Anda di halaman 1dari 20

SOESANTI dr.

KOMUNIKASI EFEKTIF
“Dokter yang saya kunjungi memang
dokter ternama, pasiennya sangat
banyak, namun sayang saat giliran saya
tiba … seakan-akan saya berhadapan
dengan interogator yang sadis …….. “
Tanpa memahami persoalan yang saya
hadapi, saya disuruh membeli obat yg
sangat mahal. Bukannya menasehati, dia
malahan menyalahkan perilakuku. Saya
memang perokok, tetapi andai saja dokter
itu tahu perilaku suamiku yang kurang
ajar, pasti dia bisa memahami mengapa
saya merokok …. “
Belum selesai saya menyampaikan
segala sesuatu yang telah saya persiapkan
pada secarik kertas ….
Dokter itu telah menulis dan menyerahkan
resep kepada saya ……”
Menjadi pembicara memang tidak mudah,
tetapi …. menjadi pendengar yang baik
ternyata jauh lebih sulit …………
KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif Dokter – Pasien merupakan


landasan penting
dalam proses diagnosis dan terapi,
maupun upaya promotif dan preventif

Namun seringkali dokter menutup komunikasi
dengan kata-kata, mimik atau gerak tubuh
yang mengisyaratkan bahwa
dokter tidak memiliki banyak waktu
untuk berbincang-bincang
KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
SELAMA INI SANGAT TIDAK EFEKTIF


 Hubungan atasan – bawahan
 Hubungan dibutuhkan – membutuhkan
 Hubungan lebih tahu – tidak tahu

Seharusnya telah lama ditinggalkan !
PENGGOLONGAN HUBUNGAN DOKTER – PASIEN
(SZASZ, 1956)

 Hubungan aktif – pasif


 Hubungan Petunjuk – Kerjasama untuk
melaksanakan petunjuk
 Hubungan Peran Bersama
HUBUNGAN AKTIF – PASIF

 Pasien hanya menuruti perintah dokter 


pasien tidak boleh melakukan upaya
apapun yang tidak diperintahkan dokter
 Dokter menjadi sangat berkuasa dan
hampir tidak ada pertimbangan apapun dari
pasien
HUBUNGAN PETUNJUK – KERJASAMA

Peranan dokter masih besar,


tetapi pasien dirasa perlu
untuk diajak bekerjasama melaksanakan
petunjuk dokter, dengan pertimbangan :

Tanpa kerjasama yang baik 
upaya kesehatan yang dilakukan dokter tidak
bisa mencapai hasil yang maksimal
HUBUNGAN PERAN BERSAMA
Telah lebih maju lagi 
pasien harus dapat diajak bekerjasama,
agar upaya dokter dalam
melakukan pengobatan tidak sia-sia

Misalnya :
Kepatuhan minum obat pada TB Paru
HUBUNGAN PERAN BERSAMA

Kepatuhan akan terjadi bila ada komunikasi


yang efektif antara dokter – pasien dalam
membangun pemahaman pasien tentang
penyakit TB Paru
CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDENGAR

 Mendengarkan dengan penuh perhatian


 Memusatkan perhatian
CARA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENDENGAR

 Posisi duduk
 Berganti peran
 Tunda penilaian
 Menilai
HAMBATAN KOMUNIKASI

 Tidak semua pasien mampu berkomunikasi


dengan baik dengan dokter
 Tidak semua dokter mampu berkomunikasi
secara efektif dg pasiennya
Tergantung dari :
 Karakter
 Mood

 Lingkungan
HAMBATAN KOMUNIKASI
Membicarakan Masalah;
 Pribadi

 Kematian

 Seksual
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER – PASIEN

Dapat dibangun berdasarkan :


 Adanya rasa saling percaya
 Ketrampilan dokter mengatasi hambatan
komunikasi dengan cara :
 Merasa nyaman
 Kesediaan menerima pasien apa adanya
 Tanggap
 Membagi rasa empati untuk membangun saling
pengertian
Konteks tempat praktik:
 Anamnesis
 Pemeriksaan
 Tindakan medis
 Terapi
 Prognosis
1. Lebih meningkatkan pemahaman pasien
tentang dirinya serta masalah kesehatan
yg sedang dihadapinya.
2. Dapat lebih meningkatkan kepercayaan
diri pasien dalam menghadapi penyakit
yg sedang diderita.
3. Dapat lebih meningkatkan kemandirian
pasien dalam menghadapi penyakit yang
sedang diderita.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai