Anda di halaman 1dari 25

Definisi, Sifat-sifat Beton

dan baja Tulangan


Beton merupakan material yang diperoleh dengan
mencampurkan bahan-bahan agregat halus (pasir) dan
agregat kasar (kerikil / batu pecah) atau bahan lain
semacamnya, dengan menambahkan secukupnya bahan
perekat semen, dan air sebagai pembantu guna
keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan
perawatan beton berlangsung.
Arti Kata Beton
Matriks komposisi
Semen Pasta
+ Semen
Air /grout Mortar
+
Agregat halus, misalnya pasir Beton
+
Agregat kasar, misalnya krikil/BPc

Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture)
untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau
beton keras.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata
Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh
bersama Atau menggabung menjadi satu.

Dalam bahasa Jepang digunakan kata katau-zai, yang arti harafiahnya material-material
seperti tulang; mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan.

2
Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran, dan
merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability)
beton merupakan fungsi dari banyak faktor, di antaranya adalah nilai banding
campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan
finishing, temperatur, dan kondisi perawatan pengerasannya.

Beton sesuai dengan sifatnya, tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu
tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam
suatu sistem struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang
terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul di dalam
sistem.

Untuk keperluan penulangan tersebut, digunakan bahan baja yang memiliki sifat
teknis menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja
lonjoran ataupun kawat rangkai las yang berupa batang kawat baja yang dirangkai
(dianyam) dengan teknis pengelasan. Agar dapat berlangsung lekatan yang erat antara
baja tulangan dengan beton, selain batang polos berpenampang bulat (BJTP) juga
digunakan batang deform (BJTD).
Tidak ada beban Terbeban
Beton bertulang

Tidak ada beban Terbeban


Beton Prestress

Beton Bertulang (reinforced concrete)= Beton + Baja tulangan

Beton Pratekan (presstressed concrete) = Beton bertulang + Baja prategang

4
Defenisi
Berikut ini akan dijelaskan mengenai defenisi
dari beberapa jenis beton dan baja tulangan
sebagai berikut :
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.

Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas


dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai
minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa prategang,
dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya
yang bekerja.
Beton pratekan adalah beton bertulang yang telah
diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan
tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
Beton pracetak adalah elemen atau komponen beton
tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu
sebelum dirakit menjadi bangunan.

Beton polos adalah beton tanpa tulangan atau mempunyai


tulangan tetapi kurang dari ketentuan minimum.
Tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau deform
atau pipa yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada
komponen struktur, tidak termasuk tendon prategang,
kecuali bila secara khusus diikut sertakan.
Tulangan polos adalah batang baja yang
permukaan sisi luarnya rata tidak bersirip atau
berukir.

Tulangan deform adalah batang baja yang


permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi
bersirip atau berukir.

Tulangan spiral adalah tulangan yang


dililitkan secara menerus membentuk suatu
ulir lingkar silindris.
SIFAT-SIFAT BETON
 Kekuatan Tekan Beton

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan tekan


beton antara lain:
 Faktor air semen (FAS).
 Kekerasan agregat halus dan kasar.
 Prosedur pemeriksaan mutu untuk pengecoran dan
pengangkutan serta pemadatan di lapangan.
 Umur beton.
 Sifat-sifat tegangan beton juga dipengaruhi oleh
kecepatan pembebanan.
Perbandingan air terhadap semen merupakan faktor utama di dalam
penentuan kekuatan beton, semakin rendah perbandingan air-semen,
semakin tinggi kekuatan tekan beton, seperti diperlihatkan pada
Gambar berikut :
hubungan antara regangan dan tegangan tekan beton yang dibebani
normal seperti yang disajikan pada Gambar berikut :
Tabel 1.1 Kuat tekan beton yang
disyaratkan.

Mutu beton f’c (Mpa) f’c (kg/cm2)

15 15 150

20 20 200

25 25 250

30 30 300

35 35 350
KEKUATAN TARIK BETON
Kekuatan tarik beton dalam praktek mempengaruhi rambatan terjadinya
retak. Kekuatan tarik dapat ditentukan dengan percobaan “Pembebanan
Selinder” (The Split Selinder) menurut ASTM 496. Tegangan tarik dapat
dihitung dengan :
MODULUS ELASTISITAS BETON
Rangkak dan Susut
Rangkak (Creep) beton.
Rangkak beton adalah penambahan
regangan akibat beban tetap dan
merupakan fungsi dari waktu.
Rangkak tak dapat langsung ditentukan,
tetapi dari regangan elastis pada regangan
susut terhadap regangan total dapat
ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
rangkak, antara lain :
a. Komposisi dan kehalusan semen,
campuran, ukuran, mutu dan isi mineral
dari agregat.
b. Faktor air semen (FAS).
c. Suhu pada pengerasaan dan kebasahan.
d. Kelembaban nisbi.
e. Umur beton.
f. Lamanya pembebanan.
g. Besarnya tegangan.
h. Slump.
SLUMP TEST
slump
12”

1 2 3 4

1. Layer 1: Fill 1/3 full. 25 stokes


2. Layer 2: Fill 2/3 full. 25 stokes
3. Layer 3: Fill full. 25 stokes
4. Lift cone and measure slump (typically 2-6 in.)
Susut beton
Pada dasarnya ada dua tipe susut, yaitu
susut plastis (Plastic Shrinkage) dan
susut kering (Drying Shrinkage).
Susut plastis terjadi beberapa jam sesaat
beton sudah dicor dalam cetakan
bekisting.
Sedangkan susut kering terjadi setelah
proses pengikatan (setting time) selesai.
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
penyusutan, antara lain :
a. Agregat
b. FAS
c. Ukuran elemen beton
d. Kondisi sekeliling lingkungan
e. Jumlah Penulangan
f. Admixture
g. Tipe semen
h. Kelembaban
Kekuatan Tarik Baja
Sifat-sifat baja yang penting antara lain :
a. Modulus elastisitas baja ( Ea ) = 2. 105 MPa.
b. Tegangan leleh baja ( fy )
Bentukbentuk baja tulangan untuk beton adalah :

1. Besi/baja, terdiri dari


a. Baja tulangan polos. Tegangan leleh minimum pada baja tulangan
polos biasanya sebesar 240 MPa. Diameter tulangan polos di
pasaran umumnya adalah Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16.
b. Baja tulangan deform (ulir= BJTD). Tegangan leleh minimum pada
baja tulangan deform biasanya sebesar 400MPa. Diameter
tulangan deform di pasaran umumnya adalah ØD10, ØD13, ØD16,
ØD19, ØD22 ØD25, ØD28, ØD32, ØD36.
2. Kabel/tendon. Biasanya digunakan untuk beton prategang.
3. Jaring kawat baja (wiremash), merupakan sekumpulan tulangan polos
atau ulir yang dilas satu sama lain sehingga membentuk grid.
Biasanya digunakan pada lantai/slab dan dinding.
Tabel Baja Tulangan Polos (BJTP)
Tabel Baja Tulangan Ulir/ Deform (BJTD)
Beberapa bentuk baja tulangan ulir dapat dilihat
pada gambar berikut :
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai