Anda di halaman 1dari 9

INJEKSI AIR (WATER FLOODING)

Kelompok 5:
Cheasar Septian Dwi Cahyo (071002200065)
Bherickof Ralfh Syachbani (071002000070)
Muhammad Raihan Azica (071002000059)
Pendahuluan
Operasi perolehan minyak tahap kedua (secondary recovey) dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh minyak sisa di reservoir yang tidak dapat diambil
dengan metode tahap pertama (primary recovery). Dalam operasi perolehan
tahap kedua ini, suatu fluida diinjeksikan ke dalam reservoir minyak sisa
tersebut bukan untuk mempertahankan energi reservoir, tetapi secara fisik
mendesak minyak sisa dari reservoir.

Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan


air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang
bergerak dari reservoir menuju ke sumur produksi setelah reservoir tersebut
mendekati batas ekonomis produktif melalui perolehan tahap pertama.
Pendahuluan
Dalam sejarahnya, water flood pertama kali terjadi sebagai suatu hasil dari injeksi air
yang tidak disengaja pada daerah Pithole City Pensylvania di tahun 1865. Pada tahun
1880, John F. Carll menyimpulkan bahwa air tanah dari lapisan yang lebih dangkal
mampu mendorong minyak dari reservoir dan memberi manfaat dalam membantu
peningkatan produksi minyak. Pada saat itu air dirasakan sebagai fungsi utama dari
injeksi air dalam mempertahankan tekanan reservoir yang memberikan sumur-sumur
itu mempunyai umur produktif yang lebih panjang.
Pada awalnya metode waterflooding ini dilakukan dengan menginjeksikan air
ke dalam sumur tunggal; saat zone yang terinvasi air meningkat dan sumur-sumur yang
berdekatan dimana air tidak menjangkaunya dijadikan sumur penginjeksi untuk
memperluas daerah invasi air. Ini dikenal sebagai “circle flooding”. Teknik ini kemudian
diperbaiki oleh Forest Oil Corp.
Teori
Penginjeksian air bertujuan untuk memberikan tambahan energi kedalam
reservoir. Pada proses pendesakan, air akan mendesak minyak mengikuti jalur-
jalur arus (stream line) yang dimulai dari sumur injeksi dan berakhir pada sumur
produksi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar A, yang menunjukkan
kedudukan partikel air yang membentuk batas air-minyak sebelum
breakthrough (a) dan sesudah breakthrough (b) pada sumur produksi.

su m u r p ro d u ksi B
A

A D
C
B
D
su m u r in je ksi
E E

(a) (b)

Gambar A
Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus
(a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi
Teori
Pada banyak reservoir minyak, tekanan reservoir akan berkurang selama produksi
berlangsung. Penurunan tekanan reservoir di bawah tekanan jenuh (bubble point)
dari hidrokarbon mengakibatkan keluarnya gas (komponen hidrokarbon yang
ringan) dari dalam minyak. Gelembung gas akan membentuk fasa yang
bersinambungan dan mengalir ke arah sumur-sumur produksi, bila saturasinya
melampaui harga saturasi equilibrium. Terproduksinya gas ini akan mengurangi
energi yang tersedia secara alami untuk memproduksikan minyak, sehingga
jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery) secara alami dapat berkurang
pula. Secara umum dapat dikatakan bahwa penurunan tekanan yang tidak
terkontrol memberikan kontribusi terhadap pengurangan recovery.
Penurunan tekanan reservoir dapat diperlambat secara alami bila penyerapan
reservoir oleh sumur-sumur produksi diimbangi oleh perembesan air ke dalam
reservoir dari aquifer. Air ini berperan sebagai pengisi atau pengganti minyak yang
terproduksi, disamping berperan sebagai media pendesak. Mekanik produksi
minyak yang mengandalkan tenaga pengembangan dari gas yang keluar dari
larutan (depletion drive). Kenyataan ini mendorong orang untuk melakukan
proses penginjeksian air (waterflooding) dari permukaan bumi ke dalam reservoir
minyak.
Teori
Sebelum membuat perencanaan operasi waterflooding diperlukan studi pendahuluan.
Data-data yang dibutuhkan dalam studi pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut :
Sifat fisik batuan reservoir.
a. Permeabilitas rata-rata dalam berbagai luasan reservoir.
b. Data porositas dalam berbagai luasan reservoir.
c. Heterogenitas reservoir.
d. Sifat fluida reservoir. Distribusi saturasi air, baik sebelum injeksi maupun sesudah
injeksi.
e. Model geologi, yang meliputi stratigrafi dan struktur.
f. Sejarah produksi dan tekanan.
Teori
Pelaksanaan Water Flood

1. Perencanaan Air Injeksi.

2. Simulasi Reservoir.

3. Studi Laboratorium.

4. Pelaksanaan Pilot Project.


5. Monitoring Pelaksanaan Pilot Project.
6. Resimulasi.
7. Evaluasi Ekonomi.
Teori
Perencanaan Water Flooding

Penentuan Lokasi Sumur Injeksi-Produksi

Untuk memilih lokasi sebaiknya digunakan peta distribusi cadangan minyak tersisa. Di
daerah yang sisa minyaknya masih besar mungkin diperlukan lebih banyak sumur
produksi daripada daerah yang minyaknya tinggal sedikit. Peta isopermeabilitas juga
membantu dalam memilih arah aliran supaya penembusan fluida injeksi (breakthrough)
tidak terjadi terlalu dini.

Penentuan Pola Sumur Injeksi-Produksi

Yang bertujuan untuk mendapatkan pola penyapuan yang seefisien mungkin.

Pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan pola sumur injeksi produksi tergantung


pada:
a. Tingkat keseragaman formasi, yaitu penyebaran permeabilitas ke arah lateral maupun
ke arah vertikal.
b. Struktur batuan reservoir meliputi patahan, kemiringan, dan ukuran.
c. Sumur-sumur yang sudah ada (lokasi dan penyebaran).
d. Topografi.
e. Ekonomi.
Pembahasan dan Kesimpulan
Keuntungan dari pelaksanaan Waterflooding dibandingkan dengan metode
perolehan tahap kedua yang lainnya (gas flooding), antara lain adalah :
1. tersedia dalam jumlah yang melimpah,
2. relatif mudah diinjeksikan dan mampu menyebar melalui formasi bearing
minyak, dan
3. lebih efisien dalam mendesak minya

Penginjeksian air bertujuan untuk memberikan tambahan energi kedalam


reservoir.

Anda mungkin juga menyukai