Kelompok 5:
Cheasar Septian Dwi Cahyo (071002200065)
Bherickof Ralfh Syachbani (071002000070)
Muhammad Raihan Azica (071002000059)
Pendahuluan
Operasi perolehan minyak tahap kedua (secondary recovey) dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh minyak sisa di reservoir yang tidak dapat diambil
dengan metode tahap pertama (primary recovery). Dalam operasi perolehan
tahap kedua ini, suatu fluida diinjeksikan ke dalam reservoir minyak sisa
tersebut bukan untuk mempertahankan energi reservoir, tetapi secara fisik
mendesak minyak sisa dari reservoir.
su m u r p ro d u ksi B
A
A D
C
B
D
su m u r in je ksi
E E
(a) (b)
Gambar A
Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus
(a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi
Teori
Pada banyak reservoir minyak, tekanan reservoir akan berkurang selama produksi
berlangsung. Penurunan tekanan reservoir di bawah tekanan jenuh (bubble point)
dari hidrokarbon mengakibatkan keluarnya gas (komponen hidrokarbon yang
ringan) dari dalam minyak. Gelembung gas akan membentuk fasa yang
bersinambungan dan mengalir ke arah sumur-sumur produksi, bila saturasinya
melampaui harga saturasi equilibrium. Terproduksinya gas ini akan mengurangi
energi yang tersedia secara alami untuk memproduksikan minyak, sehingga
jumlah minyak yang dapat diproduksikan (recovery) secara alami dapat berkurang
pula. Secara umum dapat dikatakan bahwa penurunan tekanan yang tidak
terkontrol memberikan kontribusi terhadap pengurangan recovery.
Penurunan tekanan reservoir dapat diperlambat secara alami bila penyerapan
reservoir oleh sumur-sumur produksi diimbangi oleh perembesan air ke dalam
reservoir dari aquifer. Air ini berperan sebagai pengisi atau pengganti minyak yang
terproduksi, disamping berperan sebagai media pendesak. Mekanik produksi
minyak yang mengandalkan tenaga pengembangan dari gas yang keluar dari
larutan (depletion drive). Kenyataan ini mendorong orang untuk melakukan
proses penginjeksian air (waterflooding) dari permukaan bumi ke dalam reservoir
minyak.
Teori
Sebelum membuat perencanaan operasi waterflooding diperlukan studi pendahuluan.
Data-data yang dibutuhkan dalam studi pendahuluan antara lain adalah sebagai berikut :
Sifat fisik batuan reservoir.
a. Permeabilitas rata-rata dalam berbagai luasan reservoir.
b. Data porositas dalam berbagai luasan reservoir.
c. Heterogenitas reservoir.
d. Sifat fluida reservoir. Distribusi saturasi air, baik sebelum injeksi maupun sesudah
injeksi.
e. Model geologi, yang meliputi stratigrafi dan struktur.
f. Sejarah produksi dan tekanan.
Teori
Pelaksanaan Water Flood
2. Simulasi Reservoir.
3. Studi Laboratorium.
Untuk memilih lokasi sebaiknya digunakan peta distribusi cadangan minyak tersisa. Di
daerah yang sisa minyaknya masih besar mungkin diperlukan lebih banyak sumur
produksi daripada daerah yang minyaknya tinggal sedikit. Peta isopermeabilitas juga
membantu dalam memilih arah aliran supaya penembusan fluida injeksi (breakthrough)
tidak terjadi terlalu dini.