Anda di halaman 1dari 58

CASE REPORT

MENINGITIS
Anastasya Sabrina Attawuni - 1102019017

Pembimbing :
dr. Masayu Amanda Ledika, Sp.A, M. Kes
IDENTIT
AS
Identitas Anak
NAMA Anmar

JENIS KELAMIN Laki-laki

TANGGAL LAHIR 30-07-2017 (5 tahun 9 bulan)

ALAMAT Kp Babakan Cimaragas

TANGGAL MASUK RS 25-03-2023

TANGGAL PEMERIKSAAN 29-03-2023


IDENTIT
IDENTITAS IBU
AS IDENTITAS AYAH

NAMA Ny. N NAMA Tn.U

USIA 33th USIA 43th

PEKERJAAN Ibu Rumah Tangga PEKERJAAN Kuli bangunan

PENDIDIKAN SD PENDIDIKAN SD
TERAKHIR TERAKHIR
ANAMNESIS
● Keluhan Utama : Kejang disertai penurunan kesadaran SMRS
● Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan
penurunan kesadaran sebelum masuk rumah sakit, penurunan
kesadaran terjadi secara tiba-tiba, demam, kaki sebelah kiri lemas
dan tidak dapat diangkat, pasien juga mengalami mual dan muntah
2x
● Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah mengalami penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan +/- 3 Kg
● Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
● Riwayat Imunisasi : BCG
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Prenatal Natal Postnatal

➔ Selama masa
kehamilan ibu pasien ➔ Pasien lahir secara normal
rutin kontrol dan pada usia gestasi 39 minggu
melakukan Tidak ada keluhan saat
dengan bantuan bidan, saat
pemeriksaan pasien lahir.
lahir kondisi pasien sehat,
kehamilan di bidan menangis spontan, BBL
➔ Selama hamil tidak 3000 gram
pernah ada keluhan
PEMERIKSAAN UMUM
● Keadaan Umum : tampak sakit sedang
● Kesadaran : compos mentis
● GCS : E4M6V5
● Tanda Vital
○ Tekanan darah : 95/46 mmHg
○ Nadi : 120 x / menit
○ Pernapasan : 36 x / menit
○ Suhu : 37⁰C
○ SpO2 : 97% FA
● Status gizi
○ Usia : 5 tahun 9 bulan
○ Berat badan : 13,5 kg
○ Tinggi badan : 113 cm
○ BMI : 10,6 kg/m2

Kesimpulan : Underweight
PEM. ANTROPOMETRI
PEMERIKSAAN FISIK
● Kepala : Normocephal
● Mata :
Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Pupil Bulat, Isokor, Refleks Cahaya (+/+)
● Leher : Pem KGB (-)
● Thorax :
Jantung : S1 S2 Reguler, murmur (-) gallop (-)
Paru : VBS (+/+), Ronchi (+/+), Wheezing (-/-)
● Abdomen:
Datar, halus
Bising usus (+), Nyeri tekan (-)
● Ekstremitas : Akral hangat
Pemeriksaan neurologis
Rangsang meningeal Refleks fisiologis
○ Kaku kuduk : (+) Bicep reflex (+/+)
○ Brudzinski 1 : (+) Tricep reflex (+/+)
○ Brudzinski 2 : (+) Brachioradialis reflex (+/+)
○ Brudzinski 3 : (-) Patellar reflex (+/+)
○ Brudzinski 4 : (-) Achilles reflex (+/+)
○ Kernig : (-)
○ Laseque : (-) Refleks patologis
Babinski (+/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
Pemeriksaan neurologis
● CN I (Olfaktori) : sulit dinilai
● CN II (Optikus) : sulit dinilai
● CN III, IV, VI (Okulomotor, Trochlearis, Abdusens) :
OD
Pergerakan bola mata:
● Versi : Dapat melihat ke 9 arah
● Duksi : Dapat melihat ke 6 arah
● Refleks cahaya : +
OS
● Pergerakan bola mata:
● Versi : Dapat melihat ke 9 arah
● Duksi : Dapat melihat ke 6 arah
● Refleks cahaya : +
CN V (Trigeminalis)
Motorik :
● M. Masseter : Normal
● M. Pterigoideus : Normal
● M. Mandibularis : Normal
Sensorik
● Oftalmik : Normal
● Maksilaris : Normal
● Mandibularis : Normal
● Refleks
● Kornea : +/+
● Jaw Reflex : tidak dinilai
CN VII (Facialis)
● Motorik :
● Plika nasolabialis (Menyeringai) : Simetris
● Kerutan dahi : Simetris
● Kelopak mata : Normal
● Sensorik
● Rasa kecap (2/3 bagian depan lidah): tidak dilakukan
CN VIII (Vestibulocochlear)
● Rinne test : Normal
● Weber test : tidak ada lateralisasi
● Swabach test : Normal
CN IX (Glossopharyngeal):
● Uvula : simetris, tidak ada deviasi
CN X (Vagus)
● Refleks muntah : tidak dinilai
CN XI (Assessory)
● m. Trapezius : Normal
● m. Sternocleidomastoid : Normal
CN XII (Hipoglossus)
● Lidah
● Fasikulasi : -
● Atrofi : -
● Tremor : -
Status Motorik & Sensorik
MOTORIK
● Bentuk otot (tangan) : Normal/Normal 4 5
● Bentuk otot (kaki) : Normal/Normal
4 4
● Tonus otot (tangan) : Normal/Normal
● Tonus otot (tangan) : Normal/Normal
● Kekuatan Otot :

SENSORIK
● Eksteroseptif
● Raba/nyeri/suhu : Normal
● Proprioseptif
● Posisi : tidak dinilai
● Vibrasi : tidak dinilai
● Stereognosia : tidak dinilai
26/3/2023 27/3/2023
S: Demam (-) Kejang (-) Mual (+) Muntah S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-)
2x(+) O
O Kesadaran: CM
● Kesadaran: CM TD: 119/80 mmHg
● TD: 90/60 mmHg S: 36,9C
● S: 36,7C N:95x/m
● N:117x/m R: 24x/m
● R: 22x/m SpO2: 99% FA
● SpO2: 98% NC 3lpm Kaku kuduk (+)
● Kaku kuduk (+) Terapi
Terapi - Inf NACL 0,9%
- PCT inf 3x150mg - Ceftriaxone 2x700mg
- Ceftriaxone 2x700mg - Dexametason 3x2,5mg
- Dexametason 3x2,5mg - Manitol 3x10mg
- PCT 3x150mg
● 28/3/2023 ● 29/3/2023
S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-) S: Demam (-) Kejang (-) Mual (-) Muntah (-)
O O
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 124/77 mmHg TD:125/80 mmHg
S: 36,8C S: 36,7C
N: 75x/m N: 115x/m
R: 25x/m R: 20x/m
SpO2:98% SpO2:95%
Terapi Terapi
- Inf NACL 0,9% - Inf NACL 0,9%
- Ceftriaxone 2x700mg - Ceftriaxone 2x700mg
- Dexametason 3x2,5mg - Dexametason 3x2,5mg
- PCT 3x150mg - PCT 3x150mg
Hasil Pemeriksaan
Penunjang

25 Maret 2023

Rontgen Thorax AP
Kesan: Susp. Tb paru
aktif
Hasil Pemeriksaan Penunjang

26 Maret 2023

Pem. Hematologi & Kimia klinik:


Leukosit meningkat
Ureum meningkat
SGOT meningkat
Natrium menurun
Hasil Pemeriksaan Penunjang

28 Maret 2023

CT Scan Kepala dengan


kontras
Kesan : Meningitis disertai
sinusitis maksilaris kanan
RESUME
Pasien An. Anmar usia 5 tahun dengan keluhan kejang disertai penurunan kesadaran 1
hari SMRS secara tiba-tiba, penurunan kesadaran terjadi secara tiba-tiba, demam, kaki
sebelah kiri lemas dan tidak dapat diangkat. pasien juga mengalami mual dan muntah 2x.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status neurologis, kaku kuduk positif, brudzinski I
positif, brudzinski II positif. Pasien memiliki riwayat sinusitis. Dari hasil pemeriksaan
rontgen thorax didapatkan kesan susp. Tb paru aktif. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan jumlah leukosit meningkat, ureum meningkat, SGOT meningkat, dan natrium
menurun. Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan hasil meningitis disertai sinusitis
maksilaris kanan
Marais Score
DIAGNOSIS BANDING
● Meningitis TB
● Meningitis Virus
DIAGNOSIS KERJA
● Meningitis bakterial
TATALAKSANA
● Infus NACL 0,9%
● Ceftriaxone 2x700mg
● Dexamethason 3x2,5mg
● PCT 3x150mg
PROGNOSIS
• Quo ad vitam: dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
MENINGITIS
Definisi
Meningitis adalah Suatu peradangan selaput jaringan otak dan medulla
spinalis. Peradangan tsb mengenai arachnoid, piameter, dan CSS. Peradangan
ini dapat meluas melalui ruang subarachnoid sekitar otak, medulla spinalis, dan
ventrikel.

Penyakit meningitis merupakan masalah kesehatan masyarakat global.


Penyakit ini secara umum merupakan penyakit infeksi selaput otak dan
sumsum tulang belakang dengan manifestasi demam dan kaku kuduk.
Penyebabnya dapat berupa virus, bakteri, jamur dan parasit

Centers for Disease Control and Prevention. 2017. Meningococcal disease.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan deteksi dan Respon Penyakit Meningitis Meningokokus. 2019
EPIDEMIOLOGI
Global Indonesia

Menurut WHO, belum ada estimasi Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun
akurat mengenai prevalensi kejadian 2011, didapatkan jumlah kasus meningitis
dan mortalitas meningitis di dunia. terjadi pada laki-laki sebanyak 12.010 pasien
Didapatkan data bahwa terdapat dan wanita sebanyak 7.371 pasien dengan
negara-negara endemik tinggi jumlah kematian sebesar 1.025. Insidens
meningitis, yaitu negara Afrika Sub meningitis di Indonesia pada tahun 2016
Sahara dengan >10 kasus per 100.000 diketahui melebihi 78.000 kasus, dengan angka
penduduk setiap tahunnya. kematian lebih dari 4.000 kasus.

GBD 2016 Meningitis Collaborators. Global, regional, and national burden of meningitis,
1990-2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016.
ETIOLOGI
Usia Penyebab tersering

<1 bulan E. coli, Streptokokus grup B, L. monocytogenes

1-3 bulan E. coli, Streptokokus grup B, L. monocytogenes,


H. influenzae type b, S. pneumoniae
3 bulan – 18 tahun H. influenzae, N. meningitidis, S. pneumoniae

Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-5. 2014
ETIOLOGI
Bakteri Neisseria meningitidis yang merupakan gram negatif,
diplokokus dan non motil. N. meningitidis merupakan satu-satunya
patogen yang dihubungkan dengan epidemi meningitis.

[CDC]. Centers for Disease Control and Prevention. 2017. Meningococcal disease.
FAKTOR RISIKO

• kontak erat dengan orang terinfeksi


• pemukiman padat penduduk
• paparan asap rokok (aktif dan pasif)
• tingkat sosial ekonomi rendah
• perubahan iklim
• riwayat infeksi saluran napas atas.
KLASIFIKASI
Meningitis Meningitis
Serosa Purulenta
inflamasi pada meningen yang inflamasi meningen yang ditandai
ditandai dengan cairan otak yang dengan cairan otak yang kental seperti
jernih. Penyebab meningitis serosa nanah. Pasien meningitis purulenta
yang paling sering adalah m. biasanya mengalami penurunan
tuberculosis. Virus, toxoplasma, dan kesadaran dan sering disertai dengan
rickettsia juga dapat menyebabkan diare serta muntah.
meningitis serosa.
KLASIFIKASI
Meningitis Bakteri

● Infeksi purulen akut di dalam ruang subarachnoid


● Bentuk paling umum dari infeksi supuratif pada SSI

Meningitis Virus

● Infeksi yang melibatkan SSP, terbatas pada meninges, ependyma dan


ruang subarachnoid yang disebabkan oleh infeksi virus sistemik
● Insidensi ~60.000-75.000 kasus per tahun
KLASIFIKASI
Meningitis TB
● Meningitis TB adalah meningitis subakut/kronis yang paling
sering didapatkan pada pasien yang datang dengan keluhan dan
tanda meningitis subakut/kronis di indonesia.
● Meningitis TB didapatkan pada 5-10% pasien TB paru
● Meningitis TB menyebabkan kematian 30-50% kasus

Meningitis Kriptokokus
● Cryptococcus neoformans (pada kotoran burung, di negara
dengan iklim hangat), Histoplasma capsulatum
FAKTOR RISIKO
Faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan risiko meningitis, antara lain
status immunocompromised (infeksi HIV, kanker, dalam terapi obat
imunosupreesan, dan spleenektomi), trauma tembus kranial, fraktur basis cranii,
infeksi telinga, infeksi sinus, infeksi paru, infeksi gigi, adanya benda asing
dalam sistem saraf pusat (e.g ventriculoperitoneal shunt), dan penyakit kronik
(gagal jantung kongestif, diabetes, penyalahgunaan alkohol, dan sirosis hepatik)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi penyakit meningokokus selama 1-10 hari, pada umumnya <
4 hari.
Gejala penyakit:
• Sakit kepala hebat
• Demam
• Mual
• Muntah
• Fotofobia
• Kaku kuduk
• Tanda gangguan neurologis seperti letargi, delirium, koma, dapat disertai
kejang
Jenis Penyakit Variabl Keteranga
e
Makroskopis n
Warna keabuan
Kekeruha Keruh
n
Koagulasi (bekuan) kasar dan besar
Mikroskopis
Jumlah sel meningkat (1000-5000 / mm3)
Hitung Jenis predominasi PMN (80-95%)
Meningitis Pemeriksaan Kimia
Purulenta Protein meningkat jelas
Nonne ++ / +++
Pandy ++ / +++
Glukosa < 40mg/ dL bisa sampai 0
Klorida <mg/dL
680 mg/dL
Bakteriologis
Gram Stain positif (sensitifitas 60-90%)
Lainnya tes antigen bakteri positif
Jenis Penyakit Variable Keterangan
tidak berwarna atau agak
Warna kekuningan
Kekeruhan tidak keruh biasanya
Koagulasi (bekuan) bekuan halus Cob Web
Mikroskopis
Jumlah sel <500 sel/ mm3
MENINGITIS
TUBERKULOSIS Hitung Jenis dominan MN
Pemeriksaan Kimia
Protein meninggi (sedang)
Nonne -/+
Pandy -/+
Glukosa <40 mg%
Klorida <600 mg/dl
Bakteriologis
Gram Stain negatif
Lainnya BTA + pada sekitar 33% kasus
Jenis Penyakit Variable Keterangan
Warna tidak berwarna
Kekeruhan tidak keruh
Koagulasi (bekuan) biasanya tidak ada
Mikroskopis
Jumlah sel leukosit meningkat
MENINGITIS VIRAL Hitung Jenis dominan PMN pada awal penyakit
seterusnya dominan MN

Pemeriksaan Kimia
Protein protein meningkat sedang
Nonne -/+
Pandy -/+
Glukosa normal
Klorida
Bakteriologis
Gram Stain negatif
DIAGNOSIS
TRIAS MENINGITIS
Trias meningitis, yaitu demam, nyeri kepala hebat, dan kaku kuduk;
kadang disertai kejang dan penurunan kesadaran. Pasien dengan
meningitis bakteri biasanya datang dengan gejala demam, sakit kepala,
leher kaku, dan penurunan kesadaran. Gejala lain yang menyertai
adalah mual, muntah, sensitif terhadap cahaya. Gejala biasanya
berkembang dalam beberapa jam atau hari. Tanda Brudzinski dan
Kernig juga dapat ditemukan serta memiliki signifikasi yang sama
dengan kaku kuduk.
Anamnesis
● Demam
● Nyeri kepala
● Fotofobia
● Penurunan kesadaran
● Kejang
● Kelemahan 1 sisi
● Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri
kepala berat,muntah-muntah, kejang.
Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
● Pemeriksaan neurologis: pemeriksaan GCS (penurunan kesadaran),
pemeriksaan kaku kuduk positif, pemeriksaan kekuatan
motorik(hemiparesis).
Pemeriksaan Penunjang
● Darah lengkap, Kimia klinik (SE, SGOT, SGPT, BUN, SK,Albumin), kadar elektrolite
urine bila di curigai komplikasi SIADH pada penderita meningitis.
● Lumbal punksi (pleositosis dominan sel polimorfonuklear, peningkatan kadar protein,
penurunan kadar glukosa, rasio glukosa LCS: Darah < 0.4)
● Kontra indikasi lumbal punksi:
○ Papil edema
○ Penurunan keasadaran yang dalam dan progressif
○ Kecurigaan lesi desak ruang
○ Deficit neurologis fokal
● Kontraindikasi relative:
○ Infeksi pada daerah tusukan
○ Syok
○ Koagulopathy
○ Trombosit < 50.000 g/dLPada kasus tersebut perlu dilakukan pemeriksaan imaging
sebelum dilakukan lumbal punksi
Pemeriksaan Penunjang
● CT scan kepala + kontras
● MRI kepala + Kontras

Kiri: Cara pengambilan cairan spinal dengan Lumbal Punctie (LP)


Kanan : Lokasi anatomi Lumbal Punctie (LP)
KRITERIA DIAGNOSIS
● Tanda dan gejala klinis meningitis
Plus
● Parameter cairan serebrespinal (CSS) abnormal:
predominansi PMN, rasio glukosa CSS: darah < 0,4
Plus
● Didapatkannya bakteri penyebab di dalam CSS secara
mikroskopis dan/atau hasil kultur positif
KRITERIA DIAGNOSIS
ATAU
Gejala dan tanda klinis meningitis
Plus
Parameter CSS abnormal: predominansi PMN, rasio glukosa CSS:darah < 0,4
Plus
Kultur CSS negatif
Plus
Satu dari hal berikut:
• Kultur darah positif
• Tes antigen atau PCR dari CSS menunjukan hasil positif Dengan atau tanpa
• Riwayat infeksi saluran pernapasan atas yang baru
• Riwayat faktor predisposisi, seperti pneumonia, sinusitis, otitis media,gangguan
imunologi tubuh, alkoholisme, dan DM.
TATALAKSANA
Terapi antibiotic empiric:
● Neonatus, bakteri penyebab streptokokkus group B, listeria monocytogenes, E Coli;
antibiotika: Ampicillin + cefotaxime
● 2 bulan - 18 tahun, bakteri penyebab N. meningitides, S. pneumonia, H. Influenza;
antibiotika Ceftriaxon atau cefotaxime, dapat ditambahkan vankomisin
● 18-50 tahun, bakteri penyebab S, Pneumonia, N. Meningitidis; antibiotika Ceftriaxone
dapat ditambahkan Vancomicyn
● > 50 th, bakteri penyebab S. Pneumonia, L. Monocytogenes, bakteri gram negative;
Antibiotika Vancomicyn + ampicillin, + Ceftriaxone
● Dexamethasone 0.15 mg/KgBB setiap 6 jam selama 2-4 hari. Diberikan pertama 30
menit sebelum diberikan antibiotika
Tatalaksana tekanan tingi intrakranial
(TTIK)
● Mengurangi edema serebri
Manitol 20% 0,5-1 g/kgBB i.v; selama 10-30 menit; tiap 4-6 jam atau Nacl 3% 5 mL/kgBB
loading dose, selanjutnya 0,1-1mL/kgBB/jam
● Mempertahankan fungsi metabolik otak
● Mempertahankan kadar elektrolit pada keaadan normal
● Menghindari peningkatan TTIK; posisi pasien dipertahankan setengah duduk dengan
mengangkat kepala setinggi 20-30 o.
Tatalaksana
Kejang
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Prognosis meningitis tergantung pada usia dan status kekebalan pasien dan
tergantung pada organisme etiologi. Tingkat mortalitas spesifik patogen di
Amerika Serikat:
- Streptococcus pneumoniae 17,9%
- Neisseria meningitidis 10,1%
- Streptococcus group B 11,1% - H. influenza 7%
- Listeria monocytogenes 1,81%

Anda mungkin juga menyukai