otot
• Cepat ditoleransi dengan baik
• Kerja obat ini adalah pada resepor γ-aminobutyric acid (GABA) postsynaptic, dimana obat ini
meningkatkan efek GABA (menghambat neurotransmitter di CNS)  Sedasi, mengantuk, dan
melemaskan otot

Non Benzodiazepine
• Contoh obat:
• Zolpidem salah satu derivate non-benzodiazepine. Zolpidem memiliki efektifitas yang
sama dengan benzodiazepin dalam mempersingkat masa jatuh tidur serta
memperpanjang lama tidur pada pasien insomnia. Setelah penghentian obat,
manfaatnya pada tidur masih bertahan hingga satu minggu.
• Sediaan: tab sal selaput 10mg
• Usual adult dose: 5-10mg
Non-Farmakoterapi

a) Higiene Tidur b) Cognitive Behavioral Therapy (CBT)


• Membiasakan waktu dan bangun tidur Memperbaiki pengertian insomnia
teratur Meningkatkan kepatuhan berobat
• Tidur apabila mengantuk daripada
menunggu jam tidur
• Menghindari aktifitas: Keterjagaan
• Suasana dan fasilitas mendukung
• Hindari stresor emosi dan pekerjaan
ANTI
OBSESIF-KOMPULSIF

41
SSRI
Escilatopram tab salut selaput (10mg, 20mg) semua SSRI bisa menimbulkan insomnia, agitasi, sedasi,
gangguan saluran cerna dan disfungsi seksual
Fluoksetin tab/kaps (10 mg, 20 mg)
Sertralin tab 50 mg, tab sal selaput 50mg, kapl 50mg

Fluvoksamin tab 50mg

TRISIKLIK
antikolinergik
Amitriptilin tab 25 mg
Maprotilin tab sal selaput (25 mg, 50mg)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR HK.02.02/MENKES/73/2015 (PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN JIWA)

First Line

42
ANTI
PANIK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/73/2015

(PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN


KEDOKTERAN JIWA)
Anti Panik

1. Pengobatan gangguan panik biasanya berjangka waktu lama  Jelaskan kepada


penderita dan keluarganya
2. Pada saat mulai pengobatan akan menyebabkan “reaction time” menurun,
Hindarkan mengendarai kendaraan sendiri/menjalankan mesin yang membutuhkan
perhatian tinggi.
3. Pasien usia lanjut/dengan penyakit organik sebagai penyulit yang kurang bisa
mentolelir efek samping obat Dosis obat harus seminimal mungkin.
4. Wanita hamil atau menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat antipanik.
TERIMAKASIH

45
Undang – undang No. 18/2014 tentang Kesehatan jiwa
47

Anda mungkin juga menyukai