Anda di halaman 1dari 15

Organisasi dan Birokrasi Pemilu;

Sabtu, 17 April 2021

Prinsip-prinsip Pengelolaan
Pemilu yang Independen
dan Berkelanjutan
Standar Internasional untuk Badan
Penyelenggara Pemilu
Studi komparasi pengalaman global
Pertanyaan mendasar dan utama:
 Mengapa perlu membentuk badan penyelenggara pemilu
permanen yang independen?
Karena badan penyelenggara sebagai lembaga pelayan publik yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pemilu secara demokratis dan
efisien
 Otoritas mana yang harus bertanggung jawab atas Pemilu?
Pemilihan Umum dikelola oleh berbagai jenis otoritas, tergantung
pada keadaan politik dan budaya suatu negara
Terdapat 3 model EMB: 1) Pemerintah (Kementerian Dalam Negeri); 2)
Pemerintah yang diawasi oleh hakim dan partai politik; 3) komisi
independen dari pemerintah dan parpol
Model Campuran:
Di negara demokrasi tua, beralih ke model campuran: di mana Pemerintah
menjalankan pemilu, yang diawasi oleh komisi pemilihan external yang
memiliki otoritas pengawasan dan ajudikasi

Komisi Pemilihan Independen


 Pengadilan Pemilihan
Negara-negara di Amerika Latin, istilah yang sering digunakan untuk
penyelenggara pemilu adalah pengadilan Pemilihan, karena ada komponen
yudisial yang diangkat/dibentuk oleh para hakim

 Model EMB yang mapan


Karena perilaku pemerintah dan partai politik yang tidak dapat dipercaya
oleh warga negara
5 Prinsip Pengelolaan Pemilu
Prinsip utama mewujudkan kerangka etis penyelenggaraan pemilu. Kredibilitas
dan kepercayaan pada penyelenggara pemilu bergantung pada prinsip yang
dijalankan pada event Pemilu:
 Kemandirian (independence)
 Ketidakberpihakan (impartiality)
 Transparan (transparency)
 Profesionalisme (profesionalism)
 Keberlanjutan (sustainable)
1. Kemandirian
Otoritas Badan Penyelenggara Pemilu memiliki otonomi kelembagaan untuk
menyusun peraturan, bebas dari campur tangan dari pemerintah, partai politik,
kelompok kepentingan, dan calon perseorangan. Yang terpenting:
 Penyelenggara pemilu tidak melaksanakan sendirian setiap aktivitas yang
terkait dengan pemilu, dapat berbagi peran dengan institusi lain baik seluruh
atau sebagian
 Bertanggung jawab ke hadapan parlemen atau publik
 Tidak bebas dari kendali keuangan, tunduk pada audit internal dan pengawasan
dan penyelidikan eksternal oleh akuntan nasional
 Tidak membuat UU pemilu
2. Ketidakberpihakan
Syarat mutlak untuk pemilu yang kredibel dan menghasilkan yang sah: Badan
Penyelenggara Pemilu tidak boleh berpihak, semua proses pemilu dilakukan
dengan obyektif dan adil.
Olehnya itu, semua pemangku kepentingan harus diperlakukan sama dan tidak
memihak.
Meskipun penyelenggara pemilu yang terdiri dari perwakilan berbagai partai
politik, anggota dan staf harus tetap menjunjung prinsip ketidakberpihakan: netral
secara politik dan tidak memihak.
Imparsial terkait erat dengan penghormatan terhadap supremasi hukum dan patuh
terhadap kerangka hukum yang ada secara adil.
3. Transparan
Transparan mengacu pada penyediaan akses ke informasi. Transparansi
berkontribusi kepada perantara yang jujur.
Beberapa praktik baik yang dapat meningkatkan transparan:
 Memberikan informasi publik tentang semua tahapan proses pemilihan &
kriteria serta prosedur pengambilan keputusan
 Mengadvokasi partisipasi semua partai politik
 Mempromosikan penyebaran pendidikan dan informasi pemilih
 Memastikan bahwa semua pemangku kepentingan yakin dengan integritas
proses
 Menjalin relasi dengan media dan OMS dalam rangka keterbukaan informasi
4. Profesionalisme
Profesionalisme diperlukan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi. Mengingat
tantangan administratif dan operasional yang kompleks dan sensitif dengan
keterkaitan yang luas antara lembaga dan aktor, maka diperlukan perencanaan
strategis, manajerial, dan operasional sehingga dibutuhkan struktur permanen
sangat penting.
5. Keberlanjutan
Ada 3 elemen utama yang harus dipertimbangkan dalam keberlanjutan:
 keberlanjutan finansial
tantangannya adalah kenaikan biaya barang dan jasa pemilu seperti
penggunaan teknologi
 keberlanjutan teknis dan operasional
berkaitan dengan kapasitas profesional penyelenggara untuk melaksanakan
secara efisien dari waktu ke waktu
 keberlanjutan sosial politik
diperlukan kemauan politik untuk mendorong proses pemilihan yang kredibel
Contoh Negara Menerapkan Prinsip
Utama Pemilu: komparasi
01 Kemandirian
Costa Rica India Jordania
EMB Costa Rica menggunakan model tribunal: The Election Commision of India (ECI) bersifat Sedang mengalami reformasi administrasi
Mahkamah Pemilihan Tertinggi badan hukum semi-yudisial yang independen pemilu dan telah diangkat 57 orang sebagai
dan permanen National Dialogue Committee (NDC) oleh
Dewan Menteri
Terdiri dari 3 anggota, 6 pengganti. Semuanya ECI terdiri dari 1 orang ketua dan 2 anggota, Anggota NDC berasal dari unsur parpol dan
ditunjuk oleh Mahkamah Agung untuk masa dengan masa kerja 6 tahun. organisasi masyarakat sipil
jabatan 6 tahun
Punya hak prerogatif karena kedudukannya ECI menetapkan tanggal pemilihan dari semua Masalah utama yang dihadapi: struktur, metode
setara dengan tiga kekuasaan negara lainnya otoritas pengangkatan, tanggung jawab, dan anggaran.

Bertanggung jawab atas organisasi dan memiliki Dibantu di tingkat sub-nasional oleh staf  
kewenangan administratif, ajudikasi, dan kuasi- pemerintah
legislatif
Pengeluaran yang dianggarkan untuk tujuan    
pemilu tidak dapat ditolak oleh Kementerian
Keuangan
Pengadilan memiliki kewenangan menafsirkan    
UU tentang masalah pemilu
Tidak ada banding yang dapat diajukan terhadap    
keputusan pengadilan
02 Ketidakberpihakan
Mexico South Africa
Instituto Federal Electoral (IFE) mendapat tugas dengan 2 peran Komisi pemilihan Afrika Selatan () dilindungi oleh konstitusi dan
dan tanggung jawab utama: mengatur dan bertindak sebagai wasit UU tentang Penyelenggaraan Pemilu, dari tekanan yang mungkin
mengganggu ketidakberpihakannya.

Terdiri dari 9 anggota yang dipilih oleh 2/3 mayoritas kamar UU komisi pemilihan memastikan integritas penyelenggara
deputi. Anggota Tidak boleh ada hubungan dengan partai politik pemilu, sehingga komisioner wajib:
• melayani dengan tidak memihak
• Independen

Semua keputusan dan tindakan IFE bersifat terbuka untuk Tidak diangkat atau dicalonkan untuk jabatan politik mana pun
pengawasan publik atau menjabat sebagai anggota parlemen. Tidak diangkat menjadi
anggota parlemen nasional untuk jangka waktu 18 bulan sejak
masa jabatan berakhir
Keputusan dapat digugat di hadapan pengadilan Pemilihan Tidak mendukung atau menentang partai atau kandidat mana pun
dalam pemilu

mengungkapkan setiap benturan kepentingan yang menyangkut


hal-hal menjadi anggota komisi, dalam situasi apa pun yang
berpotensi menimbulkan benturan kepentingan
03 Transparansi
Costa Rica Australia
Langkah dan tindakan tambahan yang diambil untuk Fungsi utama Komisi Pemilihan Australia (Autralian
meningkatkan transparansi di mata publik, meliputi: Electoral Commission/AEC) mengenai transparan, antara
a) Pembentukan kantor komunikasi dalam tribunal, b) lain:
pembentukan, c) publikasi artikel di surat kabar yang
meningkatkan kesadaran tentang pemilu • Mempertimbangkan masalah-masalah yang dirujuk oleh
Menteri Khusus yang menangani masalah pemilihan,
d) Menunjuk juru bicara tematik, e) pembuatan situs web • Memproosikan kesadaran publik tentang masalah pemilu
tribunal, f) melatih partai politik tentang UU yurispendensi dan parlemen melalui program Pendidikan dan informasi
Pemilu, g) pembuatan Jurnal Hukum Pemilu dan situs web • Memberikan informasi dan nasehat kepada parlemen dan
terkait, h) layanan informasi tentang hukum pemilu dan pemerintah tentang masalah pemilu
yurispendensi untuk tujuan konsultasi
i) Pembentukan lembaga pelatihan dan penelitian tentang • Mempublikasikan penelitian tentang masalah pemilu dan
demokrasi, Instituto de Formacion y Estudios on Democracia hal-hal yang berkaitan dengan fungsinya
(IFED); j) membangun kehadiran pengadilan di media sosial • Bertemu secara teratur dengan perwakilan senior dari
dan jaringan partai politik besar
• Secara aktif mencari pendapat dan masukan dari pemangku
kepentingan dan kelompok focus untuk kebijakan utama
dan inisiatif dan perubahan procedural
• Memelihara dan memperbarui situs web secara
komprehensif yang merinci semua kebijakan, prosedur, dan
publikasi pemilu
04 Profesionalisme
Australia Mexico
o AEC dipimpin oleh 3 orang komisioner; ketua harus • Staf yang professional dan independent diharapkan
merupakan hakim yang masih menjabat atau tidak memihak dan karenanya tidak berada di bawah
pensiunan dari pengadilan federal Australia pengaruh pihak mana pun.
o Anggota ketiga dikenal sebagai anggota non-yudisial • Merencanakan dan melaksanakan acara pemilu
dan harus menjadi kepala tetap di Lembaga
pemerintahan lainnya
o Semua anggota diangkat untuk masa kerja selama 7 • Menjamin bahwa partai politik memiliki akses yang
tahun adil ke radio dan TV
o Ketua dan anggota non-yudisial menjabat paruh • Mempromosikan dan melaksanakan pelatihan pemilu
waktu, sedangkan komisioner pemilu adalah jabatan
penuh waktu
• Memilih lokasi yang paling memadai untuk dijadikan
TPS
• Mengkoordinasikan distribusi dokumentasi dan materi
pemilu
• Menerima paket pemilihan untuk didistribusikan dan
diambil kembali
• Menghitung surat suara
05 Keberlanjutan
South Africa Yemen
o Badan/Lembaga negara yang lain harus membantu • Dikenal sebagai Komisi Tertinggi untuk Pemilu dan
dan melindungi komisi pemilihan untuk memastikan Referendum (Supreme Commission for Election and
independensi, ketidakberpihakan, martabat, dan Referendums/SCER): strategi keberlanjutan komisi ini
efektivitasnya berkaitan dengan kebijakan di bidang SDM,
o Amanat UU komisi pemilihan bahwa komisi keuangan, dan politik
pemilihan Afrika Selatan harus ditanggung dari dana
yang dialokasikan oleh parlemen
o Tidak ada Lembaga pemerintah yang dapat • SCER mendapat dukungan dalam bentuk pendanaan
menginstruksikan cara kerja komisi pemilihan dan pelatihan dari UNDP dan IFES
Afrika Selatan. Pemerintah hanya diperbolehkan • Untuk meningkatkan keberlanjutan politiknya, SCER
menyediakan personel jika diminta memperkuat hubungannya dengan pemangku
kepentingan (termasuk partai politik, OMS, organisasi
internasional, dan otoritas pemerintah yang terkait
pemilu
Pengalaman Pengelolaan Pemilu di Mesir,
Libya, dan Tunisia
Mesir
Lembaga penyelenggara pemilu di Mesir berada di 2 model: independen dan model campuran (masih bersifat sementara). Peran dan
tanggung jawab dua entitas utama: High Electoral Commission (HEC) dan Presidential Electoral Commission (PEC).
Banyaknya Undang-Undang tentang Pemilu yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang singkat. Komisi pemilihan Mesir
dituntut memprioritaskan 5 prinsip utama (terutama kemandirian)

Libya
Tidak punya pengalaman pemilu sebelum 2011, sehingga membutuhkan Lembaga penyelenggara pemilu yang independen, efisien,
dan transparan.

Tunisia
Kementerian Dalam Negeri Tunisia sebagai pengelola pemilihan (selama rezim sebelumnya) kurang kredibel, sehingga dibentuk
komisi pemilihan sementara.

Anda mungkin juga menyukai