Anda di halaman 1dari 24

Ekonomi Pembangunan Lanjutan

Modul 2
Masalah Kemiskinan

Jakarta, 10 Maret 2023

www.ut.ac.id
KB 1
Jenis-jenis Kemiskinan dan Indikatornya

Jakarta, 10 Maret 2023

www.ut.ac.id
A . Masalah Kemiskinan

Pada tahun 1990 yang lalu, perhatian masyarakat terhadap masalah kemiskinan kembali digugah
setelah cukup lama tidak banyak diperbincangkan di media massa. Perhatian masyarakat tersebut
berawal dari pernyataan Bank Dunia (1990) di media massa yang memuji keberhasilan Indonesia
dalam mengurangi jumlah penduduk miskin. Menurut Bank Dunia, Indonesia telah berhasil
mengurangi jumlah penduduk miskin secara relative dari 40.08 persen pada tahun 1976 menjadi
17,42 persen dari jumlah populasinya pada tahun 1987. suatu penurunan angka kemiskinan yang
cukup drastic hanya dalam kurun waktu 10 tahun.

www.ut.ac.id
A . Masalah Kemiskinan

Namun, ternyata kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa secara absolut jumlah penduduk
Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan masih cukup banyak, yaitu 22,6 juta jiwa
pada tahun 1996. selain itu, masih banyak pula penduduk yang pendapatannya hanya sedikit sekali
di atas batas garis kemiskinan. Kelompok “nyaris miskin” ini sangat rawan terhadap perubahan-
perubahan keadaan ekonomi, seperti adanya kenaikan pada komoditas-komoditas kebutuhan pokok,
atau menurunnya laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, masalah kemiskinan ini masih tetap
perlu diperhatikan secara serius karena tujuan utama dari pembangunan Indonesia adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

www.ut.ac.id
B. Jenis-Jenis Kemiskinan

Kemiskinan punya makna yang luas dan memang tidak mudah mengukurnya.
Namun dalam bagian ini dijelaskna dua macam kemiskinan yang paling umum
digunakan, yaitu: Kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.

www.ut.ac.id
1. Kemiskinan Absolut

Pada dasarnya, konsep kemiskinan sering kali dikaitkan dengan sebuah perkiraan
atas tingkat pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan atau tingkat kebutuhan biasanya
hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yang
memungkinkan seseorang untuk dapat hidup secara layak.

Sumber gambar:
Kumparan.com

www.ut.ac.id
2.Kemiskinan Relatif

Orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan
dasar minimum tidak selalu berarti orang tersebut “tidak miskin”. Beberapa pakar
berpendapat bahwa meskipun pendapatan seseorang sudah mencapai tingkat
kebutuhan dasar minimum, namun ternyata pendapatan orang tersebut masih jauh
lebih rendah dibandingkan pendapatan masyarakat sekitarnya, maka orang tersebut
masih berada dalam kategori miskin. Ini terjadi karena kemiskinan lebih banyak
ditentukan oleh keadaan sekitarnya, dari lingkungan orang yang bersangkutan.
Konsep inilah yang kemudian kita kenal sebagai konsep kemiskinan relative.

www.ut.ac.id
C. Indikator Kemiskinan

Ada beberapa macam ukuran yang sering kali digunakan sebagai indicator
kemiskinan, antara lain:

1. Tingkat Konsumsi Beras

2. Tingkat pendapatan,

3. Indeks kesejateran rakyat

4. Indeks kemiskinan manusia (IKM)

www.ut.ac.id
Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia.

www.ut.ac.id
KB 2
Penyebab Kemiskinan

Jakarta, 10 Maret 2023

www.ut.ac.id
A . Penyebab Kemiskinan, Kemiskinan Struktural, dan Kemiskinan Kultural

Sharp et al, (1996) mengidentifikasi penyebab-penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi,
yaitu:
1. ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang
timpang.
2. kualitas sumber daya manusia yang rendah.
3. Perbedaan akses dalam modal

www.ut.ac.id
• Kemiskinan Struktural

kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang


dialami oleh kelompok masyarakat karena
struktur sosial masyarakat tersebut tidak bisa
menggunakan sumber pendapatannya.

Sumber photo: https://www.detik.com/


www.ut.ac.id
Kemiskinan Kultural
kemiskinan yang disebabkan oleh tingkat pendidikan, kesetiaan, ketaatan, pengetahuan, adat budaya,
serta kepercayaan yang melekat pada diri seseorang hingga menjadi gaya hidup

sumber photo: freepik.com


www.ut.ac.id
B . Lingkaran Kemiskinan (Vicious Circle of Poverty)

www.ut.ac.id
KB 3
Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Jakarta, 10 Maret 2023

www.ut.ac.id
A . Strategi Penanggulangan Kemiskinan dan Penerapannya

Berangkat dari berbagai dimensi kemiskinan dan penyebab kemiskinan yang telah dibahas
sebelumnya, bagian ini akan membahas strategi penanggulangan kemiskinan, terutama di Indonesia.

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia

2. Pembagunan Pertanian dan Pedesaan

3. Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

www.ut.ac.id
B . Program-program Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia

Pemerintah Indonesia pernah menerapkan berbagai macam program pengentasan kemiskinan di


Indonesia. Setiap Presiden mempunyai program. Contoh Pada masa pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudoyono.

1. Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK),

2. Bantuan Langsung Tunai (BLT),

3. Program Pengembangan Kecamatan (PPK),

4. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP),

5. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Jaminan Kesehatan Masyarakat.

www.ut.ac.id
Sumber. Kompas.id

www.ut.ac.id
www.ut.ac.id
www.ut.ac.id
www.ut.ac.id
C . Rekomendasi Internastional Labor Organization (ILO) Untuk Mengatasi Kemiskinan yang
terjadi di Indonesia

International Labor Organization (ILO) (2004) dalam Masukan ILO atas Poverty Reduction Strategy
Paper (PRSP) Indonesia, merekomendasikan beberapa masukan untuk mengatasi kemiskinan yang
terjadi di Indonesia, yaitu:

1. Menciptakan kesempatan melalui penyeimbangan antara pertumbuhan dan lapangan kerja.

2. Memberdayakan kaum miskin melalui peningkatan tata pemerintahan (good governance) yang
baik di pasar tenaga kerja.

3. Mengembangkan kemampuan melalui penguatan modal manusia.

4. Menyediakan perlindungan sosial bagi semua penduduk.

www.ut.ac.id
D . Strategi Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan

Sejumlah komponen strategi untuk mewujudkan upaya penanggulangan kemiskinan secara efektif, meliputi:

1. Pengumpulan informasi (information gathering)


2. Kebijakan harus berfokus pada pembangunan asset yang dimiliki masyarakat miskin (focus on building
assets).
3. Hak untuk mendapatkan tanah (the right to adequate land and water).
4. Pencapaian standar tingkat kesehatan dan tingkat melek huruf minimal (basic health care and literacy)
5. Penyediaan infrastructure
6. Keterlibatan institusi dan masyarakat local.
7. Proyek Pemerintah (Public works)
8. Program penyediaan pangan yang terdesentralisasi

www.ut.ac.id
Terima kasih
Semoga semakin sukses

Jakarta, 10 Maret 2023

www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai