MENINGITIS
Anastasya Sabrina Attawuni - 1102019017
Pembimbing :
dr. Masayu Amanda Ledika, Sp.A, M. Kes
IDENTIT
AS
Identitas Anak
NAMA Anmar
PENDIDIKAN SD PENDIDIKAN SD
TERAKHIR TERAKHIR
ANAMNESIS
● Keluhan Utama : Kejang disertai penurunan kesadaran SMRS
● Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan
penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit, penurunan
kesadaran terjadi secara tiba-tiba, demam, kaki sebelah kiri lemas
dan tidak dapat diangkat, pasien juga mengalami mual dan muntah
2x
● Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah mengalami penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan +/- 3 Kg
● Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
● Riwayat Imunisasi : BCG
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
➔ Selama masa
kehamilan ibu pasien ➔ Pasien lahir secara normal
rutin kontrol dan pada usia gestasi 39 minggu
melakukan Tidak ada keluhan saat
dengan bantuan bidan, saat
pemeriksaan pasien lahir.
lahir kondisi pasien sehat,
kehamilan di bidan menangis spontan, BBL
➔ Selama hamil tidak 3000 gram
pernah ada keluhan
PEMERIKSAAN UMUM
● Keadaan Umum : tampak sakit sedang
● Kesadaran : compos mentis
● GCS : E4M6V5
● Tanda Vital
○ Tekanan darah : 95/46 mmHg
○ Nadi : 120 x / menit
○ Pernapasan : 36 x / menit
○ Suhu : 37⁰C
○ SpO2 : 97% FA
● Status gizi
○ Usia : 5 tahun 9 bulan
○ Berat badan : 13,5 kg
○ Tinggi badan : 113 cm
○ BMI : 10,6 kg/m2
Kesimpulan : Underweight
PEM. ANTROPOMETRI
PEMERIKSAAN FISIK
● Kepala : Normocephal
● Mata :
Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Pupil Bulat, Isokor, Refleks Cahaya (+/+)
● Leher : Pem KGB (-)
● Thorax :
Jantung : S1 S2 Reguler, murmur (-) gallop (-)
Paru : VBS (+/+), Ronchi (+/+), Wheezing (-/-)
● Abdomen:
Datar, halus
Bising usus (+), Nyeri tekan (-)
● Ekstremitas : Akral hangat
Pemeriksaan neurologis
Rangsang meningeal Refleks fisiologis
○ Kaku kuduk : (+) Bicep reflex (+/+)
○ Brudzinski 1 : (+) Tricep reflex (+/+)
○ Brudzinski 2 : (+) Brachioradialis reflex (+/+)
○ Brudzinski 3 : (-) Patellar reflex (+/+)
○ Brudzinski 4 : (-) Achilles reflex (+/+)
○ Kernig : (-)
○ Laseque : (-) Refleks patologis
Babinski (+/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
Pemeriksaan neurologis
● CN I (Olfaktori) : sulit dinilai
● CN II (Optikus) : sulit dinilai
● CN III, IV, VI (Okulomotor, Trochlearis, Abdusens) :
OD
Pergerakan bola mata:
● Versi : Dapat melihat ke 9 arah
● Duksi : Dapat melihat ke 6 arah
● Refleks cahaya : +
OS
● Pergerakan bola mata:
● Versi : Dapat melihat ke 9 arah
● Duksi : Dapat melihat ke 6 arah
● Refleks cahaya : +
CN V (Trigeminalis)
Motorik :
● M. Masseter : Normal
● M. Pterigoideus : Normal
● M. Mandibularis : Normal
Sensorik
● Oftalmik : Normal
● Maksilaris : Normal
● Mandibularis : Normal
● Refleks
● Kornea : +/+
● Jaw Reflex : tidak dinilai
CN VII (Facialis)
● Motorik :
● Plika nasolabialis (Menyeringai) : Simetris
● Kerutan dahi : Simetris
● Kelopak mata : Normal
● Sensorik
● Rasa kecap (2/3 bagian depan lidah): tidak dilakukan
CN VIII (Vestibulocochlear)
● Rinne test : Normal
● Weber test : tidak ada lateralisasi
● Swabach test : Normal
CN IX (Glossopharyngeal):
● Uvula : simetris, tidak ada deviasi
CN X (Vagus)
● Refleks muntah : tidak dinilai
CN XI (Assessory)
● m. Trapezius : Normal
● m. Sternocleidomastoid : Normal
CN XII (Hipoglossus)
● Lidah
