Anda di halaman 1dari 10

BIOGRAFI NASiRUDDIN AL-THUSI

Present by Nuri Fidi Astuti


Biografi nasiruddin al-thusi

• Nasiruddin al-thusi dikenal sebagai “ilmuwan serba bisa” atau multitalented.


• Nama lengkap Abu ja’far Muhammad bin Muhammad bin Al-Hasan Nasiruddin al-thusi.
• Ia lahir dikota thus yang terletak didekat meshed, sebelah Timur Laut Iran.
• Pada tanggal 18 februari 1201 M
Riwayat Pendidikan Nasiruddin al-thusi

Sejak usia belia, tusi sudah mendapatkan Pendidikan agama dari ayahnya sendiri yang
bernama Muhammad bin Hasan dan pengetahuan logika, fisika, metafisika, dari pamannya.
Meneruskan studinya pada sejumlah ulama atau sarjana di Nisyapur dan Bagdad. Ia berguru di
Nisyapur kepada Mahdar Fariduddin Damad untuk mendalami fiqh, ushul fiqh, ilmu kalam, ia
juga mendalami matematika pada Muhammad Hasib di kota itu. Selanjutnya di bagdad ia
mendalami kedokteran dan filsafat pada Qutbuddin, matematika pada Kamaluddin ibn yunus,
serta fiqih dan ushul fiqh pada Salim badran.
Riwayat nasirudin aththusi

Thusi adalah orang yang berwawasan luas didalam berbagai disiplin ilmu. Buku akhlak
karya Nasiruddin thusi mengklasifikasi pengetahuan kedalam spekulasi dan praktik.
Pengetahuan spekulasi memuat metafisika dan matematika (optic, meteorology, botani,
zoologi, dan psikologi). Pengetahuan praktis memuat etika, ekonomi, domestic dan
politik. Sehingga thusi dikenal sebagai seorang filsuf, sedangkan di barat ia dikenal
sebagai seorang astronom dan matematikawan. Dan thusi juga merupakan seorang
kritikus, ia banyak mengulas berbagai hal, termasuk doktrin Ismailiyah ketika ia berdinas
pada kaum tersebut.
KARYA KARYA NASIRUDDIN AL-
THUSI

LOGIKA : - asas al iqtibas


– ta’dil al-miyar

Metafisika : - risalah dan ETIKA : - Akhlaq-I Nasiri


ithbat-I wajib - Ausaf al-asyraf
- tashawwurat

DEGMO : - tajrid al-aqaid


-risalah I’tiqadat
Karya Nasiruddin at-thusi

Karya Nasiruddin dalam bidang astronomi memiliki karya yg terkenal yaitu kitab al-tazkira fi'il iim
al-hai'a atau memorial astronomi, yang berisi tentang hasil penelitian astronomi yang baegitu
lengkap pada masanya. Bahkan kitab ini dijadikan rujukan sarjana astronomi dan diterjemahkan
kedalam berbagai bahasa di dunia timur maupun barat.
Nasiruddin at-thusi juga dianggap sebagai penemu torquetum atau turquet yakni instrumen
astronomi yang dirancang untuk mengambil dan mengubah pengukuran yang dibuat dalam tiga
set: horison, khatulistiwa, dan ekliptika. Dalam artikel tertentu, torquetum adalah komputer
analog yang sangat populer pada abad 15 dan 16 .
Pemikiran filsafat Nasiruddin al-thusi
Ada 2 bagian
a. Ilmu ketuhanan (‘ilm-I llah) yaitu pengetahuan
1. Filsafat tentang tuhan, akal, dan jiwa
metafisika b. Filsafat pertama (falsafah-I ula) yaitu
pengetahuan mengenai alam semesta dan hal-
hal yang berhubungan dengan alam semesta.

Menurut al- thusi, jiwa merupakan suatu realitas


yang bias terbukti sendiri dan karena itu tidak perlu
memerlukan lagi bukti lain, lagi pula jiwa tidak bisa
dibuktikan . Jiwa merupakan substansi sederhana dan
2. Filsafat jiwa
immaterial yang dapat merasa sendiri. Jiwa
mengontrol tubuh melalui otot-otot dan alat peras,
tetapi ia sendiri tidak dapat dirasa lewat alat-alat
tubuh
Pemikiran filsafat Nasiruddin al-thusi
Thusi mendefinisikan rumah (manzil)
sebagai hubungan istimewah antara
Filsafat Rumah
suami dan istri, orang tua dan anak,
tangga
tuan dan hamba, serta kekayaan dan
pemiliknya.

Menurut thusi, berkaitan dengan politik.


Thusi membenarkan muslihat lewat
diplomasi dalam menghadapi musuh., tetapi
Filsafat politik ia tidak menyetujui adanya pengkhianatan.
Jika tidak terelakan terjadinya pertentangan,
maka serangan harus dilakukan atas nama
Tuhan dan dengan persetujuan seluruh
anggota pasukan. Setelah kemenangan
diperoleh tidak dibenarkan membunuh
tawanan.
Pengaruh filsafat Nasiruddin thusi

At-thusi memandang umat islam terdiri atas asosiasi tunggal


sebagaimana pengertian Aristoteles. Sikap saling membantu dan
mencintai serta kerja sama membimbing manusia untuk mencapai
kesempurnaan. Hal ini secara tidal langsung melahirkan kemanunggalan
semua orang pada manusia sempurna, sebagaimana diajarkan dalam
doktrin syiah Ismailiyah. Althusi telah berhasil dalam mengintergrasikan
pemikiran Aristoteles dan syiah secara lebih mendalam. Beberapa
kontribusinya yaitu : fisika dan kimia, matematika,biologi, dan astronomi
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai