Kelompok 4
•Murni Ayut Setya Winingsih (2043700149)
•Nani Winarti (2043700208)
•Nur Vadilah Putri Riski (2043700138)
•Peryanto Sadra Satian (2043700117)
•Reffany Dyah Septatiwi (2043700157)
•Reka Nanda Sari (2043700210)
•Rendy Ardyansyah (2043700185)
•Retno Amalia (2033700192)
•Rezhty C A Tiara Todingbua (2043700145)
•Rini Andriani (2043700181)
•Riki Saputra (2043700171)
Definisi
• Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya (off
patent), sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi
tanpa perlu membayar royalti.
• Menurut Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 obat
generik adalah obat dengan nama resmi yang di tetapkan dalam
Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya.
OBAT GENERIK
5. Keterjangkauan Obat
Keterjangkauan obat dapat dipandang dari sudut geografis, ekonomi dan sosial
politik.
Proses pengujian obat generik sebelum
dipasarkan
• Obat Generik harus lulus uji klinik, diantaranya :
1.Fase I : menilai keamanan obat (farmakokinetik &
farmakodinamik) yang diujikan pada orang sehat
2.Fase II : membuktikan efek pada penderita dengan
pembanding berupa placebo.
3.Fase III : memastikan efek dengan pembanding obat yang
berkhasiat
4.Fase IV : (post marketing), efek yang muncul setelah
digunakan banyak orang.
• Obat generik juga harus memenuhi Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB)
Faktor yang menyebabkan harga obat
generic lebih terjangkau
• Harga diatur pemerintah
• Tidak dipromosikan besar-besaran
• Biaya Produksi Rendah
Jadi, dalam penggunaan obat generik tidak perlu
diragukan lagi dalam khasiatnya. Banyak masyarakat
yang mengkonsumsi atau tingkat penggunaan untuk
obat, masyarakat lebih sering menggunakan sediaan
dengan nama dagang dibandingkan penggunaan
obat generik, hal ini dikarenakan adanya anggapan
masyarakat yang menilai bahwa obat yang harganya
lebih mahal (nama dagang) memiliki kualitas lebih
baik daripada obat lebih murah (generik).