● Fasikulasi : -
● Atrofi : -
● Tremor : -
Status Motorik & Sensorik
MOTORIK
● Bentuk otot (tangan) : Normal/Normal 4 5
● Bentuk otot (kaki) : Normal/Normal
4 4
● Tonus otot (tangan) : Normal/Normal
● Tonus otot (tangan) : Normal/Normal
● Kekuatan Otot :
SENSORIK
● Eksteroseptif
● Raba/nyeri/suhu : Normal
● Proprioseptif
● Posisi : tidak dinilai
● Vibrasi : tidak dinilai
● Stereognosia : tidak dinilai
26/3/2023 27/3/2023
S: Demam (-) Kejang (-) Mual (+) Muntah S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-)
2x(+) O
O Kesadaran: CM
● Kesadaran: CM TD: 119/80 mmHg
● TD: 90/60 mmHg S: 36,9C
● S: 36,7C N:95x/m
● N:117x/m R: 24x/m
● R: 22x/m SpO2: 99% FA
● SpO2: 98% NC 3lpm Kaku kuduk (+)
● Kaku kuduk (+) Terapi
Terapi - Inf NACL 0,9%
- PCT inf 3x150mg - Ceftriaxone 2x700mg
- Ceftriaxone 2x700mg - Dexametason 3x2,5mg
- Dexametason 3x2,5mg - Manitol 3x10mg
- PCT 3x150mg
● 28/3/2023 ● 29/3/2023
S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-) S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-)
O O
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 124/77 mmHg TD:125/80 mmHg
S: 36,8C S: 36,7C
N: 75x/m N: 115x/m
R: 25x/m R: 20x/m
SpO2:98% SpO2:95%
Terapi Terapi
- Inf NACL 0,9% - Inf NACL 0,9%
- Ceftriaxone 2x700mg - Ceftriaxone 2x700mg
- Dexametason 3x2,5mg - Dexametason 3x2,5mg
- PCT 3x150mg - PCT 3x150mg
Hasil Pemeriksaan
Penunjang
25 Maret 2023
Rontgen Thorax AP
Kesan: Susp. Tb paru
aktif
Hasil Pemeriksaan Penunjang
26 Maret 2023
28 Maret 2023
Menurut WHO, belum ada estimasi Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun
akurat mengenai prevalensi kejadian 2011, didapatkan jumlah kasus meningitis
dan mortalitas meningitis di dunia. terjadi pada laki-laki sebanyak 12.010 pasien
Didapatkan data bahwa terdapat dan wanita sebanyak 7.371 pasien dengan
negara-negara endemik tinggi jumlah kematian sebesar 1.025. Insidens
meningitis, yaitu negara Afrika Sub meningitis di Indonesia pada tahun 2016
Sahara dengan >10 kasus per 100.000 diketahui melebihi 78.000 kasus, dengan angka
penduduk setiap tahunnya. kematian lebih dari 4.000 kasus.
GBD 2016 Meningitis Collaborators. Global, regional, and national burden of meningitis,
1990-2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016.
ETIOLOGI
Usia Penyebab tersering
Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-5. 2014
ETIOLOGI
Bakteri Neisseria meningitidis yang merupakan gram negatif,
diplokokus dan non motil. N. meningitidis merupakan satu-satunya
patogen yang dihubungkan dengan epidemi meningitis.
[CDC]. Centers for Disease Control and Prevention. 2017. Meningococcal disease.
FAKTOR RISIKO
Meningitis Virus
Meningitis Kriptokokus
● Cryptococcus neoformans (pada kotoran burung, di negara
dengan iklim hangat), Histoplasma capsulatum
FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan risiko meningitis, antara lain
status immunocompromised (infeksi HIV, kanker, dalam terapi obat
imunosupreesan, dan spleenektomi), trauma tembus kranial, fraktur basis cranii,
infeksi telinga, infeksi sinus, infeksi paru, infeksi gigi, adanya benda asing
dalam sistem saraf pusat (e.g ventriculoperitoneal shunt), dan penyakit kronik
(gagal jantung kongestif, diabetes, penyalahgunaan alkohol, dan sirosis hepatik)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi penyakit meningokokus selama 1-10 hari, pada umumnya <
4 hari.
Gejala penyakit:
• Sakit kepala hebat
• Demam
• Mual
• Muntah
• Fotofobia
• Kaku kuduk
• Tanda gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, dapat disertai
kejang
Jenis Penyakit Variabl Keteranga
e
Makroskopis n
Warna keabuan
Kekeruha Keruh
n
Koagulasi (bekuan) kasar dan besar
Mikroskopis
Jumlah sel meningkat (1000-5000 / mm3)
Hitung Jenis predominasi PMN (80-95%)
Meningitis Pemeriksaan Kimia
Purulenta Protein meningkat jelas
Nonne ++ / +++
Pandy ++ / +++
Glukosa < 40mg/ dL bisa sampai 0
Klorida <mg/dL
680 mg/dL
Bakteriologis
Gram Stain positif (sensitifitas 60-90%)
Lainnya tes antigen bakteri positif
Jenis Penyakit Variable Keterangan
tidak berwarna atau agak
Warna kekuningan
Kekeruhan tidak keruh biasanya
Koagulasi (bekuan) bekuan halus Cob Web
Mikroskopis
Jumlah sel <500 sel/ mm3
MENINGITIS
TUBERKULOSIS Hitung Jenis dominan MN
Pemeriksaan Kimia
Protein meninggi (sedang)
Nonne -/+
Pandy -/+
Glukosa <40 mg%
Klorida <600 mg/dl
Bakteriologis
Gram Stain negatif
Lainnya BTA + pada sekitar 33% kasus
Jenis Penyakit Variable Keterangan
Warna tidak berwarna
Kekeruhan tidak keruh
Koagulasi (bekuan) biasanya tidak ada
Mikroskopis
Jumlah sel leukosit meningkat
MENINGITIS VIRAL Hitung Jenis dominan PMN pada awal penyakit
seterusnya dominan MN
Pemeriksaan Kimia
Protein protein meningkat sedang
Nonne -/+
Pandy -/+
Glukosa normal
Klorida
Bakteriologis
Gram Stain negatif
DIAGNOSIS
TRIAS MENINGITIS
Trias meningitis, yaitu demam, nyeri kepala hebat, dan kaku kuduk;
kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran. Pasien dengan
meningitis bakteri biasanya datang dengan gejala demam, sakit kepala,
leher kaku, dan penurunan kesadaran. Gejala lain yang menyertai
adalah mual, muntah, sensitif terhadap cahaya. Gejala biasanya
berkembang dalam beberapa jam atau hari. Tanda Brudzinski dan
Kernig juga dapat ditemukan serta memiliki signifikasi yang sama
dengan kaku kuduk.
Anamnesis
● Demam
● Nyeri kepala
● Fotofobia
● Penurunan kesadaran
● Kejang
● Kelemahan 1 sisi
● Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri
kepala berat,muntah-muntah, kejang.
Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
● Pemeriksaan neurologis: pemeriksaan GCS (penurunan kesadaran),
pemeriksaan kaku kuduk positif, pemeriksaan kekuatan
motorik(hemiparesis).
Pemeriksaan Penunjang
● Darah lengkap, Kimia klinik (SE, SGOT, SGPT, BUN, SK,Albumin), kadar elektrolite
urine bila di curigai komplikasi SIADH pada penderita meningitis.
● Lumbal punksi (pleositosis dominan sel polimorfonuklear, peningkatan kadar protein,
penurunan kadar glukosa, rasio glukosa LCS: Darah < 0.4)
● Kontra indikasi lumbal punksi:
○ Papil edema
○ Penurunan keasadaran yang dalam dan progressif
○ Kecurigaan lesi desak ruang
○ Deficit neurologis fokal
● Kontraindikasi relative:
○ Infeksi pada daerah tusukan
○ Syok
○ Koagulopathy
○ Trombosit < 50.000 g/dLPada kasus tersebut perlu dilakukan pemeriksaan imaging
sebelum dilakukan lumbal punksi
Pemeriksaan Penunjang
● CT scan kepala + kontras
● MRI kepala + Kontras