Anda di halaman 1dari 60

PERATURAN

PRAKTIK KEDOKTERAN GIGI


PASCA UU KESEHATAN NO 17
TAHUN 2023

Drg.Bulan Rachmadi,MKes

Disampaikan pada Rakorwil Penwil PDGI Kalimanatan Barat


Pontianak, 20 Januari 2024
UUD 45

11 UU TENTANG
Pasal 28H UUD 45 KESEHATAN
UUPK UUKES UUNAKES
(1) Setiap orang berhak hidup No 29/2004 No 36/2004 No 36/2014

sejahtera lahir dan batin,


UUKES
bertempat tinggal, dan No 17/2023
mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat Peraturan
Pemerintah
serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Pasal 4 UU KES MUTU PELAYANAN KESEHATAN
(1) Setiap Orang berhak :
o Pelayanan Kesehatan yang bermutu
c.mendapatkan Pelayanan Kesehatan yg
aman, bermutu, dan terjangkau agar adalah pelayanan Kesehatan yang
dapat mewujudkan derajat Kesehatan memenuhi standar dan memuaskan
yang setinggi-tingginya; pasien/keluarga
Pasal 173 UU Kes o Memuaskan pasien adalah
d. Fasyankes wajib menyelenggarakan memenuhi apa yang diharapkan
Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan pasien/keluarga
mengutamakan keselamatan Pasien
STANDAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

REGIST
RASI
fasyankes
LISENS SERTIFIK
I STR & ASI
SIP P3KGB PENINGKATA
PELAYANAN
PELAYANA BUDAY N STATUS
N A KESEHATAN
KESEHATA
KESEHATA MUT N YANG &
N U PENGUKU BERMUTU KEPUASA
AKREDITASI RAN N PASIEN
MUTU

AUDI PELAPOR
“Tingkat Pelayanan yang dapat meningkatkan
T AN IKP outcome yang diharapkan, sesuai standar
KLINI pelayanan, perkembangan ilmu, hak pasien dan
S
keterlibatan pasien dan masyarakat”
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

4
Pengaturan praktik kedokteran
bertujuan untuk :
a. memberikan perlindungan kepada
pasien;
b. mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter dan dokter
gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum Praktik kedokteran
kepada masyarakat, dokter dan • Rangkaian Kegiatan yang dilakukan
dokter gigi. dokter/dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya Kesehatan
• Harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh baik dalam
pendidikan termasuk pendidikan
berkelanjutan maupun pengalaman serta etika
ALUR PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER GIGI
Sebelum UU Kesehatan No 17 tahun 2023

Standar Dik Standar


Registrasi Praktik Drg Mutu Praktik Dokter Gigi
Kompetensi
Profesi Drg

Ijazah Implementasi
SIP
• Serkom STR • St.Yan (Ps 44)
AFDOKGI • Rekom PDGI
• Kolegium • KKI • Inf.Consent (Ps 45)
• AFDOKGI • Pemda
• ARSGMI • Div Reg • Rekam Med.(Ps 46,47)
• Kolegium Drg • Dinkes
• Kemendikbud • Audit Medis (Ps49)
• Kemenkes • St.Profesi.(Ps 51)
ALUR PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER GIGI
Setelah UU Kesehatan No 17 tahun 2023

Standar Dik Standar


Profesi Drg Kompetens Internship Registras Praktik Mutu Praktik
i i Drg Dokter Gigi
Ijazah
•AFDOKGI SIP Implementasi
Serkom Kemkes STR • St.Yan
•Kolegium
•ARSGMI • KKI • SKP • Inf.Consent
• Institusi • RSUD
•Kemendikbud • Div Reg • Pemda, • Rekam Med.
Pendidikan • Puskesmas • St.Profesi.
•Kemenkes Dinkes
PENYELENGGARAAN TPMD

IZIN TPMD
Tidak membutuhkan izin khusus PERIZINAN TPMD
fasyankes, akan tetapi melekat dengan SIP Persyaratan memperoleh SIP dan self
assessment.

DENGAN DOKER LAIN


Satu TPMD dapat digunakan oleh lebih dari
satu Dokter yang menyelenggarakan praktik
kedokteran.

BANGUNAN PERALIHAN
Dapat bergabung dengan bangunan lain Pemberlakuan izin sebelumnya dan
atau fasyankes lain waktu penyesaian

6
APLIKASI REGISTRASI FASYANKES
PENDAFTARAN
1. Registrasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) adalah sistem
FASYANKES
informasi pencatatan resmi fasilitas pelayanan kesehatan di Kementerian
Kesehatan untuk mendapatkan kode fasyankes
2. Aplikasi dan juknis registrasi masing-masing fasyankes dapat
diakses melalui https://registrasifasyankes.kemkes.go.id
3. Pengguna atau user yang terlibat: fasyankes, Dinkes Kab/Kota,
Dinkes Provinsi, Kemenkes
4. Registrasi User dan Registrasi Fasyankes
a) Registrasi user (orang yang melakukan proses registrasi), dilakukan
validasi oleh dinkes Kab/Kota masing-masing wilayah
b) Registrasi fasyankes, validasi dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota,
Dinkes Provinsi dan Kemenkes sesuai kewenangannya masing-
masing
1. Rumah Sakit
Permenkes 1171 Tahun 2011 Ttg Sistem Informasi Rumah Sakit
Dasar Hukum SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/I/2799/2021 Ttg Registrasi
Rumah Sakit

2. Klinik
SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/II/4392/2020 Ttg Registrasi Klinik
3. Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan
SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/II/4406/2021 Ttg Registrasi
Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan

4. Laboratorium Kesehatan
SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/III/0997/2021 Ttg
Registrasi Laboratorium Kesehatan
5. Unit Transfusi Darah
SE Dirjen Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/II/1956/2021 Ttg
Registrasi Unit Transfusi Darah
ALUR PROSES REGISTRASI FASYANKES
ALUR REGISTRASI KLINIK

Dinkes Dinkes
Pendafataran User Kab/Kota Login Aplikasi Kab/Kota
Registrasi Isi
Penerbitan Kode
Aplikasi Monitoring dan
Form Data Fasyankes/ Kode
Registrasi Verifikasi User Validasi Data Evaluasi
Fasyankes SDM Registrasi Fasyankes
Fasyankes Aplikasi dan SPA
Registrasi Fasyankes
Fasyankes Fasyankes Dinkes Provinsi Kemenkes

ALUR REGISTRASI PRAKTIK MANDIRI

Dinkes Dinkes
Pendafataran User Kab/Kota Login Aplikasi Kab/Kota Penerbitan Kode
Aplikasi Registrasi Isi Monitoring dan Fasyankes/ Kode
Verifikasi User Form Data Validasi Data Evaluasi
Registrasi Fasyankes
Bangunan SDM Registrasi
Fasyankes Aplikasi dan SPA
Registrasi Fasyankes
Fasyankes Fasyankes Dinkes Provinsi Kemenkes
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2022
TENTANG
INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI
DOKTER DAN DOKTER GIGI, KLINIK, PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, RUMAH
SAKIT, LABORATORIUM KESEHATAN, DAN UNIT TRANSFUSI DARAH

• Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Indikator


Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat capaian target mutu
pelayanan kesehatan di praktik mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi
darah.

• Pengaturan Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat,


pemerintah daerah, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas,
Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan UTD dalam pelaksanaan pengukuran dan
evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu yang ditetapkan.
(pasal 2)

• Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


secara berkesinambungan, Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik,
Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan, dan UTD harus melakukan
pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator
Mutu. (pasal 3)
KEWAJIBAN PENGUKURAN INM BAGI TPMD
INDIKATOR NASIONAL MUTU
Klinik
• Kepatuhan kebersihan tangan;
• Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• Kepatuhan identifikasi pasien; dan
• Kepuasan pasien.

Tempat Praktik Mandiri


• Kepuasan pasien;
• Kepatuhan penyediaan sarana dan prasarana
• kebersihan tangan;
• Penurunan skor Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) pasien
Indikator Nasional Mutu ( INM )

a. Pengumpulan data;
b. Validasi data;
c. Analisis data; dan
d. Pencatatan dan Pelaporan
PENCATATAN DAN PELAPORAN DI KLINIK DAN
TPMD
FKTP PENCATATAN DATA PELAPORAN DATA KESEHATAN
KESEHATAN
Rekam medis, data kesehatan
lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku

Dinkes Provinsi

KLINI
K

Dinkes Kab/Kota

Puskesmas
Permenkes No 14 Tahun 2021 (rincian Permenkes No 14 Tahun 2021
TEMPAT PRAKTIK pencatatan dan pelaporan di Klinik sesuai (laporan bulanan Klinik)
MANDIRI jenis pelayanan)
Pedoman Tempat Praktik
DOKTER/DOKTER Pedoman Tempat Praktik Mandiri Mandiri Dokter/Dokter Gigi
GIGI (TPMD) Dokter/Dokter Gigi (disusun Kemenkes) (disusun Kemenkes)

Permenkes No 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis Manual atau


Seluruh Fasyankes harus menyelenggarakan RME paling lambat 31 Desember 2023 Elekronik (Sistem Informasi proses pengembangan)
REKAM MEDIK ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NO. 24 TAHUN 2022
TENTANG REKAM MEDIS
1. Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
2. Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis yang dibuat dengan
menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi
penyelenggaraan Rekam Medis.
3. Tujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan;
b. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan Rekam Medis;
c. Menjamin keamanan, kerahasiaan,keutuhan, dan ketersediaan
data Rekam Medis; dan
d. mewujudkan penyelenggaraan dan pengelolaan Rekam Medis yang
berbasis digital dan terintegrasi.
4. Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam
Medis Elektronik.
5. Kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik paling sedikit terdiri atas:
a. registrasi Pasien;
b. pendistribusian data Rekam Medis Elektronik;
c. pengisian informasi klinis;
d. pengolahan informasi Rekam Medis Elektronik;
e. penginputan data untuk klaim pembiayaan;
f. penyimpanan Rekam Medis Elektronik;
g. penjaminan mutu Rekam Medis Elektronik; dan
h. transfer isi Rekam Medis Elektronik.
6. Kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik sebagaimana dimaksud
pada huruf c dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga Kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan.
7. Rekam Medis Elektronik diselenggarakan pada tempat praktik mandiri dokter
dan dokter gigi, tenaga Kesehatan lain, kegiatan penyelenggaraan Rekam Medis
Elektronik menjadi tanggung jawab dokter dan dokter gigi, atau Tenaga
Kesehatan lain tersebut.
Pengisian Informasi Klinis
Pasal 16

(1) Pengisian informasi klinis berupa kegiatan pencatatan dan pendokumentasian


hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan kesehatan lain
yang telah dan akan diberikan kepada Pasien.
(2) Pencatatan dan pendokumentasian harus lengkap, jelas, dan dilakukan
setelah Pasien menerima pelayanan kesehatan dengan mencantumkan
nama, waktu, dan tanda tangan dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan.
(3) Pencatatan dan pendokumentasian harus dilakukan secara berurutan pada
catatan masing-masing Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan sesuai
dengan waktu pelayanan kesehatan yang diberikan.
(4) Dalam hal terjadi kesalahan pencatatan atau pendokumentasian dalam
pengisian informasi klinis, Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
dapat melakukan perbaikan
UPAYA PDGI TOLAK UU KESEHATAN NO 17 TAHUN 2023
Fung PD
si GI
Pemersatu UUPK N0 29 Tahun UUKes N0 17 Th
2004 2023
PDGI adalah satu2 nya
organisasi yang menghipun
dokter gigi seluruh Indonesia Pasal 1 ayat 12 Pasal 311 ayat 1
Organisasi profesi untuk Tenaga Medis dan
Meningkatkan Kualitas dokter gigi adalah Tenaga Kesehatan
PDGI adalah organisasi yang Persatuan dapat membentuk
senantiasa memfasilitasi anggotanya Dokter Gigi Indonesia organisasi profesi
agar dapat meningkatkan kualitasnya (PDGI)
Pasal 258 ayat 2
melalui Program P3KGB
Pelatihan dan/atau
Psl 28 ayat 2 kegiatan peningkatan
Pendidikan dan pelatihan kompetensi
Meningkatkan kedokteran gigi diselenggarakan oleh
Kesejahteraan berkelanjutan Pemerintah Pusat
dilaksanakan PDGI dan/atau lembaga
PDGI adalah organisasi yang
pelatihan yang
mengupayakan kesejahteraan kepada
terakreditasi oleh
anggotanya
Membuat RME PDGI Upaya PB.PDGI Membentuk PDGI Training
Centre
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Tujuan Utama • Memfasilitasi dan mempertahankan kegiatan PDGI
PDGI adalah satu2 nya organisasi yang Menjaga eksistensi Pengwil/Cabang dalam penyelenggaran seminar/HO
menghipun dokter gigi seluruh Indonesia PDGI • Melaksanaan Pelatihan ( Kurikulum, Narsum)
Tersertifikasi

Solidaritas dan Sinergitas PDGI


Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang
Berkualitas

Komitmen
Pengurus dan anggota PDGI, Kolegium, Ikatan Keahlian
dan Peminatan
PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN ( CPD )
UUPK No 29 tahun 2004 Psl 28 UU Kes No 17 tahun 2023 Pasal 258
• Setiap dokter atau dokter gigi yg 1) Dalam rangka menjaga dan meningkatan
berpraktik wajib mengikuti Pendidikan mutu Tenaga Medis dan Tenaga
dan pelatihan kedokteran atau Kesehatan, dilakukan pelatihan dan/atau
kedokteran gigi berkelanjutan kegiatan peningkatan kompetensi yang
• Pendidikan dan pelatihan kedokteran mendukung kesinambungan dalam
atau kedokteran gigi berkelanjutan yang menjalankan praktik
diselenggarakan oleh organisasi profesi 2) Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan
dan lembaga lain yang diakreditasi oleh kompetensi diselenggarakan oleh
organisasi profesi dalam rangka Pemerintah Pusat dan/atau lembaga
penyerapan perkembangan ilmu pelatihan yang terakreditasi oleh
pengetahuan dan teknologi kedokteran Pemerintah Pusat
atau kedokteran gigi.
PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN ( CPD )
Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran UU Kes No 17 tahun 2023
Gigi Berkelanjutan (P3KGB) adalah pendidikan, Pasal 258
pelatihan, dan aktivitas professional yang dilakukan oleh 4) Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan kompetensi
dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk memelihara, dapat digunakan untuk proses sertifikasi melalui
meningkatkan, mengembangkan pengetahuan, konversi ke dalam satuan kredit profesi
keterampilan, sikap dan perilaku dokter gigi dan dokter
gigi spesialis melalui pembelajaran/ pengembangan diri Pasal 264
sepanjang hayat (long life learning) agar dapat 5) Persyaratan perpanjangan SIP meliputi:
memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan aman •a. STR;
dan professional •b. tempat praktik; dan
•c. pemenuhan kecukupan satuan kredit
Satuan Kredit Profesi disingkat SKP adalah Nilai kredit profesi.
yang diberikan pada semua kegiatan P3KGB.

Manfaat SKP dalam rangka perpanjangan STR dan


Pengakuan Kompetensi
PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN ( CPD )
UUPK Psl 1 ayat 13 UU Kes No 17 tahun 2023

Kolegium kedokteran Indonesia dan kolegium Pasal 272


kedokteran gigi Indonesia adalah badan yang dibentuk • Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan
standar pendidika Tenaga Medis dan Tenaga
oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang
Kesehatan, setiap kelompok ahli tiap disiplin
disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu Kesehatan dapat membentuk Kolegium.
ilmu tersebut. • Kolegium merupakan alat kelengkapan Konsil dan dalam
Panduan P3KGB menjalankan perannya bersifat independen.
• Kolegium memiliki peran:
Kolegium Dokter Gigi Spesialis adalah Badan
a. menyusun standar kompetensi Tenaga
Fungsional pengampu ilmu dari suatu keahlian bidang
Medis danTenaga Kesehatan; dan
kedokteran gigi yang bertanggungjawab kepada PB
b. menyusun standar kurikulum pelatihan
PDGI melalui MKKGI.
• Tenanaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
Kolegium Dokter Gigi Indonesia adalah Badan
Fungsional Perkumpulan PDGI, sebagai badan/lembaga
Pengampu disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang
Hasil Rakor PDGI tgl 14-15 Juli 2023

No PEMBAHASAN KESIMPULAN TINDAKLANJUľ TIMELINE

PDGI dengan reposisi 1. Anggota kolegium à haíus


5 Kolegium di bawah KKI. mengakomodií kepentingan PDGI.
2. PDGI tetap teílibat membuat íegulasi
dalam penetapan SKP.
3. Kolegium tidak membuat oíganisasi baíu.

P3KGB 1.Aplikasi E- Rekam Medik dibuat oleh PB 1. Bekeíjasama dgn Vendoí


PDGI (yang akan diseítifikasi) dengan biaya E- Rekam Medik
yang muíah 2. Pembentukan Lembaga
2.Membuat lembaga diklat untuk pemenuhan Pelatihan PDGI
SKP teíseítifikasi.
LATAR BELAKANG
PEMBENTUKAN PDGI
TRAINING CENTRE
PEMBENTUKAN PDGI TRAINING CENTRE

Latar Belakang
• Perubahan UUPK No 28 Th 2004 Psl 28 ayat 2 Penyelenggaraan Pendidikan
• Pemberlakuan UU No 17 Th 2023 Psl 258 ayat 2 Berkelanjutan

Keterlibatan PDGI dalam penetapan SKP


Hasil Rakornas
Pembentukan LDP PDGI

Tujuan :
• Menjaga eksistensi PDGI
• Memfasilitasi dan mempertahankan kegiatan PDGI Pengwil/Cabang dalam penyelenggaran
seminar/HO
• Melaksanaan Pelatihan ( Kurikulum, Narsum) Tersertifikasi
KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2021-2024
DIPRIORITASKAN UNTUK MENDORONG 6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN

VISI
SEJALAN DENGAN VISI PRESIDEN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT, PRODUKTIF, MANDIRI DAN BERKEADILAN

HASIL SISTEM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU, MEMPERKUAT SISTEM KESEHATAN


KESEHATAN ANAK, KELUARGA BERENCANA DAN MEMPERCEPAT PERBAIKAN GIZI MEMPERBAIKI PENGENDALIAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP & PENGENDALIAN OBAT DAN
KESEHATAN REPRODUKSI MAKANAN
MASYARAKAT PENYAKIT SEHAT (GERMAS)

1 TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER MENINGKATKAN 2 TRANSFORMASI 3


LAYANAN RUJUKAN TRANSFORMASI SISTEM
KAPASITAS DAN
KETAHANAN KESEHATAN
KAPABILITAS MEMPERKUAT
MENINGKATKAN
LAYANAN PRIMER MENINGKATKAN KETAHANAN
AKSES DAN KUALITAS
MIS., KEDEKATAN LAYANAN SEKUNDER KETAHANAN SEKTOR TANGGAP
KATEGORI EDUKASI PENCEGAHAN PENCEGAHAN
FASILITAS LAYANAN & TERSIER FARMASI & ALAT DARURAT
PROGRAM PENDUDUK PRIMER SEKUNDER: KESEHATAN
Skrining 14 PRIMER DAN MIS., KEDEKATAN FASILITAS MIS., KESIAPAN TANGGAP
UTAMA MIS., VAKSINASI DAN BERBASIS LAYANAN, KAPASITAS TEMPAT MIS., KETERSEDIAAN, AKSES, BENCANA KOTA, KESIAPAN
MIS., KAMPANYE IMUNISASI, PENYEDIAAN
penyakit TIDUR, KUALITAS KUALITAS, DAN KETERJANGKAUAN
RANTAI PASOKAN E2E,
PROMOSI DAN MAKANAN SEHAT DI
penyebab MASYARAKAT, LAYANAN/AKREDITASI RUMAH FARMASI DAN PERALATAN MEDIS,
RENCANA SDM, MENJAGA
kematian SAKIT MENINGKATKAN KAPABILITAS R&D
PROGRAM EDUKASI SEKOLAH KUALITAS LAYANAN, KUALITAS LAYANAN
tertinggi di tiap
JALUR KE LAYANAN SELAMA KRISIS
sasaran usia,
skrining stunting, SEKUNDER
& peningkatan
ANC untuk
kesehatan ibu &
bayi TRANSFORMASI SDM
ENABLER 4 TRANSFORMASI SISTEM 5 6 TRANSFORMASI TEKNOLOGI
PEMBIAYAAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
MENDASAR
MEMPERCEPAT ADOPSI TEKNOLOGI DAN SOLUSI
MEMPERCEPAT KETERSEDIAAN, KUALITAS DAN DISTRIBUSI KESEHATAN DIGITAL, MENINGKATKAN PENGAMBILAN
MENJAMIN TRANSPARANSI DAN EFEKTIVITAS PENDANAAN
SDM BIDANG KESEHATAN LINTAS SISTEM KESEHATAN KEPUTUSAN BERDASARKAN DATA
UNTUK SISTEM, DAN AKSES YANG ADIL BAGI SETIAP
SEGMEN POPULASI

4
4KeyDriverdalam Peningkatan Mutu Nakes yang Terstandar
s 1 2 3 4
Training Needs Penyediaan Digitalisasi Evaluasi dan
Analysis Insitusi dan Sertifikasi hasil
Pelatihan
Kurikulum belajar
Initiatives

1. Pemetaan 1. Institusi pelatihan 1. Penyusunan LMS 1. Mekanisme dan


pelatihan tersedia di semua dan konten Instrumen evaluasi
sesuai provinsi pelatihan hasil belajar peserta
kebutuhan
layanan
2. Penentuan jenis 2. Penyesuaian 2. Interoperabilitas 2. Sertifikasi bagi peserta
dan metode kurikulum dan system yang tuntas
pelatihan sesuai bernilai SKP pelatihan (Certificate of
Completion)
target

4
Mobilisasi dan Kolaborasi Penyelenggaraan Pelatihan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Rumah Sakit & Swasta

Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan

1. Standarisasi Kurikulum Nasional


2. Pengendalian Mutu (Akreditasi Institusi Pelatihan & Akreditasi Pelatihan )
3. Pelatihan melalui Platform Digital di Penyelenggara Pelatihan Terakreditasi

PENYELENGGARA PELATIHAN TERAKREDITASI

1. BBPK/Bapelkes Kemenkes Instalasi/Unit Diklat RS Yayasan/Perseroan Terbatas (PT)


2. Bapelkes Nusantara
3. Institusi Pelatihan Pemerintah Organisasi Profesi
(Lainnya)
”Plataran Sehat” mengakselerasi cakupan Pelatihan dan Pengumpulan SKP bagi Nakes dalam Evaluasi
Keprofesian, dapat melalui Peningkatan Kompetensi

Penilaian keprofesian Perencanaan Penyelenggaraan Evaluasi

Learning Management System*


Identifikasi
Pelatihan/
Pelayanan Kesehatan Keprofesian webinar/
seminar/
conference Kategori Pelatihan 1. Evaluasi Kemampuan
Pembelajaran/ Peningkatan atau bentuk 1. Dasar
Bagi tenaga Peserta
Kompetensi
peningkatan mutu 2. Lanjutan
medis, tenaga 3. Optional
2. Konversi Peningkatan
lainnya Kesehatan, dan kompetensi menjadi
Pengabdian Masyarakat SDM penunjang SKP
Webinar/seminar/
conference
Usulan unit Teknis
Publikasi Ilmiah Program dan review E-certificate
Kurikulum oleh
Profesi
Pengembangan IPTEK

*) integrasi sistem pelatihan dengan SISDMK 37


PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Waktu Pelaksana Output Ket

PH.PB.PD
1 Pembentukan Tim Agustus SK Tim Diklat Sudah Terbentuk
GI
2 Penyusunan NA LDP September Tim Diklat Naskah Akademik Sudah ada
Zoom meeting
3 September Tim Diklat Presentasi PPNI dan Persagi Terlaksana
Pembentukan LDP
Kesiapan Diklat di
4. Bimbingan Akreditasi September Kemenkes Terlaksana
Akreditasi
PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Waktu Pelaksana Output Ket

5. Penyusunan Kurikulum Oktober Kemenkes Kurikulum Terstandar Terlaksana


Jumlah SKP dan ranah Belum ditetapkan SE
6. Perhitungan SKP Oktober Kemenkes
Kegiatan PB.PDGI
Pengusulan Kurikulum Nopembe 9 Kurikulum, 1
7. Kolegium Kurikulum terakreditasi
pelatihan r terakreditasi
Nopembe Pemahaman ttg Anggota PDGI &
8. Sosialisasi SKP Tim Diklat
r pemenuhan SKP Kolegium
Nopemeb BPLK Peserta Tim diklat,
9 Pelatihan PP Sertikat PP
er Ciloto Pengwil
Peserta Kolegium,
Pembahasan TPK dan Desembe Pemahaman ttg TPK dan
10 Tim Diklat Keahlian dan
Kurikulum r Kurikulum
peminatan
Desembe BPLK Peserta 30
10 Pelatihan TPK Sertifikat TPK
r Ciloto org,Diklat,Kol
Ketentuan Institusi/Lembaga yang dapat diakreditasi
Materi Pelatihan Perdana dengan Kurikulum
tentang Kesehatan Gigi yang sudah terakreditasi
Struktur Program
A. MATA PELATIHAN DASAR T P PL
1 Kebijakan Manajemen Kegawatdaruratan Medis 2 0 0 2
2 Etika Medis di bidang kegawatdaruratan 1 0 0 1
Subtotal 3 0 0 3
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Medik infeksi odontogenic 2 4 0 6
2 Penatalaksanaan Komplikasi Pencabutan Gigi dan Anestesi Lokal 2 4 0 6
3 Penatalaksanaan Trauma Oromaksilofasial 2 4 0 6
4 Penatalaksanaan Perdarahan Oromaksilofasial 2 4 0 6
Subtotal 8 16 0 24
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Komunikasi Efektif di Bidang Medis (BLC) 0 2 0 2
2 Rencana Tindak Lanjut 1 1 0 2
3 Anti Korupsi 1 0 0 1
2 3 0 5
Subtotal 13 19 0 32
Penetapan dan Kriteria SKP
Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan bernilai Satuan Kredit Profesi

DTPK Daerah Non DTPK Sebagai peserta


pembelajaran(pelatihan,
workshop/lokakarya, seminar,
Pengabdian symposium, sosialisas, webinar,
Pengabdian e-learningi)
Masyarakat Masyarakat
0-5% 0-5%

Sebagai pemberi pembelajaran


0 -10% Pembelajaran 20-30% Pembelajaran (dosen, nara sumber,
instruktur)

Pelayanan 70-80%
Pelayanan
85-90 %
Profesi Profesi
Keprofesian Keprofesian

Sumber: Hasil pertemuan Grand Mahakam

49
Nilai SKP Terkumpul
N0 Ranah Bobot Awal Bobot Baru SKP/TAHUN
dalam 5 th

Pengabdian
1 10 – 20% 0–5% 0 – 5 SKP 0 – 1 SKP
Masyarakat

2 Pembelajaran 20 – 40% 20 – 30% 20 – 30 SKP 4 – 6 SKP

3 Pelayanan profesi 30 – 70% 70 – 80% 70 – 80 SKP 14 – 16 SKP

TOTAL 100 % 100 % 100 SKP 20 SKP

50
Simulasi Pelayanan Profesi

Kriteria SKP /5 th SKP/TAHUN


N0 Ranah Bobot SKP/Bulam
1 SKP 70 – 80 SKP 14 – 16 skp

350-400
1 Drg 5 kunjungan 65 – 80 kunjungan 6-7 kunjungan/bln
kunjungan

2 Bedah Mulut

70 – 80
3 Konservasi
SKP

4 Periodontologi

5 Prostodonti

51
BESARAN SKP
• Minimal SKP per 5 tahun = 20 -30 SKP
• SKP Pembelajaran
Seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi Workshop Pelatihan

Pertemuan ilmiah untuk meningkatkan Kompetensi terkait Pertemuan ilmiah untuk meningkatkan Program peningkatan pengetahuan,
peningkatan kinerja dan karier yang diberikan oleh Kompetensi terkait peningkatan kinerja dan karier ketrampilan, dan sikap perilaku untuk
pakar/praktisi untuk memperoleh pendapat para ahli yang diberikan oleh pakar/praktisi. Fokus kegiatan memenuhi Kompetensi teknis bidang
mengenai suatu permasalahan di bidang aktual tertentu ini utk meningkatkan pengetahuan ttt yg relevan kesehatan melalui proses pembelajaran
yang relevan dengan bidang tugas atau kebutuhan dengan bidang tugas atau kebutuhan secara intensif
pengembangan karier. Fokus kegiatan ini untuk pengembangan karier dengan memberikan
memperbarui pengetahuan terkini. penugasan kepada peserta untuk menghasilkan
produk tertentu selama kegiatan berlangsung dgn
petunjuk praktis dlm penyelesaian produk.

SKP SKP SKP


Jumlah Jam Jumlah Jam Jumlah JPL
Nasional International Nasional International Nasional International
< 8 JPL (e-
1 - 4 JPL 1 1,5 1 - 4 JPL 1,5 2
learning) 0,5 1
5 - 8 JPL 1,5 2 5 - 8 JPL 2 2,5 8 JPL 2 2,5
9 - 12 JPL 2 2,5 9 - 12 JPL 2,5 3 Maks 80 20 25
13 - 16 JPL

Nasional : pembicara nasional/internasional, peserta nasional/dalam negeri


Iinternasional : pembicara nasional/internasional, peserta lebih dari 1 negara & ada keterlibatan dari organisasi internasional
52
BESARAN SKP / KEGIATAN

Seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi Workshop/HO

SKP 5 th 1 th SKP 5 th 1 th
Jumlah Jumlah
Jam Jam Internation
Nas Inter 20 - 30 4-6 Nasional
al

1 - 4 JPL 1 1,5 20-30 x 4–6x 1 - 4 JPL 1,5 2 15 - 20 x 2–3x

5 - 8 JPL 1,5 2 14-20 X 3–4x 5 - 8 JPL 2 2,5 10 - 15 x 2-3x

9 - 12 JPL 2 2,5 10 - 15 x 2-3x 9 - 12 JPL 2,5 3 8 - 12 x 1–3x

> 12 JPL
53
BESARAN SKP = P3KGB
Seminar/konferensi/sarasehan/sosialisasi Workshop/HO

SKP 5 th 1 th SKP 5 th 1 th
Jumlah Jumlah
Jam Jam Internation
Nas Inter 20 - 30 4-6 Nasional
al

1 - 4 JPL 2,0 2,5 10-15 x 1–2x 1 - 4 JPL 3,0 3,5 7- 10 x 1–2x

4,0 4,5
5 - 8 JPL 3,0 3,5 7 - 10 1x 5 - 8 JPL 5-8x 2-3x

5,0 5,5
9 - 12 JPL 4,0 4,5 5-8 1x 9 - 12 JPL 8 - 12 x 1–3x

> 12 JPL 2

54
Digitalisasi Penyelenggaraan Pelatihan
INTEROPERABILITAS MEKANISME PENYELENGGARAAN
SEMINAR/KONFERENSI/SARESEHAN/SOSIALISASI DAN PELATIHAN

Penyelenggaraan Pembelajaran (PDGI LDP PDGI mendaftarkan


Cabang/Pengwil/Ikatan Penyelenggaraan Pembelajaran
Standarisasi dan penetuan
keahlian/Peminatan) mengajukan melalui system aplikasi dgn
Nilai SKP pada sistem
permohonan kegiatan ke LDP PDGI mengisi persyaratan registrasi
melalui akun e-P3KGB

Upload/mengisi persyaratan : Tanggal,


Jumlah Peserta, metode pembelajaran,
Jadwal, nama fasilitator/pembicara per
materi, petugas QC, Pengendali
pelatihan (MOT)

Data e-sertifikasi terintegrasi Penerbitan e-sertifikat bernilai Penyelenggara Kegiatan


dengan Plataran Sehat SKP dan angka Kredit menyelenggarkan
Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai