tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan struktur gramatikal saja, tetapi mereka juga memperlihatkan tindakan-tindakan melalui tuturan itu. • Tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan biasanya disebut tindak tutur. • Penutur biasanya berharap maksud komunikatifnya akan dimengerti oleh pendengar. • Penutur dan pendengar biasanya terbantu oleh keadaan di sekitar lingkungan tuturan itu. Keadaan semacam itu, termasuk juga tuturan yang lain, disebut peristiwa tutur. • Peristiwa tutur menentukan penafsiran terhadap suatu tuturan ketika menampilkan suatu tindak tutur khusus. • Contoh: – Tehnya dingin sekali Tindak tutur • Pada suatu tuturan terdapat 3 tindak yang saling berhubungan: 1. Tindak Lokusi: tidak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. 2. Tindak (Penekanan) Ilokusi: ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. 3. Tindak (Akibat) Perlokusi: akibat dari maksud tuturan. • Di anatara ketiga dimensi tersebut yang paling banyak dibahas adalah tekanan ilokusi. Tekanan ilokusi suatu tuturan adalah ‘apa yang diperhitungkan tekanan itu’ • Contoh: – Saya akan menemui anda nanti (=A) – Saya perkirakan bahwa A – Saya berjanji kepada anda bahwa A – Saya memperingatkan anda bahwa A • Pada contoh diatas kita dapat melihat bahwa sebuah tuturan berpotensi memiliki tekanan ilokusi yang berlainan. • Terdapat 2 hal yang menjadi pertimbangan pendengar dalam memahami maksud dari penutur yaitu : alat-alat penunjuk tekanan ilokusi dan kondisi-kondisi kebahagiaan. Kondisi felisitas • Mengacu pada efektifitas tindak tutur yang digunakan pembicara. • Kondisi ketika sebuah tuturan telah memenuhi kondisi yang sesuai, seperti konteks yang sesuai, keberadaan konvensional, otoritas, dan juga ketulusan pembicara. • Terdapat 5 pra-kondisi pada tindak tutur, yaitu: • Kondisi umum: penutur dan pendengar memahami bahasa yang digunakan dan mereka tidak sedang bermain peran atau hal semacamnya. • Kondisi isi: tuturan bersisi tentang peristiwa yang akan terjadi mendatang. • Kondisi Persiapan : Kondisi ini mensyaratkan bahwa tindak tutur tertanam dalam konteks yang diakui secara konvensional, dengan demikian, hanya dengan mengucapkan janji, peristiwa itu tidak akan terjadi dengan sendirinya, harus ada komitmen dari penutur. • Kondisi Ketulusan : : Dalam melakukan tindakan yang tepat pelaku harus memiliki sikap psikologis (kejujuran/ketulusan) tertentu mengenai isi proposisi ucapan. Misalnya, ketika seseorang membuat janji, dia harus memiliki niat untuk menepati janji itu. • Kondisi Esensial: Kondisi esensi dari suatu ujaran berkaitan dengan niatnya untuk membuat partisipan melakukan tindakan yang dimaksud. Hipotesa performatif • Cara untuk memikirkan mengenai maksud dari suatu tindak tutur yang ditampilkan. • Dengan cara menganggap setiap tuturan pokok (U) terdapat suatu klausa yang mengandung kata kerja (verba) performatif yang membuat tekanan ilokusi menjadi jelas. • Berikut format dasar dari klausa pokok: – Saya (dengan ini) Vp anda (bahwa) U • Contoh: – Rapikan acak-acakan ini! – Dengan ini saya perintahkan anda untuk merapikan acak-acakan ini
– Anda lambat seperti keong (=A)
– Dengan ini saya menghina anda bahwa A Klasifikasi tindak tutur • Deklarasi: tindak tutur yang mengubah suatu hal melalui tuturan. Contoh: – Sekarang saya menyebut anda berdua suami-istri • Representasi: tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan. Contoh: – Bumi itu bulat • Ekspresif: tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Contoh: – Sungguh, saya minta maaf • Direktif: tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Contoh: – jangan menyentuh itu! • Komisif: tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Contoh: – saya akan kembali Tindak tutur langsung dan tidak langsung
• Tindak tutur langsung: terjadi hubungan langsung
antara struktur dengan fungsi. • Tindak tutur tidak langsung: terjadi hubungan tidak langsung antara struktur dengan fungsi. • Contoh: – A. di luar dingin. – B. dengan ini saya menyatakan kepada anda tentang cuaca. – C. dengan ini saya memohon anda agar anda menutup pintu. Peristiwa tutur • berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan, tempat, dan situasi tertentu yang membentuk sebuah komunikasi.