Laki-laki
Patofisiologi
Gangguan sekresi hormon pelepas gonadotropin
(GnRH) oleh hipotalamus
Penurunan produksi testosteron dan gangguan Penurunan produksi esterogen dan progesteron
spermatogenesis pada laki-laki oleh ovarium
Pubertas Terlambat
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan
Riwayat kecepatan peningkatan tinggi badan,
Penunjang
berat badan dan penurunan testis, riwayat
keluarga dengan gangguan pubertas, gejala
Pemeriksaan • Pemeriksaan lab (kadar FSH dan LH,
ujo GnRH, pemeriksaan testosteron
gangguan SSP, riwayat trauma, anomali atau Fisik dan estradiol, pemeriksaan sekresi GH
infeksi SSP, riwayat mendapat kemoterapi, dan fungsi tiroid)
radioterapi atau riwayat pembedahaan. • Pemeriksaan TB, BB, perbandingan
• Pemeriksaan radiologi (X-ray, CT-scan
tinggi badan atas dan bawah
dan MRI)
• Pemeriksaan maturitas seksual
• Pemeriksaan funduskopi, pemeriksaan
fungsi tiroid dan pemeriksaan status
neurologi
Tatalaksana
• Testoteron 50-100 mg / IM setiap 4 minggu selama 4-6
01 bulan. Dosis max 100 mg/ minggu, 2 / 3 minggu
• oxandrolon dengan dosis 0,05 – 0,1 mg/ kgBB/hari selama
3 – 6 bulan
• fluoxymesteron dengan dosis 2 – 3 mg/m2 /hari selama
Farmakologi
3 – 6 bulan
• Pemberian HCG dengan dosis 500 – 1000 unit
intramuskular 3 kali seminggu selama 1 – 2 bulan
• Pubertas dikatakan terlambat apabila perubahan fisik awal pubertas tidak terlihat pada usia 13 tahun pada
anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki. Evaluasi terhadap kemungkinan adanya keterlambatan
pubertas juga harus dilakukan apabila lebih dari 5 tahun rentang antara tanda pertama pubertas dan
menars atau lengkapnya perkembangan genital pada anak laki-laki