Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PKKMB TAHUN 2022

RESUME PEMILIHAN UMUM

Oleh:

NAMA : I KOMANG AGUS WIDI ADNYANA


NPM : 202232121678
GUGUS :8
KELOMPOK : BAHASA

UNIVERSITAS WARMADEWA
SISTEM PEMILIHAN UMUM

Pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang


dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara
Kesatuan Indonesia berdasarkanpancasila dan undang-undang 1945.

Pemilihan umum yang disingkat (pemilu) menjadi sangat dekat


hubungannya dengan masalah politik dan pergantian pemimpin.pemilu sekaligus
merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin.secara teoritis pemilihan
umum dianggap merupakan tahap awal dari berbagai rangkaian kehidupan tata
negara yang demokratis. Sehingga pemilu merupakan motor penggerak
mekanisme system politik Indonesia.sampai sekarang pemilu masih dianggap
sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang penting.hal ini karena pemilu melibatkan
seluruh rakyat secara langsung. Melalui pemilu rakyat juga bisa menyampaikan
keinginan dalam politik atau sistem kenegaraan.

Sistem pemilihan umum ada dua fungsi yaitu untuk yang pertama, sebagai
prosedur dan mekanisme konversi suara pemilih (votes) menjadi kursi (seats)
penyelenggara negara lembaga legislative dan atau lembaga eksekutif baik pada
tingkat nasional maupun lokal. Prosedur dan mekanisme seperti inilah yang biasa
disebut proses penyelenggaraan tahapan pemilihan umum. Untuk membedakan
pemilu authotarian dari pemilu demokratik,maka negara demokrasi menyusun
undand-undang tentang pemilihan umum yang pada dasarnya merupakan
penjabaran prinsip-prinsip demokrasi dari undang-undang pemilu dari undang-
undang pemilu yang berisi penjabaran prinsip-prinsip demokrasi seperti asas-asas
pemilu,pemilu berintegritas,dan pemilu berkeadilan,akan dapat dirumuskan
sejumlah parameter untuk proses penyelenggaraan pemilu yang demokratik.
kedua, sebagai instrument untuk membangun system politik demokrasi ,yaitu
melalui konsekuensi setiap unsur system pemilihan umum terhadap berbagai
aspek sistem politik demokrasi.sistem pemilu terdiri atas enam unsur dan empat
diantaranya merupakan unsur mutlak dan dua unsur pilihan.Ke empat unsur
mutlak tersebut adalah besaran daerah pilihan,peserta dan polan
pencalonan,model penyuaraan,dan formula pemilihan.keempatnya disebut sebagai
unsur mutlak karena tanpa salah satu dari keempat unsur ini ketiga unsur lain
tidak akan mampu mengkonversi suara pemilih menjadi kursi. Dua unsur pilihan
yaitu ambang-batas perwakilan dan waktu penyelenggaraan berbagai jenis
pemilu ,dikategorikan sebagai pilihana karena (1) ke empat unsur system
pemilihan umum lainnya masih mampu mengkonversi suara pemilih menjadi
kusri dan (2) salah satu keduanya digunakan untuk mencapai tujuan lain yang
tidak dapat dicapai dengan unsur system pemilihan umum lainnya.

Setiap unsur pemilihan umum terdapat sejumlah pilihan dan setiap pilihan
memiliki konsekuensi terhadap berbagai aspek system politik demokrasi,misalnya
besaran daerah pemilihan terdiri atas dua ukuran,yaitu satu kursi perdapil (single
member constituency) dan banyak kursi perdapil (multi member constituency),
banyak kursi perdapil dapat dibedakan menjadi tiga ukuran,yaitu dapil kecil 2
sampai 5 kursi (small constituency)dapil sedang 6 sampai 9 kursi (medium
constituency) dan dapil besar 10 atau lebih (large constituency) termasuk yang
terakhir ini adalah dapil tunggal secara nasional (single nation constituency)
seperti yang diterapkan negeri belanda dan timor leste.dengan kata lain terdapat 5
pilihan untuk besaran daerah pemilihan dan yang masing-masing memiliki
konsekuensi sistem kepartaian ataupun system perwakilan politik

Proses pembuatan undang-undang pemilu oleh DPR dan pemerintah selama


ini cenderung tidak memperlakukan system pemilihan umum secara
komprehensif. Proses penyelenggaraan pemilihan umum tidak di susun secara
parameter pemilu yang jelas satu-satunya tahap yang di atur dengan prinsip yang
jelas adalah pemungutan dan perhitungan suara di TPS prinsip yang mengatur
pemungutan dan perhitungan suara di tps tidak hanya enam asas pemilu yang di
sebutkan dalam pasal 22 E ayat (1) UUD 1945 yaitu langsung,umum,bebas,
rahasia, jujur, dan adil tetapi juga 2 asas tambahan yaitu transparan dan akutanbel.

UU pemilu mengatur soal kampanye dan dana kampanye pemilubeserta


larangan dan sanksinya akan tetapi karena di rumuskan tidak berdasarkan
parameter pemilu demokratik yang jelas maka tidak hanya ketentuan tentang
kampanye dan dana kampanye banyak mengandung kekosongan hukum tetapi
juga mekanisme penegakan ketentuan tersebut ,lain halnya bila ketentuan
kampanye dan dana kampanye sesusai parameter yang jelas seperti (persaingan
yang bebas dan adil antara peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih agar
memberikan suara kepada mereka) akan dapat di susun sesuai ketentuan,
larangan, sanksi dan mekanisme penegakan hokum yang tepat.

Tujuan pemilihan umum :

-Mewujudkan peralihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai


-Mewujudkan pergantian pejabatyang akan mewakili kepentingan rakyat di
lembaga perwakilan.
-Memobilisasi dan menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan
pemerintahan dengan ikut serta dalam proses politik
-Melaksakan prinsip kedaulatan rakyat di lembaga perwakilan
- Melaksanakan prinsip hak-hal asasi warga negara

Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum
berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum,
jujur, bebas, rahasia dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Jika ikut serta dalam pemilihan umum atau sebagai peserta di wajibkan
tidak ada suap menyuap ke pada warga negara

Anda mungkin juga menyukai