Anda di halaman 1dari 17

Persepsi Risiko

dan
Komunikasi Risiko
Citra Lestari
Risk Communication Specialist AIHSP
Tujuan Sesi

• Memahami perbedaan persepsi risiko bagi setiap


orang
• Memahami faktor-faktor yang memengaruhi
persepsi risiko
• Memahami Peran Komunikasi Risiko
Komunikasi Risiko
Pertukaran informasi, data, saran antara para ahli
atau pejabat dengan masyarakat yang mungkin
menghadapi ancaraman

Termasuk langkah-langkah yang mungkin diambil


beserta akibatnya

Masyarakat mengambil tindakan untuk


melindungi diri, keluarga, dan lingkungan
Deteksi dini dan respon Mendorong diadopsinya
kesehatan masyarakat sebuah perilaku
yang cepat termasuk (perubahan perilaku) yang
komunikasi risiko dapat mencegah,
mengurangi, atau
menghentikan risiko dari
Peluang
sebuah krisis kesehatan.
Jumlah pengendalian
kasus

Hari Sumber: WHO


Mari berbagi…

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana persepsi masyarakat terhadap


ajakan Bapak/Ibu untuk vaksin Covid-19 atau prokes?
Menurut Bapak/Ibu, mengapa persepsinya seperti itu?

- Masyarakat bandel, tidak mau menuruti saran


- Masyarakat tidak mengerti
- Masyarakat memiliki alasan lain..
Persepsi Risiko
Risiko dipahami dari:
• Pemahaman terhadap informasi/data terkait suatu
kejadian, penyakit (Hazard)
• Respon emosi yang dipengaruhi oleh ketakutan,
kemarahan, pengalaman, pengetahuan, budaya,
agama (Outrage)

Risiko = Data Penyakit/Bencana + Perasaan yang ditimbulkan

Pemahaman mengenai sebuah risiko bisa berbeda


pada setiap orang
*Sandman (2012)
Persepsi terhadap Risiko
1. Kecenderungan untuk menilai kemungkinan
berdasarkan mudahnya hal tersebut dibayangkan

Cara Kerja Vaksin


Vaksin COVID-19 melindungi Anda
Ada penjelasan singkat mengenai kuman dilemahkan,
Bagaimana melindunginya? Tidak
sistem imun dalam tubuh mengenali dan mengingat,
mudah dibayangkan
sehingga tubuh menjadi lebih terlindungi
Persepsi terhadap Risiko
2. Kecenderungan untuk melihat sesuatu lebih tidak
berisiko jika seseorang merasa memegang kontrol
ketika menghadapinya

Gambar orang mengendarai mobil - Gambar obat-obatan – jika kita merasa kita
sepenuhnya memagang kontrol, memiliki obat bagi suatu penyakit, kita merasa
sehingga merasa dapat mengantisipasi lebih memiliki kuasa untuk mengontrol
risiko penyakit
Persepsi terhadap Risiko
3. Kecenderungan untuk menolak opsi yang tidak
pasti atau menolak sesuatu yang risikonya tidak
terlihat.

Foto: Dok Antara

“Apa harus kena dulu, baru percaya Gambar teman netra yang menerima vaksin
COVID-19 itu ada?
Lebih yakin jika telah mendengar
Sulit percaya kalau belum terlihat atau pengalaman orang lain
terasa
Persepsi terhadap Risiko
4. Kecenderungan untuk berani bertaruh jika risiko
atau manfaatnya sangat besar
“Kasus Kematian COVID-19 Naik,
Kemenkes Bilang 70% karena
Belum Divaksin”

Pertaruhannya besar jika kita tidak


mengambil Tindakan “divaksin”,
karena itu kita akan cenderung
memikirkan pilihan untuk divaksin

Jika pertaruhannya kecil, mungkin


kita akan berpikir, “ah tidak
divaksin juga tidak apa-apa”
Respon Afektif / Emosi
• Persepsi terhadap risiko akan mendorong pertimbangan terhadap:
• Seberapa serius risiko yang dihadapi
• Seberapa besar kemungkinan kita terkena risiko
• Persepsi terhadap risiko akan mendorong munculnya emosi – takut,
marah, was-was
• Respon afektif akan mendorong pengambilan keputusan
Persepsi Risiko Vs Pencarian Informasi
Karakteristik Kepercayaan
Individu: terhadap
Persepsi media
Demografi Risiko
(Gender, usia,
suku, status Mencari / Perubahan
sosial) Menghin Perilaku
Respon Sikap
dari
Afektif terhadap
Filosofi Politik Informasi
kecukupan
Norma informasi
Pengalaman Subyektif Kemampuan
sebelumnya mencari
informasi

Risk Information Seeking and Processing Model Griffin, 1999


Sikap Masyarakat Saat Pandemi Covid-19
• Pandemi COVID-19 penuh dengan ketidakpastian dan sangat panjang
• Di awal pandemi, semakin diberi fakta, masyarakat semakin menjauhi
informasi – faktanya menyeramkan, langkah yang perlu diambil tidak pasti,
maka semakin banyak tahu semakin khawatir
• Memakai masker – masker mahal, tidak ada masker transparan, dll
• Tidak bepergian – kalau tidak bepergian, tidak bisa mendapat uang
• Menjaga jarak – hunian sangat rapat
• Tidak berkerumun – bekerjanya di pasar
Sikap Masyarakat Saat Pandemi Covid-19
• Semakin banyak informasi mengenai gejala, cara pencegahan, pengobatan,
kejadian pasca vaksin, pencarian informasi semakin tinggi, sehingga
peluang untuk perubahan perilaku semakin besar
• Jika tidak mungkin memakai masker, maka sebisa mungkin di rumah
• Jika tidak mungkin dian di rumah, sebisa mungkin memakai masker
• Jika…. maka…. (apa yang bisa kita upayakan bersama untuk menyelesaikan
persoalan masyarakat)
• Informasi yang disampaikan perlu memerhatikan karakteristik individu,
norma subyektif, kemampuan mencari informasi, dan kepercayaan
terhadap media

Anda mungkin juga menyukai