Anda di halaman 1dari 21

Des i m i m a s i

Pe n ye ba r a n P e m a h a m a n
Buda ya P os i t i f
Ade N u rha s a n a h
Budaya Positif
Te o r i M o t i v a s i , K e b u t u h a n D a s a r
Manusia,Keyakinan Kelas, Posisi
klKontrol & segitiga restitusi
Agenda Hari Ini

Jumat, 14 Agustus Buku untuk dibaca


Kutipan Hari Ini • Dari Buku Harian Rosi
Jika kau mengetahui Wildan oleh Hana Martin
• Tur Virtual Kebun Raya • Amara Sang Pemberani
lebih baik, kau
melakukan lebih baik. - • Ulasan kuis IPA oleh Matius Zaki
• Jeli Sirkus oleh Ella
Maya Angelou • Batas waktu laporan bacaan Marzuki
Berdasarkan teori kontrol Dr. Willian Glasser, Gosen
menyimpulkan 5 posisi kontrol yang diterapkan
seorang guru.
Penghukum
Posisi kontrol ini masih diterapkan oleh beberapa guru.
Dengan anggapan hukuman mempercepat penyelesaian
masalah, tanpa memikirkan dampak buruk yang
ditimbulkan. Seorang penghukum biasanya melontarkan
pertanyaan-pertanyaan menyakiti disertai gestur
menunjuk-nunjuk menghardik dan mata melotot. Dampak
posisi kontrol tersebut, murid dapat menjadi pendendam,
pemberontak, dan menyalahkan orang lain. Dampak lebih
buruknya, murid akan mengalami keterpurukan mental,
seperti lunturnya rasa percaya diri dan kesedihan yang
berkelanjutan.
Pembuat rasa bersalah
Pada posisi ini, guru akan berkata lebih lembut. Guru akan
menciptakan keheningan yang membuat orang lain merasa
tidak nyaman, rasa bersalah, bahkan rendah diri. Posisi
kontrol tersebut berdampak pada penilaian diri yang
buruk, murid akan merasa bersalah dan tidak berharga.
Tidak seperti dampak posisi penghukum, murid dapat
menumpahkan segala amarah, meskipun dengan cara
negatif. Murid dengan perasaan tertekan seperti ini yang
tiba-tiba dapat meletus amarahnya, sehingga dapat
menyakiti diri bahkan orang lain.
Teman
Pada posisi kontrol ini, guru tidak akan menyakiti murid,
namun akan tetap berupaya mengontrol melalui persuasi.
Guru akan bersikap akrab, berkata ramah, dengan gestur
merapat pada murid dan tersenyum jenaka. Dampak posisi
kontrol ini dapat positif dan negatif. Positif, dapat
menjalin hubungan baik antara guru dan murid.
Sedangkan negatifnya, akan muncul rasa ketergantungan
murid terhadap guru. Di samping itu, murid akan merasa
dikecewakan apabila suatu saat guru tidak dapat
membantunya. Hal lain yang dapat timbul yakni murid
akan berlaku baik hanya kepada guru tertentu, dan akan
berlaku semaunya jika bersama guru lain.
Pemantau atau posisi mengawasi
Ketika mengawasi, guru bertanggung jawab atas perilaku
murid-murid yang diawasi. Posisi pemantau berdasarkan
peraturan-peraturan dan konsekuensi. Dengan
menggunakan sanksi/konsekuensi, guru dapat
memisahkan hubungan pribadi dengan murid. Posisi
tersebut berawal dari teori stimulus respons, yang
menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol
murid. Seorang pemantau sangat mengandalkan
penghitungan, catatan, dan data yang dapat digunakan
sebagai bukti atas perilaku seseorang. Akibat dari posisi
kontrol ini, murid memahami sanksi yang harus dijalankan
karena telah melanggar salah satu tata tertib/peraturan
sekolah.
Manajer
Posisi di mana guru melakukan sesuatu bersama murid,
mempersilakan murid mempertanggungjawabkan
perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan
solusi atas permasalahan sendiri. Pada posisi ini, murid
diajak untuk menganalisis kebutuhan sendiri maupun
kebutuhan orang lain. Di sini, penekanan bukan pada
kemampuan membuat konsekuensi, namun bagaimana
dapat berkolaborasi dengan murid dalam memperbaiki
kesalahan yang telah dilakukan. Dengan memosisikan diri
sebagai manajer, akan berdampak negatif bagi penguatan
watak/karakter murid.
Posisi kita sebagai
apa selama ini?
Disiplin Positif Melalui
Segitiga Restitusi di
sekolah
Apapula itu Segitiga
Restitusi?
Definisi
Segitiga restitusi merupakan proses untuk menciptakan
kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok
mereka, dengan karakter yang lebih kuat
Langkah-langkah penerapan
Segitiga Restitusi

Menstabilkan Identitas Guru Berkata:


• Berbuat salah itu hal yang manusiawi
• Tidak ada manusia yang sempurna
Untuk membuat anak • Bapak/Ibu juga buat salah
yang merasa gagal • Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini
karena berbuat salah • Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar,
menjadi positif terhadap siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan
dirinya masalah.
• Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah
kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Langkah-langkah penerapan
Segitiga Restitusi

Validasi Tindakan Salah Guru Berkata:


• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu
tidak melakukannya kan?
Membantu murid mengenali
kebutuhan dasar yang ingin • Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya.
dipenuhinya ketika
melakukan kesalahan itu. • Apa yang penting bagi kamu?
Pada dasarnya setiap tindakan
manusia tujuannya adalah • Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan
memenuhi kebutuhan dasar,
apakah itu penguasaan, sikap yang lain, yang baru.
kebebasan, kasih sayang dan • Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu
rasa diterima, kesenangan,
atau bertahan hidup…. butuhkan tanpa harus memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Langkah-langkah penerapan
Segitiga Restitusi

Menanyakan Keyakinan
Guru Berkata:
Anak melihat kesalahannya • Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
dihubungkan
dengan norma sosial dan • Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
nilai-nilai yang • Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
mendasari manusia
berinteraksi dengan • Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
orang lain.
• Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu,
• kamu menjadi orang yang seperti apa?

Anda mungkin juga menyukai