• penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final; • arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan mengenai perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final. • Lembaga arbitrase di Indonesia (BANI) https://baniarbitration.org/about-bani Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) • BANI berkedudukan di Jakarta dan memiliki arbitrase wilayah di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Surabaya, Bandung, Medan, Denpasar, Palembang, Pontianak dan Jambi; • Di Indonesia minat untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase mulai meningkat sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU Arbitrase). Perkembangan ini sejalan dengan arah globalisasi, di mana penyelesaian sengketa melalui arbitrase telah menjadi pilihan pelaku bisnis untuk menyelesaikan sengketa bisnis mereka. Selain karakteristik cepat, efisien dan tuntas, arbitrase menganut prinsip otonomi para pihak, dan tidak bertele-tele karena tidak ada lembaga banding dan kasasi. Biaya arbitrase juga lebih terukur, karena prosesnya lebih cepat. • Keunggulan lain arbitrase adalah putusannya yang final dan mengikat (binding), selain sifatnya yang rahasia (confidential), di mana proses persidangan dan putusan arbitrase tidak dipublikasikan. Berdasarkan asas timbal balik putusan- putusan arbitrase asing yang melibatkan perusahaan asing dapat dilaksanakan di Indonesia, demikian pula putusan arbitrase Indonesia yang melibatkan perusahaan asing akan dapat dilaksanakan di luar negeri berdasarkan Konvensi New York 1958 tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing Tujuan BANI 1.Dalam rangka turut serta dalam upaya penegakan hukum secara otonom dan independen di Indonesia menyelenggarakan penyelesaian sengketa atau beda pendapat, melalui arbitrase dan bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya di bidang perdagangan, termasuk korporasi, konstruksi, asuransi, industri, keuangan, fabrikasi, Hak Kekayaan Intelektual, lisensi, franchise, minyak, gas bumi dan sumber daya alam lainnya, pelayaran/maritim, telekomunikasi, dan lain-lain dalam lingkup peraturan perundang-undangan dan kebiasaan internasional. 2.Menyediakan jasa-jasa bagi penyelenggaraan penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya, seperti negiosiasi, mediasi, konsiliasi dan pemberian pendapat yang mengikat sesuai dengan Peraturan Prosedur BANI atau peraturan prosedur lainnya yang disepakati oleh para pihak yang berkepentingan. 3.Menyelenggarakan pengkajian dan riset serta program-program pelatihan/pendidikan mengenai arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. BANI dan Kerjasama Internasional 1. The Japan Commercial Arbitration Association (JCAA); 2. The Netherlands Arbitration Institute (NAI); 3. The Korean Commercial Arbitration Board (KCAB); 4. Australian Centre for International Commercial Arbitration (ACICA); 5. The Philippines Dispute Resolution Centre(PDRCI); 6. Hong Kong International Arbitration Centre(HKIAC); 7. The Foundation for International Commercial Arbitration dan Alternative Dispute Resolution (SICA-FICA); 8. The Singapore Institute of Arbitrators (SIArb); 9. Arbitration Association Brunei Darussalam (AABD); 10. Asian International Arbitration Centre (AIAC); 11. The Belgian Centre for Arbitration and Mediation (CEPANI). 12. Thai Arbitration Centre (THAC); 13. Bangladesh International Arbitration Centre (BIAC); 14. China International Economic and Trade Arbitration Commission (CIETAC)