Anda di halaman 1dari 52

EPID BENCANA

KELOMPOK 3

Dosen Pengampu : Defriman Djafri, S.K.M., M.K.M, Ph.D


Anggota Kelompok

1 Miftahul Jannah (1611212044)

2 Yasyirli Amrina

3 Cindy Amalia Ardani

4 Syavira Desmi Indra

5
Growth and anaemia among infants and young children
for two years after the Wenchuan Earthquake

Jurnal 1
Informasi Jurnal

Kata kunci Jumlah literarure terpilih


Database
1. Didapat: 106 artikel, 1. Tersisa : 33 jurnal
Pubmed nutrition and
2. 73 artikel di eksekusi
earthquake 2. dipilih :Growth and
karena tidak memenuhi
anaemia among
syarat berupa lebih dari
5 tahun terakhir dan infants and young
tidak tersedia free full children for two years
teks after the Wenchuan
4
Earthquake
Alasan memilih jurnal

Alasan memilih jurnal tersebut karena ingin mengetahui lebih lanjut mengenai status
pertumbuhan, prevalensi malnutrisi serta prevalensi anemia pada bayi dan anak berumur
6-23 bulan di daerah yang terkena dampak gempa bumi. Karena yang kita tahu bayi dan
anak-anak yang berumur 6-23 bulan termasuk pada golongan yang rentan

5
6
Add an image

Icon

Pendahuluan
Latar Belakang
kekurangan pangan utama bisa menjadi fitur utama yang akan menghasilkan malnutrisi
energi protein yang serius dan kekurangan gizi mikro yang berakibat bertambahnya
beban penyakit dan angka kematian.
Telah ditunjukkan bahwa bahkan pada populasi yang sebelumnya sehat, angka
kesakitan dan kematian bayi dan anak muda berumur (6-23 bulan) meningkatkan secara
dramatis dalam waktu yang sangat singkat karena bayi dan anak-anak telah diidentifikasi
sebagai group paling bergizi rentan
Malnutrisi dan gizi suboptimal dan pemberian makan yang buruk selama tahun awal
kehidupan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, dan akan
memiliki dampak negatif jangka panjang pada kognitif, motorskill, perkembangan fisik,
sosial dan emosional, yang semua bisa mempengaruhi kesehatan dan berisiko
menderita penyakit kronis pada masa dewasa.
8
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan status anemia pada bayi
dan anak yang berusia 6-23 bulanyang tinggal di daerah perdesaan yang terkena gempa
wenchuan. Dengan cara survey follow-up status pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan anak usia 6-23 bulan dalam 3 bulan, 1 tahun dan 2 tahun setelah gempa bumi terjadi.

9
Add an image

Icon

Metode
Desain penelitian, lokasi dan waktu
 Penelitian ini menggunakan desain follow-up survey, dengan cara pengambilan sampel
menggunakan desain cluster sample.
 Penelitian ini dilakukan di 2 pemukiman desa dan kota di Kang Country di Provinsi
Gansu. Survey dilakukan pada bulan agustus 2008 (3 bulan setelah bencana gempa
bumi), april 2009 (satu tahun setelah bencana) dan mei 2010 (dua tahun setelah
bencana terjadi).

11
Populasi dan Sampel
1. Populasi studi: Semua bayi dan anak berusia 6-23 bulan yang tinggal di Kang County
pada saat gempa Wenchuan mei 2008.
2. Sampel:
 Pada bulan Agustus 2008 (sekitar tiga bulan setelah gempa), Sebanyak 77 bayi dan
anak-anak berusia 6-23 bulan diselidiki dengan menggunakan kuesioner, pengukuran
antropometri dan konsentrasi hemoglobin.
3. Pada bulan April 2009 (sekitar satu tahun setelah gempa). Survei ini direkrut 102 bayi
dan anak-anak berusia 6-23 bulan di tempat yang sama seperti yang pada bulan
Agustus 2008.
4. Pada bulan Mei 2010 (dua tahun setelah gempa bumi), survei cross sectional dan
metode probabilitas promosi (PPS) yang digunakan untuk sampel desa-desa di tempat
yang sama seperti yang di Agustus 2008. Sebanyak 307 bayi dan anak-anak berusia 6-23
12
bulan direkrut dari enam desa.
Variabel Penelitian
1. Variabel Independen:
•Status pertumbuhan dan pada bayi dan anak yang berusia 6-23 bulan yang tinggal di
area perdesaan yang terkena bencana gempa wenchuan. Dimana status
pertumbuhan pada bayi dan anak 6-23 dilihat dari skor dari berat badan per tinggi
badan (WLZ), tinggi badan per umur (LAZ) dan berat badan per umur (WAZ).
2. Variabel Dependen:
•Tren Prevalensi anemia dan prevalensi dari malnutrisi. Dimana tren prevalensi dari
malnutrisi dilihat dari perbandingan antara underweight, stunting dan wasting pada
tiga bulan, satu tahun dan 2 tahun setelah gempa terjadi. Dan tren prevalensi anemia
dilihat dari pengukuran kadar Haemoglobin, jika kadar Hb <110 g/L maka
dikategorikan anemia.

13
Potensi Bias

Karena survei dilakukan pada daerah yang terletak di pegunungan terjal dan tempat
tinggal yang jauh dari daerah desentralisasi dan sulit di akses, setiap ukuran sampel yang
terpilih dan setiap survey tidak selalu konsisten dengan alasan bahwa beberapa anak
tidak bisa di jangkau yang disebabkan oleh cuaca yang buruk dan hujan dan sulitnya
akses transportasi untuk ke area tersebut atau area tersebut terpencil, yang mana dapat
menyebabkan potensi bias.

14
Analisis Data

 Software Epidata (Windows versi 3.1, Epidata, Denmark) digunakan untuk masuk dan
mengelola data mentah.
 SAS software (versi 9.1; SAS Institute Inc, Cary, NC) digunakan untuk analisis statistik.
 WHO software Anthro digunakan untuk menghitung status pertumbuhan anak-anak.

15
Add an image

Icon

Hasil
Status pertumbuhan bayi dan anak usia -23 bulan

Tren status pertumbuhan dan perkembangan menggunakan Z-scores pada berat badan
per tinggi badan, tinggi badan per umur serta berat badan per umur. Dua tahun setelah
gempa, rata-rata Z-scores, WLZ, LAZ dan WAZ, semua kurang dari nol pada anak laki-laki
dan perempuan, dan kekurangan gizi lebih serius pada anak perempuan daripada anak
laki-laki.

17
The Power of PowerPoint | thepopp.com 18
Prevalensi Gizi Buruk

 Prevalensi kekurangan gizi bayi dan anak-anak dievaluasi menggunakan Z-skor kurang
dari -2SD; termasuk berat badan dengan WAZ <2SD, stunting dengan LAZ <2SD,
wasting/kurus dengan WLZ <2SD.
 Prevalensi kekurangan gizi, termasuk underweight, stunting dan wasting, meningkat
secara signifikan dua tahun setelah gempa

19
The Power of PowerPoint | thepopp.com 20
Konsentrasi Hb dan Prevalensi Anemia

Dari tiga bulan sampai dua tahun setelah gempa, kadar rata-rata hemoglobin menurun
secara bertahap dan secara signifikan dan prevalensi anemia, berdasarkan penyesuaian
ketinggian, secara signifikan meningkat dari 36,5% ke 67,5% dan meningkatnya
persentase anemia lebih jelas pada anak perempuan daripada anak laki-laki (25% ke
71,5% untuk anak perempuan dan 43,6% menjadi 60,9% untuk anak laki-laki).

21
The Power of PowerPoint | thepopp.com 22
Add an image

Icon

Penutup
Kesimpulan

Malnutrisi merupakan penentu penting kematian anak, intervensi harus dimulai segera
setelah itu karena intervensi makanan atau nutrisi mungkin memainkan peran kunci
dalam menyelamatkan nyawa melalui dampaknya terhadap gizi dan kesehatan untuk
semua populasi target berusia 6 hingga 23 bulan. Cara lain termasuk mendorong dan
mempromosikan menyusui, dan memperkenalkan makanan pelengkap berkualitas tinggi
selain ASI yang harus menjadi langkah intervensi penting untuk bayi dari usia enam
bulan.

24
Keterbatasan

 Tidak dapat merekrut begitu banyak anak di daerah pegunungan yang sangat
terdesentralisasi dan sulit dijangkau dan juga
 Sulit untuk menemukan data dasar tentang pertumbuhan dan status gizi serta
persediaan atau konsumsi makanan pada bayi dan anak-anak sebelum gempa bumi
pada daerah yang sulit dijangkau tersebut karena nasional atau survei nutrisi regional
belum mencapai atau mencakup bidang-bidang ini di masa lalu.

25
Impact of the great east Japan
earthquake on the body mass index
of preschool children: a nationwide
nursery school survey

Jurnal 2
ALASAN MEMILIH JURNAL

Jumlah Literature Terpilih


DATABASE Kata Kunci
1.Didapat 1332 Dari 549tersisa :
Pubmed nutrition and
artikel Impact of the great east
earthquake
2.783 artikel di Japan earthquake on the
eksklusi lebih dari 5 body mass index of
tahun terakhir dan preschool children: a
nationwide nursery school
27
open acces (tdk
Alasan memilih jurnal tersebut karena ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
dampak dari gempa bumi terhadap IMT (Indeks Massa Tubuh) Anak Pra-sekolah. Dan
pada jurnal ini menggunakan analisis IMT sebelum dan sesudah terjadinya bencana
Penulis : Hiroshi Yokomichi, Wei Zheng, Hiroko Matsubara, Mami Ishikuro, Masahiro
Kikuya,Tsuyoshi Isojima, Susumu Yokoya, Toshiaki Tanaka, Noriko Kato, Shoichi Chida,
Atsushi Ono, Mitsuaki Hosoya, Soichiro Tanaka, Shinichi Kuriyama, Shigeo Kure, Zentaro
Yamagata
Terbit : 2016

28
29
Add an image

Pendahuluan
Latar Belakang
Gempa terbesar di Jepang timur tahun 2011, dengan kekuatan 9.0,1 merupakan gempa
keempat yang pernah tercatat dan terbesar di Jepang. Gempa yang diikuti dengan
kejadian tsunami da kecelakaan PLTN di Fukushima menyebabkan kerusakan besar di
pantai Pasifik sebelah timur laut Jepang.
Bencana ini mengakibatkan korban dan kerusakan properti yang signifikan dimana
19.466 orang meninggal, 6.152 terluka, 124.663 rumah hancur dan 274.638 rusak. Tragedi
ini juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut, mengganggu
kebiasaan normal penduduk seperti kebiasaan makan dan olahraga penduduk
Fukushima, Miyagi dan Iwate prefektur
 ahli pertumbuhan anak : efek kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang
menimpa anak-anak terkait gempa bumi.

31
Continue..
 Penilaian potensi pertambahan berat badan  fokus pada penambahan berat badan
anak-anak  mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat setelah gempa dan tidak
diizinkan bermain di luar ruangan untuk menghindari paparan radiasi dari pembangkit
listrik tenaga nuklir yang rusak.
 analisis yang reliabale tentang berat badan anak-anak semenjak terjadinya gempa tidak
ditemukan. Selain itu, tidak ada penelitian yang meneliti perubahan berat badan anak-
anak yang dipengaruhi oleh bencana alam besar lainnya.

32
Pertanyaan Penelitian

Apakah indeks massa tubuh (BMI) dari anak-anak di setiap prefektur yang
terpengaruh telah berubah relatif terhadap BMI anak-anak yang sebanding tetapi
tidak terpengaruh ?

33
Tujuan penelitian
1. Untuk mengevaluasi dampak dari gemba besar di Timur Jepang tahun 2011 terhadap
BMI anak-anak praseklah
2. membandingkan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas anak-anak antara
daerah yang terkena dampak dan tidak terpengaruh

34
Add an image

Icon

Metode Penelitian
Add an image

Icon

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Perbandingan Perubahan BMI

Menunjukkan antropometri dasar di Oktober 2010

37
perkiraan BMI
dari April 2008
ke Oktober 2012

38
perkiraan perubahan
dalam BMI dari
Oktober 2010 menjadi
Oktober 2012 untuk
anak-anak yang tinggal
di masing-masing
prefektur yang terkena
dibandingkan dengan
mereka yang tinggal di
prefektur yang tidak
terpengaruh.

39
continue..
1. Fukushima : Dibandingkan dengan prefektur yang tidak terpengaruh, perubahan BMI
di prefektur Fukushima secara signifikan lebih tinggi di antara anak laki-laki pada
bulan Oktober 2012 (+0.137 kg / m2, p = 0,0003) dan di antara perempuan pada bulan
April 2011 (+0.087 kg / m2, p = 0,023), April 2012 (+ 0,122 kg / m2, p = 0,0013) dan
Oktober 2012 (+0,200 kg / m2, p <0,0001)
2. Miyagi : Dibandingkan dengan prefektur yang tidak terpengaruh, perubahan BMI di
Prefektur Miyagi secara signifikan lebih rendah di kalangan anak laki-laki pada Oktober
2011 (−0.076 kg / m2, p = 0,018), April 2012 (−0,165 kg / m2, p <0,0001) dan Oktober
2012 (−0.218 kg / m2, p <0,0001) dan di antara anak perempuan pada Oktober 2012
(−0.082 kg / m2, p = 0,011).
3. Iwate : Dibandingkan dengan prefektur yang tidak terpengaruh, perubahan BMI di
prefektur Iwate secara signifikan lebih tinggi di antara anak laki-laki pada bulan April
2011 (+0.165 kg / m2, p <0,0001) dan di antara anak perempuan pada bulan April 2011
40
(+ 0,124 kg / m2, p = 0,0019).
Perbandingan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas anak-anak

41
continue

A. Studi Kohort
1. Fukusima :
 Dibandingkan dengan prefektur yang tidak terpengaruh, ada sedikit peningkatan pada perubahan
prevalensi anak laki-laki kelebihan berat antara Oktober 2010 dan April 2011 yang berada di
Fukushima, Miyagi dan Iwate.
 penurunan dalam perubahan prevalensi perempuan kelebihan berat badan yang berada di
Fukushima.
2. Iwate
 Dibandingkan dengan prefektur yang tidak terpengaruh, sedikit peningkatan dalam perubahan
prevalensi individu obesitas antara Oktober 2010 dan April 2011 diamati di antara anak laki-laki di
Iwate dan di antara anak perempuan di Fukushima, Miyagi dan Iwate.
3. Miyagi :
 Dibandingan dengan prefaktur yang tidak terpengaruh, ada sedikit penurunan perubahan prevalensi
anak laki-laki obesitas diamati di Miyagi. 42
continue

1. Jepang
 Peningkatan prevalensi individu dengan
kelebihan berat badan di antara siswa
sekolah dasar laki-laki pada kelompok usia 6-
10 tahun.
 Peningkatan prevalensi kelebihan berat
abdan siswa SD perempuan usia 6-11 tahun
2. Fukushima
 Peningkatan prevalensi individu dengan
kelebihan berat badan di antara siswa
sekolah dasar laki-laki pada kelompok usia 6-
11 tahun.
43
 Peningkatan prevalensi kelebihan berat
CONTINUE

3. Iwate
 Peningkatan prevalensi individu dengan kelebihan berat badan di antara siswa sekolah
dasar laki-laki pada kelompok usia 6-12 tahun.
 Tidak ada peubahan prevalensi kelebihan berat badan pada siswa sekolah dasar
perempuan.
4. Miyagi
 Peningkatan prevalensi individu dengan kelebihan berat badan di antara siswa sekolah
dasar laki-laki pada kelompok usia 6-9 tahun.
 Peningkatan prevalensi kelebihan berat badan siswa sekolah dasar perempuan pada
usia 8-11 tahun
 Penurunan prevalensi eklebihan berat badan pada usia 6-7 tahun
44
PEMBAHASAN

45
Hasil Utama
 Data perubahan BMI pascabencana  peningkatan BMI di antara prasekolah anak laki-laki dan
perempuan yang tinggal di masing-masing prefektur yang terkena dampak,akibat bencana yang terjadi
pada bulan maret tahun 2011.
 Di Fukushima, terdapat bukti peningkatan BMI diantara anak laki-laki dan perempuan yang tinggal di
Fukushima.
 Di Miyagi, terdapat trend kenaikan berat badan yang diikuti dengan penurunan berat badan segera pada
laki-laki dan perempuan.
 Di Iwate, BMI anak laki-laki dan perempuan mendekati BMI anak-anak yang tinggal di daerah prefaktur
yang tidak terpengaruh.
 Dalam studi kohor prevalensi individu dengan obesitas meningkat 1 bulan setelah gempa bumi di antara
anak laki-laki di Iwate dan di antara perempuan di tiga prefektur yang terkena dampak, dibandingkan
dengan yang ada di prefektur yang tidak terpengaruh .
 Secara ekologis prevalensi berat badan anak laki-laki dan perempuan di Fukushima meningkat, demikian
juga dengan anak laki-laki dan perempan di prefaktur Miyagi dan Iwate di tahun awal sekolah.
 Jadi dapat ditemukan bukti tambahan bahwa peningkatan BMI dapat berpotensi terhadap anak-anak
setelah terjadi bencana besar. 46
penjelasan
Dari 3 daerah prefekture yang terkena dampak, prioritas bantuan  memberikan
bantuan pasokan makanan pada anak-anak yang terkena dampak.  peningkatan berat
badan disebabkan karena bantuan berbasis karbohidrat yang disediakan.
 gimnasium sekolah digunakan sebagai tempat penampungan untuk evakuasi dan
taman bermain sekolah dibuka untuk perumahan sementara
Di Fukushima  ledakan stasiun pembangkit tenaga nuklir  peluang untuk bermain
diluar jadi sedikit, hal tersebut disebabkan karena takut paparan radiasi, kurangnya
taman bermain yang tersedia dan suasana hati yang sedih di kalangan keseluruhan
penduduk  meningkatnya BMI secara berkepanjangan di antara anak-anak yang
tinggal di derah Fukushima

47
continue

Di Miyagi, infrastruktur kota, rumah sakit, sekolah dan kegiatan perusahaan telah pulih
lebih cepat daripada di Fukushima  penurunan berat badan antara anak laki-laki dan
perempuan yang di amati yang tinggal di daerah Myagi.
Di prefakture Iwate, terdapat laporan yang menunjukkan terjadi kasus memburuknya
glukosa plasma rata-rata dan kadar hemoglobin terglikasi pada 63 pasien yang terkena
diabetes dari 109,4 mg / dL (SE, 3.9, 6.08 mmol / L (SE 0,22)) untuk 134,3 mg / dL (SE,
7.2, 7.46 mmol / L (SE 0.40)) dan dari 5,9% (SE,0,2, 6,8 mmol / L (SE 0.3)) menjadi 6,5%
(SE, 0,2, 7,8 mmol / L (SE 0.3)), yang terjadi masing-masing 4 bulan setelah gempa.

48
Add an image

Icon

Penutup
kesimpulan
Data dari timur laut Jepang yang dilanda gempa menunjukkan peningkatan segera BMI
di antara anak-anak tinggal di tiga prefektur yang terkena dampak.
Data menunjukkan tren peningkatan BMI berkepanjangan di antara anak-anak di
Fukushima Data menunjukkan trend penururnan BMI berkepanjangan di antara anak-
anak di Miyagi.
 Data ini menekankan perlunya perhatian dan tindak lanjut untuk anak-anak yang
terkena dampak setelah bencana alam untuk mencegah hasil kesehatan yang tidak
diinginkan.

50
Keterbatasan Penelitian
1.

1. keterwakilan dari populasi sampel di prefektur Jepang timur laut yang terkena
dampak

2. kurangnya informasi tentang diet dan aktivitas fisik dapat membatasi komparabilitas hasil-
hasil antara prefektur yang terkena dampak dan tidak terpengaruh

3. hasilnya terbatas tanpa menggunakan skor z (skor SD) untuk BMI, yang mungkin
lebih tepat disesuaikan dengan usia
51
Thank You
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai