Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu (admixture)
untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar (fresh concrete) atau
beton keras.
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata
Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti tumbuh
bersama Atau menggabung menjadi satu.
Dalam bahasa Jepang digunakan kata katau-zai, yang arti harafiahnya material-material
seperti tulang; mungkin karena agregat mirip tulang-tulang hewan.
2
Agregat halus dan kasar disebut sebagai bahan susun kasar campuran, dan
merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability)
beton merupakan fungsi dari banyak faktor, di antaranya adalah nilai banding
campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan
finishing, temperatur, dan kondisi perawatan pengerasannya.
Beton sesuai dengan sifatnya, tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu
tanpa mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam
suatu sistem struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang
terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul di dalam
sistem.
Untuk keperluan penulangan tersebut, digunakan bahan baja yang memiliki sifat
teknis menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang baja
lonjoran ataupun kawat rangkai las yang berupa batang kawat baja yang dirangkai
(dianyam) dengan teknis pengelasan. Agar dapat berlangsung lekatan yang erat antara
baja tulangan dengan beton, selain batang polos berpenampang bulat (BJTP) juga
digunakan batang deform (BJTD).
Tidak ada beban Terbeban
Beton bertulang
4
Defenisi
Berikut ini akan dijelaskan mengenai defenisi
dari beberapa jenis beton dan baja tulangan
sebagai berikut :
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.
15 15 150
20 20 200
25 25 250
30 30 300
35 35 350
KEKUATAN TARIK BETON
Kekuatan tarik beton dalam praktek mempengaruhi rambatan terjadinya
retak. Kekuatan tarik dapat ditentukan dengan percobaan “Pembebanan
Selinder” (The Split Selinder) menurut ASTM 496. Tegangan tarik dapat
dihitung dengan :
MODULUS ELASTISITAS BETON
Rangkak dan Susut
Rangkak (Creep) beton.
Rangkak beton adalah penambahan
regangan akibat beban tetap dan
merupakan fungsi dari waktu.
Rangkak tak dapat langsung ditentukan,
tetapi dari regangan elastis pada regangan
susut terhadap regangan total dapat
ditentukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya
rangkak, antara lain :
a. Komposisi dan kehalusan semen,
campuran, ukuran, mutu dan isi mineral
dari agregat.
b. Faktor air semen (FAS).
c. Suhu pada pengerasaan dan kebasahan.
d. Kelembaban nisbi.
e. Umur beton.
f. Lamanya pembebanan.
g. Besarnya tegangan.
h. Slump.
SLUMP TEST
slump
12”
1 2 3 4