Anda di halaman 1dari 43

CEREBRAL VENOUS

TRHOMBOSIS + EPISODE
DEPRESI SEDANG

Kinanta

Pembimbing :Prof. dr. A. Jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp.KJ (K)


CEREBRAL VENOUS
THROMBOSIS
DEFINISI
Penyakit otak akibat oklusi (sumbatan) struktur vena intracranial, termasuk sinus serebral, sinus korteks, dan
bagian proksimal vena jugularis.
EPIDEMIOLOGI
● Jarang  1 :62,5 dibandingkan stroke arteri
● 0,5 – 1 % dari kasus stroke secara keseluruhan
● International Study on Cerebral Venous Thrombosis (ISCVT) tahun 1998-2001  sinus
transversal (86%), sinus sagital superior (62%), straight sinus (18%), vena kortikal (17%), vena
jugularis (12%), vena galen, dan vena serebral internal (11%)
● > ♀️
GEJALA KLINIS
PATOFISIOLOGI
1. Sumbatan/okllusi pada vena  ↑ tekanan vena dan kapiler  ↓ perfusi serebral  iskemia dan
edema sitoktoksik
2. Obstruksi sinus serebri  ↑ tekanan vena dan gangguan absorbsi cairan serebrospina  ↑ TIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
- ↑ D – dimer
- Trombofilia (faktor resiko)

2. Pemeriksaan Pencitraan
- CT scan  sensitivitas 25 – 56%
a. Direct sign : cord sign, triangle sign, delta sign
PEMERIKSAAN PENUNJANG (3)
b. Indirect sign : edema serebri, ventrikel mengecil, hidrosefalus, penyangatan pada falks atau
tentoritum, infark vena dengan atau tanpa perdarahan

2. MRI, MR Venografi, dan CT Venografi


3. Ultrasonografi
TERAPI
1. Antikoagulan
 3-6 bulan pada trombosis vena serebral yang diprovokasi
 6-12 bulan pada trombosis vena serebral yang tidak diprovokasi,
 Seumur hidup pada trombosis vena serebral berulang, tromboembolisme vena setelah trombosis
vena serebral, atau trombosis vena serebral yang berhubungan dengan trombofilia berat dengan
target international normalized ratio (INR) 2- 3.

2. Manajemen neurointervensi  trombolisis endovascular

3. Operasi  kraniektomi dekompresi untuk mengurangi TIK


PROGNISIS
● Umumnya baik  pemulihan fungsional lengkap 75%, 15 % meninggal atau mengalami
ketergantungan kehidupan sehari - hari
EPISODE DEPRESI
Depresi (WHO, 2010)  gangguan mental yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan mood,
kehilangan suatu minat tertentu, perasaan bersalah, gangguan tidur, nafsu makan berubah, kehilangan
energi, dan penurunan daya konsentrasi
DIAGNOSA DEPRESI
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
Gejala utama - Berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas
- Konsentrasi dan perhatian berkurang.
- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna.
- Pandangan masa depan yang suram dan
pesimistis.
Gejala lainnya - Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
sendiri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang
- Kehilangan minat atau kesenangan pada
kegiatan yang biasanya dapat dinikmati.
- Bangun pagi lebih awal 2 jam atau lebih daripada
biasanya.
- Tiadanya reaksi emosional terhadap lingkungan
atau peristiwa yang biasa menyenangkan
- Depresi yang lebih parah pada pagi hari.
Gejala somatik - Bukti objektif dari retardasi atau agitasi
psikomotor yang nyata.
- Kehilangan nafsu makan secara mencolok.
- Penurunan berat badan (5% atau lebih dari berat
badan bulan sebelumnya)
- Kehilangan libido secara mencolok
EPISODE DEPRESI RINGAN (F32.0)
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.

- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya.

- Tidak boleh ada gejala yang berat di antaranya.

- Lamanya episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.

- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

- Dikategorikan sebagai episode depresi ringan dengan gejala somatik jika terdapat empat
atau lebih gejala somatik.
EPISODE DEPRESI SEDANG (F32.1)
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi.

- Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.

- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.

- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah
tangga.

- Dikategorikan sebagai episode depresi sedang dengan gejala somatik jika terdapat empat atau
lebih gejala somatik.
EPISODE DEPRESI BERAT TANPA
GEJALA PSIKOTIK (F32.2)
- Semua 3 gejala utama depresi harus ada.

- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.

- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin
tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

- Episode deprsif biasanya harus berlangsung sekurang- kurangnya 2 minggu, akan tetapi bila gejala amat berat
dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang
dari 2 minggu.

- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga,
kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
EPISODE DEPRESI BERAT
DENGAN GEJALA PSIKOTIK
(F32.3)
- Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut di atas.

- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang
dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggungjawab
akan hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau
menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat
menuju pada stupor.
- Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi
dengan afek (mood- congruent).
TATALAKSANA

Farmakologi
Non farmakologi

Psikoterapi Antidepresan
Electro
Convulsive Mood stabilizer
Therapy Antipsikotik
(ECT)
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Nn. H
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Makassar
Departemen Tanggal Diagnosis
Konsultasi
Jenis Kelamin : Perempuan Kerjasama

Psikiatri 23 – 01 - 2024 Episode Depresi


No.Rekam Medis : 01-12-11-73 Sedang

Tanggal masuk RS : 17 Januari 2024


PEMERIKSAAN NEUROLOGI
KELUHAN UTAMA Nyeri kepala

ANAMNESIS TERPIMPIN Nyeri kepala dirasakan sejak 3 tahun lalu, memberat 1 minggu
terakhir. Nyeri dirasakan diseluruh kepala, nyeri kepala dirasakan
seperti tertusuk-tusuk. Bicara cadel ada, kesulitan menelan,
pandangan buram maupun ganda tidak ada. Mual muntah tidak ada.
Demam tidak ada, trauma tidak ada. Riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung tidak ada. Riwayat trauma tidak
ada.Riwayat dirawat dan dilakukan DSA tahun 2020 dengan hasil
cerebral venous thrombosis, namun pasien tidak lanjut pengobatan
dan berhenti pada bulan November 2022.
KEADAAN UMUM STATUS INTERNUS STATUS NEUROLOGIS

Tekanan Darah : 127/72 mmHg Kepala : Normosefal, konjungtiva GCS : E4M6V5


anemis (-), sklera ikterik (-)
Frekuensi Nadi : 100 kali/menit, FKL : Kesan normal
regular, kuat angkat Leher : Dalam batas normal
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-),
Pernafasan : 20 kali/menit Jantung : BJ jantung BJ I/II murni, kernig sign (-)
regular. Murmur tidak ada
Temperature : 36,60C Nn cranialis : Pupil bundar isokor,
Pulmo : BP vesikuler, diameter 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+,
ronki -/-, wheezing tidak ada RCTL +/+

Abdomen: Hepar dan lien tidak ada Nn cranialis lain : slight parese N VII
pembesaran dextra tipe sentral
Motorik : Pergerakan menurun pada keempat ekstremitas

Kekuatan Tonus Refleks Refleks


Fisiologis Patologis
5 5 N N +2 +2 Neg Neg
5 5 N N +2 +2 Neg Neg

Sensorik : kesan normal


Otonom : BAB dan BAK normal

NIHSS : 1
Skor Hassanudin : 15
LABORATORIUM (17-01-2024)
Pemeriksaan Hasil

WBC 8.690
HGB 13.1
HCT 38
PLT 258.000
GDS 118
SGOT 52
SGPT 52
Ureum 15
Kreatinin 0.87
Natrium 138
Kalium 4.2
Chlorida 105
PT 11.3
APTT 30.8
INR 1.10
Foto Thoraks (17-01-2024)

Kesan : Tidak tampak kelainan pada foto


thorax ini
MSCT Kepala Tanpa Kontras
(17-01-2024)
Kesan :
Tidak tampak lesi intracranial pada
MSCT scan kepala saat ini
HASIL DSA (DigitaL Substraction
Angiography) 17-01-2024

Penurunan aliran fase vena pada sinus transversus mengindikasikan adanya suatu thrombus
Diagnosa Klinis :Vascular Headache

Diagnosa Topis : Sinus Transversus

Diagnosa Etiologis :
Cerebral Venous Thrombosis

Diagnosa Tambahan :
Episode Depresi Sedang
TATALAKSANA
● Bagian neurologi
1. Capsul nyeri/8jam/oral
2. Ketorolac 30mg/12 jam/iv
3. Ranitidin 50mg/24 jam/intravena
4. Citicoline 500mg/12 jam/intravena (bila TDS >=110mmHg)
5. Mecobalamine 500mcg/24 jam/intravena
6. Gabapentin 100mg/12 jam/oral
7. Asam valproat 250 mg /12jam/oral

● Konsul Psikiatri
1. Risperidone 0.5 mg/12jam/oral
2. Lorazepam 0.5 mg/24 jam/oral
PEMERIKSAAN PSIKIATRI
KELUHAN UTAMA Tidak bersemangat

RIWAYAT GANGGUAN Pasien perempuan usia 32 tahun dikonsul dari TS Neurologi dengan diagnosa Vascular
SEKARANG Headache et Causa Cerebral Sinus Trombosis
Saat pemeriksaan pasien tampak berbaring ditempat tidur, terpasang infus ditangan.
Pasien cukup tenang dan kooperatif saat wawancara. Saat ditanya pasien menjawab
dengan suara pelan. Pasien mengeluh sering nyeri kepala belakang, gemetar, dan lemas
seluruh badan. Keluhan dialami sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, memberat 1
minggu terakhir.
Pasien mengatakan sudah lelah minum obat, pasien menghentikan minum obat kurang
lebih 1 tahun terakhir. Selama minum obat keluhan agak stabil. Terakhir pasien juga
merasa kurang konsentrasi dalam bekerja, mudah merasa lelah. Nafsu makan berkurang,
tidur cukup baik. Pasien sudah menyerah dengan kondisi yang dialaminya, pasien sudah
pasrah.
Awal mula perubahan perilaku sejak tahun 2020, pasien sering nyeri kepala disertai
lemas seluruh badan. Pasien berobat di Ts. Neuro dan dan dirawat di RS Bhayangkara.
Saat itu pasien juga dilakukan DSA, didapatkan ada penyumbatan pada otak. 3 hari
setelah keluar dari RS, ibu pasien meninggal. Pasien dekat dengan ibu. Pasien rutin
kontrol selama 2 tahun, namun setelah kondisi stabil pasien menghentikan pengobatan
dan tidak kontrol kembali. Pasien tidak pernah berobat jiwa sebelumnya.
Riwayat penyakit medis lainnya
● Riwayat nyeri kepala sebelumnya ada dan pernah dilakukan tindakan DSA sebelumnya
• Riwayat penggunaan zat psikoaktif

● Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif

• Riwayat Gangguan Psikiatri

● Tidak ada riwayat gangguan psikiatri sebelumnya

• Riwayat Kehidupan Pribadi:

● Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)


Lahir cukup bulan dan tidak ditemukan adanya cacat lahir ataupun kelainan bawaan, berat badan lahir tidak
diketahui. Pasien merupakan anak yang diinginkan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pada
saat bayi, pasien tidak pernah mengalami panas tinggi dan kejang serta minum ASI sampai umur 1 tahun
kemudian lanjut susu formula. Pertumbuhan dan perkembangan baik.
● Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
●Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia, tidak ditemukan masalah perilaku yang
menonjol.

● Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)


●Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan cukup mendapatkan perhatian dan kasih
sayang. Pada usia 7 tahun pasien masuk SD Selama sekolah pasien termasuk anak yang rajin
dan baik.
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

●Usia remaja pasien mengikuti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan melanjutkan ke
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), setelah tamat pasien tidak melanjutkan kuliah.
a. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang karyawan swasta
b. Riwayat Pernikahan : Pasien belum pernah menikah
c. Riwayat Agama : Pasien memeluk agama islam dan menjalankan kewajiban agama dengan cukup
baik.
GENOGRAM
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum

Penampilan: Tampak perempuan 32 tahun, wajah sesuai usia, kulit sawo matang, memakai baju piyama
berwarna biru. Penampilan kesan cukup.

 Kesadaran: Kuantitas: GCS E4M6V5

 Perilaku dan aktivitas psikomotor: tenang, kontak mata cukup

 Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi pelan

 Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif


PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
(2) Taraf Pendidikan : Pengetahuan umum dan
a. Keadaan Afektif
kecerdasan sesuai dengan taraf pendidikan
 Mood : Hipotimia
 Orientasi
 Afek : Depresif
- Waktu : Baik
 Keserasian : Serasi
- Orang : Baik
 Empati : Dapat dirabarasakan
- Tempat : Baik
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (3)
Daya Ingat ● Gangguan Persepsi
- Jangka panjang : Baik  Halusinasi : Tidak ada
- Jangka pendek : Baik
 Ilusi : Tidak ada
- Jangka segera : Baik
 Depersonalisasi dan derealisasi : Tidak ada
• Konsentrasi dan perhatian : Baik

• Pikiran abstrak :
Baik

• Kemampuan menolong diri sendiri : Baik


PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (4)
a. Proses Berfikir  Pengendalian impuls : Baik

 Arus Pikiran  Daya nilai dan Tilikan

- Produktivitas. : Cukup - Norma sosial : Tidak terganggu

- Kontinuitas. :Relevan dan koheren - Uji daya nilai : Tidak terganggu

- Hendaya berbahasa : Tidak ada - Penilaian realitas : Tidak terganggu

 Gangguan isi pikir : Tidak ada - Tilikan : Derajat 6 (Pasien merasa


bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan).

• Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya


IKHTISAR PENEMUAN

BERMAKNA
Pasien perempuan usia 32 tahun dikonsul dari TS Neurologi dengan diagnosa Vascular Headache et Causa Cerebral
Sinus Trombosis
● Saat pemeriksaan pasien tampak berbaring ditempat tidur, terpasang infus ditangan. Pasien cukup tenang dan kooperatif
saat wawancara. Saat ditanya pasien menjawab dengan suara pelan. Pasien mengatakan sudah lelah minum obat, pasien
menghentikan minum obat kurang lebih 1 tahun terakhir. Selama minum obat keluhan agak stabil. Terakhir pasien juga
merasa kurang konsentrasi dalam bekerja, mudah merasa lelah. Nafsu makan berkurang, tidur cukup baik. Menurut
kakaknya, pasien sering mengeluh nyeri kepala disertai lemah pada seluruh badan.
● Pasien sudah menyerah dengan kondisi yang dialaminya, pasien sudah pasrah. Awal mula perubahan perilaku sejak
tahun 2020, pasien sering nyeri kepala disertai lemas seluruh badan. Pasien berobat di Ts. Neuro dan dan dirawat di RS
Bhayangkara. Saat itu pasien juga dilakukan DSA, didapatkan ada penyumbatan pada otak. 3 hari setelah keluar dari
RS, ibu pasien meninggal. Pasien dekat dengan ibu. Pasien rutin kontrol selama 2 tahun, namun setelah kondisi stabil
pasien menghentikan pengobatan dan tidak kontrol kembali. Pasien tidak pernah berobat jiwa sebelumnya.
● Dari penampilan tampak perempuan 32 tahun, wajah sesuai usia, kulit sawo matang, memakai baju piyama berwarna
biru. Tidak memakai baju dan tertutup selimut. Perawatan diri kesan cukup. Kesadaran : Kuantitas: GCS E4M6V4,
perilaku dan aktivitas psikomotor: cukup tenang. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

AKSIS I AKSIS II
AKSIS III
Episode Depresif Sedang tanpa Gejala Belum cukup untuk mengarahkan
Cerebral Venous Thrombosis
Somatik (F32.10) pasien ke salah satu ciri kepribadian.

AKSIS V
AKSIS IV GAF scale 70-61 (beberapa gejala
ringan dan menetap, disabilitas ringan
Tidak ada
dalam fungsi, secara umum masih
baik).)
TATALAKSANA
 Psikofarmakologi:
- Fluoxetin 20 mg/24 jam/oral
- Alprazolam 0.5 mg/24jam/oral

 Psikoedukasi keluarga
FOLLOW UP
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai