Anda di halaman 1dari 31

REVERSE OSMOSIS

Perbedaan Osmosis dan Reverse Osmosis

Proses Osmosis Proses


Reverse Osmosis
Osmosis:
Perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut tinggi hingga
tercapai kesetimbangan konsentrasi

Reverse Osmosis:
Perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut
tinggi ke larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut rendah.
Syarat : harus ada tekanan hidrostatik yang melebihi tekanan osmotis
larutan
Tujuan : mendapatkan pelarut (air) dengan kemurnian tinggi
Air Murni (menurut Farmakope Indonesia V halaman 56) : air yang memenuhi
persyaratan air minum, yang dimurnikan dengan cara destilasi, penukar ion, osmosis
balik atau proses lain yang sesuai. Serta tidak mengandung zat tambahan lain

Air Murni : air yang diproses menggunakan bahan baku/feed berupa softwater/aqua
demin/air demin.

Air demin ini diproses menggunakan unit Reverse Osmosis (RO).

Unit RO dapat menghilangkan pencemar terlarut dari air karena air dipaksa melewati
membran RO.

Air yang keluar dari RO kemudian melewati sinar UV untuk membunuh mikroba yang
ada.

Air yang sudah melewati RO mempunyai kadar TOC (Total Organic Carbon) yang
sangat rendah.
TOC rendah = menjaga air tidak menjadi media tumbuh bakteri.
Teori Perpindahan dalam Reverse Osmosis

1. solution diffusion
2. model membrane berpori
3. fenomena termodinamik irreversible

• Teori yang paling umum digunakan adalah solution diffusion.

• Asumsi : zat terlarut (garam) maupun pelarut (air) terlarut secara homogen
pada permukaan membrane dan masing-masing akan berdifusi melewati
membran.
Kecepatan difusi garam dan air melalui membran RO
bergantung pada gradien potensial kimia yaitu perbedaan
konsentrasi dan tekanan antara dua sisi membran.

Efisiensi reverse osmosis bergantung pada :


1. konsentrasi zat terlarut
2. tekanan
3. laju fluks air
BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM REVERSE OSMOSIS

1. Pre Filter : untuk memisahkan padatan-padatan terlarut dalam air umpan


seperti partikulat, klorin dan komponen lain penyebab fouling.
Pre Filter terdiri dari :
a) SPUN (sedimen)
Menyerap partikel-partikel seperti debu, karang, lumpur, dll.

b) GAC (karbon aktif)


Menyerap zat-zat kimia yang berbahaya seperti kaporit, karsinogen,
detergen, insektisida, dll.

c) CTO
Menyerap zat-zat organik seperti klorin, bau, logam berbahaya.
2. Booster pump : untuk meningkatkan tekanan sehingga mampu
meningkatkan rejeksi dan laju alir produk.

3. Membran RO (biasanya berupa housing membrane)


- Dibuat dari selulosa asetat, selulosa triasetat, atau poliamida
- Modul membrane yang digunakan jenis spiral wound

4. Post Filter
Post Filter terdiri dari :
a) Post carbon
Menjamin kualitas air dengan memperbaiki cita rasa dan bau
b) Bio ceramic
Menjamin kualitas air dengan memperbaiki cita rasa dan bau
c) Hexagonal alkali
Memecah molekul air menjadi berbentuk heksagonal atau enam sudut sehingga
meningkatkan jumlah ion oksigenyang berguna dalam peredaran darah.

5. Tangki Penampung
Menampung produk setelah proses, karena proses pemisahan membrane
berlangsung lambat. Tujuannya agar arus air lebih cepat ke arah kran faucet.

6. Unit Autoflush
Meminimalisasi fenomena fouling dan scaling.
- Fouling : perubahan morfologi membrane secara irreversible yang disebabkan oleh
interaksi fisik dan/atau kimia spesifik antara membran dengan komponen
yang ada dalam umpan (koloid, partikel halus, minyak, mikroorganisme,
oksida logam, silika)
- Scaling : presipitasi/pengendapan kristal garam di permukaan membran seperti
CaCO3 , CaSO4 , BaSO4 , SrSO4 , CaF2 , Mg(OH)2

7. Kran Air Baku (Umpan)

8. Kran faucet
Membran Reverse Osmosis

• Terdiri dari lapisan tipis polimer pada penyangga berpori (fabric support).
• Memiliki sifat permeabilitas yang tinggi terhadap air.
• Memiliki derajat semipermeabilitas yang tinggi dalam arti laju transportasi air
melewati membran harus jauh lebih tinggi dibandingkan laju transportasi ion-ion
terlarut dalam umpan.
• Stabil terhadap variasi pH dan suhu.
• Umur membran berkisar antara 3 – 5 tahun.
• Jenis polimer untuk membran : selulosa asetat (CAB) dan komposit poliamida (CPA)
• Ukuran pori membran 0,1 nanomicron – 5.000 nanomicron ( 1 nanometer = 0,001
micron)
Jenis Membran RO
No Batasan Membran selulosa Lapisan tipis
. asetat membran
komposit
1. pH 2–8 2 – 11
2. Temperatur 5°C - 30°C 5°C - 50°C
3. Ketahanan terhadap serangan Lemah Lemah
bakteri
4. Ketahanan terhadap klorin 0 – 1 ppm 0 – 0,1 ppm
5. Rejeksi terhadap garam saat 85% – 92% 94% – 98%
tekanan 60 psi
6. Rejeksi terhadap nitrat saat 30% – 50% 70% – 90%
tekanan 60 psi
7. Cost relatif Rendah Tinggi
Pada aplikasi reverse osmosis, konfigurasi modul membrane yang
digunakan yaitu spiral wound.
Aplikasi RO Skala Rumah Tangga

1. Undersink
2. Whole house
3. Multi family
4. Farm and ranch
Tipe Undersink
Tipe Whole House
Tipe Multi Family
dan Farm and
Ranch
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REVERSE OSMOSIS
Kelebihan :
Air hasil bebas dari bahan pencemar seperti virus, bakteri,
bahan kimia, dan logam berat.

Kekurangan :
1. Invertasi dan biaya operasional tinggi
2. Kapasitas air terbuang besar
3. Diperlukan pre-treatment yang baik
4. Resiko pemampatan pada membran
5. Toleransi terhadap kenaikkan debit air
6. Daya listrik lebih besar
DIALISIS
Dialisis : proses perpindahan molekul zat terlarut dari suatu campuran larutan yang terjadi akibat
difusi pada membrane semipermeabel.

• Molekul zat terlarut yang berukuran lebih kecil dari pori-pori dapat keluar.
• Molekul lebih besar tertahan di kantong membran.
• Membran dialisis umumnya terbuat dari selulosa, karena selulosa bersifat inert.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju dialisis


1. Konsentrasi molekul zat terlarut yang akan keluar dari kantong dialisis
Jika konsentrasi di lingkungan lebih kecil dibandingkan di dalam kantong dialisis maka laju
akan semakin cepat.
2. Luas permukaan kantong dialisis (sebanding)
3. Volume pelarut
Jika rasio luas permukaan membran dg volume pelarut besar, maka laju akan berlangsung cepat.
Aplikasi Metode Dialisis

1. Pemurnian protein (terutama enzim)


Menghilangkan molekul garam seperti ammonium sulfat sebelum dilanjutkan pada
proses pemurnian berikutnya.

2. Proses pencucian darah pada pasien gagal ginjal


a) Hemodialisis : menggunakan mesin
b) Dialisis peritoneal : menggunakan membran peritoneal yang berlokasi di daerah
perut untuk mengantikan fungsi ginjal
PEMISAHAN MELALUI
TEKNOLOGI MEMBRAN
Membran : lapisan pembatas tipis yang bersifat selektif permeabel,
hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul tertentu.

Membran dikelompokkan menjadi : membran berpori, tak berpori, dan


penukar ion.

1. Membran berpori
- Untuk mencapai selektivitas tinggi, pori pada membran harus relative
lebih kecil
daripada partikel
- Aplikasi : Mikrofiltrasi, Ultrafiltrasi, Nanofiltrasi, dan RO.
- Kekurangan : dapat terjadi fouling
2. Membran tak berpori
- Terdiri atas lapisan rapat, dimana permeat dibawa melalui
difusi
- Pemisahan akibat adanya perbedaan kelarutan dan difusivitas
- Kekurangan : rendahnya fluks

3. Membran penukar ion


Terdiri dari penukar kation dan anion
Nanofiltrasi &
Mikrofiltrasi Ultrafiltrasi
Reverse Osmosis
Merupakan proses pemisahan antar-partikel. Merupakan proses pemisahan Merupakan proses pemisahan
antar-molekul. (bakteri, yeast) antar zat terlarut dengan B.M.
rendah (garam, glukosa,
laktosa, micropollutents)
Tekanan osmotik diabaikan, tanpa Tekanan osmotik diabaikan, Tekanan osmotik tinggi,
memperhitungkan adanya polarisasi tanpa memperhitungkan sekitar 1-25 bar.
konsentrasi. adanya polarisasi konsentrasi.
Tekanan yang digunakan rendah (< 2 bar). Tekanan yang digunakan Tekanan yang digunakan
rendah (1-10 bar). tinggi (1-25 bar).
Struktur asimetrik dan struktur simetrik Struktur asimetrik. Struktur asimetrik.

Ketebalan dari lapisan pemisah : Ketebalan dari lapisan pemisah Ketebalan dari lapisan pemisah
simetrik = 10-150 μm asimetrik = 1 μm. = 0,1-1 μm. = 0,1-1 μm.

Pemisahan berdasarkan ukuran partikel Pemisahan berdasarkan Pemisahan berdasarkan


ukuran partikel. perbedaan di dalam kelarutan
dan difusivitas
MIKROFILTRASI
 Aliran melalui membran mikroporus dapat terjadi dengan menggunakan
tekanan rendah.
 Untuk aplikasi pengolahan air minum atau air limbah dilakukan dengan
memberikan sedikit tekanan untuk meningkatkan produksi (fluks).
 Mikrofiltrasi dapat digunakan untuk menghilangkan kekeruhan, alga, bacteria,
cysta giardia, oocysta cryptosporidium, dan seluruh material padatan.
 Mikrofiltrasi juga sering digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
atau koloid di dalam air limbah.
ULTRAFILTRASI

 Membran UF akan menghilangkan kotoran dari zat yang mempunyai berat


molekul tinggi, material koloid, serta molekul polimer organik atau
anorganik.
 Tekanan operasi rendah sehingga cukup untuk mencapai tingkat fluks yang
tinggi dari membrane ultrafiltrasi.
 Fluks membrane didefinisikan sebagai jumlah air yang disaring atau
diproduksi per satuan luas permukaan membran per satuan waktu.
NANOFILTRASI

 Nanofiltrasi adalah filtrasi membrane cross flow.


 Digunakan untuk memisahkan ion divalent, umumnya magnesium sulfat
dan kalsium klorida.
 Digunakan dalam aplikasi pemisahan mineral (demineralisasi),
penghilangan zat warna, dan desalinasi.

Anda mungkin juga menyukai