Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN SEBAGAI

KAPITAL BUDAYA
Dosen Pengampu : KHAIRUNNISA,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 11 PGMI-4 Semester 1

Linda Damayanti (0306211006)

Trisna Pratiwi Hasibuan (0306212189)

Syahrani Yumna Irfani (0306212130)


1. Pengertian Capital Budaya

Kapital berasal dari kata “capital” yang akar katanya dari


kata latin, caput berarti “kepala” (secara etimologis).
Adapun artinya dipahami adalah dana, persediaan barang,
sejumlah uang dan bungan uang pinjaman. Kapital
didalam kamus ilmiah adalah utama atau inti (seperti kata
capital city yang berarti kota yang utama)1 . Kapital
dalam pengertian ekonomi sering diidentikkan dengan
modal. Akan tetapi “capital” tidak diterjemahkan sebagai
modal seperti lazimnya diartikan banyak orang. Alasan
tersebut dikemukakan oleh Lawang (2003:3)
2. Biografi Tokoh Capital Budaya
Pierre Bourdie merupakan seorang sosiolog Prancis yang lahir pada tahun 1930 di Denguin, Pyrenia
Atlantik (Prancis). Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya adalah pegawai kantor pos. Bourdieu muda
berhasil menempuh pendidikan dengan mulai belajar di lyceedi Pau, kemudiaan lycee Louis-le Grand
Paris, ke Fakultas Sastra di Paris, Ecole Normale Superieure pada tahun 1951, ia mendapat Agregasi
Filsafat. Namun ia menolak menulis tesis, hal tersebut karena ia keberatan dengan kualitas di bawah rata-
rata pendidikannya dan karena struktur otoriter sekolah, ia jijik dengan kuatnya orientasi komunis. Perlu
diketahui pula bahwa kampus tersebut merupakan tempat pemikir-pemikir besar seperti Sartre, Levinas,
dan Foucault yang pernah melewatkan masa studi mereka.
3. Pendidikan Sebagai Capital Budaya
Capital budaya merupakan kepemilikan kompetensi atau
pengetahuan cultural yang menuntun selera bernilai budaya dan
polapola konsumsi tertentu, yang dilembagakan dalam bentuk
kualifikasi pendidikan (Damsar, 2009). Dalam pandangan sosiologi,
capital budaya merupakan reproduksi sosial, yakni pemeliharaan
pengetahuan dan pengalaman dari satu generasi berikutnya, melalui
sistem pendidikan.
Pendidikan memberikan seseorang modal pengetahuan dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk membuat perbedaan dan
penafsiran nilai. Pendidikan membentuk kompetensi dan
pengetahuan cultural seseorang. Kompetensi serta pengetahuan
cultural tersebut memberikan seseorang prefensi dalam berpikir,
bersikap, bertindak dan berperilaku dalam bahasa. Nilai-nilai,
asumsi-asumsi dan model-model tentang keberhasilan dan
kegagalan.
4. Kenapa Pendidikan sebagai Kapital Budaya?
Kapital budaya, seperti disimpulkan di atas, merupakan kepemilikan kompetensi atau pengetahuan kultural yang
menuntun selera bernilai budaya dan pola-pola konsumsi tertentu, yang dilembagakan dalam bentuk kualiikasi
pendidikan. Dari pengertian tentang kapital budaya dan penjelasannya tampak jelas bahwa pendidikan memberikan
seseorang modal pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk membuat pembedaan atau penaksiran nilai.
Nilai sopan santun, malu, kerja keras, kejujuran, kepercayaan, dan lainnya dibentuk, diperkuat, dan dipertahankan
melalui, terutama, pendidikan formal.
B. NILAI-NILAI YANG MENJADI KAPITAL SOSIAL

1. Pengertian Nilai Sosial


Dalam Masyarakat Nilai sosial adalah segala sesuatu pandangan yang
dianggap baik dan benar oleh suatu lingkungan masyarakat yang
kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan
diharapkan oleh seluruh warga masyarakat. Tiap-tiap masyarakat
memiliki sistem nilai yang berbeda-beda yang bersifat turun-menurun
dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Nilai-nilai ini dapat
bersumber dari nilai-nilai keagamaan, adat istiadat maupun estetika
yang terus berkembang sejalan dengan peradaban masyarakat tersebut.
Dalam kehidupan masyarakat, nilai-nilai sosial memainkan peranan
penting. Kebanyakan hubunganhubungan sosial didasarkan bukan saja
pada fakta-fakta sosial, namun juga pada pertimbangan - pertimbangan
nilai.
2. Manfaat Dan Fungsi Nilai Sosial

1. Nilai dalam masyarakat berfungsi sebagai pedoman perilaku yang telah disepakati oleh warga
masyarakat,termasuk para pendahahulu yang membuatnya. 
2. Nilai sekaligus merupakan buah pemikiran warga masyarakat untuk mengatur dan membatasi
aktifitas individu agar tidak memasuki hak sosial yang ada,mereka akan ikut dapat kecaman dari
warga masyarakat baik dalam bentuk kecaman yang berat,atua bahkan mungkin hukuman,
sesuai dengan tingkat penyimpangan perilaku itu terhadap nilainilai yang ada.

Fungsi nilai sosial,antara lain sebagai berikut.


1.Sebagai faktor stimulan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan masyarakat. 2.Sebagai
pentujuk dalam cara berpikir, berperasaan, serta bertindak: Panduan menentukan pemilihan: Sarana untuk
menimbang penilaian masyarakat; penentu dalam memenuhi peran sosial dalam suatu kelompok masyarakat.
3.Sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan pemikat tertentu. Nilai sosial mendorong,menuntun,dan kadang-
kadang menekan para individu untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang berlaku. nilai sosial
menimbulkan perasaan bermasalah dan menyiksa bagi pelanggarnya.
4.Sebagai alat solidaritas dalam kelompok dan dalam masyarakat.
5. Sebagai benteng perlindungan atau penjaga stabilitas sosial masyarakat.
4.Ciri-Ciri Nilai Sosial

1.Merupakan hasil konstruksi masyarakatt sebagai hasil interaksi sosial antar warga masyarakat.

2.Dapat dikeluarkan dan diteruskan oleh orang lain.

3.Jenis-jenis Kapital Sosial 3.Terbentuk melalui proses belajar.

1.Nilai Material 4.Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.
2.Nilai Vital
3. Nilai Spiritual : 5.Mempunyai pengaruh berbeda terhadap setiap orang ataupun masing-masing ataupun kelompok dalam
*Nilai Estetika masyarakat.
*Nilai Moral
*Nilai Religius 6.Dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang baik positif maupun negative.
*Nilai Kebenaran & Ilmu
Pengetahuan 7.Merupakan asumsi-asumsi dari bermacam-macam objek didalam masyarakat.

8.Nilai sosial memiliki peranan dalam usaha pemunuhan beutuhan-kebutuhan dalam


masyarakat.

9.Nilai sosial melibatkan emosi dan perasaan seorang individu.

10.Nilai Sosial cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain serta membentuk pola-
pola dan sistem nilai dalam masyarakat.
6.Nilai-nilai yang Dianut Disekolah
5.Kapital Sosial dan Nilai-Nilai Keislaman
Pada umumnya nilai-nilai yang dianut di sekolah
sejalan dengan yang berlaku dalam masyarakat
Islam meiliki landasan kuat untuk melahirkan masyarakat
sekitarnya. Ada pula norma-norma yang dianut oleh
yang beradab tersebut, komitmen pada kontrak sosial dan
masyarakat tempat sekolah itu berada yang perlu
norma yang telah disepakati bersama. Membangun
diperhatikan oleh sekolah. Norma-norma yang
masyarakat dalam kacamata Islam adalah tugas ke-
diajarkan di sekolah tidak boleh bertentangan dengan
kholifahan, kewajiban bagi setiap muslim. Bangunan sosial
adat istiadat masyarakat sekitar. Antara sekolah dan
masyarakat muslim itu ciri dasarnya :
masyarakat harus ada hubungan dan kesesuaian
1.Ta’awun (tolong menolong )
mengenai norma-norma dan nilainilai. Nilai-nilai di
2.Takaful (saling menanggung)
sekolah juga ditentukan oleh guru-guru. Norma-norma
3.Tadhomun (memiliki solidaritas)
kelakuan yang diajarkan oleh guru tak dapat tiada
menurut apa yang dianggapnya baik.
THANK YOU
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai