HEMATOLOGI
Prof Dr Eddy Mart Salim, SpPD, KAI
1 Safar 1442 H/ 19 sep 2020
FK UMP
PENDAHULUAN
Adalah studi antigen golongan darah
dan antibodi serta interaksinya pada
orang sehat dan sakit.
Semua sel darah dibentuk dalam
sumsum tulang.
n Proses pembentukan (hematopoiesis)
dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
sel induk yang pleuripoten, sel
progenitor dan sel matang
n Sel induk hematopoietik (SIH) adalah
pleuripoten, berarti dapat berkembang
menjadi semua jenis sel darah dan
mengekspresikan molekul protein CD34.
n Selama perkembangan embrionik, SIH
ditemukan di hati & sutul & berkembang
atas pengaruh CSF menjadi sel yang
khusus
I. SEL PROGENITOR
n Ada dua jenis sel progenitor yang dapat
berkembang dan berdiferensiasi menjadi sel
progenitor umum limfoid dan mieloid.
n Prekursor sel T (timosit) dipengaruhi IL7 yang
dilepas sel stroma nonlimfoid sutul berupa
makrofag & adiposit selanjutnya berkembang
dalam timus dari prekursor timosit yang juga
berasal dari sutul.
n Perkembangan sel B terjadi dlm sutul.
n Jalur perkembangan sel NK belum diketahui.
A. Sel progenitor mieloid
n Sel darah utama seperti granulosit &
monosit/makrofag berasal dari progenitor
mieloid yang sama dari eritrosit dan
trombosit.
n Berbagai diferensiasi terjadi atas pengaruh
berbagai faktor pertumbuhan
B. Sel progenitor limfoid
n Sel yang berkembang menjadi sel B dan
sel T.
n Sel B: memproduksi ab,mengekspresikan
Ig sbg reseptor Ag spesifik bersama MHC-II
& koreseptor CD 19.
n Sel T berukuran kecil, nukleus besar &
sitoplasma sedikit. Bila dirangsang Ag
menjadi sel limfoblas dengan sitoplasma
dan organel yang lebih banyak
n Sel T berkembang menjadi 2 subset sel:
– CD4+ Th yang berkembang menjadi
sel Th1 & Th2
– CD8+ CTL/Tc.
n Sel T juga mengekspresikan reseptor T
spesifik yang berperan dalam proteksi thd
infeksi virus & intraselular lain.
n Sel NK adalah limfosit yang berasal dari
sel induk yang berbeda. Merupakan
bagian dari sistem imun nonspesifik,
infeksi virus, dan tumor.
II. SEL-SEL DARAH
n Darah mengandung banyak komponen2
penting sistem imun, sel-sel hematopoietik,
protein dan cairan yang bersirkulasi ke
seluruh tubuh
n Sel hematopoietik dibagi atas mieloid, limfoid
dan eritroid (berdasarkan perkembangan dan
fungsi spesifik sebagai sel efektor)
n Komponen nonselular darah adalah protein
yg juga berfungsi dlm sistem imun ADCC.
A. Neutrofil
n Disebut neutrofil PMN karena mempunyai nukleus
dengan 2-5 lobus.
n Peranan utamanya sbg pertahanan awal imunitas
nonspesifik thd infeksi bakteri.
n Mempunyai aktivitas fagositik dan sitotoksik,
bermigrasi ke tempat inflamasi dan infeksi atas
pengaruh faktor kemotaktik
n Mengandung granul primer yg berisi enzim
mieloperoksidase, elastase dan granul sekunder
yang mengandung lisin, kolagenase dan lainnya.
B. Sel mast dan eosinofil
n Sel mast mengandung granul heparin dan
histamin dan mengekspresikan reseptor
spesifik pada permukaannya (Fcα-R).
n Eosinofil: nukleus dengan 2-3 lobus,
mengandung granul spesifik yang berisikan
heparin, peroksidase dan enzim hidrolitik
n Eosinofil mempunyai kapasitas fagositik
dan sitotoksik, mengekspresikan FcƐ -R &
berperan dalam infeksi tertentu tu cacing.
C. Monosit dan makrofag
n Monosit merupakan sel darah terbesar,
memiliki granul & inti berbentuk lobular,
aktivitas bakterisidal & berperan dlm ADCC.
n Monosit bermigrasi ke jaringan menjadi
makrofag jaringan (makrofag residen)
misalnya set Kupffer di hati.
n Monosit dan makrofag mengekspresikan
pertanda protein CD 14.
n Makrofag mempunyai kemampuannya
memproses dan mempresentasikan antigen.
D. Sel dendritik
n Sel dg bentuk tidak teratur & banyak
cabang2 proyeksi membran.
n Sel dendritik yang matang tidak fagositik,
ttp mengekspresikan molekul MHC-II dan
merupakan APC profesional.
n Di kulit disebut sel Langerhans epidermal.
Berperan dalam presentasi antigen ke sel
T dan aktivasi limfosit.
E. Eritrosit
n Eritrosit memiliki reseptor komplemen
yang dapat mengikat kompleks imun.
n Mengangkut kompleks imun ke hati untuk
dilepas ke sel Kupffer yang memakannya.
n Berperan penting dalam eliminasi
kompleks imun dari sirkulasi terutama
pada infeksi yang persisten dan pada
beberapa penyakit autoimun
F. Trombosit
n Perannya dlm hemostasis melalui pembentukan
agregasi pada dinding vaskular yang rusak dan
dalam inflamasi.
n Jumlah trombosit menurun bila ada perdarahan.
n Agregat yang berisikan trombosit dan leukosit
ditemukan dalam berbagai keadaan seperti
syok, gangguan pernapasan pada orang
dewasa, endokarditis bakterial dan penyakit
autoimun.
Peranan trombosit:
a. Hemostasis
n Trombosit terpajan dengan matriks
ekstraselular akibat kerusakan sel endotel,
trombin dari kaskade koagulasi, ADP dan
TXA2 yang dilepas trombosit lain Agregasi
trombosit (berinteraksi dg permukaan
prokoagulan dari sel endotel dan monosit dan
penglepasan faktor jaringan yang rusak)
terbentuk jaringan polimerisasi fibrin dan
gumpalan trombosit yang diperlukan untuk
menutup vaskular yang rusak.
b. Modulasi respons inflamasi
n Agregasi trombosit akan memudahkan
pajanan sel endotel, otot polos vaskular
dan leukosit dengan produk trombosit yang
bersifat proinflamasi (metabolit asam
arakidonat, protease, ADP dan faktor
pertumbuhan).
n Glikoprotein 1b bersama faktor vWf (dulu
von Willebrand factor) adalah molekul
adhesi yang diperlukan untuk ikatan
dengan sel endotel.
n Trombosit mengikat monosit melalui
interaksi antara trombospondin (pada
permukaan trombosit) dan reseptor
trombospondin pada permukaan monosit.
n Trombosit juga memodulasi respons
neutrofil melalui adhesi, agregasi dan
kemotaksis mengerahkan neutrofil ke
tempat inflamasi.
n Produk trombosit juga meningkatkan
respons toksik neutrofil.
n Efek serupa juga tjd terhadap monosit dan
eosinofil
c. Aktivasi trombosit oleh PAF dan parasit
n Trombosit diaktifkan oleh PAF berupa mediator
yang dilepas sel mast dan sel endotel.
n PAF dapat menimbulkan vasodilatasi,
kebocoran vaskular dan bronkokonstriksi.
n Parasit yang dilapisi IgG dan atau IgE diduga
dpt mengaktifkan trombosit melalui reseptor
Fcγ di permukaan sel mediator dilepas
mengaktifkan komplemen & melepas kemokin
menarik leukosit ke tempat kerusakan
jaringan oleh trauma /infeksi parasit.
d. Sel efektor sitotoksik
n Trombosit berfungsi sebagai sel efektor
terhadap manifestasi parasit seperti
skistosoma & filaria, mekanisme kerjanya
belum diketahui.
e. Penyembuhan jaringan
n PDGF-β merupakan perangsang poten untuk
migrasi, proliferasi fibroblas dan otot polos
serta berperan pada penyembuhan luka,
reaksi fibrotik dan pembentukan jaringan
ikat.
f. Mediator yang dilepas trombosit
n Trombosit melepas faktor kemotaktik: PF4,
PDGF, PAF, RANTES, TGF-β, IL-6, IL-8
dan produk lipoksigenase 12-HETE dan
LT4B.
n Histamin, serotonin & protein kationik
menginduksi vasodilatasi, sedang
serotonin, PAF dan tromboksan
menimbulkan bronkokontsriksi.
n Trombosit yang dirangsang produksi
ROI (hidroperoksid dan superoksid)
menjadi sitotoksik untuk bakteri & parasit.
n Pada kerusakan endotel trombosit
melekat & menggumpal melepas
serotonin meningkatkan
permeabilitas vaskular & mengaktifkan
komplemen yang melepas faktor
kemotaktik.
III. PENYAKIT-PENYAKIT IMUN DARAH
anemia aplastik
n Sel2 darah berasal dari sel asal, berproliferasi dan
berdiferensiasi. CSF dapat merangsang, sedang
TNF-β, iFN-α, IFN-y menekan hematopoiesis.
n Kegagalan sumsum tulang dapat disebabkan oleh
kerusakan /supresi sel asal dan sel progenitor.
terbanyak akibat pajanan obat sitotoksik
(kemoterapi kanker) apoptosis dari sel
progenitor hernatopoietik yang berproliferasi.
n Bahan toksik industri atau penyinaran
& autoimun berperan dalam
patogenesis kegagalan hernatopoietik
didapat.
2. Anemia aplastik didapat (AAD)
n Ditemukan pada 1,5-7 kasus per 1 juta
populasi per tahun.
n AAD idiopatik dapat ditemukan pada usia
dini sampai usia lanjut.
n Ada hubungan antara hepatitis akut dan
beberapa kasus AAD. Beberapa jenis
obat menunjukkan hubungan dengan
AAD misalnya kloramfenikol. Ekspesi
IFN-y & TNF-a oleh sel mononuklear
sumsum tulang meningkat. Dalam
biakan, IFN-y dan TNF-a menurunkan
hematopoiesis.
3. Sindrom mielodisplastik
n Merupakan anemia hipoproliferatif refrakter
dengan sumsum tulang , dapat disertai
beberapa kelainan morfologi (displasia) sel
hematopoietik seperti kelainan kariotipik,
sitopenia, diseritropoiesis, kelainan
megakariosit, displasia granulosit & sitoplama
hipogranular.
n Autoimun diduga berperan dalam patogenesis
beberapa SMD. Mekanismenya belum
diketahui.
4. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
(HNP)
n adalah penyakit klon sel hematopoietik
yang ditandai dengan hemolisis episodik
dan trombosis vaskular.
n HNP ditandai oleh defisiensi ekspresi
beberapa molekul membran. Sel darah
merah pada HNP sangat rentan terhadap
efek sitolisis komplemen.
5. Aplasia sel darah didapat murni
(ASDDM)
n Merupakan penyakit supresi produksi sel
darah merah yang berat yang menimbulkan
anemia, tanpa disertai neutropenia dan
trombositopenia.
n Dikarenakan adanya virus di sumsum
tulang. Juga ditemukan bentuk noninfeksi
yg diduga autoimun.
n ASDDM sekunder dapat berhubungan
dengan timoma, neoplasma
hematopoietik (limfoma dan CLL dan
neoplasma nonhematologik, reaksi
idiosinkrasi terhadap obat, infeksi,
kehamilan & sering disertai LGL.
6. Trombositopenia idiopatik
n Dapat akut atau kronis, ditimbulkan oleh
antibodi yang merusak trombosit.
n Pada anak penyakit tersebut sering
didahului infeksi virus.
n Gambaran klinis patologik: perdarahan di
gusi dan saluran gastrointestinal dan
kencing. Jumlah trombosit sangat menurun
& splenektomi dapat menguntungkan.
n Trombositopenia imun dapat berupa
primer idiopatik atau sekunder dengan
perjalanan akut atau kronis.
n Jenis sekunder lebih sering bersifat
kronis dan dapat terjadi pada LES dan
penyakit limfoproliferatif termasuk LNH &
CLL.
n Mekanisme trombositopenia yang
ditimbulkan obat adalah sama dengan
yang terjadi pada anemia oleh obat. Obat
yang sering menimbulkan kelainan
tersebut adalah kinin, kuinidin & sedormid.
n Obat lain pencetus ITP adalah
sulfonamide, antihistamin, quinidin dan
quinin. Kompleks obat-antibodi diabsorpsi
trombosit yang kemudian mengaktifkan
komplemen.
n Pada pemeriksaan imunologik ditemukan
antibodi IgG spesifik terhadap trombosit.
Trombosit yang dilapisi antibodi akan
dihancurkan terutama oleh makrofag di
limpa dan hati
7. Sindrom kegagalan sumsum
kongenital
n Anemia Fanconi ditandai oleh kegagalan
hematopoietik jalur multipel yang
berhubungan dengan anomali anatomik
(tidak ada tulang lengan atau jari) dan
kelainan kromosom.
8. Penyakit lain-lain
i. Penyakit gangguan proliferasi LGL
n Disebut juga leukemia LGL yang diduga
berhubungan dengan satu atau lebih penyakit
autoimun.
n Infeksi virus yang tidak dikenal diduga berperan
dalam patogenesis penyakit.
n LGL mengekspresikan protein sitotoksik,
perorin dan ligand Fas, yang merupakan ciri
khas aktivasi sel T sitotoksik.
ii. Neutropenia siklik
n Neutropenia siklik (NS) ditandai dengan
penurunan neutrofil dalam sirkulasi
periodik yang disertai dengan
peningkatan risiko invasi bakteri.
n Bentuk didapat pada orang dewasa
berhubungan dengan sindom proliferatif
LGL.
iii. Trombositopenia amegakariositik
n Trombositopenia amegakariositik (TA)
merupakan sindrom kegagalan sumsum
tulang yang melibatkan hilangnya
megakariosit dan terjadinya
trombositopenia perifer.
n TA dapat merupakan limfoma nonHodgkin.