Anda di halaman 1dari 18

ALIRAN FLUIDA DAN

KOROSI
Oleh : Suyanto
KOROSI KAVITASI

• Kavitasi terjadi ketika gelembung-gelembung


udara yang dihasilkan oleh aliran fluida di dalam
pompa akibat terjadinya penurunan tekanan
parsial dari cairan yang mengalir di dalam
pompa tersebut.
• Perubahan tekanan yang terjadi di dalam
tersebut pompa mengubah cairan menjadi uap
dan ketika impeler pompa berputar, gelembung
udara tersebut akan bergerak dan tekanannya
meningkat yang memicu terjadinya gelombang
kejut yang kuat di dalam pompa yang akan
mengikis permukaan pada impeler
Proses Terjadinya Kavitasi
MEKANISME KOROSI KAVITASI
1. Propeler yang berputar menyebabkan aliran air di belakang propeler sangat
cepat, sehingga tekannannya sangat rendah
2. Terjadi gelembung-gelembung udara karena proses penguapan
3. Gelembung udara menabrak daun propeler dan pecah, sehingga
menimbulkan efek “HAMER”
4. Efek hamer terjadi terus menerus dalam waktu yang lama, akan menimbulkan
lubang-lubang kecil di permukaan daun propeler, yang disebut “KAVITASI”
Penyebab fenomena kavitasi pada pompa sentrifugal

1.Vaporation (penguapan), yaitu perubahan fase fluida kerja


pompa menjadi uap.
2.Air Ingestion, yaitu masuknya udara luar ke dalam sistem
pompa.
3.Internal Recirculation, yaitu sirkulasi balik di dalam sistem
pompa.
4.Turbulensi, pergolakan aliran.
5.Vane Passing Syndrome, terjadi jika jarak celah antara
diameter luar impeler dan cutwater terlalu rapat.
Jenis-Jenis Kavitasi Pada Pompa
1. Kavitasi Suction (kavitasi isap)
• Kavitasi suction terjadi Ketika pompa berada di bawah tekanan yang
rendah atau pada kondisi vakum yang tinggi.
• Pada kasus kavitasi isap, kondisi tekanan rendah atau vakum tinggi
membuat cairan yang masuk menghasilkan aliran yang rendah.
Sehingga gelembung udara akan terbentuk disekitar mata impeller.
• Ketika cairan tersebut bergerak ke sisi discharge pompa, gelembung-
gelembung udara akan terkompresi menjadi cairan dan menghasilkan
ledakan pada permukaan impeller.
2. Kavitasi Discharge (kavitasi pelepasan)
• Kavitasi Discharge ata pelepasan terjadi ketika tekanan keluar
pada pompa sangat tinggi. Dimana pompa beroperasi kurang
dari 10 persen dari titik efisiensi terbaik (Best Efficiency Point).
• Tekanan yang tinggi pada discharge pompa menghambat aliran
cairan yang keluar dari pompa, sehingga menyebabkan cairan
bersirkulasi di dalam pompa.
• Cairan yang mengalir di antara impeller dan housing dengan
kecepatan yang sangat tinggi menyebabkan kekosongan pada
dinding housing dan pembentukan gelembung.
• Ledakan gelembung tersebut dapat memicu gelombang kejut
yang intens, sehingga dapat menyebabkan keausan pada ujung
impeler dan rumah pompa, bahkan dapat menyebabkan poros
impeller putus.
Bagaimana Pencegahan Kavitasi Pada Pompa ?

1. Memeriksa filter pompa


penyumbatan pada saluran suction atau saluran discharge dapat
menyebabkan ketidakseimbangan tekanan di dalam pompa.
Oleh karena itu pemeriksaan secara berkala perlu dilakukan agar
tidak terjadi penyumbatan pada filter atau penyaring yang dapat
mengganggu kinerja pompa.
2. Mengevaluasi kinerja pompa dengen referensi kurva
pompa

• Perlunya mengetahui kinerja pompa untuk memastikan pompa


beroperasi dengan baik yaitu dengan mengukur tekanan
operasi dan laju aliran cairan pompa dengan menggunakan alat
pengukur tekanan dan flowmeter untuk memahami di mana
pompa beroperasi sesuai dengan refernsi pada kurva pada titik
efisiensi terbaiknya.
3. Evaluasi desain saluran perpipaan
• Jika terdapat jalur atau desain pipa yang tidak tepat sehingga
mempengaruhi laju aliran serta tekanan pada cairan.
• Perlu melakukan evaluasi pada saluran perpipaan pada pompa
yang mengalami gejala kavitasi dan memastikan jalur yang
dibutuhkan cairan untuk mencapai dan dari pompa ideal untuk
kondisi pengoperasian pompa.
Langkah-langkah untuk menghindari terjadinya
kavitasi
1.Memasang instalasi pompa dengan Net Positive Suction
Head (NPSH) yang tersedia lebih besar dari NPSH yang diperlukan.
2.Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair dipasang
serendah mungkin agar head statis rendah.
3.Pipa hisap dibuat sependek mungkin, jika harus panjang maka
dipilih pipa dengan diameter lebih besar untuk mengurangi
kerugian gesek.
4.Kecepatan aliran pada pipa hisap tidak boleh terlalu tinggi.
5.Tidak menghambat aliran pada sisi isap.
6.Menghindari pemasangan pipa yang dengan banyak belokan.
Korosi Erosi
• Korosi yang terjadi karena keausan dan
menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan
kasar,
• Terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida
yang sangat deras dan dapat mengkikis film
pelindung pada logam.
• Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller.
Pencegahan Korosi Erosi
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberi coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibotor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras
Mekanisme Korosi Erosi

• Efek mekanik aliran atau kecepatan fluida


dikombinasikan dengan aksi cairan korosif
menyebabkan percepatan hilangnya logam.

• Tahap awal melibatkan penghapusan


mekanik film pelindung logam dan kemudian
korosi logam telanjang oleh cairan korosif
yang mengalir.

• Proses siklus ini sampai pelubangan


komponen terjadi.
Kondisi Korosi
• Piping erosion rate of 0.1 mm/yr
without corrosion-erosion
• Less than 1mm of clad or 30%
original clad thickness remains

Partikel Size Effect


Fines : less than 50 micron
•Sand: 50~ 2000 micron
•Pebbles: greater than 2000 micron

For particle size less than 100 micron, the metal loss rate
is reduced with particle size, therefore, with less damaging
than sand. if particle is greater than 100 micron, the metal
loss rate is irrelevant to particle size.
Shape

Anda mungkin juga menyukai