Anda di halaman 1dari 58

PROBITY AUDIT PENGADAAN BARANG/JASA

Peraturan BPKP No. 3 Tahun 2019


tentang
Pedoman Pengawasan Intern atas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

14 Maret 2023
1
LATAR BELAKANG PERLUNYA
PEDOMAN PENGAWASAN PBJ
PBJ sebagai Tupoksi Pemerintah
1. Pelayanan Publik Pemerintah
2. Anggaran cukup besar
3. Sering timbul masalah Hukum & Fraud

Perubahan Aturan
Dari Perpres 54/2010 ke Perpres 16/2018 (Sekarang diubah lagi
dengan Perpres 12/2021) Termasuk perubahan Perlem LKPP
Pentingnya Peran APIP
(PP 60/2008 ttg SPIP pasal 47 dan 48 & Perpres 16/2018 pasal 76),
APIP harus melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara.

2
PERAN APIP DALAM PENGAWASAN PBJ

• Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang PBJ Pasal 76


– Menteri/kepala Lembaga/kepala daerah wajib melakukan pengawasan pengadaan
barang/jasa melalui aparat pengawasan internal (APIP) pada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
– Pengawasan tersebut dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi
dan/atau penyelenggaran whistleblowing system.
– Pengawasan yang dilakukan oleh APIP tersebut dilaksanakan sejak perencanaan,
persiapan, pemilihan penyedia, pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan

3
Perkembangan Penggunaan Probity Audit
• Fokus Fungsi Auditor : prevention vs detection
• Kerjasama KPK vs Inspektorat Daerah dalam probity
audit  16 batch pelatihan, 5 PA
• Kementerian … : konsep probity audit utk semua unit,
bukan hanya auditor
• Probity Audit Salah satu Opsi yang dapat dipilih dan mulai
intensif penggunaannya
Bentuk Pengawasan APIP
Audit

Probity Audit

Reviu

Evaluasi

Pemantauan

Konsultansi
BENTUK PENGAWASAN PBJ

sesuai misi & tujuan


Perpres No.16/2018
PROBITY AUDIT (outcome based audit)
Dilakukan selama proses PBJ berlangsung dan pada setiap tahapan/proses kegiatan PBJ
Menilai ketaatan terhadap ketentuan PBJ

Serah Memberikan
KEGIATAN

Pemilihan Pelaksa- manfaat


Perencanaan Persiapan Terima
PBJ

Penyedia naan
(OUTCOME)
Pekerjaan
OUTPUT

AUDIT
Dilakukan setelah pelaksanaan proses PBJ.

OUTPUT BASED

OUTCOME BASED 4
6
Mengapa Memilih Probity ?

7
Pengertian PROBITY
Probity diartikan sebagai integritas (integrity),
kebenaran (uprightness), dan kejujuran
(honesty).

KONSEP PROBITY (Probity Concept)

Suatu pola pikir (mindset), sikap (attitude) dan tindakan-


tindakan yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip
probity yang berlandaskan nilai-nilai kejujuran/probity
(kejujuran, kebenaran dan integritas) untuk mencapai
tujuan suatu organisasi/entitas.

Terkait dengan proses pengadaan barang/jasa:


Probity dapat juga diartikan sebagai ’good process’ yaitu proses PBJ dilakukan dengan prinsip dan etika
PBJ (Principles/probity requirement) yang berlandaskan integritas, kebenaran, dan kejujuran
(Values) untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku.
Procuremet Guideline by Departement of Public
Works, Queensland Government Probity Audit

 “Probity Audit is an assurance engagement, in which:


 a probity auditor provides an independent scrutiny
of a procurement process;
 expresses an objective opinion as to whether the
prescribed probity requirements have been adhered
to; and
 The conclusion expressed should be based on
evidence gathered against prescribed criteria. “
PROBITY AUDIT atas pbj
KRITERIA

PROBITY BUKTI
ASSURANCE
AUDIT Kondisi

INDEPENDEN
PROBITY REQUIREMENT

Probity audit hanya memberikan keyakinan yang memadai terhadap


probity requirement, yaitu telah mematuhi prosedur, prinsip-prinsip dan
etika pengadaan barang/jasa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Keyakinan yang diberikan sebatas berdasarkan hasil audit atas


LAPORAN HASIL
data/dokumen/informasi yang diterima auditor. PROBITY AUDIT
TUJUAN DAN SASARAN PROBITY AUDIT PBJ
Fungsi PROBITY AUDIT ATAS PBJ

1 Meyakinkan PBJ wajar, objektif, transparan &


akuntabel sesuai Tujuan & Kebijakan PBJ

2 Instrumen mencegah Fraud/Korupsi.

PROBITY 3
Early Warning Mechanisme atas
Penyimpangan/Kecurangan.

4 Memperkuat IC & MR Manajemen


12
OUTPUT DAN OUTCOME YANG DIHARAPKAN DARI
PELAKSANAAN AUDIT

Laporan Hasil Audit Dimanfaatkannya


PBJ yang dikaitkan laporan hasil audit untuk
dengan pemenuhan pengambilan keputusan
probity requirement, agar PBJ lebih efisien,
serta saran perbaikan efektif, terbuka dan
atas proses pengadaan bersaing, transparan,
barang/jasa yang adil/tidak diskriminatif,
sedang berlangsung. dan akuntabel.
13
Elemen Probity Audit
Isu /
gosip

KRIT BUK
ERIA TI
Probity Requirement

Persyaratan kejujuran yang akan diuji


oleh auditor probity pedoman BPKP
adalah:
telah mematuhi prosedur pengadaan
barang dan jasa pemerintah sesuai
ketentuan yang berlaku,
memenuhi prinsip pengadaan barang dan
jasa pemerintah,
m e n e r a p k a n e ti k a p e n g a d a a n b a r a n g d a n
jasa pemerintah.
RUANG LINGKUP AUDIT

WAKTU TAHAPAN
Selama proses
pelaksanaan PBJ
pengadaan Seluruh tahapan
barang/jasa atau Tahapan
(real time), Terpilih

Mulai dari perencanaan, persiapan, persiapan pemilihan penyedia, pelaksanaan pemilihan penyedia,
penandatanganan kontrak, pelaksanaan kontrak sampai dengan penyerahan barang/jasa (sebelum pembayaran
100%). Untuk tahapan terpilih, agar dipastikan terlebih dahulu bahwa tahap sebelumnya mulai dari perencanaan
tidak terdapat permasalahan. Hal ini harus ditegaskan pada saat ekspose yang akan dituangkan dalam Management
16
Representation Letter.
Audit secara Real Time saat Proses PBJ

Probity Audit
Meyakinkan:Probity
Requirement
Perencanaan &
Persiapan PBJ Proses PBJ (Perpres 16/2018
& Peraturan
Pelaksanaannya)

Penyerahan Persiapan
Barang/jasa Pemilihan Peraturan lain terkait pengadaan Pengadaan
(sebelum Penyedia
dibayar 100%) PENGADAAN
barang/jasa Barang/Jasa
yang Kredibel
BARANG/JASA
dan Terhindar
Prinsip PBJ
dari Korupsi
Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemilihan
Penyedia
Kontrak
Barang/Jasa Etika PBJ

Integrity, Uprightness, Honesty

Peran APIP (Assurance and Consulting) 17


Perencana
an &
Persiapan
PBJ

Penyerahan Persiapan Bukan Ruang


Barang/jasa Pemilihan Lingkup
(sebelum Penyedia
dibayar 100%) (Telaah Awal)
RUANG
LINGKUP

Pelaksanaa
n Pemilihan
Pelaksanaa Penyedia
n Kontrak Barang/Jas
a

Permintaan Probity Audit ada di


18
sebelum pelaksanaan kontrak.
Management Representative Letter & Surat Pernyataan Penanggung Jawab PBJ

Auditor Masuk di tahap


Pemilihan (Sebelum
Tanda Tangan Kontrak)
Tahapan PBJ yang sedang/akan dilakukan
Tahapan PBJ yang sudah selesai (bukan ruang lingkup audit)
probity audit

Persiapan Persiapan
Perencanaan Pemilihan Pelaksanaan Serah Terima
Pengadaan Pemilihan

Auditor Memastikan Proses yang telah lewat sesuai dengan prinsip probity Titik Kritis, Program Kerja Audit, dan
melalui telaah awal dan ekspose. Beberapa titik kritis sbb: Daftar Uji

Draft Kontrak, Kriteria


PBJ Sesuai
Penilaian, & syarat penyedia
Kebutuhan
jelas dan sesuai ketentuan

HPS wajar, Proses evaluasi


KAK jelas Pemilihan sesuai
ketentuan
19
Batasan Tanggung Jawab

memberikan keyakinan yang memadai (adequate


assurance), bukan kebenaran mutlak terhadap
probity requirement.

Simpulan yang diberikan oleh auditor probity


sebatas berdasarkan hasil audit atas
d a t a / d o k u m e n / i n f o r m a s i y a n g d i t e r i m a a u d i t o r.
Risiko Ketidaktepatan

Auditan hanya mengandalkan temuan


auditor probity untuk menunjukkan
integritas, kebenaran dan kejujuran,
padahal mereka seharusnya sudah memiliki
sistem yang memasukkan prinsip probity
Risiko Ketidaktepatan

Auditan yang menggunakan auditor probity


s e b a g a i ' a s u r a n s i ' d a n ‘ K a m b i n g H i t a m ’.

Auditan dan auditor memiliki pandangan


b e r b e d a t e n t a n g p e r a n a u d i t o r p r o b i t y.
Risiko Ketidaktepatan

Auditor digunakan untuk membenarkan


keputusan Auditan misalnya ti d a k
m e n g g u n a k a n p r o s e s k o m p e ti ti f m e l a i n k a n
untuk bernegosiasi langsung dengan satu
p e n a w a r.
Risiko Ketidaktepatan

P e n u n j u k a n o r a n g y a n g b e r k u a l i fi k a s i ti d a k
tepat sebagai auditor probity

Critical Risk will arise cause by


Auditor’s incompetence !!!
Risiko Ketidaktepatan

Dokumentasi dan pelaporan yang ti d a k


memadai oleh auditor probity
Risiko Ketidaktepatan

Penggunaan auditor probity pada tahap


p e n g a d a a n y a n g ti d a k s e s u a i ( m i s a l n y a ,
terlambat dalam proses atau hanya
d i g u n a k a n k e ti k a a d a k e s a l a h a n ) .
Risiko Ketidaktepatan

ti d a k b o l e h d i g u n a k a n u n t u k m e m i n d a h k a n
risiko dari manajemen sektor publik ke
pihak lain

Auditor probity dapat menolak suatu


penugasan probity audit
Kriteria Penggunaan

menurut ICAC ada 7 kondisi

menurut pedoman probity audit BPKP ada 7 kondisi


KRITERIA PAKET PEKERJAAN YANG DILAKUKAN PROBITY AUDIT

1. Risiko yang tinggi dan bersifat kompleks;


2. Sejarah/latar belakang yang kontroversial atau berhubungan dengan
permasalahan hukum;
3. Sangat sensitif terkait isu politis;

4. Berpotensi menimbulkan konflik kepentingan;

5. Berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas;

6. Memenuhi pelayanan dasar masyarakat;

7. Nilai paket pekerjaan relatif besar dibandingkan dengan nilai paket-paket


pekerjaan yang lain.
29
KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR
Syarat Personal

a. Independen dan objektif


b. Memiliki integritas yang tinggi, memiliki karakter yang baik,
menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip moral ;
c. Tidak memiliki benturan kepentingan dengan pihak atau objek
yang diaudit;
d. Memiliki kompetensi profesional dan kehati-hatian
(professional competence and due care);
30
KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR

e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan (knowledge and skills) yang


berhubungan dengan proses pengadaan barang jasa, pengendalian
intern dan manajemen risiko (termasuk manajemen risiko fraud);
f. Memiliki pengetahuan tentang isu-isu Probity dan isu-isu korupsi/fraud
dalam proses pengadaan barang jasa pemerintah;
g. Memiliki kemampuan interpersonal skills yang memadai dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan;
h. Mampu menyimpan rahasia atas informasi yang diperoleh yang berkaitan
dengan kegiatan yang diaudit;
Syarat Personal 31
KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR

i. Memiliki disiplin tinggi, tanggung jawab dan kualifikasi teknis


untuk melaksanakan penugasan;
j. Mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memiliki
keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibat
KKN;
k. Bersedia menandatangani Pakta Integritas sebelum
melaksanakan penugasan;
l. Memahami/pengalaman dalam bidang audit pengadaan
barang jasa pemerintah.
Syarat Personal
32
KRITERIA DAN KUALIFIKASI PROBITY AUDITOR

Syarat Formal
1. Memiliki Sertifikat Keahlian bidang Pengadaan Barang/Jasa
2. Memiliki pengalaman dalam audit PBJ
3. Memiliki Sertifikat Jabatan Auditor

Catatan:
• Sekurang-kurangnya memiliki sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor
dan pengalaman melakukan audit PBJ
• Dalam satu tim minimal 1 orang telah memenuhi kompetensi di
atas

33
02

Fokus dan Kriteria Pengujian Probity Audit


Kepatuhan Terhadap Prosedur PBJ
Peraturan Presiden nomor 16 tahun 2018
tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah dibuat lebih ringkas dan hanya
memuat prinsip dan norma-norma aturan
agar mempercepat dan memudahkan proses
pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa
Prinsip PBJ

Efektif Efisien Terbuka

Adil dan
Transparansi Tidak Bersaing
Diskriminatif

Akuntabel
Pelaksanaan Etika PBJ
Etika adalah batas atau nilai-nilai moral di mana pejabat bekerja.

Perilaku etis meliputi penerapan konsep kejujuran, integritas,


probity, ketekunan, keadilan, kepercayaan, rasa hormat, dan
konsistensi.

Pengadaan yang dilakukan dengan cara yang etis akan


memungkinkan pembeli dan pemasok potensial untuk saling
berhubungan dengan rasa saling percaya dan hormat
Pelaksanaan Etika PBJ
Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan
pengadaan barang dan jasa.

Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan


informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk
mencegah penyimpangan pengadaan barang dan jasa.
Pelaksanaan Etika PBJ
Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha yang tidak sehat.

Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang


ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait.
Pelaksanaan Etika PBJ
Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan
barang dan jasa.

Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan


negara.
Pelaksanaan Etika PBJ

Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau


kolusi.

Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk


memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa
saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan pengadaan barang/jasa.
03

Pendekatan dan Tahapan Probity Audit


Tahapan Probity Audit
TAHAPAN AUDIT
PERENCANAAN
Mendapatkan
Mendapatkan surat
Penyusunan Tim
PELAKSANAAN
pernyataan probity
mandat probity Audit dan Surat
dan surat representasi
audit Tugas Audit
manajemen

Probity audit
mengacu
1 2 3 4 5 6 pada
pedoman
pelaksanaan
probity audit

Penyusunan Pembicaraan
Penelaahan Awal Kerangka Acuan Awal dengan
Kerja Audit Pihak Auditan Pengkomunikasian
44
Hasil Audit
44
PERENCANAAN

1 Mendapatkan mandat probity audit

Penetapan/PKPT
• Penetapan PBJ oleh pejabat yang
berwenang dan/atau PKPT dapat
menjadi bentuk mandat

Permintaan
• Juga dapat dilaksanakan
berdasarkan permintaan tertulis
dari pimpinan instansi (PA/KPA)
45
PERENCANAAN

2 Penelaahan Awal
Materi ekspose a.l:
dapat dilakukan melalui  Ekspose ditujukan untuk mendapatkan gambaran utuh dan
mekanisme ekspose dan menyeluruh dari PBJ yang akan/sedang dilaksanakan
dilanjutkan dengan penilaian (meyakinkan titik kritis proses PBJ)
risiko penugasan  Dalam ekspose ini juga dibahas tujuan, ruang lingkup, rencana
waktu audit, batasan tanggung jawab probity auditor dan
Tujuan Penilaian risiko mekanisme yang dilakukan apabila ditemukan pelanggaran
penugasan adalah terhadap prosedur dan ketentuan pengadaan barang/jasa
serta pelanggaran prinsip-prinsip dan etika pengadaan
mengidentifikasikan barang/jasa
dan memitigasi risiko-risiko
 Dalam ekspose ini juga dibahas mengenai persyaratan
yang mungkin muncul dalam
kejujuran (probity requirement) sebagai kriteria probity audit
penugasan probity audit. yang akan dilaksanakan. 46
PERENCANAAN

Mendapatkan surat pernyataan probity dan surat


3
representasi manajemen

Isi surat pernyataan probity dan surata represntasi manajemen a.l:


 Pemahaman bahwa tanggung jawab proses PBJ sepenuhnya berada di manajemen
 Audit probity yang dilakukan adalah proses untuk membantu manajemen guna meyakinkan bahwa isu-isu
probity dan risiko fraud, serta dampaknya telah diantisipasi dan dikendalikan
 Jaminan bahwa data dan informasi yang disampaikan dalam rangka probity audit telah lengkap dan
disajikan dengan jujur dan transparan
 Komitmen manajemen PBJ untuk tidak melakukan kecurangan selama proses pengadaan barang/jasa
 Pemahaman bahwa hasil probity audit semata-mata didasarkan pada data dan informasi yang
disampaikan oleh manajemen
 Pernyataan kesediaan untuk diaudit dan persetujuan pemberian akses sepenuhnya kepada probity
auditor atas seluruh data, informasi, dokumen, sistem dan proses pengadaan barang/jasa yang diaudit.
 Pemahaman bahwa tanggung jawab tindak lanjut hasil probity audit sepenuhnya berada pada
manajemen PBJ.
 Pernyataan bahwa pengadaan barang/jasa yang akan dilakukan probity audit tidak sedang dalam
penanganan oleh aparat penegak hukum 47
Contoh Format

48
PERENCANAAN

Penyusunan Kerangka Apabila audit dilakukan oleh APIP dari eksternal


4 Acuan Kerja Audit K/L/D (BPKP), perlu dibuat kerangka acuan kerja
(KAK) audit.

 Penerbitan surat tugas hanya dapat dilakukan setelah


mempertimbangkan risiko (tidak ditangani APH, tahap
sebelumnya tidak bermasalah secara sigifikan)
Penyusunan Tim Audit
5 dan Surat Tugas Audit
 Susunan tim & waktu audit disesuaikan dengan ruang
lingkup audit dan risiko PBJ
 Mengacu pada kriteria dan persyaratan auditor
 Tim menyusun TAO dan program audit
 Mengikuti mekanisme unit kerja APIP yang bersangkutan

untuk membahas teknis pelaksanaan audit, serta


Pembicaraan Awal mendapatkan gambaran umum tahapan proses
6 dengan Pihak Auditan pengadaan barang/jasa pada saat audit mulai
dilakukan
49
PELAKSANAAN

PELAKSANAAN PENUGASAN

Atensi Manajemen (Early Warning)

Dengan mempertimbangkan risiko penugasan, auditor dapat


menghentikan penugasan

Wajib Melibatkan Tenaga Ahli untuk hal-hal diluar Kompetensi


Probity Auditor

50
KOMUNIKASI

PENGOMUNIKASIAN HASIL AUDIT

Laporan
Pembahasa
Pelaksanaan n Hasil
Hasil
Probity Probity
PBJ tidak sesuai Audit (BA)
ketentuan/pelanggaran Audit
prinsip dan etika PBJ,
Atensi Manajemen
(kondisi ketidaksesuaiannya dng
Early Warning probity requirement, penyebab,
dampak & saran perbaikkan)

51
FORMAT PENGKOMUNIKASIAN HASIL AUDIT

LAMPIRAN
LAPORAN
HASIL
AUDIT
(FORMAT SESUAI DENGAN
LAMPIRAN PEDOMAN
PROBITY AUDIT)

52
RINGKASAN MEKANISME PENUGASAN
1 Telaah atas permintaan audit

2 Permintaan audit dari pimpinan instansi dan harus didahului dengan ekspose

3 Dilakukan penilaian dan mitigasi risiko penugasan atas permintaan audit

4 Penerbitan surat tugas hanya dapat dilakukan setelah kriteria penugasan dipenuhi

5 Atensi Manajemen (Early Warning)

6 Dengan mempertimbangkan risiko penugasan, auditor dapat menghentikan penugasan

7 Wajib Melibatkan Tenaga Ahli untuk hal-hal diluar Kompetensi Probity Auditor

8 Mengutamakan peran APIP Internal (Pasal 76 Perpres 16/2018)


53
PENGELOLAAN RISIKO
PROBITY AUDIT

54
PENGELOLAAN RISIKO PROBITY AUDIT

RISIKO PENUGASAN RISIKO DALAM PROSES PBJ

• Pengelolaan risiko penugasan


merupakan bagian terintegrasi • Risiko pengadaan (titik kritis)
proses probity dipertimbangkan dalam
• Sadar Risiko (Risk Awarness)
• Mitigasi Risiko (Telaah
awal/Ekspose,MRL, Probity Requirement,
PROBITY menyusun program audit
• Fokus audit terhadap
kejadian yang berdampak
Pakta Integritas, syarat Kompetensi SDM, pada tujuan PBJ
atensi manajemen, titik kritis)
55
RISIKO FRAUD PBJ

Menggabung &
mark up suap Penunjukkan langsung
memecah pekerjaan

Mengatur/merekayasa memalsukan Mensubkontrakkan


spesifikasi diarahkan
proses lelang dokumen seluruh pekerjaan

Syarat lelang Mengurangi kuantitas


dan/atau kualitas Pengadaan fiktif Permasalahan Kontrak
membatasi peserta
barang/jasa

56
RISIKO FRAUD PBJ (e-procurement)

Kerja sama peserta


Penyalahgunaan Akses oleh pihak untuk
hak akses yang tidak berhak mempengaruhi
hasil tender

Dokumen yg
Kerja sama
dievaluasi tidak Pembatasan akses
pelaksana PBJ dan
sama dengan yg ke aplikasi
peserta
diunggah
57
TERIMA KASIH

58

Anda mungkin juga menyukai