Anda di halaman 1dari 24

AKAD NIKAH

AKAD NIKAH

 Hal yang penting dalam pernikahan


adalah adanya kerelaan dan
persetujuan.
 Persetujuan itu harus diungkapkan
secara jelas dalam suatu kesepakatan
yang disebut dengan akad, yakni
akad nikah.
AKAD NIKAH

• Akad nikah: Perjanjian antara dua


pihak yang melangsungkan
perkawinan dalam bentuk ijab dan
kabul.
• Ijab : penyerahan dari pihak pertama
(wali mempelai perempuan)
• Kabul : penerimaan dari pihak kedua
(mempelai laki-laki)
SYARAT AKAD NIKAH

• Dimulai dengan ijab diikuti dengan


kabul.
• Materi ijab dan kabul harus sama.
• Ijab dan kabul diucapkan secara
bersambungan.
• Menggunakan lafadz yang jelas dan
terang (nikah atau tazwij)
SYARAT AKAD NIKAH
MENURUT SAYYID SABIQ
 Ijab kabul dilaksanakan dalam satu majlis,
dalam satu tempat, tidak diselingi oleh hal-
hal lain, dan dihadiri oleh minimal 4 orang :
mempelai laki-laki, wali dari mempelai
wanita, dua orang saksi.
 Kabul tidak boleh berbeda dengan ijabnya.
 Semua pihak yang terlibat harus
mendengar semua pernyataan kedua belah
pihak yang melakukan ijab kabul.
LAFAL IJAB DALAM AKAD
NIKAH

‫أنكحتك وزوجتك بنتي ________ على‬


‫المهر _____ حاال‬

“Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan


engkau dengan putriku ______ dengan
mahar _______ dibayar tunai”
LAFAL KABUL DALAM AKAD
NIKAH

‫قبلت نكاحها و تزويجها على المهر‬


‫المذكور‬

"Saya terima nikah dan kawinnya


dengan mahar yang telah disebutkan"
PASAL 27 KHI

Ijab dan kabul antara wali dan


calon mempelai pria harus
jelas, beruntun dan tidak
berselang waktu.
MAHAR
 Etimologis : maskawin
 Terminologis : Pemberian khusus
yang bersifat wajib dari mempelai
laki-laki kepada mempelai
perempuan berupa uang, barang,
atau jasa sebagai akibat
berlangsungnya akad nikah.
 Istilah lain : shadaq, nihlah,
faridhah, ujur, ‘uqar.
 Mahar bukan rukun nikah, tetapi
syarat.
 Mahardiberikan suami kepada istri
sebagai tanda keseriusan untuk
menikahi, cinta, dan penghormatan
kepada wanita tersebut.
 Mahar tidak dimaksudkan sebagai
harga “pembelian” seorang
perempuan.
QS. AN-NISA’ : 4

‫َو َء اُتوْا ٱلِّنَس آَء َص ُد َقٰـ ِتِهَّن ِنْح َلًة َفِإن ِط ْبَن َلُك ْم‬
‫َع ن َش ْى ٍء ِّم ْنُه َنْفسًا َفُك ُلوُه َهِنيئًا َّمِر يئًا‬

“Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada


perempuan (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu
sebagian (mahar) itu dengan senang hati,
maka terimalah dan nikmatilah dengan
senang hati.”
KESIMPULAN HUKUM

 Mahar hukumnya wajib karena


terjadinya pernikahan.
 Mahar diberikan oleh suami kepada
istri.
 Mahar diberikan atas kerelaan kedua
belah pihak.
 Mahar menjadi hak penuh istri.
KADAR MAHAR

 Tidak
ada ketentuan tentang
besarnya mahar.
 Disesuaikan
dengan kebiasaan
pada tempat dan daerahnya.
 Ataskesepakatan kedua belah
pihak.
HADITS NABI SAW

Diriwayatkan dari Amir bin Rabi’ah


bahwa seorang wanita dari Bani
Fazarah menikah dengan mahar
sepasang sandal. Nabi bertanya :
“Relakah kamu dinikahi dengan
mahar sepasang sandal”. Wanita itu
menjawab : “Ya”. Maka Nabi
merestuinya.
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
 “Kawinlah walau dengan mahar
sebuah cincin dari besi” (HR.
Bukhari)
 “Sebaik-baik wanita adalah yang
paling cantik wajahnya dan paling
murah maharnya” (HR. Ibnu Majah)
 “Wanita yang paling membawa
berkah adalah yang paling sedikit
maharnya” (HR. Bukhari dan Muslim)
SYARAT MAHAR

1. Jelas diketahui bentuk dan


sifatnya.
2. Milik sendiri secara penuh (dzat
dan manfaatnya).
3. Bukan barang yang haram untuk
diperjual-belikan.
4. Dapat diserahkan pada waktunya.
MACAM-MACAM MAHAR

 MAHAR MUSAMMA : mahar yang


disebutkan bentuk, wujud, atau
nilainya secara jelas dalam akad
nikah.
 MAHAR MITSIL : mahar yang tidak
disebutkan jenis dan jumlahnya pada
waktu akad nikah (dibayar sebesar
mahar yang diterima oleh perempuan
lain dalam keluarganya).
PEMBAYARAN MAHAR
SETELAH TERJADI CERAI
 Cerai terjadi sebelum hubungan kelamin
dan mahar sudah ditentukan, wajib dibayar
separuh.
 Cerai terjadi sebelum hubungan kelamin
dan mahar tidak dijelaskan, wajib
memberikan mut’ah.
 Cerai terjadi setelah terjadi hubungan
kelamin atau salah satu pihak meninggal
dunia, wajib dibayar seluruhnya.
QS. AL-BAQARAH : 237

‫َو ِإن َطَّلْقُتُم وُهَّن ِم ن َقْبِل َأن َتَم ُّس وُهَّن َو َقْد َفَر ْض ُتْم‬
‫َلُهَّن َفِر يَض ًة َفِنْص ُف َم ا َفَر ْض ُتْم‬

“Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum


kamu bercampur dengan mereka padahal
telah kamu tentukan maharnya, maka
bayarlah separuh mahar yang telah kamu
tentukan itu”.
‫‪QS. AL-BAQARAH : 236‬‬

‫اَل ُج َناَح َع َلْيُك ْم ِاْن َطَّلْقُتُم الِّنَس ۤا َء َم ا َلْم‬


‫َتَم ُّس ْو ُهَّن َاْو َتْفِر ُض ْو ا َلُهَّن َفِر ْيَض ًةۖ ‬
‫وََّم ِّتُعْو ُهَّن َع َلى اْلُم ْو ِس ِع َقَد ُر ٗه َو َع َلى‬
‫اْلُم ْقِتِر َقَد ُر ٗه ۚ َم َتاًع اۢ ِباْلَم ْع ُر ْو ِۚف َح ًّقا َع َلى‬
‫اْلُم ْح ِس ِنْيَن‬
“Tidak ada sesuatupun (mahar) atas
kamu, jika kamu menceraikan istri-
istrimu yang belum kamu campuri dan
belum kamu tentukan maharnya. Dan
hendaklah kamu beri mereka mut’ah
bagi yang mampu menurut kemampuan
dan bagi yang tidak mampu
kesanggupannya, yaitu pemberian
dengan cara yang patut, yang
merupakan kewajiban bagi orang-orang
yang berbuat kebaikan”.
QS. AN-NISA’ : 24

‫َفَم ا ٱْس َتْم َتْع ُتْم ِبِه ِم ْنُهَّن َفَـاُتوُهَّن ُأُج وَر ُهَّن‬
‫َفِر يَض ًة‬

“Wanita-wanita yang telah kamu campuri,


hendaklah kamu berikan maskawin mereka
sebagai suatu kewajiban.”
MAHAR DALAM KHI

 Pasal 30 : Calon mempelai pria wajib


membayar mahar kepada calon mempelai
wanita yang jumlah, bentuk, dan jenisnya
disepakati kedua belah pihak.
 Pasal 31 : Penentuan mahar berdasarkan
atas kesederhanaan yang dianjurkan oleh
ajaran Islam.
 Pasal 32 : Mahar diberikan langsung
kepada calon mempelai wanita dan sejak
itu menjadi hak pribadinya.
PASAL 35

1. Suami yang mentalak istrinya qabla


dukhul wajib membayar setengah mahar
yang telah ditentukan dalam akad nikah.
2. Apabila suami meninggal dunia qabla
dukhul, seluruh mahar yang ditetapkan
menjadi hak penuh istrinya.
3. Apabila perceraian terjadi qabla dukhul
tetapi besarnya mahar belum ditetapkan,
maka suami wajib membayar mahar
mitsil.

Anda mungkin juga menyukai