Anda di halaman 1dari 99

MEREKOMENDASIKAN PENINGKATAN

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL


(TRANTIBUM LINMAS)
01
SPM TRANTIBUMLINMAS

8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

2.3. PRINSIP PP NO. 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

SPM diterapkan sesuai dengan kewenangan Daerah provinsi dan Daerah


Kesesuaian Kewenangan kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya


Ketersediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap
Warga Negara secara minimal.

SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang dan/atau


Keterjangkauan jasa kebutuhan dasar yang mudah diperoleh oleh setiap Warga Negara.

SPM ditetapkan dan diterapkan untuk memberikan jaminan


tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar Warga Negara
Kesinambungan secara terus-menerus.

SPM ditetapkan dan diterapkan dengan barang dan/atau jasa


Keterukuran yang terukur untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga Negara.

Ketepatan Sasaran SPM ditetapkan dan diterapkan untuk pemenuhan barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal dan pemenuhan oleh Pemerintah Daerah ditujukan kepada
Warga Negara dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau
tidak mampu.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Sebagai Jaminan Menentukan


Pelayanan Publik Jumlah Anggaran
dari Pemda yang Dibutuhkan
kepada untuk Penyediaan
Masyarakatnya Pelayanan Publik
MANFAAT
SPM
Dapat Ditentukan
Berapa Biaya yang Sebagai Penilaian
Dibutuhkan untuk Kinerja kepala Daerah
Pemberian Satu yang Tertuang dalam
Pelayanan kepada LPPD
Masyarakat Memperjelas Tugas
Pokok Pemerintah
Daerah
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA SPM TRANTIBUMLINMAS

Jenis Mutu Kriteria Tata cara


Pelayanan Pelayanan Penerima Pemenuhan
Dasar Dasar Layanan Dasar Standar Teknis

Pencapaian Penerima
Dasar Hukum
SPM Layanan Dasar
I. JENIS PELAYANAN DASAR
II. MUTU PELAYANAN DASAR

Jenis Pelayanan Mutu Pelayanan


Dasar Dasar
Standar:
Jenis pelayanan dasar pada 1. SOP
SPM Sub Urusan 2. Standar Sarpras Pol PP
Ketenteraman dan 3. Standar Peningkatan Kapasitas
Ketertiban Umum Provinsi Satpol PP dan PPNS & Linmas
4. Standar Pelayanan Yg terkena
yaitu Pelayanan dampak gangguan Trantibum
Ketenteraman dan akibat penegakan hukum thdp
Ketertiban Umum. Pelanggaran Perda dan Pergub
1.1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATPOL PP

Standar operasional prosedur Satpol PP merupakan standar teknis terkait standar jumlah dan jenis
standar operasional prosedur yang digunakan dalam penegakan Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur, baik yang bersifat langsung maupun pendukung

SOP tersebut di atas meliputi:


a. SOP Administrasi
SOP AP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan berupa aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yg berlaku.
b. SOP Teknis
SOP Teknis berisi langkah-langka rinci atau cara melakukan pekerjaan. SOP Satpol PP yang merupakan
standar teknis pemenuhan pelayanan dasar sub urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum, minimal
meliputi:
b. SOP penegakan peraturan daerah;
c. SOP Ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d. SOP Pelaksanaan penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa;
e. SOP Pelaksanaan pengawalan pejabat/orang-orang penting (VIP/VVIP);
f. SOP Pelaksanaan pengamanan tempat-tempat penting.
1.2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARANA &
PRASARANA SATPOL PP

Standar sarana prasarana Satpol PP sbg standar teknis terkait standar jumlah sarana dan prasarana
pendukung yang dimiliki, baik sarana & prasarana yang langsung digunakan dalam penegakan Perda
Provinsi dan Pergub maupun tidak langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Pasal 7 s/d/ Pasal 18 Permendagri 17/2019 tentang Pemenuhan Hak Pegawai Negeri,
Standar Sarana dan Parasarana Minimal, Pembinaan Teknis Operasional dan Penghargaan Satuan
Polisi Pamong Praja, meliputi

a. Gedung Kantor
b. Kendaraan Operasional; dan
c. Perlengkapan Operasional.
1) Perlengkapan perorangan (pakaian dinas, tonfa dan holster, borgol, tameng, senter,
ferplas, tas & ransel, sleeping bag, jaket, rompi/body protector dan masker).
2) Perlengkapan beregu (matras, tenda peleton)
3) Perlengkapan patrol (senter, mobil dan hanky talk)
4) Perlengkapan Penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur
1.3. STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP, PPNS
& LINMAS

1.3.1 Jumlah dan kualitas pejabat Pol PP yang telah memiliki Sertifikat
Pendidikan Dasar Pol PP dan sertifikat PPNS;
1.3.2 Jumlah dan kualitas pejabat fungsional Pol PP yang telah memiliki
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
1.3.3 Jumlah dan kualitas anggota Satlinmas yang telah memiliki sertifikat
bimbingan teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.3.1. Jumlah dan kualitas pejabat Pol PP yang telah memiliki


Sertifikat Pendidikan Dasar Pol PP dan PPNS.
a. Jumlah pejabat Pol PP berupa pimpinan tinggi,
administrator/koordinator dan pengawas/sub koordinator
berdasarkan Perda/Perkada;
b. Kualitas Pejabat Pol PP :
 Paling rendah memiliki ijazah Strata Satu (S1);
 Memiliki Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
 Kepemimpinan/ Diklatpim sesuai jenjang jabatannya;
 Minimal memiliki Sertifikat Pendidikan Dasar Pol PP
dan/dan atau Sertifikat PPNS.
1.3. STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP, PPNS
& LINMAS

1.3.2. Jumlah dan kualitas pejabat fungsional Pol PP yang telah memiliki
Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Teknis;

a. Jumlah pejabat fungsional Pol PP disesuaikan dengan standar


kebutuhan hasil penghitungan menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Kualitas pejabat fungsional Pol PP;
 Minimal memiliki sertifikat Pendidikan Dasar Pol PP
 Memiliki sertifikat pelatihan teknis

1.3.3. Jumlah dan kualitas pejabat PPNS Pol PP yang telah memiliki Sertifikat
Pendidikan dan Pelatihan Teknis PPNS;

a. Jumlah pejabat PPNS Pol PP minimal 2 (dua) orang setiap


peleton
b. Kualitas PPNS Pol PP:
 Memiliki sertifikat pelatihan PPNS
 Memiliki sertifikat pelatihan teknis.
1.3. STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP, PPNS
& LINMAS

1.3.4.Jumlah anggota Satlinmas yang telah dibentuk dari Setiap Kabupaten/Kota


Se-Provinsi XXX.

a. Jumlah anggota Satlinmas disesuaikan dengan kebutuhan setiap


desa/kelurahan berdasarkan pertimbangan luas dan kondisi
wilayah, jumlah penduduk, tingkat kerawanan konflik sosial,dan
kemampuan keuangan desa/kelurahan.

b. Anggota Satlinmas dibentuk oleh Kepala Desa/Lurah ditetapkan


dengan Keputusan Bupati/Walikota

c. Kualitas Anggota Satlinmas:


 Paling rendah memiliki ijazah SD/Setara
 Pernah mengikuti Pelatihan Dasar Pelindungan Masyarakat
 Memiliki karta anggota Satlinmas
STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP,
PPNS & LINMAS

1. Peningkatan Kapasitas
P
Pol PP & Penguatan 2. Penetapan Jumlah Pol PP Daerah
Kelembagaan, melalui: Provinsi XXX:

Standar jumlah anggota Satpol PP diatur melalui


a. Pendidikan dasar Pol PP secara Permendagri Nomor 60/2012 tentang Pedoman
berjenjang; Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja. Adapun
tatacara penetapan jumlah Pol PP Provinsi
b.Pendidikan dan pelatihan teknis adalah dengan penghitungan sebagai berikut:
penunjang; a. Penetapan jumlah anggota Pol PP dilakukan
c. Pendidikan dan pelatihan jabatan dengan penghitungan kriteria umum dan
kriteria teknis.
fungsional; b. Penghitungan sebagaimana dimaksud pada
d.Pengembangan Karier huruf a berdasarkan indikator yang memiliki
skala nilai dan persentase bobot.
STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP,
PPNS & LINMAS

c. Indikator pada kriteria


P
umum jumlah d. Indikator pada kriteria teknis jumlah
anggota Pol PP Provinsi terdiri dari: anggota Pol PP Provinsi, terdiri dari:

1) Klasifikasi besaran organisasi perangkat


1) Jumlah penduduk; daerah;
2) Luas wilayah; 2) Jumlah peraturan daerah;
3) Jumlah peraturan kepala daerah;
3) Jumlah APBD; dan 4) Kondisi geografis;
4) Rasio belanja aparatur 5) Aspek karakteristik daerah;
6) Tingkat potensi konflik sosial
kemasyarakatan ;dan
7) Jumlah kabupaten/kota.
STANDAR PENINGKATAN KAPASITAS SATPOL PP,
PPNS & LINMAS

e. Skala nilai kriteria umum dan kriteria teknis h. Untuk menentukan jumlah total skor kriteria
memiliki interval 400 sampai dengan 1000. umum dan kriteria teknis bagi provinsi ditentukan
f. Persentase bobot kriteria umum sebesar sebagai berikut:
1) Total Skor kurang dari 500 skor, maka jumlah
20%, sedangkan persentase bobot kriteria
Pol PP Provinsi sebanyak 100 sampai dengan
teknis sebesar 80%. 200 PNS;
g. Jumlah skor kriteria umum ditambah 2) Total skor dari 500 sampai dengan 750 skor,
kriteria teknis menjadi dasar penentuan maka jumlah Pol PP Provinsi sebanyak 201
jumlah pegawai di Satuan Polisi Pamong sampai dengan 300 PNS;
Praja diluar pegawai yang menangani 3) Total Skor lebih dari 750 skor maka jumlah
administrasi/kesekretariatan. Pol PP Provinsi sebanyak 301 sampai dengan
400 PNS.
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA SPM TRANTIBUMLINMAS
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA SPM TRANTIBUMLINMAS
STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR
PADA SPM TRANTIBUMLINMAS

3. Satuan Kelompok Satpol PP Satpol PP provinsi dalam


melaksanakan tugas membentuk satuan-satuan
kelompok. Satuan kelompok dimaksud meliputi regu,
peleton, kompi dan batalion, terdiri dari:
a. Regu terdiri dari 9 sampai dengan 11 orang;
b. Peleton terdiri dari 2 sampai dengan 3 regu;
c. Kompi terdiri dari 2 sampai dengan 3 peleton; dan
d. Batalion terdiri dari 2 sampai dengan 3 kompi.
1.4. STANDAR PELAYANAN YANG TERKENA DAMPAK GANGGUAN
TRANTIBUM AKIBAT PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
PELANGGARAN PERDA/PERKADA
Standar dimaksud meliputi:
a. Pelayanan kerugian materil; dan
b. Pelayanan pengobatan

1) Pelayanan kerugian materil: berupa kerusakan atas barang atau aset pribadi yang
diakibatkan dari penegakan pelanggaran Perda/Pergub,
Kerugian materiil terdiri atas:
 Rusak ringan, yaitu kerugian yang dialami dan ditaksir tidak lebih dari 2,5% (dua koma
lima persen) dari biaya operasional penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur
yang sedang dilakukan; dan
 Rusak sedang dan/atau berat, yaitu kerugian yang dialami dan ditaksir sama dan/atau
lebih dari 2,5% (dua koma lima persen) dari biaya operasional penegakan Perda Provinsi
dan Peraturan Gubernur yang sedang dilakukan.
a.2. Pelayanan pengobatan:
1) Pelayanan pengobatan berupa tindakan pertolongan pertama bagi warga negara yang
terkena cidera fisik ringan akibat penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur dan
ditindaklanjuti dengan membawa ke rumah sakit/Puskesmas bila terkena cidera fisik
sedang dan/atau berat.
2) Satpol PP dalam menindaklanjuti pelayanan pengobatan terhadap warga negara yang
terkena cidera fisik sedang dan/atau berat sebagaimana dimaksud pada huruf a
berkoordinasi dengan perangkat daerah yang membidangi kesehatan..
III. KRITERIA PENERIMA LAYANAN

1. Penerima Jenis Pelayanan Dasar Sub Urusan Trantibum yaitu WN yang terkena
dampak gangguan Trantibum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda
provinsi serta warga negara yang mendapatkan manfaat dari penegakan Perda
Provinsi dan Perkada Peraturan Gubernur sesuai dengan mutu pelayanan dasar.

2. WN sebagaimana dimaksud dengan kriteria:


a. WN yg mengalami kerugian materil dan/atau cidera fisik akibat penegakan Perda Provinsi
dan Peraturan Gubernur; dan/atau
b. Berada pada jarak antara 0 (nol) sampai dengan 50 (lima puluh) meter dari lokasi
penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur.
c. WN selain kriteria sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b yang mendapatkan
manfaat dari adanya penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur provinsi sesuai
dengan mutu pelayanan dasar.
d. Dalam hal terdapat warga negara yang terkena dampak gangguan Trantibum akibat
penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur provinsi
selain kriteria sebagaimana dimaksud pada angka 2, Satpol PP dengan pertimbangan
kemanusiaan serta kemampuan keuangan memberikan layanan kerugian materil dan/atau
layanan pengobatan berupa tindakan pertolongan pertama.
KRITERIA PENERIMA LAYANAN

3. WN yang mengalami kerugian materil dan/atau cidera fisik akibat


penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur berhak mengajukan
layanan kerugian materil dan layanan pengobatan dengan menyertakan
alat bukti antara lain:
a. Kartu Tanda Penduduk Elektronik;
b. Dokumen kepemilikan aset; dan/atau
c. Saksi disekitar lokasi penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur.
4. Satpol PP bersama instansi terkait melakukan pendataan dan verifikasi
faktual terhadap alat bukti sebagaimana dimaksud pada angka 3.
5. Alat bukti sebagaimana dimaksud pada angka 3, diajukan paling lama 1 x
24 jam setelah pelaksanaan penegakan Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur.
IV. TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

Pemenuhan Pelayanan Dasar Sub Urusan Trantibum dilakukan dengan tahapan:


1. Pengumpulan data;
2. Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar;
3. Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
4. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.

1.1. Pengumpulan Data (sesuai tahapannya) utk memperoleh data & informasi tentang:
1) Data jumlah Perda Provinsi dan Pergub yang akan ditegakkan dalam setahun.
2) Data jumlah dan jenis SOP yang digunakan dalam penegakan Perda Provinsi dan Pergub,
baik yang bersifat langsung maupun pendukung.
3) Data jumlah Sarpras pendukung yang dimiliki, baik yang langsung digunakan dalam
penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur maupun tidak langsung
4) Data jumlah anggota Satpol PP, PPNS, dan Satlinmas yang telah dan belum mengikuti
pelatihan dasar, lanjutan maupun fungsional serta pendidikan dan pelatihan PPNS
5) Data perkiraan jumlah WN yang berpotensi terkena dampak gangguan trantibum akibat
penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda Provinsi dan Pergub serta mengalami
kerugian materi dan/atau terkena cidera fisik, serta perkiraan data WN yang merasakan
manfaat dari penegakan hukum Perda Provinsi dan Pergub yang tidak terkena dampak
TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

1.2. Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar, dilaksanakan dengan cara:

1) Penghitungan kebutuhan penyusunan SOP yang akan disusun dalam mendukung penegakan Perda
Provinsi dan Peraturan Gubernur
2) Penghitungan kebutuhan jumlah dan jenis Sarpras pendukung penegakan Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur, baik yang langsung digunakan dalam penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur
maupun tidak langsung. Tahapannya antara lain (jenis sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dihitung
berapa jumlah yang dibutuhkan, dan berapa harga masing-masing jenis per unit)
3) Penghitungan kebutuhan jumlah anggota Satpol PP dan Satlinmas yang akan mengikuti pelatihan dasar
dan lanjutan, fungsional serta PPNS. (Menghitung jumlah anggota Satpol PP yang akan mengikuti
pelatihan untuk setiap jenisnya setiap tahun, dan berapa kebutuhan anggaran per orang (pembiayaan per
orang umumnya sudah ditentukan oleh penyelenggara kegiatan pelatihan)
4) Penghitungan penaksiran kebutuhan pembiayaan terhadap WN yang berpotensi terkena dampak
gangguan trantibum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur dalam bentuk layanan kerugian materil atau asset serta layanan pengobatan untuk masyarakat
atau warga negara yang terkena cidera fisik. (Pada setiap lokasi penegakan Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur, diperkirakan berapa orang WN yang berpotensi mengalami kerugian materil atau asset dan
perkiraan jenis asset apa yang berpotensi mengalami kerusakan)
TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

1.3. Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar, dimuat dalam:

Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dimuat dalam:


1) Program dan kegiatan sesuai dengan dokumen perencanaan dan
dokumen anggaran Pemerintah Daerah;
2) Dokumen perencanaan Pemerintah Daerah dalam bentuk dokumen
RPJMD dan RKPD;
3) Dokumen perencanaan Perangkat Daerah dalam bentuk dokumen Renstra
dan Renja;
4) Dokumen anggaran Pemerintah Daerah dalam bentuk APBD.
5) Dokumen perencanaan Pemerintah Daerah dan Perangkat Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

1.4. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar, dilaksanakan dengan cara:

1) Satpol PP dalam menyusun dokumen rencana PD agar memprioritaskan program


dan kegiatan pemenuhan kebutuhan Pelayanan Dasar;
2) PD yang membidangi perencanaan memastikan program dan kegiatan
pemenuhan kebutuhan Pelayanan Dasar dituangkan dalam dokumen Renstra dan
dokumen Renja;
3) Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) memastikan pendanaan program dan
kegiatan pemenuhan kebutuhan Pelayanan Dasar dianggarkan dalam APBD setiap
tahunnya;
4) Penyediaan pelayanan dasar sesuai mutu pelayanan serta pelayanan kerugian
materi dan pelayanan pengobatan yang dilakukan oleh Satpol PP; dan
5) Satpol PP menetapkan capaian standar Pelayanan Dasar berdasarkan jumlah WN
yang terkena dampak dan telah tertangani setiap tahunnya, serta jumlah warga
negara yang mendapatkan manfaat dari penegakan Perda Provinsi dan Pergub
sesuai dengan mutu pelayanan dasar.
TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

6) Dalam hal terdapat WN:

a) Terkena dampak kerugian materil akibat penegakan Perda Provinsi dan


Peraturan Gubernur, Satpol PP memberikan perbaikan atas barang atau
aset pribadi yang layak;
b) Terkena dampak kerugian cidera fisik ringan akibat penegakan Perda
Provinsi dan Peraturan Gubernur, Satpol PP memberikan tindakan
pengobatan pertolongan pertama; dan
c) Terkena dampak kerugian cidera fisik yang memerlukan penanganan lebih
lanjut akibat penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur, Satpol PP
memberikan fasilitasi pengobatan di pusat kesehatan masyarakat atau
rumah sakit umum Pemerintah Daerah.
TATA CARA PEMENUHAN LAYANAN DASAR

Lanjut 7),

7) Perbaikan atas kerugian materil dan cidera fisik ringan pendanaannya 2,5
(dua koma lima persen) dari anggaran operasional kegiatan penegakan
Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur;
8) Dalam hal kebutuhan pendanaan belum memadai, Satpol PP
berkoordinasi dengan perangkat daerah yang membidangi perencanaan,
kesehatan, dan umum untuk memenuhi kekurangan pendanaan; dan
9) Dalam hal realisasi pendanaan lebih kecil dari pendanaan yang tersedia,
Satpol PP berkoordinasi dengan perangkat daerah yang membidangi
perencanaan untuk merelokasi pendanaan.
V. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;


2. PP Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
3. PP Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja;
4. Permendagri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan
Polisi Pamong Praja;
5. Permendagri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Jumlah Pol PP;
6. Permendagri Nomor 42 Tahun 2017 ttg Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas
Anggota Satuan Perlindungan Masyarakat;
7. Permendagri Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Hak Pegawai Negeri Sipil,
Penyediaan Sarana dan Prasarana Minimal, Pembinaan Teknis Operasional dan
Penghargaan Satuan Polisi Pamong Praja;
8. Permendagri Nomor 26 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum
dan Ketenteraman Masyarakat serta Pelindungan Masyarakat; dan
9. Permendagri Nomor 71 Tahun 2020 tentang Pendidikan dan Pelatihan Satuan
Polisi Pamong Praja.
VI. PENERIMA LAYANAN DASAR

1. Penerima pelayanan dasar adalah WN yang terkena dampak gangguan


trantibum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda provinsi
serta warga negara yang mendapatkan atau merasakan manfaat dari
penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur provinsi sesuai dengan
mutu pelayanan dasar.
2. Kelompok WN yang tidak terkena dampak tetap dikategorikan penerima
pelayanan dasar sub urusan trantibum, mengingat dengan adanya
penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai dengan mutu
pelayanan dasar, kelompok warga negara tersebut merasakan manfaat
langsung karena mendapatkan dan merasakan situasi dan kondisi yang
aman, nyaman, tenang, tertib dan tidak mengalami gangguan
ketenteraman dan ketertiban umum dalam menjalankan aktifitasnya.
VII. CAPAIAN SPM

Pencapaian pelayanan dasar sub urusan ketenteraman dan ketertiban umum


di provinsi dilihat dari indikator capaian; target capaian; dan teknis
penghitungan capaian:
1. Indikator capaian implementasi pelayanan dasar sub urusan
ketenteraman dan ketertiban umum difokuskan pada upaya penguatan
mutu layanan kepada masyarakat atau warga negara, maka Indikator
capaiannya adalah: “Jumlah warga negara yang mendapatkan layanan
akibat penegakan hukum Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur serta
jumlah pelaksanaan penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur
sesuai mutu minimal layanan dasar dalam memberikan pelayanan
kepada warga negara”.
2. Target capaian adalah 100%.
3. Teknis penghitungan capaian
Teknis penghitungan capaian didasarkan atas indikator jumlah
pelaksanaan penegakan Perda dan Pergub provinsi sesuai mutu
layanan dasar serta jumlah warga negara yang mendapatkan layanan
akibat penegakan hukum Perda Provinsi dan Pergub.
CAPAIAN SPM

Secara kuantitatif teknis penghitungan dituliskan sebagai rata-rata dari:


CAPAIAN SPM

Secara kuantitatif teknis penghitungan dituliskan sebagai rata-rata dari:

Keterangan :
1) Pembilang
Jumlah pelaksanaan penegakan Perda Provinsi & Pergub sesuai mutu Pelayanan Dasar menggambarkan:
a) Rata-rata jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai standar operasional prosedur,
standar sarana dan prasana, dan standar peningkatan kapasitas anggota Satpol PP dan Satlinmas; dan
b) Rata-rata jumlah warga negara yang mendapatkan pelayanan akibat terkena dampak gangguan Trantibum
akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda Provinsi dan Pergub meliputi layanan kerugian materil
dan layanan pengobatan, selama setahun.
2) Penyebut
c) Jumlah pelaksanaan penegakan Perda Provinsi & Pergub selama setahun; dan
d) Jumlah warga negara yang terkena dampak akibat penegakan Perda Provinsi & Pergub.
Ilustrasi:

Jika diilustrasikan, sbb:


a) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai
standar operasional prosedur = A
b) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai
standar sarana dan prasana = B
c) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai
standar peningkatan kapasitas anggota Satpol PP dan Satlinmas = C
d) Jumlah warga negara yang mendapatkan pelayanan kerugian materil = D
e) Jumlah warga negara yang mendapatkan pelayanan pengobatan = E
f) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur selama
setahun = F
g) Jumlah warga negara yang terkena dampak akibat penegakan Perda
Provinsi dan Peraturan Gubernur (berdasarkan perkiraan) = G
Ilustrasi:

Jika diilustrasikan, sbb:


a) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai standar
operasional prosedur = A
b) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai standar
sarana dan prasana = B
c) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sesuai standar
peningkatan kapasitas anggota Satpol PP dan Satlinmas = C
d) Jumlah warga negara yang mendapatkan pelayanan kerugian materil = D
e) Jumlah warga negara yang mendapatkan pelayanan pengobatan = E
f) Jumlah penegakan Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur selama setahun = F
g) Jumlah warga negara yang terkena dampak akibat pene gakan Perda Provinsi dan
Peraturan Gubernur (berdasarkan perkiraan) = G

Maka, Penghitungan Capaian:


Rata-rata (rata-rata A/F + B/F+C/F + rata-rata D/G+E/G) x 100%
Contoh Perhitungan:

Satpol PP Provinsi XX pada tahun 2020 selama satu tahun melaksanakan penegakan
Perda Provinsi dan Pergub sebanyak 20 kali di lokasi yang berbeda-beda. Dari setiap
lokasi, berdasarkan perkiraan dengan data pendukung yang telah dikumpulkan,
terdapat jumlah warga negara rata-rata 200 orang. Dari penegakan Perda Provinsi dan
Pergub sebanyak 20 kali, ternyata Satpol PP Provinsi NTB telah melakukan kegiatan
sesuai dengan mutu pelayanan dasar yaitu dilakukan sesuai dengan SOP, didukung
dengan Sarpras sesuai standar, serta dilaksanakan oleh anggota Satpol PP yang telah
mendapatkan pelatihan dasar dan lanjutan. Karena kegiatan penegakan Perda
Provinsi dan Pergub yg dilakukan oleh Satpol PP Provinsi XXX dilaksanakan sesuai
dengan mutu pelayanan dasar, maka tidak ada WN yang terkena dampak baik
mengalami kerusakan asset maupun mengalami cidera, baik ringan, sedang, maupun
berat. Artinya, Satpol PP Provinsi XXX tidak memberikan pelayanan dasar baik
pelayanan perbaikan kerusakan asset warga negara atau pelayanan pengobatan warga
negara yang mengalami cidera.
Contoh Perhitungan:

Dari gambaran pelaksanaan penegakan Perda Provinsi dan Pergub Satpol PP Provinsi
XXX pada tahun 2020, maka capaian SPM sub urusan trantibum adalah sebagai
berikut:
Capaian 100%

Walaupun Satpol PP Provinsi XX tidak memberikan pelayanan dasar dalam bentuk pelayanan
perbaikan aset WN yang rusak ataupun pelayanan pengobatan, bukan berarti Satpol PP Provinsi
NTB tidak melaksanakan pelayanan dasar tersebut, tetapi karena dalam penegakan Perda Provinsi
dan Pergub yang dilakukan Satpol PP Provinsi XX dilakukan sesuai dengan mutu pelayanan dasar
sehingga tidak ada warga negara yang terkena dampak penegakan Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur tersebut, baik warga negara yang mengalami kerusakan asset maupun yang mengalami
cidera. Oleh karena itu, walaupun capaian dari sisi pelayanan perbaikan kerusakan aset dan/atau
pengobatan menunjukkan angka tidak bisa dibagi karena angka nol tidak bisa dibagi dengan angka
nol (ditunjukkan pada huruf b contoh di atas), namun apabila dikalikan dengan persentase 100%
menghasilkan angka 1 (Satu), hal tersebut justru harus dimaknai bahwa Satpol PP
Provinsi XX telah mencapai target pelayanan dasar sub urusan trantibum 100%
karena warga negara mendapatkan atau merasakan manfaat dari situasi dan
kondisi yang aman, nyaman, tertib, dan tenteram dari adanya penegakan hukum
dari Perda Provinsi dan Peraturan Gubernur sehingga dapat menjalankan
aktifitasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
capaian SPM sub urusan trantibum Satpol PP Provinsi XX pada tahun 2020 adalah
sebesar 100%.
02
BENTUK DAN TAHAPAN
PENGAWASAN PENERAPAN SPM
TRANTIBUMLINMAS

43
BENTUK PENGAWASAN
PENERAPAN SPM
PRINSIP DASAR SISTEM MERIT
PEMERIKSAAN

REVIU
• Penelaahan ulang bukti suatu kegiatan untuk memastikan
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan Proses identifikasi masalah, analisis dan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah evaluasi yg dilakukan secara independen dan
ditetapkan professional utk menilai efisiensi, efektivitas,
kehematan, dan kepatuhan atas regulasi.
MONITORING
 Proses penilaian kemajuan suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

EVALUASI PENGAWASAN LAINNYA


Sosialisasi, Pelatihan, dan Pembimbingan
Rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau serta Konsultasi
prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana,
atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan
faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan

44
Perencanaan pengawasan penerapan SPM dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib
pelayanan dasar merupakan salah satu tahap
pengawasan untuk menentukan fokus, sasaran
dan jadwal pengawasan.
Perencanaan pengawasan dikoordinasikan oleh
Pimpinan APIP Kementerian untuk pemerintah
daerah provinsi; dan Pimpinan APIP daerah
provinsi untuk pemerintah daerah
kabupaten/kota yang ditetapkan setiap tahunnya
dalam Permendagri yang mengatur perencanaan
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
1. Bentuk
Pengawasan
Substansi

c. Jadwal pelaksanaan
a. Fokus Pengawasan; b. Sasaran Pengawasan;
Pengawasan.

Sasaran pengawasan
Fokus pengawasan Jadwal pengawasan
penerapan SPM
Penerapan SPM disusun penerapan SPM merupakan
merupakan penjabaran
dengan berbasis prioritas panduan waktu dalam
rinci dari fokus
dan pendekatan risiko. melaksanakan pengawasan.
pengawasan.
2. Penyusunan Jadwal Pengawasan Penerapan SPM

Penetapan Tim Pengawasan, dilakukan oleh pimpinan APIP


Kementerian dan pimpinan APIP daerah sesuai kewenangan masing-
masing dengan memperhatikan kompetensi teknis.

Pengumpulan Informasi obyek Pengawasan Penerapan SPM


dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan memahami
obyek Pengawasan Penerapan SPM

Penentuan skala prioritas dilakukan untuk mengidentifikasi


dan memetakan area Pengawasan Penerapan SPM yang berisiko
tinggi terhadap penyimpangan.

Penyusunan PKP Penerapan SPM dilakukan untuk merancang


uraian langkah pengawasan yang akan dilakukan oleh tim
Pengawasan Penerapan SPM.
3. Tahapan Perencanaan Pengawasan Penerapan SPM

a. Jadwal pelaksanaan Pengawasan Penerapan SPM disusun


berdasarkan prinsip kesesuaian, keterpaduan, menghindari tumpang
tindih, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya
Pengawasan Penerapan SPM

b. Jadwal pelaksanaan Pengawasan Penerapan SPM untuk PPUPD


Kementerian Dalam Negeri ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri.

c. Jadwal pelaksanaan Pengawasan Penerapan SPM untuk PPUPD


daerah provinsi ditetapkan dengan keputusan gubernur

d. Jadwal pelaksanaan Pengawasan Penerapan SPM untuk PPUPD


daerah kabupaten/kota ditetapkan dengan keputusan bupati/
wali kota
4. Susunan Tim Pengawasan Penerapan SPM

a. Inspektur atau Inspektur Pembantu sebagai Penanggung Jawab

b. Pejabat Fungsional PPUPD Ahli Utama sebagai Pengendali Mutu.

c. Pejabat Fungsiona Madya sebagai Dalnis atau Supervisi

d. Pejabat Fungsional Jenjang Muda sebagai Ketua Tim

e. Pejabat Fungsional dan/atau Pelaksana yang bersertifikat sebagai


Anggota Tim
5. Kompetensi Teknis Pengawas Penerapan SPM

a. Memahami regulasi tentang Peraturan /SPM Urusan Wajib


Pelayanan Dasar

b. Memahami kewenangan, tugas dan fungsi OPD Pemangku Urusan


Wajib Pelayanan Dasar

c. Memahami SPM

d. Memahami Program dan Kegiatan Penyelenggaraan Urusan Wajib


Pelayanan Dasar

e. Memahami pelaksanaan program dan kegiatan Penyelenggaraan


Urusan Wajib Pelayanan Dasar.

f. Memahami capaian kinerja OPD dalam penyelenggaraan urusan


Wajib Pelayanan Dasar

Dalam hal tenaga fungsional PPUPD yang memenuhi kompetensi teknis tidak tersedia, pimpinan APIP dapat
meminta dukungan bantuan tenaga pegawai secara berjenjang kepada pimpinan APIP di daerah provinsi dan/atau
Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan Pengawasan Penerapan SPM
PELAKSANAAN PENGAWASAN

Langkah Kerja dimaksud


menggunakan metode:
a. telaah dokumen;
Dilakukan sesuai dengan b. wawancara;
c. analisis data;
langkah kerja yang telah d. kuesioner;
ditentukan dalam program kerja e. survei;
Pengawasan Penerapan SPM f. inspeksi;
g. observasi; dan/atau h. metode lainnya
dan dapat disesuaikan dengan terkait pengawasan.
kebutuhan.
Hasil pelaksanaan Pengawasan
Penerapan SPM dituangkan dalam
dokumen kertas kerja Pengawasan.

51
PELAPORAN PENGAWASAN

Laporan hasil Pengawasan Penerapan


SPM direviu secara berjenjang dan
ditanda tangani oleh inspektur sesuai
kewenangan masing-masing paling
Pelaporan hasil Pengawasan lama 2 (dua) minggu setelah
Penerapan SPM yang memuat: pengawasan selesai dilakukan.
a) temuan dalam penerapan
SPM; dan b) rekomendasi atas LHP disampaikan kepada gubernur,
perbaikan untuk dapat bupati/wali kota, dengan tembusan Itjen
Kemendagri untuk hasil Pengawasan
ditindaklanjuti oleh
Penerapan SPM daerah provinsi dan
Pemerintah Daerah. inspektur daerah provinsi untuk hasil
Pengawasan Penerapan SPM daerah
kabupaten/kota..

52
MEKANISME PELAPORAN

Ikhtisar Hasil Pengawasan oleh APIP daerah kabupaten/


1 kota disampaikan oleh bupati/wali kota kepada gubernur
paling lama akhir bulan Februari tahun berikutnya.

Ikhtisar hasil pengawasan dan konsolidasinya yang


dilakukan oleh APIP daerah provinsi disampaikan oleh
Gubernur kepada Menteri paling lama pada minggu kedua
2 bulan Maret tahun berikutnya;

Ikhtisar hasil pengawasan yang disusun oleh APIP Kementerian


disampaikan oleh Inspektur Jenderal kepada Menteri dan
selanjutnya Menteri melalui Inspektur Jenderal menyusun ikhtisar
3 hasil Pengawasan secara nasional untuk disampaikan kepada
53

Presiden paling lambat pada minggu keempat bulan Maret tahun


berikutnya.; 53
Pemeriksaan Kinerja:

Kepatuhan terhadap peraturan

Kehandalaan sistem pengendalian intern


(SPI)

Aspek efisiensi, dan efektivitas atas


pelaksanaan tugas dan fungsi instansi/OPD
penyelenggara urusan wajib pelayanan dasar
Pelaksanaan pemeriksaan pada dasarnya
merupakan operasionalisasi dari langkah-
langkah kerja dalam Program Kerja Pengawasan
(PKP), meliputi:

Pengumpulan data pemeriksaan

Pengolahan dan analisa data/bukti


pemeriksaan sesuai teknik pemeriksaan

Pengembangan temuan pemeriksaan.

Penyusunan temuan hasil pemeriksaan


Jenis dan Teknik Pemeriksaan

• Observasi/pengamatan • Verifikasi
• Inventarisasi/opname • Cek
• Inspeksi • Uji/tes
• Tracing
• Scanning
• Rekonsiliasi

Bukti
Bukti Fisik
Dokumen

Bukti Bukti
Keterangan Analisis

• Konfirmasi • -Analisis
• Permintaan keterangan • Evaluasi
• Investigasi
• Pembanding
• RElevan: bukti mempunyai hubungan
yang logis dan dapat dimengerti;
Pengujian Bukti Pemeriksaan • KOmpeten: bukti harus konsisten dengan
merupakan hal yang sangat
penting untuk meyakinkan fakta, sah atau valid;
pihak-pihak terkait dan • CUkup: jumlahnya memenuhi syarat
dijadikan sebagai dasar untuk untuk mendukung temuan, cukup
menyusun temuan dan tidaknya dapat dibantu dengan
memberikan rekomendasi serta pertimbangan apakah sudah memenuhi
tindak lanjut. Untuk validitas dan keandalan temuan;.
mendukung keakuratan
temuan, maka alat bukti yang
• MAterial: bukti mempunyai bobot yang
diperoleh harus bersifat layak untuk dikemukakan sangat berarti,
REKOCUMA, yakni berpengaruh pada putusan pimpinan.
03
PROGRAM KERJA PENGAWASAN DAN
LANGKAH KERJA PENGAWASAN
PENERAPAN SPM
TRANTIBUMLINMAS

58
Format: Program Kerja Pengawasan
1. Judul ………………………

2. Nomor PKP ………………

3. OPD yang diperiksa Satpol PP dan Damkar

4. Sifat Pengawasan Pemeriksaan


5. Periode Pemeriksaan …………….

6. Lama Waktu Pemeriksaan …………… Hari Kerja Efektif

7. Dasar Pemeriksaan ……………

8. Tujuan Pemeriksaan Lihat Penjelasan

9. Objek Pemeriksaan ……………

10. Ruang Lingkup Pemeriksaan Lihat penjelasan

11. Pola Pelaporan Laporan Hasil Pemeriksaan disajikan dalam bentuk


BAB
12. Sasaran, Fokus, Indikator, Langkah Kerja dan (Lihat pada Sasaran, Fokus dan Indikatornya)
Objek Pemeriksaan
1. Dasar pemeriksaan (Diisi peraturan perundang-undangan yang menjadi
dasar hukum pemeriksaan).
Contoh
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pemeriksaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal
d. Permendagri Nomor ……………… tentang SPM …………..Dst.
2. Tujuan Pemeriksaan (Diisi tujuan pemeriksaan)
Contoh:
a. Memperoleh keyakinan bahwa pelaksanaan penyelenggaraan Sub Urusan
Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar Bidang Trantibum Provinsi yang
dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah telah sesuai dengan SPM
yang berlaku;
b. Memberikan rekomendasi berupa saran perbaikan atas kelemahan dalam
penyelenggaraan Sub Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar bidang
Trantibumlinmas Provinsi yang dilaksanakan oleh perangkat daerah.
3. Sasaran pemeriksaan (Diisi sasaran pemeriksaan)
Contoh:
a.Kebijakan yang ditetapkan atas penerapan SPM
b.Kepatuhan atas pelaksanaan SPM).
c. Efisiensi dan Efektifitas penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
SPM
d.Implementasi atas kebijakan daerah yang telah ditetapkan

4. Ruang Lingkup pemeriksaan (Diisi ruang lingkup pemeriksaan)


Contoh
a.Kebijakan yang ditetapkan atas penerapan SPM
b.Kepatuhan atas pelaksanaan penerapan SPM.
c. Efesiensi dan Efektifitas penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan/penerapan SPM sesuai peraturan teknis yang
ditetapkan
d.Implementasi atas kebijakan daerah yang telah ditetapkan
5. Pola Laporan (Diisi Pola Laporan) Contoh: LHP disajikan dalam bentuk BAB.

6. Metodologi Pemeriksaan (Diisi Metodologi Pemeriksaan)


Contoh:
a. Pengumpulan data dan dokumen;
b. Penelaahan/analisis atas data dan dokumen;
c. Pengujian; dan
d. Klarifikasi/konfirmasi/wawancara;

7. Tim Pemeriksa (Diisi tim pemeriksa)


Contoh:
a. Penanggungjawab : ……...………..
b. Wakil Penanggungjawab : ………………..
c. Supervisor : .....…………..
d. Ketua Tim : ……………….
e. Anggota : 1. …….....….
2. .....……….
8. Langkah Kerja (Diisi Langkah kerja)
Contoh:
a. Dapatkan SPM bidang Trantibum Provinsi berdasarkan peraturan yang
ditetapkan;
b. Pelajari dan cermati dalam peraturan tersebut, apakah ada mandatori
kepada Daerah untuk menindaklanjuti dengan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah;
c. Lakukan analisis terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
yang ada
d. Buat Kesimpulan
e. Dst…
............., ......... ……..
Supervisor Ketua

........................... ..........................
Pangkat/Gol/Ruang Pangkat/Gol/Ruang
NIP NIP

Menyetujui,
Pengendali Mutu

.....................................
Pangkat/Gol/Ruang
NIP
CONTOH: PKP CAPAIAN SPM BIDANG TRANTIBUM PROVINSI
NO SASARA FOKUS INDIKATOR LANGKAH KERJA (LK) NO. OBYEK LAMA PENGAW
N PENGAW LK PENGA (HARI) AS
PENGAW ASAN WASAN
ASAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Dapatkan Dokumen Pendukung untuk Satpol 5 (lima) Ahli
Pengawasan terhadap SPM Sub Urusan Trantibum Provinsi

Trantibum Provinsi
Kelengkapan dokumen pendukung pengawasan capaian SPM Layanan

Provinsi
JJumlah dokumen pendukung pengawasan capaian SPM Sub Urusan Tranti
pengawasan Capaian SPM bidang Trantibum PP & hari Pertama
Provinsi berupa: Damkar Kerja

65
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4) Laporan Hasil Pengawasan
Capaian SPM bidang Trantibum
Provinsi pada Tahun anggaran
sebelumnya
5) Laporan Hasil Evaluasi dan
Monitoring Penerapan SPM
bidang Trantibum Provinsi dalam
tahun anggaran berkenaan
6) Laporan Penerapan SPM bidang
Trantibum Provinsi pada tahun
anggaran berkenaan

A. Capaian Jumlah 1. Mengidentifikasi kebijakan yang Ahli


SPM Sub ditetapkan pemerintah dalam Pertama
pelaksanaan penyelenggaraan urusan wajib
Bidang penegakan
Trantibum pelayanan dasar untuk pengawasan
Provinsi Perda dan capaian SPM bidang Trantibum
Pergub provinsi Provinsi
sesuai mutu
layanan dasar
serta jumlah
warga negara
yang
mendapatkan
layanan akibat
penegakan
hukum Perda
Provinsi dan
Pergub.

66
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1) Identifikasi pelaksanaan prinsip-
prinsip penerapan SPM
Trantibum Provinsi .
2) Identifikasi kesesuaian jumlah
dan kualitas SOP Satpol PP
apakah sdh sesuai dengan yang
ditetapkan pemerintah
3) Identifikasi kesesuaian jumlah
dan kualitas Sarpras Pol PP,
apakah sdh sesuai dengan
standar yang ditetapkan
pemerintah
4) Identifikasi kesesuaian jumlah
dan kualitas peningkatan
kapasitas anggota Satpol PP,
PPNS dan Linmas…apakah sudah
sesuai dgn standar yang
ditetapkan pemerintah
5) Identifikasi kesesuaian jumlah &
kualitas pelayanan yang terkena
dampak gangguan penegakan
hukum thdp pelanggaran
Perda/Perkada, apakah sdh
sesuai dengan standar pelayanan
yang ditetapkan pemerintah
2. Mengidentifikasi capaian Ahli
pelaksanaan pelayanan dasar Pertama
atau SPM Trantibum Provinsi

67
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1) Identifikasi ketepatan
penghitungan jumlah SOP,
Sarpras, Peningkatan
Kapasitas dan warga negara
yang mendapatkan layanan
akibat penegakan hukum
Perda Provinsi dan Peraturan
Gubernur di provinsi yang
bersangkutan.
2) Identifikasi ketepatan
penggunaan rumus dan hasil
penghitungan capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi
3) Identifikasi faktor penyebab
kinerja SPM Trantibum
Provinsi tidak mencapai
target kinerja 100%

68
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Mengidentifikasi efisiensi dan Ahli
efektifitas penggunaan sumber daya Pertama
dalam pencapaian SPM Trantibum
Provinsi

a. Mengidentifikasi efisiensi penggunaan


sumber daya:

1) Identifikasi apakah sumberdaya (input)


yang tersedia untuk menghasilkan
barang/jasa (pemenuhan standar layanan
Trantibum Provinsi) telah digunakan
secara optimal;
2) Identifikasi apakah keluaran (output)
yang sama dapat diperoleh dengan lebih
sedikit dari sumberdaya (input) yang
digunakan;
3) Identifikasi apakah ukuran kuantitas dan
kualitas dari suatu output yang diperoleh
merupakan yang terbaik yang dapat
diperoleh dari sejumlah input yang
digunakan

69
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
b. Mengidentifikasi efektifitas
penggunaan sumber daya:

1) Identifikasi apakah output yang


dihasilkan telah dimanfaatkan sesuai
dengan yang diharapkan
2) Identifikasi apakah output yang
dihasilkan konsisten dengan tujuan
yang ditetapkan
3) Identifikasi apakah outcome yang
dinyatakan berasal dari output yang
dihasilkan dan bukan dari pengaruh
lingkungan luar

4. Menyusun kertas kerja pelaksanaan Ahli


tugas dalam pengawasan capaian Pertam
SPM bidang Trantibum Provinsi a

Susun kertas kerja identifikasi atas


pelaksanaan tugas dalam pengawasan
capaian SPM Trantibum Provinsi sesuai
dengan contoh Format Kertas Kerja
Identifikasi.
70
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
5. Menganalisis dan mengevaluasi kebijakan Ahli
yang ditetapkan dalam penyelenggaraan Muda
urusan wajib pemerintahan daerah dalam
pengawasan capaian SPM Trantibum
Provinsi
1) Analisis dan evaluasi pelaksanaan
prinsip-prinsip penerapan SPM
Trantibum Provinsi .
2) Analisis dan evaluasi kesesuaian
jumlah dan kualitas SOP Satpol PP
apakah sdh sesuai dengan yang
ditetapkan pemerintah.
3) Analisis dan evaluasi kesesuaian
jumlah dan kualitas Sarpras Pol PP,
apakah sdh sesuai dengan standar
yang ditetapkan pemerintah.
4) Analisis dan evaluasi kesesuaian
jumlah dan kualitas peningkatan
kapasitas anggota Satpol PP, PPNS
dan Linmas…apakah sudah sesuai
dgn standar yang ditetapkan
pemerintah.
5) Analisis dan evaluasi kesesuaian
jumlah & kualitas pelayanan yang
terkena dampak gangguan
penegakan hukum thdp pelanggaran
Perda/Perkada, apakah sdh sesuai
dengan standar pelayanan yang
ditetapkan pemerintah.

71
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Menganalisis dan mengevaluasi Ahli
capaian pelaksanaan SPM Bidang Muda
Trantibuml Provinsi
1) Analisis dan evaluasi ketepatan
penghitungan jumlah SOP Pol PP
pada provinsi yang bersangkutan
2) Analisis dan evaluasi ketepatan
penghitungan jumlah Sarpras Pol PP
di provinsi yang bersangkutan.
3) Analisis dan evaluasi ketepatan
penghitungan jumlah Pol PP, PPNS,
dan Anggota Linmas yang
kapasitasnya ditingkatkan melalui
pelatihan
4) Analisis dan evaluasi ketepatan
penghitungan jumlah WN yang
mendapatkan pelayanan akibat
terkena dampak gangguan
penegakan Perda/Perkada pada
provinsi ybs
5) Analisis dan evaluasi ketepatan
penggunaan rumus dan hasil
penghitungan capaian SPM bidang
Trantibum Provinsi.
6) Analisis dan evaluasi faktor
penyebab kinerja SPM bidang
Trantibum Provinsi tidak mencapai
target 100%

72
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
7. Menganalisis dan mengevaluasi Ahli
efisiensi dan efektifitas Muda
penggunaan sumber daya dalam
pencapaian SPM Bidang Trantibum
Provinsi
a. Menganalisis dan mengevaluasi
efisiensi penggunaan sumber
daya:
1) Analisis dan evaluasi apakah
sumberdaya (input) yang tersedia
untuk menghasilkan barang/jasa
(pemenuhan standar layanan
telah digunakan secara optimal;
2) Analisis dan evaluasi apakah
keluaran (output) yang sama
dapat diperoleh dengan lebih
sedikit dari sumberdaya (input)
yang digunakan
3) Analisis dan evaluasi apakah
ukuran kuantitas dan kualitas dari
suatu output yang diperoleh
merupakan yang terbaik yang
dapat diperoleh dari sejumlah
input yang digunakan

73
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
b. Mengevaluasi dan menganalisis
efektifitas penggunaan sumber
daya:
1) Analisis dan evaluasi apakah
output yang dihasilkan telah
dimanfaatkan sesuai dengan
yang diharapkan.
2) Evaluasi dan analisis apakah
output yang dihasilkan konsisten
dengan tujuan yang ditetapkan
3) Identifikasi apakah outcome
yang dinyatakan berasal dari
output yang dihasilkan dan
bukan dari pengaruh lingkungan
luar.
8. Melakukan reviu kertas kerja Ahli
pengawasan ahli pertama untuk Muda
pelaksanaan tugas dalam
pengawasan capaian SPM Bidang
Trantibum Provinsi
Lakukan reviu atas kertas kerja
identifikasi PPUD Ahli Pertama atas
pelaksanaan tugas pengawasan
capaian SPM Bidang Trantibum
Provinsi.

74
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
9. Merekomendasikan perbaikan Ahli
atas kebijakan yang telah Madya
ditetapkan dalam
penyelenggaraan urusan wajib
pelayanan dasar dalam
pengawasan capaian SPM bidang
Trantibum Provinsi
Merumuskan rekomendasi
perbaikan pada tahun berikutnya
dalam hal dari hasil pengawasan
capaian SPM menunjukkan
implementasi kebijakan yang telah
ditetapkan dalam penerapan SPM
bidang Trantibum Provinsi belum
optimal antara lain pada aspek:
1) Pengumpulan data;
2) Penghitungan kebutuhan;
3) Perencanaan dan
penganggaran;
4) Pelaksanaan; dan
5) Pelaporan,
yang berpengaruh langsung
terhadap capaian SPM bidang
Trantibum Provinsi.

75
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
10. Merekomendasikan perbaikan Ahli
atas capaian pelaksanaan SPM Madya
bidang Trantibum Provinsi.
Merumuskan rekomendasi
perbaikan penerapan SPM bidang
Trantibum Provinsi yang belum
mencapai target 100%. Sedapat
mungkin ditindak lanjuti dalam
penerapan tahun anggaran
berjalan dan/atau direncanakan
dan dianggarkan untuk
dilaksanakan pada tahun
berikutnya.
11. Merekomendasikan
peningkatan efisiensi dan
efektifitas penggunaan sumber
daya dalam pencapaian SPM
bidang Trantibum Provinsi.
Merumuskan rekomendasi
peningkatan efisiensi dan efektifitas
dalam hal hasil evaluasi dan analisis
yang dilakukan menunjukkan bahwa
penggunaan sumberdaya dalam
pencapaian SPM bidang Trantibum
provinsi belum efisien dan efektif.

76
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
12. Melakukan reviu kertas kerja Ahli
pengawasan ahli pertama Madya
dalam pelaksanaan tugas
Pengawasan Capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi yang
telah dilakukan reviu oleh
PPUPD Ahli Muda
Mereviu kertas kerja indentifikasi
PPUPD Ahli Pertama sesuai
dengan penugasan dalam
pengawasan capaian SPM bidang
Trantibum Provinsi yaitu fokus
terhadap hasil pelaksanaan tugas
identifikasi dan hasil reviu yang
dilakukan oleh PPUPD Ahli Muda
13. Melakukan reviu rekomendasi Ahli
dan menyetujui Laporan Hasil Madya
Pengawasan Capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi
Mereviu rumusan rekomendasi atas
hasil pengawasan capaian SPM dan
memberi persetujuan pada Laporan
Hasil Pengawasan Capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi.

77
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
14. Mengendalikan mutu hasil Ahli
pengawasan atas capaian SPM Utama
bidang Trantibum Provinsi
Melakukan pengendalian mutu
mencakup:
1) Pelaksanaan Program Kerja
Pengawasan Capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi ;
2) Hasil reviu berjenjang terhadap
Kertas Kerja Hasil Pengawasan
Capaian SPM bidang Trantibum
Provinsi sesuai dengan
penugasan;
3) Rumusan Rekomendasi hasil
pengawasan capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi.
4) Aspek penting lainnya yang
dituangkan dalam Laporan Hasil
Pengawasan Capaian SPM
bidang Trantibum Provinsi

78
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1.4
Dst..

Menyetujui, ……., .....................

Pengendali Mutu ........ Supervisor Ketua,

............................ ..........................

Pangkat/Gol/Ruang ............................ Pangkat/Gol/Ruang

NIP Pangkat/Gol/Ruang NIP


NIP
79
Kertas Kerja Pemeriksaan
(KKP)
Selama proses pemeriksaan
dilaksanakan dan untuk
mendukung temuan,
PPUPD harus membuat
KKP yang menggambarkan
kegiatan pemeriksaan.
Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan SPM

KKP merupakan dokumen yang disusun oleh setiap


PPUPD yang ditugaskan yang memuat mengenai
semua hal yang dilakukan berdasarkan LANGKAH
KERJA yang ditetapkan dalam PKP. Hasil kegiatan
pemeriksaan SPM oleh PPUPD Ahli Pertama, PPUPD
Ahli Muda, PPUPD Ahli Madya dan PPUPD Ahli
Utama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing dituangkan dalam KKP

81
Kertas Kerja Pemeriksaan

Tujuan dan manfaat KKP adalah:


pendukung dalam laporan
pemeriksaan, dokumentasi
KKP adalah suatu dokumen yang
informasi, identifikasi dan
dibuat oleh seorang pemeriksa yang
dokumentasi temuan pemeriksaan,
bersifat individual yang memuat
pendukung pembahasan, media
data-data hasil pemeriksaan,
reviu dan sebagai referensi. Untuk
analisa terhadap suatu kondisi,
itu, dalam penyusunan KKP,
fakta atau bukti, pendapat dan
seorang PPUPD harus
kesimpulan sebagai bukti otentik
mengedapankan prinsip-prinsip
seorang pemeriksa telah melakukan
penyusunan KKP yang baik, yaitu:
pemeriksaan.
relevan, sesuai dengan PKP, lengkap
dan cermat, mudah dipahami, rapi
dan efisien.

82
Contoh: Kertas Kerja Analisis Ahli Muda
KOMPONEN URAIAN
Hasil Kerja Kertas Kerja Analisis

Kegiatan menganalisis catatan dan dokumentasi atas berkas-berkas yang dikumpulkan, pengujian
Batasan yang dilakukan, serta informasi yang didapat dalam melakukan pengawasan sesuai dengan langkah
kerja yang telah ditetapkan dalam program kerja pengawasan

1. Berpedoman pada standar pengawasan PPUPD yang diterbitkan oleh Instansi Pembina
2. Kertas kerja analisis dilakukan terhadap seluruh kegiatan identifikasi
3. Kertas kerja analisis mencantumkan tanggal dan nomor PKP; unit kerja dan periode yang
Ketentuan Teknis diawasi; nama dan nomor langkah kerja; serta nama penyusun dan pereviu Kertas Kerja
4. Memuat simpulan hasil analisis
5. kertas kerja analisis menitikberatkan pada kesesuaian kondisi yang ditemukan dengan
kriteria yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Manfaat Sebagai sarana proses analisis atas seluruh substansi yang termuat dalam Kertas Kerja Identifikasi
Format Sekurang-kurangnya sesuai contoh.
Volume dan Waktu Sesuai dengan penugasan dalam program kerja pengawasan tahunan.

Bukti Kerja Salinan (hard atau soft copy) kertas kerja analisis yang telah direviu secara berjenjang.
Nilai Kualitas
100% Hasil kerja sempurna sesuai ketentuan teknis, format, volume dan waktu
90% Hasil kerja memenuhi ketentuan teknis dan format, namun volume dan/atau waktu belum sesuai
SKP

75% Hasil kerja memenuhi ketentuan teknis, namun format belum terpenuhi masih ada beberapa kolom
yang informasinya kurang lengkap, dan/atau bukti kerja tidak lengkap

60% Hasil kerja meskipun didukung bukti kerja, masih terdapat kesalahan dalam pengisian format,
antara lain: kriteria yang digunakan sudah tidak berlaku lagi.
Contoh Format KKA Hasil Pelaksanaan Tugas Pengawasan Penerapan SPM oleh PPUPD Ahli Muda
PEMERINTAH ……………. No.Dok:
INSPEKTORAT No.Revisi:
Jl. ................... Tanggal
:
KERTAS KERJA ANALISIS
JUDUL IDENTFIKASI (SESUAI LANGKAH KERJA DALAM PKP)
Nomor dan Tanggal PKP (sesuai PKP)
Nomor Langkah Kerja (sesuai PKP)
Bentuk Pengawasan Pengawasan Penerapan SPM
…………
Unit Kerja yang diawasi .................
Periode Pengawasan ……………
Disusun oleh (sesuai PKP)
Direviu oleh Ahli Muda
Kode Butir Kegiatan 082 (contoh)
Uraian Kegiatan Menganalisis dan
mengevaluasi Penerapan
SPM (contoh)
No. Uraian Hasil Identfikasi Kriteria
1. a. Kondisi (Uraikan kondisi kelemahan yang ada dari hal umum ke khusus)
b. Kriteria (Tulis kriteria peraturan perudang-undangan dan ketentuan lainnya
yang berkaitan dengan kelemahan dalam kondisi)
c. Sebab (Ungkapkan yang menjadi penyebab terjadinya kelemahan)
d. Akibat (Ungkapkan akibat atau dampak yang timbul dari kelemahan)
e. Rekomendasi (Ungkapkan rekomendasi yang diberikan)

Simpulan:
Direviu oleh …….,............. ..
Penyusun

......................... ..........................
Penyusunan Temuan dan Simpulan Pemeriksaan. Temuan pemeriksaan
adalah masalah-masalah penting serta mempunyai dampak terhadap
perbaikan dan peningkatan kinerja yang mencakup:

a)
mengandung
unsur b) c) d)
temuan/atribu rekomendasi
kriteria yang penyebab yang
t yang lengkap
harus dipatuhi hakiki, akibat menghilangka
yaitu
oleh objek yang n penyebab
menggambark
pengawasan, ditimbulkan, dan akibat.
an kondisi
yang
sebenarnya

Temuan pemeriksaan harus mendapatkan tanggapan dari pihak yang diperiksa.


HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM MENYUSUN TEMUAN DAN SIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN

 Judul: mencerminkan uraian substansi temuan;


 Informasi: masukkan informasi yang penting dan
relevan dengan temuan;
 Objektif: yakinkan bahwa setiap kata didukung oleh
bukti dan tidak dilebih-lebihkan apalagi bersifat
menekan;
 Kenali pendapat penting: hindari desas desus dan
jangan mengikutsertakan informasi yang menyesatkan;
 Yakin: bahwa simpulan sudah didukung dengan bukti-
bukti pemeriksaan;
 Kalimat konstruktif: bersifat membangun dan tidak
kualitatif, serta untuk perbaikan di masa mendatang;
dan
 Pengakuan: apresiasi terhadap kegiatan yang sudah
dicapai oleh manajemen.
LANJUTAN……………….

 Jujur: sajikan komentar secara jujur dan berikan


informasi yang cukup kepada objek pemeriksaan
agar temuan mendapat perspektif yang sama;
 Pengendalian manajemen: utamakan pembahasan
pengendalian manajemen di setiap tingkatan pada
bidang yang dipermasalahkan;
 Pengaruh negatif: jelaskan pengaruh negatif yang
sudah terjadi atau pemborosan, ketidakhematan
dan sebagainya;
 Penyebab hakiki: tunjukkan penyebab atau alasan
yang menjadi dasar terjadinya permasalahan;
 Ringkas: uraian permasalahan singkat dan jelas;
dan
 Bahasa sederhana: gunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh pengguna laporan dan hindarkan
penggunaan singkatan yang tidak umum.
SIMPULAN

LHP harus memuat suatu simpulanpemeriksaan dan


rekomendasi yang diberikan oleh Inspektorat terhadap hasil
pemeriksaan, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
entitas yang diperiksa. Simpulan hasil pemeriksaan harus
dapat menjawab tujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Penarikan simpulan dapat dilakukan dengan
metode kuantitatif ataupun kualitatif. Apabila pemeriksa
menggunakan metode kuantitatif (pembobotan) dalam
penarikan simpulan pemeriksaan, maka asumsi yang
digunakan harus dijelaskan pada bagian metodologi
pemeriksaan. Metode kualitatif dilakukan berdasarkan
pertimbangan profesional PPUPD dengan menggunakan
seluruh data yang telah diperoleh.

CONTOH SIMPULAN SEBAGAIMANA KOTAK DI BAWAH INI: 88


Tujuan Pemeriksaan: Untuk menilai Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) “ABC” dalam mengelola pelayanan medis,
administrasi dan manajemen dan pelayanan farmasi periode
Tahun 2021.

Simpulan Pemeriksaan: Hasil pemeriksaan menunjukkan


bahwa pengelolaan pelayanan medis, administrasi dan
manajemen, dan pelayanan farmasi belum efektif. Hal
tersebut meliputi: (i) program kerja pelayanan medis,
administrasi dan manajemen, dan pelayanan farmasi tidak
ada; (ii) Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit
belum disusun; (iii) SPI pada pelayanan medis, administrasi
dan manajemen dan pelayanan farmasi lemah; (iv) serta
pemanfaatan sumber daya pada pelayanan medis,
administrasi dan manajemen dan pelayanan farmasi belum
dilaksanakan maksimal.
89
Rekomendasi

Rekomendasi disusun berdasarkan


hasil temuan pemeriksaan yang
ditujukan kepada penanggung
jawab pimpinan satker/unit
kerja/kepala daerah/perangkat
daerah yang berwenang untuk
melakukan tindakan perbaikan.
Rekomendasi bersifat
menghilangkan penyebab dan
akibat.
Mengestimasi potensi Sampaikan pesan yang
penghematan di bidang penting dan jelaskan
keuangan atau dampak dengan baik.
lain dari rekomendasi.

Hal yang harus


diperhatikan
dalam menyusun
rekomendasi

Realistis dan dapat


Mengidentifikasi personil dilaksanakan;
yang bertanggungjawab Mempertimbangkan
melaksanakan kebutuhan waktu
rekomendasi. pelaksanaan rekomendasi.
Rekomendasi akan sangat konstruktif apabila:

Diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang


ditemukan;

Berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik;

Ditujukan kepada pihak yang mempunyai wewenang


untuk bertindak;

Dapat dilaksanakan; dan

Apabila dilaksanakan, biayanya memadai.


Hal yang harus diperhatikan dlm rekomendasi

Rekomendasi yang bersifat himbauan;

Rekomendasi perbaikan atas tindakan masa lalu,


yang pada saat pemeriksaan tidak perlu dilakukan
lagi karena sudah diperbaiki;

Rekomendasi kepada instansi di luar instansi yang


diperiksa; dan

Rekomendasi terhadap suatu instansi yang diperiksa


yang saat ini instansi tersebut sudah tidak ada lagi.
Rekomendasi yang tidak sejalan dengan ketentuan yang
mengatur kegiatan yang bersangkutan;

Rekomendasi yang berada di luar kewenangan pimpinan


instansi yang diperiksa untuk melaksanakannya; dan/atau

Rekomendasi yang tindak lanjutnya berkaitan dengan


rekanan yang sudah bubar atau alamatnya sudah tidak
jelas lagi, dengan pembuktian yang sah (rekomendasi
harus ditujukan kepada KPA/PPK/Penanggung jawab
kegiatan).
Ekspose/Pemaparan Hasil
Pemeriksaan
Dalam rangka memberikan rekomendasi
penyempurnaan pelaksanaan pemeriksaan
agar kualitas laporan hasil pemeriksaan
sesuai dengan standar pemeriksaan dan
pedoman kendali mutu pemeriksaan
PPUPD, maka perlu dilakukan pemaparan
hasil pemeriksaan.
Pemaparan Hasil Pemeriksaan:

Tahap I:
Ekspose internal inspektorat masing-masing

Tahap II:
Ekspose yang melibatkan antar inspektorat atau
kelompok kerja terkait yang dipimpin Inspektur yang
melaksanakan pengawasan dan dihadiri Inspektur
Jenderal dan/atau Inspektur

Tahap III:
Apabila diperlukan melibatkan satuan kerja terkait.
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN
BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN
B. REKOMENDASI
BAB II URAIAN HASIL PEMERIKSAAN
A. DATA UMUM
1. DASAR PEMERIKSAAN
2. TUJUAN PEMERIKSAAN
3. RUANG LINGKUP DAN SASARAN PEMERIKSAAN
4. BATASAN PEMERIKSAAN
5. PENDEKATAN PEMERIKSAAN
6. STRATEGI PELAPORAN
B. HASIL PEMERIKSAAN
1. PROFIL ADMINISTRASI UMUM PEMERINTAHAN
2. PROFIL URUSAN PEMERINTAHAN
C. TEMUAN DAN REKOMENDASI
BAB III PENUTUP
Komponen LHPKetaatan SPM

KOMPONEN URAIAN
Hasil Kerja Laporan Hasil Pengawasan
Batasan Kegiatan menyusun program kegiatan hasil pengawasan
merupakan output utama pengawasan.
Ketentuan Teknis 1. Berpedoman pada standar pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang ditetapkan oleh Instansi
Pembina.
2. Laporan hasil pengawasan dilakukan terhadap seluruh
kegiatan pengawasan.
3. Laporan hasil pengawasan harus memuat temuan positif
maupun negatif yang dijumpai pada saat pengawasan.

Manfaat Sebagai sarana komunikasi pengawasan dengan entitas yang


dilakukan pengawasan.
Format Sesuai dengan standar pengawasan yang ditetapkan Instansi
Pembina.
Volume dan Waktu Sesuai dengan program kerja pengawasan tahunan.
Bukti Kerja 1. Surat tugas atau disposisi pimpinan untuk menyusun
laporan hasil pengawasan; dan
2. Sampul depan, daftar isi, temuan positif dan negatif
(masing-masing satu lembar), lembar akhir yang telah
mendapat persetujuan/ditandatangani oleh pimpinan APIP.

Anda mungkin juga menyukai