Anda di halaman 1dari 38

UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI

PUSKESMAS GUBUG 1 DENGAN KEPING


“KADER PEDULI STUNTING”

Disusun oleh : dr. Nisa Mahmudah


Pendamping : dr. Icha Zulizza P
LATAR BELAKANG

Prevalensi stunting secara global tersebut tergolong kategori


tinggi karena berada antara 20% - <30%. Berdasar global
hunger index (GHI) 2021, Indonesia berada urutan ke – 73
dari 116 negara. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan prevalensi balita dengan status pendek dan
sangat pendek di Indonesia adalah 37,2% pada tahun 2013,
dan menurun menjadi 30,8% pada tahun 2018. Sedangkan
untuk baduta, prevalensi 32.8% pada tahun 2013 yang
mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 29,9%. Studi
Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 di 34 provinsi
menunjukkan angka stunting nasional turun dari 27,7% tahun
2019 menjadi 24.4% di tahun 2021.
Lanjutan…
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun
2013, data prevalensi stunting di Kabupaten Grobogan
termasuk kategori tinggi dengan prevalensi sebesar
54,9% dan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2018 sebesar 32,9%. Sehingga pada
Tahun 2018 Pemerintah Pusat menetapkan Kabupaten
Grobogan sebagai salah satu wilayah prioritas
penanganan stunting di tingkat nasional dan provinsi.
Contents of this template

For more info: You can visit our sister projects:


SLIDESGO | SLIDESGO SCHOOL | FAQs FREEPIK | FLATICON | STORYSET | WEPIK | VIDEVO
Tujuan • Terrcapai tingkat kinerja puskesmas
yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan
umum pembangunan.

• Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil


cakupan kegiatan, mutu kegiatan dan manajemen UPTD Puskesmas
Gubug 1 pada akhir tahun kegiatan).
• Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan

Tujuan Puskesmas di tahun yang akan datang.


• Dapat melakukan identifikasi dan analisa masalah, mencari penyebab
masalah di wilayah kerjanya berdasarkan kesenjangan pencapaian
Khusus kinerja.
• Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan
segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
• Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan urutan
kategori kelompok penilaian.
MANFAAT
Bagi peneliti.
• Memberikan kontribusi melalui ide dan program kerja yang
melibatkan multi sektoral

Bagi Puskesmas Gubug 1


• Sebagai masukan dalam upaya untuk pencegaha stunting di
wilayah kerja Puskesmas Gubug 1

Masyarakat
• Dengan adanya penelitian ini diharapkan menignkatkan wawasan
bagi maasyarakat sehingga angka kejadian stunting dapat
dicegah dengan menindaklanjuti factor factor yang berpengaruh
terhadap kejadian stinting
Pencapaian program di Gubug 1 tahun 2023 (Januari-Juli)
Penetuan Prioritas Masalah
Nilai Priori
No Indikator Nilai U Nilai S Nilai G
Total tas
1 Tingkat pengetahuan 5 5 5 15 I
Ibu hamil resiko tinggi
2 5 5 5 15 II
(termasuk anemia)
3 Balita kurang gizi 5 5 5 15 III

4 Remaja dengan Anemia 4 5 5 14 IV

5 Sanitasi Buruk 4 5 4 13 V
Analisa Penyebab Masalah
Penentuan prioritas altrenatif
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Man
d. Ketidakpatuhan - KIE pada ibu hamil pentingnya meminum tablet Fe selama
a. Pemeriksaan - Melakukan komunikasi efektif dengan pihak sekolah agar
skrining dan edukasi meminum tablet Fe kehamilan dan pemantaun oleh kader serta suami atau
kurang maksimal pemeriksaan dapat dilakukan maksimal dan menyeluruh keluarga dengan program AJU CENNING (Ajak ibu Cegah
Anemia Sedini Mungkin), termasuk di dalamnya keterlibatan
- Melakukan sosialisasi dan edukasi dengan pihak wali kelas
anggota keluarga, sehingga dapat berperan sebagai PMO
- Evaluasi pasca skrinign dengan pihak sekolah dan siswa, dan
- Sosialisasi cara meminum tablet Fe yang benar
menyampaikan kepada pihak orang tua/ wali

- Edukasi remaja melalui posyandu remaja dengan kegiatan


JANDA CERIA “Remaja wanita cerdas Cegah Penderita e. Pembinaan kader - Diadakan pembinaan kader dengan program IKATAN CINTA
Anemia” yang kurang maksimal (ibu kader cekatan cegah anemia), dengan video edukasi yang
dikirim di WAG atau tatap muka secara langsung

- Pelatihan kader posyandu untuk bisa melakukan teknik


pengukuran TB, BB, LILA,LK dengan benar dan melakukan
b. Cakupan ASI rendah - Kunjungan ibu nifas ditingkatkan secara kualitas dan kuantitas plotting dengan benar
untuk edukasi pemeberian ASI
- Pembentukan kader mandiri untuk memantau balita stunting
- Jika memungkinkan dibentuk konselor ASI dengan KEPING (kader peduli stunting)

c. PHBS kurang - KIE ibu dan keluarga untuk menerapkan perilaku hidup bersih f. Kurangnya - KIE calon pengantin dengan CATIN GANTENG (calon
diterapkan dan sehat pengetahuan tentang pengantin cegah stunting) dan pemberian brosur/leaflet tentang
stunting stunting
- Pemberian tong sampah tiap KK
- Melakukan skrining gizi dan Hb pada Catin
- Mengupayakan kebersihan lingkungan dan sumber air dengan
program CINTA (cegah stunting dengan sanitasi) - KIE ibu hamil tentang stunting, factor risiko dan dampaknya.
g. Banyaknya ibu hamil usia <20 tahun dan >35 - KIE posyandu remaja tentang Kesehatan reproduksi dan akibatnya
tahun
- KIE dan pemantauan ibu kader dan bidan desa

h. Bidan desa tidak tingga diwilayah kerja desa, - Merekrut bidan desa, dengan kapasitas 1 bidan desa untuk 3000 penduduk
jumlah bidan desa dan penduduk melebihi
- Pemantaaun kurang karena bidan desa tidak tinggal di wilayah kerja desa, diharapka
kapasitas
bides menempati wilayah kerja desa

- KIE dengan orang tua/wali dengn balita stunting sehingga dapat memantau dan
evaluasi perkembangan balita dengan KEJATI (Kejar Timbangan)
Method
a. Kualitas ANC yang kurang maksimal - Meningkatkan kualitas pemeriksaan ibu hamil dengan benar dari anamnesis hingga
pemeriksaan fisik head to toe

- KIE pada ibu hamil pentingnya pemeriksaan ANC untuk mengetahui perkembangan
bayi dan kehamilanya

b. Pelaksanaaan kelas ibu hamil atau posyandu - Meningkatkan frekuensi dan kualitas kelas ibu hamil dengan memebentuk kelas kecil
remaja kurang maksimal jumlah ibu hamil dibatasi maksimal 10 orang setiap kelompok. Sehingga dapat terfokus

- Membuat media edukasi yang menarik dan mudah di pahami


c. Laporan ANC dari jejaring puskesmas belum - Meningkatkan koordinasi dengan faskes luar puskesmas khususnya masalah
maksimal pelaporan secara rutin.
d. KIE yang diberikan sulit dipahami pasien - Membuat media edukasi yang menarik dan mudah di pahami

Material
a. Media promosi masih kurang - Menambah media promosi tentang stunting seperti pembuatan poster, video, penggunaan
Whatsapp serta media sosial.

b. Menu makanan kurang gizi - Mengadakan kelas memasak makanan dengan kandungan tinggi zat gizi

c. Tablet Fe tidak disukai - Edukasi cara meminum tablet Fe


d. Tidak semua ibu hamil dan kader memiliki HP - Pembuatan poster dan leaflet di tempat tempat umum atau bekerja sama dengan promkes
untuk mengakses informasi puskesmas kartasura untuk diadakan penyuluhan

e. Kertesediaan alat pengecekkan Hb terbatas - Melalui KIE dengan menyarankan untuk pengecekkan mandiri di faskes terdekat yang memiliki
pelayanan cek lab

- Pengadaaan dana BOK untuk pengadaan alat untuk pengecekkan hb


Money
a. Tidak semua desa memiliki ADD - Musyawarah rencana pembangunan desa untuk di adakan ADD guna terlaksanya program
pencegahan stunting

b. Belum semua masyarakat memiliki JKN - Sosialisasi dan pendataan ulang kepemilikan JKN
Environtment
a. Banyaknya sasaran ibu hamil dan remaja - Meningkatkan program penanggulangan anemia/ KEK dan evaluasi program serta melakukan
putri masih bekerja KIE pada ibu hamil dan remaja putri
b. Sanitasi yang buruk - Pengadaan jamban untuk KK yang belum memiliki jamban

- Melakukan gotong royong rutin tiap 2-3 minggu sekali untuk


memberihkan lingkunagn

- Mengadakan penyuluhan PHBS tiap desa

- Pemberian tong sampan tiap KK

c. Sosial ekonomi rendah dan kurangnya dukungan keluarga - Menganjurkan budidaya makanan mengandung Fe

- KIE yang melibatkan anggota keluarga sehingga dapat saling


mendukung untuk mencegah stunting
Pemecahan masalah terpilih
a. Nama Program
Program ini diberi nama “KEPING” yang merupakan singkatan dari “Kader Peduli
Stunting”.

b. Deskripsi Program
Program KEPING merupakan program gagasan inovatif permasalahan tingginya
kasus stunting di Kecamatan Gubug. Program ini dimaksudkan untuk menanggulangi
masalah stunting termsuk termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi, dimana factor-
faktor yang mempengaruhi kejadian stunting sangat kompleks melibatkan multisectoral
sehingga diperlukan kerja sama sehingga dapat mencegah kejadian stunting. Program
ini berkolaborasi dengan banyak pihak baik itu kerjasama antar programer maupun
antar sektor. Pada program ini dimaksudkan untuk mendeteksi dini dan memantau ibu
hamil, risti dan baduta dengan cara:
Upaya Pencegahan Stunting
penyuluhan serta pembinaan kader dalam menggunakan Membentuk pengawas minum obat bagi ibu hamil, agar rutin

penggunaan alat ukur dengan baik dan benar serta cara konsumsi obat tablet tambah darah, serta pada catin dan

plotting status gizi yang benar remaja dengan anemia

Penyuluhan PMO
Step 2 Step 4

Step 1 Step 3
KIE Pengarahan
Komunikasi, informasi dan edukasi ibu kader Mengarahkan ibu kader untuk turut serta
tentang stunting pada ibu hamil risiko tinggi mengajak ibu hamil agar lebih peduli terhadap
dengan cara membentuk kelompok kecil pencegahan stunting
dengan ibu hamil
Upaya Pencegahan Stunting
KEPING melakukan pengawasan terhadap ibu hamil risti dengan Bidan desa melakukan follow up ke WAG

KEK dan anemia serta pengawawasan dan pemantauan terhadap agar program terus berjalan

baduta kurang gizi dan turut evaluasi tumbang

Pengawasan Follow up
Step 2 Step 4

Step 1 Step 3
sosialisasi Pelaporan
KEPING melakukan sosialiasi mengenai stunting pada ibu KEPING melaporkan tiap temuan baduta
hamil . Materi stunting dalam bentuk leaflet dan poster dengan gizi kurang, ibu hamil baru dengan
edukasi yang bisa di download dan disebar luaskan KEK dan anemia
(tentang definisi penyakit, penyebab, dampak penyakit
dan pencegahan).
Tujuan Program

1. Upaya penceghan stunting di wilayah


kerja puskesmas gubug 1

2.
Meningkatkan peran aktif petugas
puskesmas, kader, dan masyarakat
dalam mencegah stunting

3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat


tentang stungting dan dampaknya pada anak
di masa depan
Sasaran Program

Sasaran dari program KEPING ini adalah seluruh ibu


kader di Kecamatan Gubug, sehingga diharapkan
dapat menurunkan angka cakupan stunting ysng
terpantau dengan target 100% dan pelaporan dini
baduta dengan gizi kurang.
Perencanaan Program
Membuat WAG
Bersama bidan
Sosialisasi dan
desa, kader dan ibu Pelatihan ibu kader
Pemantauan
hamil dan ibu
dengan baduta

Follow up WAG Pembuatan info


setiap 2 minggu grup kader
sekali KEPING
Pelaksanaan program

Koordinasi dengan bidan desa dan Pembentukan grup Whatsapp


Perencanaan Program KEPING
kder Bersama

Pemberian pelatihan, sosialisasi dan


pengarahan kepada ibu kader
KEPING dan pemberian materi
Melakukan follow up program
secara labgsung leaflet dan poster
KEPING di grup Whatsapp yang
edukasi (tentang definisi, penyebab,
dikoordinir oleh setiap bidan desa.
dampak dan pencegaha) yang bisa
Bidan desa bertugas melaporkan dan
didownload dan disebarluaskan
memantau ibu hamil dan baduta yang
melalui media sosial, kriteria ibu
dibantu oleh kader, hasil dari
hamil yang perlu dilaporkan,
program dilaporkan oleh bidan desa
pemantauan dan pengawasan
ke puskesmas untuk di evalusi.
terhadap ibu hamil dan baduta yang
dilakukan dengan menggunakan
media sosial
01 02
Pengawasan program Tempat
Kegiatan dilakukan di wilayah
Pengawasan program kerja puskesmas gubu 1
dilakukan oleh masing-
masing bidan desa. Bidan
desa akan melakukan follow
03
Waktu pelaksanaan
up di grup Whatsapp.
Sejak dibuat WAG
Indikator Program
1) Terlaksananya pembinaan kader dengan memberikan komunikasi, informasi, serta edukasi
mengenai pencegahan stunting.

2) Terkoordinasinya ibu kader dan bidan desa dalam program KEPING

3) Terbentuk grup Whatsapp sebagai sarana pelaporan ibu hamil risti

4) Bidan desa melakukan follow up kepada kader KEPING melalui grup Whatsapp.

5) Angka kejadian stunting di Kecamatan Gubug menurun sesuai target.


Target Program
Target dari program KEPING adalah tercapainya target cakupan
ibu hamil risiko tinggi dan Baduta gizi kurang di Kecamatan Gubug
pada tahun 2024.
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
1. KEPING (Kader Puskesmas Kartasura melakukan Kader posyandu Setiap kader KEPING terbina
Peduli Stunting) pembinaan kader KEPING di setiap
desa untuk melakukan sosialisasi,
melaporkan, serta memantau ibu hamil
dengan risti dan baduta di wilayahnya.

Sosialisasi, komunikasi, informasi, dan -Masyarakat - KEPING mampu


edukasi secara langsung dengan melakukan edukasi pada
-Ibu hamil
membentuk kelompok kelompok kecil di tentag stunting, factor
pos posyandu dan Whatsapp group risiko yang mempengaruhi
mengenai stunting untuk meningkatkan dan pencegahanya
pengetahuan sehingga dapat kepada masyarakat.
memberikan edukasi dan informasi
- Melaporkan, memantau
kepada masyarakat termasuk ibu hamil
dan mengawasi, serta
di wilayahnya.
membantu dalam
pencegahan dan
pengobatan ibu hamil risti
dan baduta dengan gizi
kurang.
Rencana Tindak Lanjut
Kesimpulan
1. Berdasarkan data PKP hasil kegiatan UKM di puskesmas Gubug tahun 2023 didapatkan jumlah baduta
dengan stunting sebanyak 82 dan didapatkan kasus ibu hamil risti sebesar 45 dengan KEK, anemia 9.

2. Cakupan kejadian stunting masih tinggi disebabkan oleh beberapa hal, seperti kurangnya pengetahuan
masyarakat serta kader dan program sebelumnya belum optimal.

3. Kurangnya pengawasan, pengendalian dan pemantauan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas
Gubug 1.

4. Kurangnya pengetahuan dan pemantauan anemia terhadap remaja putri dan calon manten.

5. Kurang optimalnya program pencegahan stunting.

6. Pembinaan KEPING (Kader Peduli Stunting) dengan pelatuhan, sosialisasi dan KIE secara langsung
dan evaluasi serta pemantauan melalui grup Whatsapp diharapkan mampu mencegah kejadian stunting
di wilayah kerja Puskemas Gubug 1.
Saran
1. Pihak Puskesmas dan bidan desa menjalin
komunikasi dan kerja sama dengan kader,
petugas KUA dan pihak sekolah agar
program ini terlaksana dengan baik.

2. Menindak lanjuti inovasi program KEPING


untuk dimasukkan ke program puskesmas
pada tahun 2024.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai