A. GENDER
Gender sebagai salah satu faktor internal yang menyebabkan perbedaan individual
dalam belajar. Di TK, hampir semua kegiatan belajar dilakukan sambil bermain.
Menurut Johnson, dkk.(1999), terdapat perbedaan antara anak laki-laki Dan
perempuan dalam 4 area kegiatan bermain.
1. Bermain fisik
Yaitu kegiatan bermain yang melibatkan motorik halus dan motorik kasar atau penggunaan
bagian tubuh dalam kegiatan bermain.
Adanya perbedaan dalam bermain fisik antara anak laki-laki Dan perempuan, anak laki-laki lebih
banyak terlibat dalam kegiatan yang menggunakan kontak fisik sedangkan anak perempuan
cenderung lebih diam dan lebih pasif.
2. Bermain sosial
Berkaitan dengan kemampuan anak untuk terlibat dalam interaksi sosial yang kompleks selama
kegiatan bermain. Umumnya anak perempuan mengunakan cara-cara yang lebih sopan ketika
mengambil giliran dalam kegiatan bermain. rentang waktu yang mereka habiskan untuk terlibat
dalam satu jenis permainan juga lebih lama dari pada anak laki-laki.
3. Bermain dengan objek
Anak perempuan menunjukkan kecenderungan yang kuat ke arah bermain konstruksi sementara
anak laki-laki memperlihatkan kecenderungan yang lebih besar ke arah bermain fungsional.
(ex: anak laki-laki lebih senang bermain dilantai dengan mainan yang dapat didorong dan ditarik,
main balok, dan mainan beroda. Sedangkan anak perempuan lebih senang bermain dimeja,
mewarnai, bermain boneka, bermain puzzle)
4. Bermain pura-pura
Atau sering disebut dengan bermain fantasi (fantasy play), dramatic play atau imaginative play.
Secara umum, tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti antara anak laki-laki dan
perempuan dalam jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bermain pura-pura atau dalam
kemampuan mereka untuk berfantasi.
B. Temperamen
Didefinisikan sebagai karakteristik atau kecenderungan untuk mendekati dan berinteraksi terhadap situasi.
Pada bayi dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe temperamen, yaitu easy child, difficult child, dan slow-to-warm-up
child. Ketiganya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian bayi di beberapa area sebagai berikut.
1. Tingkat aktivitas
2. Irama biologis
3. Kecenderungan untuk mendekat atau menghindar
4. Kemampuan beradaptasi
5. Ambang sensori
6.Intensitas atau tingkat energi dari reaksi
7. Suasana hati
8. Rentang perhatian dan ketekunan
9. Perhatian yang mudah teralih
Sekalipun temperamen adalah sesuatu yang dibawa dari lahir, adanya dukungan yang tepat bagi anak dapat membawa
suatu perubahan.
C. MINAT
Minat mempengaruhi anak dalam hal berikut ini
Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
Minat dapat menjadi pendorong motivasi yang kuat.
Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas
minat pribadi.
Minat yang sudah ada sejak masa kanak-kanak
sering menjadi minat seumur hidup.
D. GAYA BELAJAR
Terdapat tiga gaya belajar yang berbeda-beda pada anak, yaitu
Gaya auditori
Gaya visual
Gaya kinestetik
Perbedaan individual dalam belajar
ditinjau dari faktor eksternal
A. DEMOGRAFI KELUARGA
1. Komposisi keluarga
Yang umum ditemukan adalah keluarga batih (nuclear family), dan keluarga besar (extended-
family).
2. Urutan kelahiran anak
Perbedaan perilaku orang tua terhadap anak biasanya dihubungkan dengan urutan kelahiran anak
dalam keluarga. Namun kesimpulan yang dibuat harus mempertimbangkan pula faktor-faktor yang
lain, seperti faktor herediter, kompetensi orang tua dalam pengasuhan, pengaruh teman dan sekolah,
faktor sosial-ekonomi faktor sosial-historis, serta variasi budaya (santrock, 2009).
3. Status Sosial Ekonomi
Disusun oleh tiga faktor, yaitu pekerjaan, pendidikan, dan tingkat pendapatan orang tua.
contohnya: Orang tua dari status sosial ekonomi rendah cenderung menekankan kepatuhan, respect,
kerapian, kebersihan, dan keluar dari masalah.Orang tua dari status sosial ekonomi tinggi cenderung
menekankan kebahagiaan, kreativitas, ambisi, kemandirian, dll.
B. PENGALAMAN HIDUP
1. Anak yang dianiaya dan diabaikan
Terdapat 4 bentuk utama dari penganiayaan terhadap anak.
Penganiayaan secara fisik (physical abuse)
Penganiayaan secara seksual (sexual abuse)
Pengabaian (neglect)
Penganiayaan secara emosional (emotional abuse)
C. BUDAYA
Setiap tempat mempunyai nilai budaya yang berbeda dan nilai budaya tersebut akan
mempengaruhi cara anak berfikir, bersikap, dan berperilaku.
ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS
(Modul 11)
ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS INTELEKTUAL
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kemampuan di luar
rentang kemampuan anak sebayanya. Salah satu kelompok anak dengan
kebutuhan khusus berdasarkan aspek kecerdasan adalah keberbakatan (giftedness)
dan retardasi mental (mentally retardasi).
A. Keberbakatan
Adalah istilah yang diberikan pada anak yang kemampuan kecerdasannya pada satu atau
beberapa bidang berada sangat jauh di atas rata-rata anak sebayanya. Kriteria yang dapat
digunakan untuk menggolongkan seorang anak sebagai anak berbakat atau tidak adalah potensi
kecerdasan anak, yang diukur melalui tes kecerdasan baku, seperti wechsler atau Stanford-binet.
Meskipun dalam aspek kecerdasan sangat baik, kadang-kadang anak berbakat mengalami
masalah pada aspek lainnya, terutama sosial. Mereka sering kali tidak memiliki kemampuan
interaksi sosial yang baik dan dianggap berbeda karena terlalu pintar
B. Retardasi mental
Mengacu pada keterlambatan dalam perkembangan, terutama pada aspek akademik dan fungsi
sosial. Seorang anak dianggap sebagai anak retardasi mental apabila menunjukkan 2 karakteristik
dasar berikut.
1. Secara signifikan, kecerdasan umum (IQ) berada di bawah rata-rata anak seusianya, yaitu di
bawah skor 65 atau 70.
2. Tingkah laku adaptif yang buruk.
B. Fisik
Beberapa anak dengan kekurangan fisik, terutama bila memiliki kekurangan di beberapa aspek sekaligus,
mereka memiliki kecerdasan yang tergolong di bawah rata-rata sebayanya. Akibatnya mereka memiliki
keterbatasan dan juga tidak memiliki kesempatan yang sama seperti anak normal pada umumnya.
C. Kognisi
Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi anak dengan kesulitan belajar kognisi
a. Menunjukkan kesulitan yang signifikan pada salah 1 atau lebih proses kognisi tertentu, misal
anak menunjukkan kesulitan pada aspek persepsi, bahasa, daya ingat, atau metakognisi.
b. Kesulitan belajar yang ditampilkan oleh anak bukan merupakan akibat keadaan lain, seperti
retardasi mental, gangguan emosi atau tingkah laku, kehilangan pendengaran atau penglihatan.
c. Kesulitan belajar yang dialami anak mempengaruhi prestasi akademik sehingga dibutuhkan
perlakuan khusus dalam belajar.
Beberapa kesulitan belajar yang umum terjadi pada anak adalah sebagai berikut
1. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
2. Kesulitan belajar dalam membaca dan menulis, dibagi menjadi 2 :
Dyslexia adalah ketidakmampuan anak untuk menguasai keterampilan dan dasar dalam
membaca sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Dysgraphia adalah kesulitan dalam ketrampilan menulis dengan tangan.
C. Emosi Dan Perilaku
Gangguan emosi biasanya ditandai dengan ciri-ciri tertentu, khususnya yang berhubungan
dengan kondisi emosi.
1. Depresi
Depresi memiliki kecenderungan untuk diturunkan dalam keluarga, mulai dari tempramen yang
berubah-ubah dan rasa tidak aman. Faktor lingkungan juga sering kali memiliki peran dalam
menimbulkan depresi, seperti kematian salah satu anggota keluarga, sakit mental, perceraian,
perlakuan buruk, kemiskinan, dan hubungan sosial yang buruk.
2. Anxiety Disorder
Di mana anak mengalami kecemasan dan khawatiran yang berlebihan serta Sulit bagi mereka
untuk mengontrol pikiran dan perasaan yang menyebabkan mereka cemas. Keadaan seperti
itulah yang disebut sebagai gangguan kecemasan
3. Conduct Disorder
Ketika anak menunjukkan pola perilaku yang kronis, mereka dapat didefinisikan sebagai
conduct disorder, yaitu anak dengan gangguan perilaku mengabaikan atau tidak mengikuti
aturan secara berlebihan, bila dibandingkan dengan anak seusianya.
4. Autism
Karakteristik utama autism adalah kekurangan pada interaksi sosial, yaitu kedekatan emosional
dengan orang lain dan memilih untuk sendiri. Beberapa karakteristik lain yang umum adalah
kekurangan dalam aspek komunikasi, perilaku berulang-ulang, atau perhatian terfokus pada hal-
hal yang detail dan aneh dari suatu benda.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi anak dengan gangguan emosi.
Tunjukkan Minat atau perhatian atas keberadaannya
Mengajarkan keterampilan interpersonal
Menyediakan bantuan khusus bagi anak
Memberikan batasan jelas atas perilaku
Memberikan kepercayaan bagi anak
Terima Kasih..