Anda di halaman 1dari 10

“PROBLEMATIKA MASYARAKATMODERN DAN

PENTINGNYA AKHLAK TASAWUF”


Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Kholid Achmad, M.Pd

Disusun oleh :

Ihda Alam Niswatun Aminah (200501033)


Mawardah Habibah
Syamsul Arifin
Hidayatul laila (200501012)
A. Pengertian dan Ciri-ciri Masyarakat Modern

■ Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society yang asal katanya


socius yang berarti kawan. Sedangkan dalam Bahasa Arab dikenal
dengan istilah Syirk yang berarti bergaul. Dalam Ilmu antropologi,
Masyarakat didefinisikan sebagai kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama, atau sejumlah
orang dalam kelompok tertentu yang membentuk perikehidupan
berbudaya.
■ Menurut Hasan Shadily, dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Untuk
Masyarakat Indonesia, masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia yang dengan (atau karena) sendirinya bertalian secara
golongan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Secara istilah, ada beberapa tokoh yang membuat definisi ataupun pembatasan tentang
makna (zaman) modern. Amin Rais menyatakan bahwa suatu abad dapat dikatakan modern
apabila memiliki ciri-ciri :

1. Ledakan informasi tanpa batas – berkat teknologi komunikasi yang semakin maju,
produktif, dan efektif – sehingga dapat menjangkau seluruh penjuru dunia.
2. Nilai moral semakin longgar, yang ditunjukkan dengan semakin kaburnya batas antara
halal dan haram maupun baik dan buruk.
3. Semakin tumpulnya peri kemanusiaan.
4. Sangat mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
5. Kehidupan masyarakat yang semakin materialistik.
■ Alex Inkeles dan David Smith, sebagaimana dikutip oleh Arfan Gaffar,
memberikan 5 (lima ciri individu masyarakat yang telah modern, yaitu :

1. Opens to new experience (keterbukaan untuk menerima hal-hal baru).


2. The realism of growth of opinion (memiliki kemampuan untuk membentuk
dan menyatakan pendapat menyangkut permasalahan di sekitarnya).
3. The readiness for social change (siap menerima perubahan sosial).
4. The need of information (membutuhkan dan selalu mengikuti informasi
perkembangan).
5. Oriented to world future and punctuality (berorientasi ke depan).
B. Problematika Masyarakat Modern

■ Dalam Bidang Pengembangan IPTEK


Islam memang sangat menganjurkan umat manusia untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
dunia demi kepentingan hidupnya. Tetapi Islam juga menyatakan bahwa dunia (bumi, air, dan udara)
tidaklah diciptakan untuk sekelompok atau segolongan umat dalam waktu tertentu saja. Oleh
karenanya, pada sisi lain Islam juga mengingatkan manusia akan bahaya yang akan menimpa alam
semesta dan kehidupan akibat dari perbuatannya.

Hal ini terwujud dalam beberapa ayat Allah di bawah ini :

َ ‫ْض الَّ ِذى َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجع‬


‫ُون‬ ِ َّ‫ت َأ ْي ِدى الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع‬ ْ َ‫ظهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
َ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)”. (Q.S. ar-Ruum : 41)
■ Seorang ahli polemologi Indonesia, Prof. Dr. Teuku Jacob sebagaimana
dikutip oleh Sulaiman al-Kumayi, pernah menyatakan bahwa problem-
problem yang dihadapi oleh masyarakat modern tidak terlepas dari
“dampak negatif dari ilmu pengetahuan dan teknologi minus Tuhan”.
Menurutnya, pada satu sisi perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat
dengan hasil-hasilnya telah berpengaruh pada perubahan kebudayaan
dunia, dimana sedikit demi sedikit – dan pada hal-hal tertentu – ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mampu menggantikan peran takhayul
dan agama. Bahkan dalam kelompok tertentu ada yang menganggap
bahwa agama menjadi penghambat dari laju pencapaian kesejahteraan
dan hanya mampumenimbulkan konflik-konflik.
■ Dalam Bidang Politik
Dalam aspek politik, banyak terjadi perebutan kekuasaan, politik menghalalkan segala cara dan
politik mampu menjadikan manusia lupa akan kehidupan akhirat. Ini dapat dilihat dari pemilihan
lembaga legeslatif 9 April 2014 lalu, money politik terjadi dimana-mana. Hal ini seakan-akan
menyiratkan bahwa pemimpin yang semestinya kehendak Allah SWT terkalahkan oleh pengaruh
uang.
■ Dalam Bidang Pluralisme Agama
Aspek pluralitas agama, masyarakat seringkali mencampur urusan kepercayaan agama lain, saling
menganggap agama yang diikuti adalah benar dan yang lainnya adalah salah. Hal ini menimbulkan
perpecahan antar umat beragama. Padahal, pluralitas agama dalam masyarakat modern adalah sesuatu
yang wajar, yang sudah menjadi sunnatullah. Ini dapat dilihat dalam salah satu hadits yang artinnya:
Artinya : Rosululloh saw bersabda : demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku
nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan
masuk neraka, seorang sahabat bertanya “ siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rosulalloh ? “
Rosul menjawab “ Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA)” ( H. R. Imam
Thobroni ).
■ Dalam Bidang Spiritual
Dalam aspek spiritual, masyarakat modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran, yang
menjadikan mereka hidup tidak dengan pemahaman agama yang baik. Hidup dalam sikap sekuler
yang menghapus Visi Keilahian. Hilangnya visi keilahian mengakibatkan kehampaan spiritual dan
mengakibatkan manusia jauh dengan sang Maha pencipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang
dimuat dalam dogma agama.
■ Balam Bidang Etika
Dalam aspek etika, masyarakat modern mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Masyarakat
modern seringkali menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji dan menyimpang dengan
norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat istiada, hukum, dan lain sebagainya.
Didalam beberapa dasawarsa terakhir yang dirasakan penuh dengan krisis, Kiranya tujuan dakwah
Islamiyah ini makin penting dan perlu mendapatkan sorotan khusus dunia dakwah. Para kritisi
barat mengemukakan sekurang-kurangnya sekarang ini di dunia pasca modern mengalami krisis:
Krisis Identitas, Krisis Legalitas, Krisis Penetrasi, Krisis Partisipasi, Krisis Distribusi.
C. Pentingnya Akhlak Tasawuf Bagi Masyarakat Modern
Melihat gejala manusia modern yang penuh dengan problematika kehampaan spiritual,
maka solusi yang tepat adalah tasawuf yang mana inti ajarannya yakni guna memperoleh
hubungan langsung dan disadari oleh Allah SWT. ini dapat dilakukan dengan ajaran-ajaran
tersebut, antara lain:
 Takhalli
Takhalli berarti mengkosongkan atau membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari
kotoran penyakit hati yang merusak. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan
diri dari kemaksiatan dengan segala bentuk dan berusaha melepaskan dorongan hawa nafsu
jahat.
 Tahalli
Tahalli berarti berhias. Maksudnya adalah membiasakan diri dengan sifat dan sikap serta
pebuatan yang baik. Berusaha agar dalam setiap gerak perilaku selalu berjalan diatas
ketentuan agama, baik kewajiban luar maupun kewajiban dalam atau ketaan lahir maupun
batin.
 Tajalli
Tajalli adalah tersingkapnya tirai penyekap dari alam gaib, atau proses mendapat
penerangan dari nur gaib, sebagai hasil dari suatu meditasi. Dalam sufisme, proses
tersingkapnya tirai dan penerimaan nur gaib dalam hati seorang mediator disebut Al-Hal,
yaitu proses pengahayatan gaib yang merupakan anugrah dari Tuhan dan diluar adikuasa
manusia.

Anda mungkin juga menyukai