Anda di halaman 1dari 16

MIKROGNATIA

Oleh :
Megawati
Shafira Dwianna

Dosen Pembimbing:
drg. Herna Juliana N, Sp.Ort
Definisi Mikrognatia
Micrognathia mengacu pada
malformasi wajah yang ditandai
dengan hipoplasia mandibula yang
menyebabkan dagu kecil
Epidemiologi

Insidensi

● Insidensi 1: 1000

● Di Indonesia : belum
ada data pasti

● Diperkirakan 4.308
kejadian per
tahunnya
Etiologi
Patofisiologi

• Perkembangan mandibula pada janin  multifaktorial


• Kelainan perkembangan otot-otot mastikasi atau
nervusnervusnya dapat menyebabkan hipoplastik
mandibula
• Kegagalan pembentukan mandibula membuat posisi lidah
lebih ke atas, mencegah palatina lateral menyatu di garis
tengah  cleft palate
• Kontraktur sendi temporomandibular  mencegah mulut
terbuka  mikrognatia sekunder
Klasifikasi

Kongenital Didapat
• Etiologi tidak diketahui • Biasanya hasil gangguan di
• Terkait sindrom Pierre Robin area sendi
• Mikrognatia maxilla  akibat temporomandibular
kekurangan daerah premaxilla • Etiologi karena ankilosis
 deformitas sepertiga tengah sendi akibat trauma atau
wajah retraksi infeksi mastoid, telinga
• Mikrognatia mandibula sejati  tengah, atau sendi itu sendiri
retrusi dagu yang parah
Diagnosis - Klinis
• Tanda-tanda failure to thrive pada anak,
kesulitan makan, kesulitan bernafas,
nafas berbunyi, kemampuan tidur
buruk, retraksi kosta hingga sianosis

• Saat membuka bibir terdapat


malalignment margin alveolar pada
neonatus dan malalignment gigi pada
pasien yang lebih tua

• Sindrom pierre robbin  Cleft palate,


glossoptosis

• Retrognathia  Obstruksi jalan napas


Diagnosis – Pemeriksaan Fisik
• Perbedaan mandibular-maxillary
dapat diukur dari puncak ridge
alveolar mandibula dan apex rahang
atas alveolus ridge di garis tengah.
Ukuran ini berguna untuk
mengklasifikasikan tingkat
keparahan deformitas dan hampir
selalu lebih besar dari 1 cm

• Tanda obstruksi jalan napas


Pemeriksaan Penunjang

01 02
Polisomnografi Barium swallow
Mencatat tingkat apnea, laju Pada kasus kesulitan makan
pernafasan, eeg terbatas  jika berisiko aspirasi langsung
menentukan keadaan tidur dengan makan per oral

03 04
Laringoskopi, Bronkoskopi CT Scan Maksilofasial
Menilai jalan nafas sebelum Memberikan data anatomis
intervensi bedah. Melihat ada perbedaan rahang atas-
tidaknya glossoptosis mandibula
Terapi – Non Bedah
● Airway  memposisikan prone atau posisi lateral, atau dengan
oropharyngeal airway

● NGT atau gastrostomy  untuk nutrisi enteral adekuat

● Botol menyusui  botol tidak boleh disandarkan pada mandibula.


Orang tua diinstruksikanuntuk mendudukkan bayi di pangkuannya
dalam posisi tegak dan berikan tekanan lembut ke depan pada ramus
anakdengan ibu jari dan jari sambil menawarkan botol. Dengan
demikian bayi harus memanjangkan mandibula untuk menyusu

● Success rate non bedah = 33-69%


Terapi – Bedah
● Manajemen bedah diindikasikan ketika pernapasan atau kesulitan
makan tetap ada meskipun manuver posisi.

● Bedah berupa
○ Trakeostomi
○ Adhesi lidah bibir (tongue-lip adhesion)
○ Distraksi osteogenesis : dengan perangkat eskternal atau
internal
Prognosis

- Studi Harvard  20 fetal yang


didiagnosis prenatal dengan mikrognatia
 hanya 4 yang bertahan hidup
- 1 diantaranya dengan sindrom pierre
robin
- Fetus yang didiagnosa in utero 
prognosis yang buruk dan risiko tinggi
defek kongenital
Daftar Pustaka
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

Credits: This presentation template was created by


Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai