Anda di halaman 1dari 25

EFEKTIVITAS REHABILITASI PSIKOSOSIAL TERHADAP

PERBAIKAN PERILAKU PADA SKIZOFRENIA

Oleh:
Della Dwi Kharisma 
2207501010124

Pembimbing:
dr. Suzanna Oktavia, Sp.KJ 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Definisi
2.1.2 Epidemiologi
2.1.3 Etiologi
2.1.4 Gambaran Klinis
2.1.5 Diagnosis
2.1.6 Jenis-Jenis Skizofrenia
2.1.7 Penatalaksanaan Farmakologi
2.2 Terapi Psikososial
2.2.1 Definisi Terapi Psikososial
2.2.2 Klasifikasi Terapi Psikososial
2.2.3 Manfaat dan Fungsi Terapi
Psikoterapi
2.2.4 Efektivitas Terapi Psikososial
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Onset

• Hampir 1% penduduk di dunia menderita


skizofrenia selama hidup mereka.
• Laki-laki antara 15-25 tahun, perempuan
Permasalahan Kesehatan diseluruh dunia antara 25-35 tahun.

Semakin modern dan industrial suatu


masyarakat, maka stressor psikososialnya 
Prognosisnya

• Lebih buruk pada laki-laki dibandingkan


dengan perempuan
• Setelah umur 40 tahun jarang terjadi
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1  Definisi Skizofrenia

Bahasa Yunani Berdasarkan PPDGJ III

(skizos artinya retak dan frenas artinya jiwa). • skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom
Skizofrenia adalah kepribadian yang terbelah, dengan variasi penyebab (banyak belum
yaitu hilangnya sebagian besar hubungan diketahui) dan perjalanan penyakit (tak
kesadaran yang logis antara tubuh dan jiwa selalu bersifat kronis atau “deteriorating”)
(disintegrasi), sehingga dalam beberapa yang luas, serta sejumlah akibat yang
keadaan perilakunya tidak sejalan dengan tergantung pada perimbangan pengaruh
keadaan emosinya. genetik, fisik, dan sosial budaya.
• Pada umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi,
Eugen Bleuler serta oleh afek yang tidak wajar
(inappropriate) atau tumpul (blunted),
Skizofrenia adalah suatu gambaran jiwa yang kesadaran yang jernih (clear
terpecah belah, adanya keretakan atau consciousness) dan kemampuan intelektual
disharmoni antara proses pikir, perasaan, dan biasanya tetap terpelihara, walaupun
perbuatan. kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.
2.1.2  Epidemiologi

Dr. Irmasyah - Indonesia

hampir 70% mereka yang dirawat di bagian


psikiatri karena skizofrenia. Angka di
masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh
penduduk pernah mengalami skizofrenia
John Mc Grath PhD dalam hidup mereka.8
kejadian skizofrenia pada pria lebih besar
daripada wanita. Kejadian tahunan berjumlah
15,2% per 100.000 penduduk, kejadian pada
imigran dibanding penduduk asli sekitar
4,7%, kejadian pada pria 1,4% lebih besar
dibandingkan wanita
2.1.3  Etiologi

Faktor Penyebab

Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosis


yang sering dijumpai sejak dulu. Meskipun
demikian pengetahuan tentang faktor penyebab
dan patogenesisnya masih minim diketahui.
Disfungsi pada
Biologi
area otak tertentu

Aktivitas dopamin
sentral ↑
Biokimia
Faktor Etiologi
Serotonin ↑
Genetik

Faktor Lingkungan
2.1.4  Gambaran klinis
Deskripsi umum

Mood, perasaan
dan afek

Gangguan
Persepsi
Manifestasi Klinis
Gangguan Pikiran

Sensorium dan
kognisi

Daya nilai dan


tilikan
2.1.4  Gambaran klinis

Gejala

• Gejala-gejala penyakit biasanya terlihat


lebih jelas oleh orang lain. Pasien dapat
kehilangan pekerjaan dan teman karena ia
tidak berminat dan tidak mampu berbuat
sesuatu atau karena sikapnya yang aneh.
• Pemikiran dan pembicaraan mereka samar-
samar sehingga kadang-kadang tidak dapat
dimengerti. Mereka mungkin mempunyai
keyakinan yang salah yang tidak dapat
dikoreksi.
• Penampilan dan kebiasaan-kebiasaan
mereka mengalami kemunduran serta afek
mereka terlihat tumpul.
• Meskipun mereka dapat mempertahankan
inteligensia yang mendekati normal,
sebagian besar performa uji kognitifnya
buruk.
2.1.5  Diagnosis Kriteria A
A. Thought Echo, Thought insertion or
withdrawal, Thought broadcasting
Kriteria B. Delusion of Control, delusion of influence,
delusion of pasisivity, delusional
• Harus ada sedikitnya satu gejala pada
perception
kriteria A yang amat jelas (dan
C. Halusinasi Auditorik
biasanya dua gejala atau lebih bila
D. Waham-waham menetap jenis lainnya.
gejala-gejala itu kurang tajam atau
E. Gejala negatif
kurang jelas)
• Atau paling sedikit dua gejala pada Kriteria B
kriteria B yang harus selalu ada secara
jelas A. Halusinasi yang menetap dari panca indera
• Gejala harus berlangsung selama disertai waham yang mengambang, ataupun
paling tidak 1 bulan atau lebih dan ide-ide berlebihan yang menetap
diagnosis gangguan skizoafektif atau B. Arus pikiran yang terputus (break) / yang
gangguan mood harus disingkirkan. mengalami sisipan
C. Perilaku katatonik (gaduh gelisah,
negativisme, mutisme, stupor, dll)
D. Gejala-gejala negatif (sikap sangat apatis,
bicara jarang, respon emosional tumpul,
dll)
2.1.6  Jenis – Jenis Skizofrenia

(F20) Skizofrenia

• (F20.0) Skizofrenia Paranoid


• (F20.1) Skizofrenia Hebefrenik
• (F20.2) Skizofrenia Katatonik
• (F20.3) Skizofrenia Tak Terinci/undifferentiated

• (F20.4) Depresi pasca Skizofrenia

• (F20.5) Skizofrenia Residual


• (F20.6) Skizofrenia simpleks
• (F20.8) Skizofrenia Lainnya
• (F20.9) Skizofrenia YTT : Skizofrenia yang tidak tergolongkan
2.1.7  Penatalaksanaan Farmakologi

Obat anti psikotik mencakup dua kelas utama:


antagonis reseptor dopamin, dan antagonis serotonin-
dopamin.

Antagonis Reseptor Dopamine

Antagonis reseptor dopamin efektif dalam


penanganan skizofrenia, terutama terhadap
gejala positif.

Antagonis Serotonin Dopamine

Golongan ini setidaknya sama efektifnya


dengan haloperidol untuk gejala positif
skizofrenia, secara unik efektif untuk gejala
negatif, dan lebih sedikit, bila ada,
menyebabkan gejala ekstrapiramidal.
2.1.7  Penatalaksanaan Farmakologi

Nama Obat Sediaan Dosis Anjuran

Haloperidol (Haldol) Tab. 2 – 5 mg 5 – 15 mg/hari


Risperidone
Tab. 1 – 2 – 3 mg 2 – 6 mg/hari
(Risperdal)

Olanzapine (Zyprexa) Tab. 5 – 10 mg 10 – 20 mg/hari

Clozapine (Clozaril) Tab. 25 – 100 mg 25 – 100 mg/hari

Tab. 25 – 100 mg
Quetiapine (Seroquel) 50 – 400 mg/hari
200 mg

Aripiprazole (Abilify) Tab. 10 – 15 mg 10 – 15 mg/hari


2.2 Terapi Psikososial

2.2.1 Definisi Terapi Psikososial


Terapi psikososial

Terapi dalam Kamus Ilmiah Konseling & Suatu upaya pemulihan klien yang mengalami
Terapi suatu ketidakstabilan
psikososial, dimana dalam prosesnya terapi ini
proses korektif atau kuratif atau penyembuhan dilakukan oleh praktisi (biasanya pekerja
yang sangat lazim dipakai dalam bidang sosial) dan berkonsentrasi
medikal, selain itu juga kerap kali digunakan untuk menganalisa kondisi biologis, psikologis,
secara bertukar pakai dengan konseling dan dan sosial klien yang bertujuan untuk
psikoterapi.12  mengembalikan hakikat klien sebagai makhluk
sosial yang bergaul dan berinteraksi
dengan lingkungan masyarakat.
psikososial dalam kamus lengkap psikologi

Beberapa tokoh
“sesuatu yang menyinggung relasi sosial yang
mencakup faktor-faktor psikologis.”13 • Francis Turner
• Massimiliano Reggi
• Dessureault dan Edyawati
2.2.3 Manfaat dan Fungsi Terapi Psikososial

Francis Turner
Terapi psikososial bertujuan untuk membantu Secara garis besar
individu dalam mencapai tingkat tertinggi dari
kemampuan mereka melalui pemahaman akan Terapi psikososial bertujuan untuk membantu
masa lalu mereka, masa kini dan potensinya. individu agar mampu menyadari keberadaan
diri dan makna hidupnya, mengetahui peran
dan fungsinya di tengah lingkungan sosial,
Kanya Eka Santi serta menyadari potensi – potensi diri yang
dimilikinya untuk dikembangkan (Corey,2007).
Untuk membantu orang untuk merubah
kepribadian, perilaku atau situasi agar dapat
berkontribusi terhadap pencapaian kepuasan,
pemenuhan keberfungsian manusia dalam
kerangka nilai-nilai dan tujuan orang tersebut
serta tersedianya sumber-sumber dalam
masyarakat.20
2.2.2 Klasifikasi Terapi Psikososial 

Terapi

• Terapi Perilaku
• Terapi Berorientasi-
keluarga
• Terapi Kelompok
• Psikoterapi Individual.
2.2.2 Klasifikasi Terapi Psikososial 

Terapi berorientasi-keluarga
Terapi perilaku
Terapi ini sangat berguna sekali dalam
LATIHAN KETERAMPILAN PERILAKU. pengobatan pasien skizofrenia. Karena pasien
Latihan keterampilan perilaku (behavioral skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
skills training) seringkali dinamakan terapi keadaan remisi parsial, keluarga dimana pasien
keterampilan sosial (social skills therapy) ; skizofrenia kembali seringkali mendapatkan
terlepas dari namanya, terapi dapat secara manfaat dari terapi keluarga yang singkat tetapi
langsung membantu dan berguna bagi pasien intensif (setiap hari).
dan merupakan tambahan alami bagi terapi Di dalam penelitian terkontrol penurunan
farmakologis. angka relaps adalah dramatik-angka relaps
tahunan tanpa terapi keluarga sebesar 25
Latihan keterampilan perilaku melibatkan sampai 50 persen dan 5 sampai 10 persen
penggunaan kaset video orang lain dan pasien, dengan terapi keluarga.
permainan simulasi (role playing) dalam NAMI. The National Alliance fot the Mentally
terapi, dan pekerjaan rumah tentang Illness (NAMI) dan kelompok-kelompok yang
keterampilan yang telah dilakukan. sejenis adalah kelompok pendukung untuk
anggota keluarga dan teman-teman dari pasien
penderita penyakit mental dan bagi pasien
sendiri.
2.2.2 Klasifikasi Terapi Psikososial 

Terapi individual
Terapi kelompok
Penelitian yang paling baik tentang efek
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya psikoterapi individual dalam pengobatan
memusatkan pada rencana, masalah, dan skizofrenia telah memberikan data bahwa
hubungan dalam kehidupan nyata. terapi adalah membantu dan menambah efek
Tetapi terapi kelompok adalah efektif dalam terapi farmakologis.
menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa Beberapa klinisi dan peneliti telah menyadari
persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi bahwa kemampuan pasien skizofrenia untuk
pasien dengan skizofrenia. Kelompok yang membentuk ikatan terapetik dengan ahli terapi
memimpin dalam cara yang suportif, dapat memperkirakan hasil akhirnya.
bukannya dalam cara interpretatif, tampaknya Sekurangnya satu penelitian menemukan
paling membantu bagi pasien skizofrenia. bahwa pasien skizofrenia yang mampu
membentuk ikatan terapetik yang baik
kemungkinan akan tetap mengikuti psikoterapi,
tetap patuh dengan medikasinya, dan
mempunyai hasil akhir yang baik pada
pemeriksaan follow-up dua tahun.
2.2.4 Efektivitas Terapi Psikososial pada Skizofrenia

Efektivitas

Secara keseluruhan, literatur konsisten dalam Demikian juga, dengan terapi perilaku kognitif
hal bahwa semua intervensi telah sukses pengurangan tekanan yang terkait dengan gejala psikotik
mencapai target utama mereka. Namun, efek ini adalah hasil yang sangat diinginkan, terutama bila
cenderung menjadi domain yang spesifik dan pengobatan lain yang tersedia telah gagal. Namun, untuk
tidak menghasilkan perbaikan di hasil sekunder modalitas pelatihan keterampilan sosial , walaupun
secara klinis. Untuk beberapa intervensi, pembelajaran keterampilan adalah kuat pada kebanyakan
kurangnya efek pada langkah-langkah lainnya pasien dan dapat dipertahankan dari waktu ke waktu
adalah bukan pembatasan yang serius. Dengan dengan relatif sedikit sumber daya, Demonstrasi langsung
program kerja yang didukung, pencapaian kerja dari penggunaan keterampilan belajar dimasyarakat
yang kompetitif jelas berharga, terlepas dari merupakan tantangan metodologis yang menakutkan dan
efek terbatas pada penyesuaian sosial atau belum diselesaikan.
psikopatologi.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan distorsi khas proses pikir, kadang-
kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya,
waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi
nyata atau sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas
intelektual biasanya tidak terganggu.1
• Terapi psikososial adalah suatu upaya perawatan pemulihan relasi sosial seseorang dengan cara
menganalisis kondisi psikologis dan memberi tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan diagnosis
yang telah dilakukan.
• Terapi berorientasi-keluarga yang simpel dan bersifat jangka panjang harus disediakan untuk
mayoritas pasien skizofrenia. Pelatihan program komuniti harus diberikan kepada pasien dengan
relapse frequent dan hospitalisasi terutama jika mereka mempunyai dukungan keluarga secara
minimal. Bagi pasien yang ingin bekerja, penempatan segera dengan dukungan yang berkelanjutan
menawarkan kesempatan terbaik untuk mempertahankan pekerjaan. Terapi perilaku kognitif
mungkin bermanfaat bagi sejumlah besar pasien yang terus mengalami gejala psikotik meskipun
dengan pengobatan farmakologis optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Amir N. Skizofrenia. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G, penyunting. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.h.170-94.
eMedicine. Schizophrenia: Overview. [cited 2009 September].
Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Universitas Airlangga, 2005. hal 215-34.
Barbato A. WHO: Schizophrenia and PublicHealth. Geneva: WHO, 1998. Hal 6-11.
Wayne, Fenton, dan Mcglashan TH. Schizophrenia: Individual. In: Sadock BJ and Sadock VA (eds). Kaplan and
Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 7th ed. 2 vol. Lipincott Williams and Wilkins Publishers, 2000.
Prawitasari JE, dkk. Psikoterapi: Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Unit Publikasi Fkultas
Psikologi UGM, 2002. hal 1-10.
Tristiardi Ardi Ardani, Psikiatri Islam(Malang:UIN Malang Press,2008),208. 2 www.schizophrenia.com, diakses pada
tanggal 10 Desember 2014.
Amir N. Skizofrenia. Semijurnal farmasi & kedokteran Feb 2006;24:31-40.
Muttaqin H, Sihombing RNE, penyunting. Skizofrenia. Dalam: Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s
concise textbook of clinical psychiatry. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2010.h.147-75.
Harold I Kaplan.MD, Benjamin I. Sadock,MD, Jack A. Grebb.MD. Sinopsis psikiatri. Edisi ke-7 jilid 1.
hal :459-460.
Safitri A, penyunting. Obat antipsikosis. Dalam: Neal MJ. Medical pharmacology at a glance. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2006.h.60-1.
Andi, Kamus Istilah Konsleing & Terapi, (Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2006), p. 334
James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999), p. 367
Jeffrey S. Nevid, Spencher A. Rathus dan Beverly Greene, Psikologi Abnormal Jilid 2, (Erlangga: Jakarta,
2003), p. 62
Robert Albert, Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid 1, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2008), p. 168
Massimiliano Reggi, Introduction to Psychosocial Councelling, dalam Psychosocial Counselling And Social
Work With Clients And Their Families In The Somali Context, (UNCHR, 2009), p. 11-12
Jeffrey S. Nevid, Spencher A. Rathus dan Beverly Greene, Psikologi Abnormal Jilid 2, … p. 181
Harold I Kaplan.MD, Benjamin I. Sadock,MD, Jack A. Grebb.MD. Sinopsis psikiatri. Edisi ke-7 jilid 1. hal :
727-728.
Harold I Kaplan.MD, Benjamin I. Sadock,MD, Jack A. Grebb.MD. Sinopsis psikiatri. Edisi ke-7 jilid 1. hal :
728-729.
Kanya Eka Santi, Terapi Psikososial Sejarah Dan Perkembangan Konsep Terapi Psikososial, …
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai