Biografi Nasruddin Al-Thusi
Biografi Nasruddin Al-Thusi
Sejak usia belia, tusi sudah mendapatkan Pendidikan agama dari ayahnya sendiri yang
bernama Muhammad bin Hasan dan pengetahuan logika, fisika, metafisika, dari pamannya.
Meneruskan studinya pada sejumlah ulama atau sarjana di Nisyapur dan Bagdad. Ia berguru di
Nisyapur kepada Mahdar Fariduddin Damad untuk mendalami fiqh, ushul fiqh, ilmu kalam, ia
juga mendalami matematika pada Muhammad Hasib di kota itu. Selanjutnya di bagdad ia
mendalami kedokteran dan filsafat pada Qutbuddin, matematika pada Kamaluddin ibn yunus,
serta fiqih dan ushul fiqh pada Salim badran.
Riwayat nasirudin aththusi
Thusi adalah orang yang berwawasan luas didalam berbagai disiplin ilmu. Buku akhlak
karya Nasiruddin thusi mengklasifikasi pengetahuan kedalam spekulasi dan praktik.
Pengetahuan spekulasi memuat metafisika dan matematika (optic, meteorology, botani,
zoologi, dan psikologi). Pengetahuan praktis memuat etika, ekonomi, domestic dan
politik. Sehingga thusi dikenal sebagai seorang filsuf, sedangkan di barat ia dikenal
sebagai seorang astronom dan matematikawan. Dan thusi juga merupakan seorang
kritikus, ia banyak mengulas berbagai hal, termasuk doktrin Ismailiyah ketika ia berdinas
pada kaum tersebut.
KARYA KARYA NASIRUDDIN AL-
THUSI
Karya Nasiruddin dalam bidang astronomi memiliki karya yg terkenal yaitu kitab al-tazkira fi'il iim
al-hai'a atau memorial astronomi, yang berisi tentang hasil penelitian astronomi yang baegitu
lengkap pada masanya. Bahkan kitab ini dijadikan rujukan sarjana astronomi dan diterjemahkan
kedalam berbagai bahasa di dunia timur maupun barat.
Nasiruddin at-thusi juga dianggap sebagai penemu torquetum atau turquet yakni instrumen
astronomi yang dirancang untuk mengambil dan mengubah pengukuran yang dibuat dalam tiga
set: horison, khatulistiwa, dan ekliptika. Dalam artikel tertentu, torquetum adalah komputer
analog yang sangat populer pada abad 15 dan 16 .
Pemikiran filsafat Nasiruddin al-thusi
Ada 2 bagian
a. Ilmu ketuhanan (‘ilm-I llah) yaitu pengetahuan
1. Filsafat tentang tuhan, akal, dan jiwa
metafisika b. Filsafat pertama (falsafah-I ula) yaitu
pengetahuan mengenai alam semesta dan hal-
hal yang berhubungan dengan alam semesta.