Anda di halaman 1dari 26

ASKEP JIWA

NARAPIDAN
A
Kel. 3 :
Anna L
Ardhyarini wahyu
Conny Cempaka
Fajar
Hanna Debora
Khaerusandi
Lenny
Latar Belakang
Peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia saaat ini mengakibatkan
persaingan dalam dunia kerja semakin ketat, sehingga berdampak pada
banyaknya pengangguran. Berdasarkan data dari badan pusat statistik (2022),
tingkat pengangguran setiap bulan adalah sekita 5,32% dari jumlah embaga
kerja di Indonesia yang mencapai 147,71 juta orang. Banyaknya pengangguran
tersebut menyebabkan beberapa dari mereka menghalalkan segala cara untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang harus dipenuhi salah satunya
adalah kebutuhan dasar yang dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari, salah
satunya yaitu kebutuhan untuk makan. Seseorang dengan tingkat ekonomi
menengah kebawah akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
makan mereka sehari-hari. Tingkat ekonomi menengah kebawah tersebut
merupakan suatu hal yang mendasari perbuatan seseorang untuk memenuhi
dorongan embag yang memerlukan dukungan finansial sehingga berpengaruh
pada kebutuhan hidup sehari-hari (Afrinanda, 2009).
Definisi

seseorang yang melakukan


tindak kejahatan dan telah
dinyatakan bersalah oleh
hakim di pengadilan serta
dijatuhi hukuman penjara.
Golongan Narapidana

Jenis Kelamin : Lama Pidana :


Umur : laki - laki a. Pidana 1 hari sd 3 bulan
Jenis Kejahatan :
Perempuan (Register B.II b)
kejahatan umum
Anak (12 s.d. 18 tahun) b. Pidana 3 bulan sd 12 bulan 5
kejahatan khusus
hari (1 tahun) (Register B.II a)
Dewasa (diatas 18 tahun) c. Pidana 12 bulan 5 hari (1
tahun keatas ) (Register B.I)
d. Pidana Seumur Hidup
(Register Seumur Hidup)
e. Pidana Mati (Register Mati)
Masalah Keperawatan

Harga diri rendah


Risiko bunuh diri
Bentuk-Bentuk Pelayanan
terhadap Narapidana
1. Pelayanan Kesehatan
2. Pelayanan Konsumsi
3. Pelayanan Penjagaan
4. Pelayanan Kunjungan
5. Rehablitasi pada Narapidana
Kasus
Tn. L usia 24 tahun, tinggal bersama kedua orangtua dan 4 orang adiknya.
Ia terlahir dari keluarga yang tidak mampu, orang tua hanya bekerja sebagai
tukang pulung dan ia tidak bekerja hanya terkadang sebagai tukang parkir,
ia sering berkunpul dengan teman2nya semasa sekolah SD. Saat berkumpul
ia sering dibully oleh teman2nya karena tidak bekerja dan hanya menjadi
beban orang tua dan tidak bisa membantu orang tua menghidupi adik2nya.
Pada akhirnya Tn. L menarik diri dan tiba2 memiliki pemikiran utk
mengambil barang (motor) ditempat ia kerja sebagai parkir untuk dijual
kembali dan uangnya utk membantu orang tua dan adik2nya. Hingga pada
akhirnya tn.L ditangkap oleh polisi dan dipenjara selama 3tahun
PENGKAJIAN

Identitas
 Nama: Tn. A
 Umur : 24 tahun
 Alamat : Jakarta Selatan pesanggarahan
 Stataus perkawinan: belum menikah
 Agama: Islam
 Suku/ bangsa : lampung / Indonesia
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : tidak ada
 Penanaggung Jawab:
 Nama : Ny L
 Hubungan dengan Klien: Ibu kandung
 Alamat : pesanggrahan

Alasan Masuk
 Dua bulan sebelum masuk lapas pasien melakukan pencurian
Faktor predisposisi:
 Klien belum pernah melakukan kejahatan sebelumnya
 Klien dan keluarga memiliki ekonomi yang susah
 Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu ketika
disekolah selalu dibully

Pemeriksaan Fisik
 Tanda viral :Tekanan darah: 115/75 mmHg; Nadi: 89 x/menit; Suhu: 36,5;
Pernafasan: 20 x/menit
 Ukuran :Tinggi Badan: 169 cm; Berat Badan: 62 kg
 Kondisi fisik : Klien tidak mengeluh sakit apa apa. Klien tidak ada kelemahan
fisik
Psikososial
A. Konsep Diri
1. Citra Tubuh: Klien mengatakan bagian tibuh yang disukai adalah mata karena
bisa melihat
2. Identitas: Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara
3. Peran: Klien mengatakan didalam keluarganya atau dirumahnya sebagai anak
4. Ideal diri: Klien mengatakan merasa takut jika keluar dari lapas
5. Harga diri: klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan adiknya, klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi social karena ststusnya sebagai narapidana
 Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah
B. Hubungan Sosial
 Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya
 Peran serta kelompok/masyarakat : sebelum klien masuk lapas sering keluyuran
tidak jelas

Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat 5 waktu tetapi selama dilapas pasien sering sholat
Status Mental
 Penampilan: penamppilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien
menggunakan baju yang disediakn lapas.
 Pembicaraan: Klie berbicara lambat tetappi dapat tercapai dan dapat dipahami
 Aktivitas motoric: Klien lebih banyak menunduk , aktivitas klien menyesuaikan
 Alam Perasaan : Klien mengatakan merasa malu jika masa tahanan nya sudah
selesai karena takut tidak diterima oleh Masyarakat
 Afek: Klien tidak sesuai berfikir, bicara klien lambat
 Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang karena menunduk, sesekali
klien menengadah, selalu menjawawb jika ditanya
 Persepsi: Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan
 Pola piker: tidak ada waham
 Tingkat kesadaran: Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat penngkajian
 Memori: daya ingat jangka panjang klien masih ingat massa lalu nya
 Tingkat konsentrasi dan dan berhitung : Klien berhitung lancer
 Kemampuan penilaian: Klien mampu menilai antar masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi
 Daya tilik dirii: Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dilapas
Pola fungsi Kesehatan
1) Makan : Klien makan 3x sehari , pagi, siang, sore. Minum 6 gelas perhari, mandiri
2). BAB/BAK : Klien bab 1x hari. BAK 4x hari, mandiri
3) Mandi : Klien mandi 2 sehari , pagi dan sore gosok gigi setiap kali mandi, mandiri
4) Berpakaian/ berhias : Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
5) Istirahat dan tidur : Klien lebih banyak tiduran , tidur siang 12:30, 15: 00 tidur malam
jam20:00 wib 04:30 wib
6) Penggunaan obat : Tidak ada
7) Pemeliharaan Kesehatan : Tidak ada
8) Kegiatan didalam rumah : Klien dirumah membantu ornag tua mengerjakan pekerjaan
rumah
Mekanisme Koping
1) Klien mampu berbicara dengan orang lain terlihat menunduk
2) Klien mampu menjaga kebersiihan diri sendiri
3) Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka
diam
 Masalah Keperawatan: Koping individu tidak efektif
Masalah Psikososial dan lingkungan
1) Masalah berhubungan dengan lingkungan klien : klien menarik dari dari
lingkungan
2) Masalah dengan kesehatan: -
3) Masalah dengan perumahan : kllien tinggal dengan kedua orantua dan kedua
saudaranya
4) Masalah dengan ekonomi: kebutuhan klien terpenuhi oleh ibunya akan tetapi
ekonomi keluarganya sulit

Aspek Medik : Dx medik :-


Pohon masalah
Kasus

 Tn.A (24 tahun), dua bulan sebelum masuk lapas pasien


melakukanpencurian. Klien mengatakan belum pernah melakukan kejahatan
sebelumnya dan Klien merupakan tulang punggung keluarga Dimana klien
dan keluarga memiliki ekonomi yang sulit. Pengalaman masa lalu tidak
menyenangkan karena ketika sekolah, Tn.A selalu dirundung/dibully
 Pada saat pengkajian TD : 115/75 mmHg, Nadi : 89x/menit, Suhu : 36,5 c,
TB : 169 cm dan BB : 62 kg.
 Pasien mengatakan saat ini tidak mengeluhkan sakit dan tidak ada
kelemahan fisik
Analisa data

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan
Kesimpulan

 Pasien narapidana sering mengalami gangguan jiwa, seperti depresi,


kecemasan, harga diri rendah. Hal ini dapat meningkatkan masalah
kesehatan mental dan mempengaruhi kemampuan sosial mereka.
 Secara keseluruhan, hubungan antara pasien narapidana dan
keperawatan jiwa melibatkan dukungan sosial, pendidikan
kesehatan, terapi keperawatan, dan kekuatan sikap. Dengan
memahami dan menghadapi masalah kesehatan mental, pasien
narapidana dapat mengembangkan kemampuan sosial dan menjalani
hidup di lembaga pemasyarakatan dengan lebih baik.
Apa ada
pertanyaan?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai