Anda di halaman 1dari 20

Gaya dan Proses Geomorfologi

Untuk mengetahui kedalam bumi, geomorfologi


membutuhkan bantuan geofisika melalui penggunaan
alat-alat pengukur gelombang gempa bumi,
kemagnitan bumi dan gaya gravitasi .

Data-data yang terkumpul tersebut dianalisis dengan


hukum-hukum fisika untuk diperoleh gambaran dan
pengetahuan tentang sifat-sifat maupun susunan bumi
Melalui kajian astronomis, kita dapat mengetahui berat
jenis batuan penyusun bumi, termasuk kenyataan
bahwa makin mendekati inti, berat jenis batuan
penyusun bumi makin besar.

Berdasarkan pengamatan terhadap pecahan-pecahan


meteorit, Inti bumi diperkirakan berupa besi dan nikel
yang berbentuk cairan liat.
Bumi terdiri dari beberapa lapisan,
yaitu:
1.Kerak bumi Crust), tebal 6-50 km.
Tersusun dari materi-materi padat
yang kaya silisium dan uluminium.
Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu
granitis dan basaltis
2.Selimut bumi (mantle), terdiri dari
lithosfer, asthenosfer, dan mesosfer.
Tebalnya mencapai 2800 km.
3.Inti (core), terdiri dari outher core
(2160 Km) dan inner core (1320 Km)
Terdiri atas 2 lapisan:
1.Lapisan atas berupa
batuan jenis granitis
2.Lapisan bawah berupa
yang bersifat basaltis

Kerak bumi mengapung di


atas lapisan lunak. Kerak
bumi pembentuk benua
lebih tebal dengan massa
lebih ringan dibandingkan
dengan kerak bumi yang
membentuk dasar
samudera
Teori Terbentuknya Bumi
1. Teori Nebula oleh filsuf Jerman Immanuel Kant tahun 1755
2. Seorang naturalist Perancis George-Louise Leclerc, Comte de
Buffon
3. Hipotesis Nebula Pierre Simon, Marquis de Laplace
4. Hipotesis Planetesimal oleh Forest Ray Moulton dan T.C.
Chamberlin 1900
5. Teori pasang oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys
( dari Inggris ) 1918
6. Teori Lyttleton oleh seorang astronom yang bernama R.A.
Lyttleton
Gaya dan Proses Gomorfologi Asal Dalam
(Endogen)
Disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi di
bagian bawah kerak bumi (substratum)

J. Joly (19090: Terdapat proses-proses radio aktif kimia fisika


berantai sebagai sumber gaya (kekuatan) asal dalam (endogen)

Homes (1929): karena proses tersebut , menyebabkan terjadinya


arus-arus di dalam substratum , mengakibatkan adanya gaya dan
proses geologi serta geomorfologi asal dalam, seperti
tektogenesa dan vulkanisme
Gaya-gaya tersebut selalu mencari keseimbangan, tetapi selalu
terganggu oleh proses pendinginan bumi yang sifatnya
kompleks.

Setiap perubahan mendatangkan tegangan khemis fisis, yang


menjadi sumber tenaga, membangun bentuk2 permukaan bumi,
sehingga diastrofisme atau tektonik (Tekton=pembangun)

Gaya tersebut ada dua, yaitu epirogenesis dan orogenesia


Contoh gejala gaya
endogen: Gempa bumi,
gunung meletus,
terbentuknya rangkaian
pegunungan
mediterania, pasifik, dan
lain-lain
Teori Tektonik lempeng
Teori Undasi
Teori Undasi adalah teori yang disusun oleh Van Bemmelen
untuk menjelaskan proses terbentuknya busur-busur
pegunungan yang menjadi kerangka pokok pulau-pulau di
Indonesia dan sekitarnya.
Undasi adalah penggelombangan, sperti gelombang air yang
terjadi apabila kita melemparkan batu ke kolam. Ada dua
macam penggelombangan yaitu Undasi dan Oscillasi.
Undasi merupakan penggelombangan yang agak teratur tetapi
periodik/terputus-putus, artinya selang beberapa waktu
lamanya muncul baru muncul penggelombangan berikutnya.
Istilah ini digunakan oleh Van Bemmelen dan Stille.
Oscillasi adalah pengelombangan yang teratur seperti getaran
senar. Istilah ini digunakan oleh Haarmann dan Bailys.
Secara ringkas Van Bemmelen berpendapat bahwa
terbentuknya rangkaian busur pegunungan di Indonesia seperti
terbentuknya gelombang air pada saat kita melemparkan batu
ke air, menyebar dari suatu pusat undasi (tempat batu jatuh di
kolam) di mana selang beberapa saat kemudian akan terbentuk
busur gelombang yang melingkari pusat undasi dan selanjutnya
makin menyebar ke luar sampai akhirnya tidak nampak lagi
penggelombangan di tempat yang jauh dari pusat
penggelombangan tadi.

Dua busur gelombang yang terbentuk paling luar disebut busur


luar dan busur dalam.

Anda mungkin juga menyukai