Anda di halaman 1dari 11

FIQIH MUAMALAH

MUDHARABAH DAN
MUSYAROKAH
Dosen Pengampu :
Neng Nurcahyati Sinulingga M.Pd

 Disusun Oleh :
 Pepi Yusfita Harahap (228810006)
Latar Belakang
 Hikmah diharamkannya riba antara lain: pertama, riba dapat
menimbulkan sikap permusuhan antar individu dan juga
menghilangkan tolong-menolong sesame manusia; kedua, riba
menumbuhkan mental boros dan malas yang mau mendapatkan harta
tanpa kerja keras, menjadi benalu yang tumbuh di atas jerih payah
orang lain; ketiga, riba adalah salah satu bentuk penjajahan; dan
keempat, Islam mengajak manusia agar mendermakan kepada
saudaranya yang membutuhkan. Alasan lain Dalam agama Islam
dikenal berbagai akad yang dibenarkan dalam bermuamalah.
Rumusan masalah
 Apa pengertian dasar hukum mudharabah?
 Bagaimana rukun dan syarat-syarat sah mudharabah?
 Apa saja jenis-jenis mudharabah?
 Bagaiman pertentangan pemilik modal dan pengelola?
 Apa saja hal-hal yang membatalkan dan berakhirnya mudharabah?
 Apa pengertian dasar hukum musyarakah?
 Apa macam-macam musyarakah?
 Apa saja yang membatalkan dan berakhirnya musyarakah?
Dasar Hukum Mudharabah
 Al-Qur'an
 Dalam Al-Qur'an tidak disebutkan dengan jelas tentang Mudharabah,
walaupun demikian ulama' di kalangan kaum muslimin telah sepakat
tentang bolehnya melakukan kerjasama semacam perniagaan ini.
Istilah Mudharabah sesunggungnya muncul pada masa Nabi
Muhammad, tapi jauh sebelum Nabi Muhammad lahir pun sudah ada.
Kerjasama perniagaan ini di zaman Jahiliyah telah dikenal kemudian
dilestarikan oleh Islam karena membawa kemaslahatan.Kerjasama
antara pemilik modal dengan pihak yang bisa menjalankan usaha
produktif sudah sejak masa dahulu kala, pada zaman Jahiliyah,
umpamanya, hal ini juga telah menjadi suatu tradisi di masyarakat
Arab. Nabi Muhammad sendiri sebelum menjadi rasul, melakukan
kerjasama dengan Siti Khadijah dalam bentuk mudharabah. Khadijah
memberi modal atau barang dagangan kepadanya, juga kepada orang
lain, dan Muhammad menjalankan modal itu dengan cara berdagang.
Rukun Mudharabah
 Pemilik barang yang menyerahkan barang-barangnya
 b. Orang yang bekerja, yaitu mengelola barang yang diterima dari
pemilik barang
 c. Aqad mudharabah, dilakukan oleh pemilik dengan pengelola barang
 d. Mal, yaitu harta pokok atau modal
 e. Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan
laba
 f. Keuntungan
Jenis-Jenis Mudharabah
 Mudharabah muthlaqah
 Yang di maksud dengan transaksi Mudharabah muthlaqah adalah
bentuk kerja sama antara shohibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak di batasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu, dan daerah bisnis.

 Mudharabah muqayyadah
 Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah / specified mudharabah adalah kebalikan dari
mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu, atau tempat usaha.
Dasar Hukum Musyarakah
 Kata musyarakah bersumber dari akar kata syirkun wasyarikatun2
yang memiliki makna kemitraaan dalam suatu kongsi bisinis, atau
pencampuran sebuah kepemilikan. Dalam bahasa Inggris musyarakah
diterjemahkan dengan istilah partnership. Sedangkan oleh lembaga-
lembaga keuangan Islam menerjemahkannya dengan istilah
participation financing. Dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
dengan kemitraan, persekutuan atau perkongsian.
Musyarakah atau syirkah ada jua jenis yaitu :
 1. Syirkatul Amlak, adalah beberapa orang memiliki secara bersama-
sama sesuatu barang, pemilikan bersama-sama atas barang tersebut
bukan disebabkan adanya perjanjian di antara para pihak (tanpa akad/
perjanjian terlebih dahulu), misalnya pemilikan harta bersama-sama
yang disebabkan/diperoleh karena pewarisan
 2. Syirkatul uqud, adalah syirkah yang terbentuk disebabkan para
pihak memang sengaja melakukan perjanjian untuk bekerja sama
dalam suatu kepentingan harta (dalam bentuk penyertaan modal) dan
bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk harta benda.
Merekapun sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Syirkatul uqud
ini, terbagi menjadi 4 bentuk
Hal-hal yang Membatalkan dan Berakhirnya
Musyarakah
 Sebab – Sebab Umum
 a. Salah satu syarik membatalkan musyarakah. Musyarakah adalah akad yang bersifat
tidak mengikat (ghair lazim), menurut mayoritas ulama, akad ini memungkinkan dapat
di batalkan. Namun, menurut Ulama Malikiyah akad ini tidak bisa dibatalkan, kecuali
adanya kesepakatan antara dua syarik untuk membatalkannya. Karena musyarakah
adalah akad yang mengikat (lazim).
 b. Kematian salah seorang syarik. Apabila salah satu syarik meninggal, maka
musyarakah menjadi batal. Karena kematian salah satu syarik menyebabkan batalnya
kepemilikan dan hilangnya kemampuan dalam membelanjakan harta yang diterima dari
lembaga karena kematian.
 c. Salah satu syarik murtad atau masuk ke negeri musuh, karena ini kedudukannya sama
seperti kematian.
 d. Salah seorang syarik gila secara permanen, karena dengan demikian wakil telah
keluar dari wakalah. Gila secara permanen dihitung sekitar satu bulan atau setengah
tahun.
Kesimpulan
 musyarakah, dan murabahah merupakan akad bermuamalah yang
diperbolehkan dalam islam. Mudharabah dan musyarakah
menggunakan prinsip bagi hasil, sedangkan murabahah menggunakan
prinsip jual beli.Pada umumnya akad-akad tersebut diterapkan pada
perbankan syariah. Akad mudharabah diterapkan pada penghimpunan
dana maupun pembiayaan. Pada penghimpunan dana misalnya ada
tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Sedangkan
pembiayaan mudharabah sudah umum dilakukan antara perbankan
syariah dengan para nasabahnya. Akad musyarakah tidak ada
penerapan dalam penghimpunan dana, yang ada hanya pembiayaan
musyarakah antara perbankan syariah dengan para nasabahnya.
Demikian juga dengan akad murabahah, tidak digunakan dalam
penghimpunan dana melainkan hanya untuk pembiayaan.

Anda mungkin juga menyukai