Anda di halaman 1dari 18

OM SWASTYASTU

Dosen Pembimbing: Gusti Ayu Tirtawati,S.SiT,


M.Kes Nama Kelompok:
Anak Agung Ayu Satri Astuti (02) Jenliati Wali Ate (18)
Ari Krisma Diantika Putri (03) Luh Komang Tiara Cahyani Dewi (23)
Cherensiana Helnia Gome (04) Margareta Dapa ole (24)
Dwi Fajar Fatmawati (06) Maria ludwina tada (25)
I Dewa Agung Rara Pramesti Wedhayanti 09 Ni Kadek Arista Pradnyanti (28)
I Dewa Ayu Manik Prabarini Setya Bintari (10) Ni Kadek Dwi Febri Wahyuni (30)
I Gusti Agung Ayu Dixita Paramita Sastra (11) Ni Kadek Putri Febi Yanti (33)
I Gusti Agung Ayu Pradnya Maheswari (12) Ni Kadek Rossa Chandra Komala (34)
I Gusti Agung Dwi Intan Pratiwi (13) Ni Kadek Sudi Krisna Dewi (35)
Ida Ayu Rika Ratna Ningrat (16) Ni Ketut Alvina Kusuma Yanthi (36)
KONSEP SOSIOLOGI KAITANNYA
DENGAN KEAGAMAAN/RELIGI
DEFINISI KONSEP SOSIOLOGI KAITANNYA DENGAN
KEAGAMAAN/RELIGI
Definisi agama secara sosiologi adalah definisi yang empiris.
Sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama yang evaluative
(menilai). Ia memberikan definisi menggambarkan apa adanya,
mengungkapkan apa yang dimengerti dan dialami oleh pemeluk-
pemeluknya.
Agama seringkali diartikan sebagai keterkaitan sekelompok manusia
dengan Tuhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama berarti
kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut (KBBI, 1989: 9).

Sedangkan dalam sosiologi, agama mempunyai tiga definisi, yakni :


1. Definisi agama secara subtantif
2. Definisi agama secara fungsional
3. Definisi agama secara simbolis
TUJUAN DARI RELIGI
Sosiologi agama atau religi bermaksud untuk membantu para pemimpin
agama dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keagamaan.
Misalnya konflik agama, perbecahaan agama, intoleransi agama dan lainnya.
Tujuan dari sosiologi agama adalah mengungkapkan pola-pola sosial,
mengontrol, mengendalikan tindakan serta perilaku keagamaan dalam
kehidupan masyarakat, memahami nilai-nilai, norma, tradisi serta keyakinan
yang dianut oleh masyarakat lain, memahami perbedaan yang ada, dan
mencegah timbulnya konflik antar agama
EFEK DARI RELIGI PADA KONSEP
SOSIOLOGI
Memberikan efek dalam perubahan sosial dengan memberikan ide dan membentuk nilai-
nilai yang mempengaruhi tindakan manusia serta memotivasi terhadap proses aktif dalam
pembangunan masyarakat.

Sedangkan efek religi yang mengarah pada kemajuan (progress), memberikan kontribusi
yang sangat besar. Dengan agama, manusia dapat menciptakan toleransi antara sesama,
optimis dalam menatap masa depan, menegakkan keadilan, kemudian teknologi untuk
peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Interseksi Religi Pada Sosiologi
Interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari
berbagai seksi baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain
dalam suatu masyarakat majemuk.

Dampak interseksi
Interseksi dapat mempererat solidaritas di antara anggotanya sehingga dapat
mengurangi munculnya konflik.

Meningkatkan solidaritas
Semakin kuatnya hubungan atau ikatan antaranggota sambil untuk sementara
mengabaikan perbedaan-perbedaan horizontal maupun vertikal di antara mereka.
Menimbulkan potensi konflik
Konflik dapat terjadi dalam masyarakat luas yang menempati suatu komplek perumahan,
sebab adanya berbagai latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda.

Saluran interseksi di Indonesia


Persilangan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi tidak terjadi begitu
saja namun dibantu dengan adanya interaksi di antara berbagai seksi. Interaksi antara satu
seksi dengan seksi lainnya dapat dilakukan melalui hubungan ekonomi, sosial, dan politik.
Hubungan ekonomi
1. Melalui perdagangan
masyarakat yang mendiami pulau-pulau di Nusantara telah menjalin hubungan
dagang dengan berbagai bangsa di dunia sejak zaman dahulu kala. Dengan
hubungan dagang yang telah berlangsung selama ratusan tahun itu, interseksi di
Indonesia juga telah berlangsung selama ratusan tahun pula. Interseksi tersebut
berjalan sedemikian rupa dan meliputi unsur-unsur bidang agama, kebudayaan,
dan kesenian.

2. Melalui perindustrian
Interseksi melalui perindustrian menjadi semakin intensif pada era yang
mengutamakan produk-produk industri berteknologi tinggi. Interseksi akan terjadi
melalui kerja sama perindustrian yang dibangun baik di tingkat regional maupun
internasional.
Hubungan sosial
1. Melalui perkawinan
Para pendatang yang melakukan kegiatan perdagangan, perindustrian,
penjelajahan, dan penyebaran agama, banyak yang melakukan pernikahan dan
membentuk kehidupan keluarga dengan penduduk asli Indonesia. Perkawinan ini
menyebabkan terjadinya persilangan antara bangsa dan ras yang berbeda tersebut.

Dilihat dari prosesnya, perkawinan antarras atau etnik (suku bangsa) ini
merupakan suatu bentuk asimilasi secara fisik, sebab proses penyatuan tersebut
meliputi fisik orang-orang yang terlibat di dalamnya. Perkawinan antaretnik
sangat efektif dalam mewujudkan integrasi (penyatuan) karena perbedaan-
perbedaan yang berpotensi menjadi pemicu konflik dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sama sekali.
2. Melalui Pendidikan
Hubungan dalam bidang perdagangan, industri, dan perkawinan antaretnik akan
memberikan peluang untuk interseksi di bidang pendidikan sebab keturunan-
keturunan mereka akan bersekolah di wilayah-wilayah yang mayoritas siswanya
berbeda ras dan kebudayaan. Dalam bentuk yang lebih tinggi juga telah dilakukan
pertukaran pelajar, lomba-lomba bidang sains dan teknologi tingkat pelajar, dan
lain-lain.

3. Politik
Hubungan diplomatik atau hubungan antarnegara juga akan menyebabkan
terjadinya proses interseksi di antara para pejabat dan utusan negara masing-
masing. Hal ini mudah dipahami karena mereka akan menetap, bekerja, dan
berhubungan sosial dengan orang-orang yang berasal dari ras
dak kebudayaan yang berbeda-beda.
Hubungan antarnegara ini, selain bermaksud untuk meningkatkan hubungan
dalam bidang ekonomi, juga untuk mempererat persaudaraan antarnegara.
Interseksi yang akan terjadi meliputi semua bidang, antara
lain politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama.
STRUKRUR SOSIAL LAINNYA DI
BIDANG KESEHATAN
• Struktur Sosial di Bidang Kesehatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), struktur sosial merupakan salah satu konsep
perumusan ass hubungan antar individu dalam kehidupan masyarakat yang merupakan pedoman
bag tingkah laku individu.

• Struktur sosial di bidang kesenian

Pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun dari sebuah system Struktur sosial
menurut Raymond Firth sebenarnya merupakan hubungan ideal antara bagian-bagian
masyarakat yang di dalamnya terdapat dinamika kehidupan individu yang konkret dari suatu
angkatan ke angkatan berikutnya dan menyebabkan suatu proses perubahan yang dapat
berlangsung lambat tetapi dapat juga cepat.
• Struktur Sosial di Bidang Pesantren

Merupakan definisi hubungan sos ial yang terjadi antara individu dengan masyarakat untuk
membentuk sebuah norma, nilai, maupun peraturan yang ada di dalam masyarakat demi
terwujudnya kepentingan bersama. Struktur sosial ini timbul akibat adanya masyarakat yang
memiliki berbagai perbedaan latar belakang.

Contoh dalam hal santri yang berbelanja di toko dan membeli barang yang termasuk larangan
pondok itu di biarkan bahkan dilindungi, atau bermain di PS/warnet yang melebihi jam waktu
yang telah di tentukan pondok pesantren itu tidak diperingatkan pada santri, karena merupakan
keuntungan bagi perekonomian meraka. Hal semacam ini merupakan larangan santri pondok
pesantren

Dengan banyaknya tempat hiburan yang berada dilingkungan pondok pesantren RA, MI, MTs Al
Jabar Bali merupakan tantangan santri pondok pesantren RA, MI, MTs Al Jabar Bali dalam
memantau santri di lingkungan masyarakat perkotaan yang berbeda-beda pandangan.
• Struktur Sosial di Bidang Peguyuban Peguyuban

berbagai organisasi atau Paguyuban yang ada di lingkungan kampus peneliti mengambil
Paguyuban yang tolak ukurnya berdasarkan pada kesamaan etnis tau kedaerahan vaitu
perkumpulan mahasiswa dari pulau Jawa yang diberi nama Jong Java, alasan peneliti mengambil
perkumpulan mahasiswa, sebab peneliti ingin mengetahui apa yang melatar belakangi suatu
perkumpulan kedaerahan perlu di but, dengan melihat begitu banyaknya organisasi yang tersedia
di kampus, dan apakah organisasi yang tersedia tidak cukup baik dalam menfasilitasi kebutuhan
mahasiswa.

Begitu banyak Paguyuban yang ada di kampus, peneliti mengambil Paguyuban mahasiswa dari
daerah pulau Jawa atau Jong Java, sebab Jong Java mempunyai anggota cukup banyak yang
berasal dari dari berbagai daerah pulu. Kaitannya dengan kebidanan yaitu di dalam paguyuban
jong java yang ada di Jimbaran initerdapat juga penyuluhan untuk anak muda agar menaati
norma dan nilai tentang anak terutama untuk tidak melakukan aborsi yang dapat dikenakan
hukum.
• Struktur Sosial di Bidang Banjar

Masyarakat tradisional dan sebagian masyarakat modern di Indonesia umumna sudah mengenal
adanya sistem kerja gotong-royong, yakni suatu praktek yang dilakukan sekelompok masyarakat
untuk melakukan pekerjaan secara bersamaan tapa mendapat imbalan dalam bentuk tuna
ataupun bayaran dalam bentuk apapun.

Demikian pula dengan masyarakat etnis Bali di Jimbaran yang terikat dalam suatu wilayah
banjar adat. Prinsip gotong-royong ini yang dipegang teguh oleh banjar adat sehingga banjar adat
tampak demikian besar terutama saat ada kegiatan suka duka. Kegiatan yang bersifat suka
adalah kegiatan atau upacara yang diselenggarakan atas dasar peristiwa bahagia (sukacita)
misalnya, perkawinan, syukuran, tiga bulanan kelahiran bayi, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan
yang bersifat duka merupakan kegiatan upacara yang dilaksanakan karena ada peristiwa
dukacita seperti kematian, musibah, bencana alam, dan lain-lain.
• Struktur Sosial di Bidang Agama

Struktur sosial merupakan hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun
masyarakat untuk membentuk sebuah norma, nilai dan peraturan yang ada di
masyarakat demi kepentingan bersama.

Kaitannya dengan kebidanan yaitu di daerah jimbaran hampir sama dengan daerah
lain bahkan di indonesia pun terdapat peraturan larangan Senada dengan pandangan
hukum dan dalam pandangan agama-agama yang diakui di Indonesia (Hindu, Islam,
Budha, Protestan, dan Katolik) kasus aborsi tetap dikatakan perbuatan yang
menyimpang dan melanggar norma agama, norma agama adalah peraturan hidup
yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan dan anjuran-anjuran
yang berasal dari Tuhan.
SESI
DISKUSI
KESIMPULAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan manusia tidak bisa lepas
dari keyakinan yang dianutnya keyakinan dan kepercayaan yang
mereka anut biasa disebut dengan agama. Dalam kehidupan di
masyarakat, agama tidak bisa lepas di dalamnya agama bisa menjadi
pembenteng dalam setiap manusia melakukan perbuatan. Dalam
sosiologi juga mengenak sosiologi agama dimana ilmu ini mengkaji dan
mempelajari masyarakat dan agama. Awal mula munculnya sosiologi
agama, karena agama merupakan salah satu penyebab adanya
pengelompokan- pengelompokan manusia yang dapat berakibat pada
perpecahan
Sosiologi agama disini sebagai jawaban atas permasalahan yang ada
dalam pengelompokan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai