Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan

Glomerulonefritis
Pengertian dan Latar Belakang
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah kondisi peradangan pada glomerulus ginjal yang dapat mempengaruhi fungsi
penyaringan ginjal. Kondisi ini dapat bersifat akut atau kronis.
Glomerulonefritis (GN) adalah suatu keadaan dimana terjadi inflamasi pada glomerulus, yang
berdasarkan etiologi dapat terjadi secara primer ataupun sekunder. Glomerulonefritis primer, etiologinya tidak
diketahui tetapi umumnya merupakan proses autoimun. Glomerulonefritis sekunder disebabkan oleh penyakit
sistemik, infeksi, malignitas atau penyakit metabolik. Glomerulonefritis merupakan salah satu penyebab penting
dari penyakit ginjal kronik. Glomerulonefritis adalah suatu kondisi terjadinya peradangan pada glomerulus di
ginjal. Secara umum, peradangan ini disebabkan oleh reaksi sistem imun yang menyerang jaringan tubuh yang
sehat. Reaksi imun ini terjadi karena adanya antigen yang memicu kompleks antigen-antibodi di glomerulus.
Glomerulonefritis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) maupun menetap (kronis).
Klasifikasi Glomerulonefritis
Glomerulonefritis dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sistem seperti berikut:

Berdasarkan Penyebab Berdasarkan Morfologi


- Glomerulonefritis primer (idiopatik)
- Glomerulonefritis membranoproliferatif
Suatu glomerulonefritis kronik yang tidak diketahui etiologinya dengan
- Glomerulonefritis glomerulosklerosis fokal
gejala yang tidak spesifik
- Glomerulonefritis lupus
- Glomerulonefritis sekunder (akibat penyakit lain
seperti infeksi atau penyakit autoimun)
Etiologi dan Faktor Risiko Glomerulonefritis

Sebagian besar (75%) glomerulonefritis akut paska streptokokus timbul setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang disebabkan
oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49. Sedang tipe 2, 49, 55, 56, 57 dan 60 menyebabkan
infeksi kulit 8-14 hari setelah infeksi streptokokus,timbul gejala-gejala klinis.

Berbagai faktor dapat menyebabkan perkembangan glomerulonefritis, termasuk:

• Infeksi seperti infeksi bakteri atau virus


• Penyakit autoimun seperti lupus
• Trauma pada ginjal
• Penggunaan obat-obatan tertentu
Patofisiologi Glomerulonefritis

Glomerulonephritis adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit yang


menyerang glomeruli ginjal (glomeruli ginjal berfungsi menyaring cairan dan
sampah tubuh). Penyakit ini berupa inflamasi glomeruli yang umumnya terjadi
setelah infeksi saluran pernapasan atas karena streptokokus, Cedera glomerular
terjadi karena kompleks antigen – antibody yang terperangkap dalam filter
glomerulus,Glomeruli menjadi edema dan terinfiltrasi leukosit polimorfonuklear,
yang menyumbat lumen kapiler. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya filtrasi
plasma, yang menyebabkan akumulasi air berlebihan dan terjadi retensi natrium.
Plasma resultan dan cairan intertisial menyebabkan kongesti sirkulasi dan edema.
Hipertensi berhubungan dengan glomerulonefritis.
Manifestasi Klinis Glomerulonefritis
Glomerulonefritis dapat menimbulkan berbagai gejala dan tanda, termasuk:

• Edema (pembengkakan tubuh)


• Nefritis cenderung memiliki periode laten kira-kira 10 hari, dan awitan gejala 10 hari setelah infeksi awal.
• Tanda-tanda awal adalah wajah yang bengkak, edema periorbital, anoreksia, dan urine gelap.
• Urine berwarna gelap atau berdarah
• Penurunan fungsi ginjal, menyebabkan peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah
• Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Komplikasi Glomerulonefritis
Glomerulonefritis dapat menyebabkan komplikasi yang serius, termasuk:

• Gagal ginjal kronis


• Hipertensi yang sulit dikendalikan
• Infeksi saluran kemih yang berulang
• Gagal jantung
• Anemia (manifestasi klinis yang progresif)
Penatalaksanaan Medis Glomerulonefritis
Penanganan glomerulonefritis melibatkan berbagai pendekatan medis, seperti:

1
Menangani Penyebab 2 3
Pengendalian 4
Dasar Hipertensi Diet yang Sesuai Pemberian penisilin pada
fase akut
Jika glomerulonefritis Jika pasien mengalami Penyesuaian diet yang
Pemberian antibiotik ini tidak
disebabkan oleh infeksi hipertensi, penggunaan tepat, termasuk
mempengaruhi beratnya
atau penyakit autoimun, obat antihypertensi dapat mengurangi asupan garam
glomerulonefritis, melainkan
pengobatan penyebabnya dianjurkan untuk menjaga dan protein, dapat
mengurangi menyebarnya infeksi
perlu dilakukan. tekanan darah dalam membantu mengendalikan
Streptococcus yang mungkin masih
kisaran normal. kondisi ini.
ada
Pemeriksaan Penunjang
Glomerulonefritis
Pada glomerulonefritis, pemeriksaan penunjang dapat meliputi:

• Pemeriksaan urin untuk melihat adanya protein atau darah


• Pemeriksaan darah untuk melihat kadar urea dan kreatinin
• Pemeriksaan pencitraan ginjal seperti ultrasonografi atau biopsi ginjal
Asuhan Keperawatan pada Pasien
Glomerulonefritis
Asuhan keperawatan yang adekuat pada pasien glomerulonefritis meliputi:

 Pengkajian

1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
4. Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan umum
• Ukuran antropomerti
• Pemeriksaan Fisik Head To Toe
Analisa data
No. Analisa Data Etiologi Diagnosa
2. Tanda Mayor : Kebocoran Pola napas tidak 3. Tanda Mayor : Fagosit pada Gangguan
1. Tanda Mayor : Aldosteron naik Hipervolemia
S : Dispnea kapilerglomerulus efektif (D. 0005) S : Sering buang air kecil gelombang eliminasi urin
S : 1. Dispnea (D.0022) O:
O: glomerulus (D.0040)
O: 1. Penggunaan obat bantu Probenuria
1. Distensi kandung
pernapasan
1. Edema ansarka atau Retensi natrium kemih Kebocoran kapiler
2. Fase ekspirasi Hipoalbuninea
edema perifer. memanjang 2. Berkemih tidak tuntas glomerulus
2. BB meningkat dalam 3. Pola napas abnormal Defusi cairan ke (hesitancy)
(mis. Takipnea, extra sel
waktu singkat Busung 3. Volume residu urin Hematuria
bradipnea,
meningkat
3. Refleks hepatojugular hiperventilasi, Kerja nafas
kussmaul, cheyne- Tanda Monor : GANG PULA
positif
stokes) Menekan S: ELIMINASI
Hipervolemia Tanda minor : diafrakma O:
Tanda Minor : S : Otopnea
O: Nafas tidak efektif
O:
1. Pernapasan pursed-lip
1. Distensi vena 2. Pernapasan cuping POLANAPAS

jugularis hidung TIDAK


Diagnosa
3. Diameter thoraks EFEKTIF
2. Terdengar suara nafas anterior-posterior
tambahan meningkat 1. Hipervolemia
4. Ventilasi semenit
3. Hepatomegali
menurun
2. Pola Nafas Tidak Efektif
4. Kadar hb/ht turun 5. Kapasitas vital 3. Gangguan Eliminasi Urine
5. Oliguria menurun
6. Tekanan ekspirasi
6. Intake lebih banyak menurun
daripada output 7. Tekanan inspirasi
menurun
(balans cairan positif)
8. Ekskursi dada berubah
No SDKI SLKI SIKI 2. Hipervolamia Keseimbangan cairan (L.05020) Menejemen hipervolemia
(D. 0022) INDIKATOR SA ST (I.03114)
Intervensi
1. Pola nafas Pola napas (L. 01004) Menejemen jalan napas  Observasi
tidak efektif INDIKATOR SA ST (I. 01011) Asepan makanan 3 4
- Periksa tanda dan
(D.0005) Tekanan ekspirasi 2 4  Observasi Edema 3 4 gejala hipervolemia
- Monitor pola napas - Indekasi penyebab
Tekanan inspirasi 2 4 Dutput urine 3 4 hipervolemia
(frekuensi,
Ventilasi semenit kedalaman, usaha 4 - Monitor status
2 4 Intake urine 3
napas) hipervolemia
Despnea - Monitor intake dan
4 1 - Monitor bunyi napas
autput cairan
Ortopnea (mis. Gurgling,
3 1  Terapeutik
mengi, wheezing, - Batasi asupan cairan
Pernapasan cuping hidung 4 1 ronkhi kaling) dengan garam
Frekuensi napas - Mederatorsputum  Edukasi
2 4
(jumlah, warna, - Ajarkar cara
aroma) membatasi cairan
 Teapeutik  Kolaborasi
- Pertahanan kepatenan - Kolaborasi pemberian
diuretik
jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga
trauma servikal) 3. Gangguan Eliminasi urin (L. 04034) Menejemen eliminasi
- Posisikan semi-fowler eliminasi urin urine (I.04152)
atau fowler (D.0040) INDIKASI SA ST  Observasi
- Indikasi tanda dan
- Berikan minum Berkemit tidak tuntas 2 4
gejala retensi atau
hangat 4 intenkontinensia urine
Volume residu urine 2
- Lakukan penghisapan - Indentifikasi faktor
Disuria 2 4 yang menyebabkan
lendir kurang dari 15
4 retensi dan
detik Anuria 2
indentinensia urine
- Berikan oksigen, jika - Monitor eliminasi
perlu urine
 Edukasi  Terapeutik
- Catat waktu-waktu
- Anjurkan asupan haluaran berkemih
cairan 2000 ml/hari, - Batasi asupan cairan,
jika tidak jika perlu
kontraindikasi  Edukasi
- Ajarkan mengukur
- Anjurkan teknik batuk asupan cairan dan
efektif haluaran cairan
 Kolaborasi - Ajarkan terapi
modalitas penguatan
- Kolaborasi pemberian
otot-otot
bronkodilator,ekspakt panggul/berkemih
oran, mukolitik, jika  Kolaborasi
perlu
Penutup

Glomerulonefritis adalah suatu reaksi imunologik terhadap bakteri


atau virus tertentu pada jaringan ginjal. Glomerulonefritis dapat
terjadi secara epidemik atau sporadik, paling sering pada anak usia
sekolah yang lebih muda, antara 5 – 8 tahun. Glomerulonefritis
umumnya disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi pada anak-
anak, seperti infeksi traktus respiratorius.

Anda mungkin juga menyukai