HADITS
KELOMPOK 3
Kelas : 10-C
Semester : Genap
Tahun : 2023-2024
NAMA KELOMPOK
SANAD
Menurut bahasa, Sanad berarti sandaran, yang dipercayai, atau kaki bukit.
Sedangkan menurut istilah ahli hadis sanad berarti jalan yang dapat menghubungkan matan hadis
kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam ilmu hadis, Sanad menjadi penentu suatu hadis, jika salah
seorang dalam sanad sanad tersebut ada orang yang fasik atau tertuduh dusta, maka hadis itu akan
menjadi lemah dan tidak dapat dijadikan dalil untuk menetapkan hukum
P E N G E R T I A N S A N A D , M ATA N , R AW I , R I J A L A L
HADIS
Contoh Sanad :
Maka matan hadis "Salasun" sampai "an yuqzafa fun-nar" diterima oleh imam bukhari
melalui sanad pertama Muhammad bin almustanna, sanad kedua abdul wahhab ats
tsaqafy, sanad ketiga Ayyub, sanad ke empat Abi qilabah dan seterusnya sampai sanad
yang terakhir Anas ra
P E N G E R T I A N S A N A D , M ATA N , R AW I , R I J A L A L
HADIS
M AT A N
Kata matan atau "al matan" menurut bahasa berarti "Ma shaluba wairtafa 'amin al aradhi" (Tanah yang
meninggi), sedangkan menurut istilah Matan adalah materi atau lafal hadis itu sendiri
R AW I
Rawi yaitu orang yang memindahkan hdis seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke
dalam suatu kitab hadis.Rawi pertama adalah para sahabat dan rawi terakhir adalah orang yang
membukukannya,seperti imam Bukhari,Imam Muslim,Imam Ahmad dan lain-lain.
P E N G E R T I A N S A N A D , M ATA N , R AW I , R I J A L A L
HADIS
Contoh Matan :
Dari nama "Musaddad" dan nama sesudahnya sampai "Abu Hurairah" adalah sanad,
sedangkan kalimat mulai dari "Ma bayina bayiti" sampai "Alhu di" disebut matan
Contoh Rawi :
P E N G E R T I A N S A N A D , M ATA N , R AW I , R I J A L A L
HADIS
RIJAL AL HADITS
Rijal Al hadis atau di sebut juga "Ilmu Rijalul Ilmu ini sangat penting di pelajari dengan
Hadis" yaitu ilmu yang membahas para rawi hadis, seksama, karena hadist itu, terdiri dari sanath
baik dari sahabat, tabi'in, maupun angkatan- dan matan. Maka mengetahui keadaan para
angkatan sesudahnya. perawi yang menjadi sanath, merupakan separuh
Dalam ilmu ini kita dapat mengetahui keadaan para pengetahuan.
perawi yang menerima hadits dari Rasullullah saw.
dan dari sahabat dan seterusnya, di dalam ilmu ini
di terangkan terikh (sejarah) ringkas dan riwayat
hidup para perawi, Mazhab yang di pagangi oleh
para perawi dan keadaan-keadaan para perawi itu
menerima hadist.
K U A L I TA S S A N A D , M ATA N , D A N R AW I
Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita, sehingga seluruh sanad itu
merupakan suatu rangkaian.
Imam Nawawi dan Ibnu Shalah tidak membenarkan menilai suatu (sanad) hadis dengan aşahhul-asänid, atau
menilai suatu (matan) hadis dengan aşahhul-hadis, secara mutlak. Yakni tanpa menyandarkan kepada suatu hal
yang tertentu. Penilaian asahhul-asanid tersebut hendaklah secara muqayyad. Artinya dikhususkan kepada
sahabat tertentu.
Segolongan Muhaddisin yang lain memperbolehkan secara mutlak. Contoh asahhul-asanid yang muqayyad
kepada:
K U A L I TA S S A N A D , M ATA N , D A N R AW I
A. Sahabat Tertentu :
1) Umar bin Khaththab ra, ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri
dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya (Abdullah bin Umar), dari kakeknya (Umar bin
Khaththab).
2) Ibnu Umar ra., ialah yang diriwayatkan oleh Malik dari Nafi dari Ibnu Umar ra
3) Abu Hurairah ra., ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri dari Ibnu Musayyab dari Abu
Hurairah ra.
1) Kota Mekah, ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyainah dari "Amru bin Dinar dari Jabir bin Abdullah
ra.
2) Kota Madinah, ialah yang diriwayatkan oleh Ismail bin Abi Hakim dari Abidah bin Abi Sufyan dari
Abu Hurairah.
K U A L I TA S S A N A D , M ATA N , D A N R AW I
1) Jika menurut Imam Bukhari, ialah Malik, Nafi', dan Ibnu Umar ra.
2) Jika menurut Ahmad bin Hambal, ialah Az-Zuhri, Salim bin Abdullah, dan ayahnya (Abdullah bin Umar).
3) Jika menurut Imam An-Nasa'i, ialah Ubaidillah bin Abbas dan Umar bin Khaththab ra.
Hadis yang bersanad ahsanul-asanid adalah lebih rendah derajatnya daripada yang bersanad asahhul-asānid.
Ahsanul-asanid itu antara lain, bila hadis tersebut bersanad:
a. Bahaz bin Hakim dari ayahnya (Hakim bin Mu'awiyah) dari kakeknya (Mu'awiyah bin Haidah).
b. Amru bin Syu'aib dari ayahnya (Syu'aib bin Muhammad) dari kakeknya (Muhammad bin Abdillah bin Amr
bin Amr bin Ash).
K U A L I TA S S A N A D , M ATA N , D A N R AW I
Rangkaian sanad yang paling rendah derajatnya, disebut ad aful-asanid atau auhal-asanid. Rangkaian sanad yang
ad'aful-asanid antara lain:
1) Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., ialah yang diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi Ya qub bin Yaqub dari
Murrah Ath-Thayyib dari Abu Bakar ra.
2) Abu Thalib (Ahlil-bait) ra, ialah yang diriwayatkan oleh Amru bin Syamir Al- Ju'fy dari Jabir bin Yazid dari
Harits Al-A'war dari Ali bin Abi Thalib ra.
3) Abu Hurairah ra., ialah yang diriwayatkan oleh As-Sariyyu bin Ismail dari Dawud bin Yazid dari ayahnya
(Yazid) dari Abu Hurairah ra.
K U A L I TA S S A N A D , M ATA N , D A N R AW I
Kualitas matan bisa diteliti dari kandungan matan itu sendiri, apa isi kandungan matan itu bertentangan dengan Al-
Qur'an atau tidak, atau bertentangan dengan fakta sejarah atau tidak.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang rawi (periwayat hadis) yang disepakati para ahli hadis.
Kriteria-kriteria itu adalah:
1) Islam
2) Balig (dewasa)
3) Adil
4) Dabit (teliti)
S I S T E M P E R I WAYATA N H A D I S T D E N G A N L A F A L D A N
MAKNA
Seorang rawi hadist ketika menyampaikan hadist dari Rasulullah Saw. kepada orang lain, baik mendengar langsung dari
Rasulullah maupun mendengar dari orang lain persis seperti yang disampaikan Rasulullah Saw kata katanya dan
redaksinya sama seperti yang disampaikan Rasulullah dan adakalanya perawi tadi meriwayatkan hadist rasul itu dengan
maknanya saja sedangkan kata kata dan redaksinya disusun sendiri oleh perawi tersebut. Periwayatan hadits dengan
makna itu bisa, karena perawi sudah tidak ingat betul kata atau lafal yang diucapkan Rasulullah disamping diperlukan
perawi pada saat itu hanya isi hadistnya saja.
Sistem meriwayatkan hadits dengan maknanya saja tidak dilarang oleh Rasulullah Saw berbeda dengan Alquran yang susunan
bahasanya dan maknanya sedikit pun tidak boleh dirubah meski hanya dengan pengganti kata yang sinonim dan tidak merubah
arti dalam meriwayatkan hadist, yang penting adalah isinya. Adapun lafal dan redaksinya diperbolehkan menggunakan lafal
dan redaksi lain, asalkan kandungan dan maknanya tidak berubah.
Terima Kasih
SEKIAN DARI KELOMPOK 3