LB Jaenabun 2350311030
Restu Eka Wahyuni 2350311022
Serly Agustina 2350311004
Pengertian Model Praktik
Keperawatan Profesional
5
Karakteristik MPKP
1. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
2. Penetapan Jenis Tenaga Keperawtan
3. Penetapan Standar Rencana Asuhan Keperawatan (Renpra)
4. Penggunaan Metode Modifikasi Keperawatan Primer
Langkah-langkah dalam MPKP
Menurut Sitorus, 2006 di dalam (Basuki, 2018) 1. MPKP pemula ditingkatkan menjadi MPKP
Evaluasi proses dapat dilakukan dengan menggunakan tingakat I. Pada tingkat ini, PP pemula diberi
instrumen evaluasi MPKP oleh CCM. Evaluasi proses kesempatan meningkatkan pendidikan sehingga
mempunyai kemampuan sebagi SKp/ Ners
.dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu
2. MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP
: Evaluasi hasil (outcome) dapat dilakukan dengan tingkat II. Pada MPKP tingkat I, PP
adalah SKp/Ners. Agar PP dapat memberikan
1. Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/ keluaga untuk setiap
asuhan keperawatan berdasarkan ilmu
klien pulang teknologi mutakhir, diperlukan kemampuan
seorang Ners sepesialis yang akan berperan
2. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai
sebagai CCM.
berdasarkan dokumentasi
3. MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP
3. Penilaian infeksi nosokomial (biasanya ditetapkan per ruang rawat) tingkat III. Pada tingkat ini perawat dengan
kemampuan sebagai Ners sepesialis ditingkatkan
4. Penilain rata-rata lama hari perawat menjadi doktor keperawatan.
8
Tingkatan MPKP
Model Praktik Keperawatan Profesional III Melalui pengembangan model .1
PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional tingkat III. Pada
ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor dalam
keperawatan
Model Praktik Keperawatan Profesional II. .2
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan
spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu
11
Jurnal Penelitian yang terkait
4. Peneliti: Imam Ghazali, Model Metode Asuhan Keperawatan 2017 Penerapan MAKP dapat meningkatkan kepuasan pasien, karena mutu pelayanan
Achmad Suyanto, Propesional (MAKP) di rumah sakit yang berkualitas selalu menjadi harapan setiap pengguna jasa pelayanan
Nama jurnal: Halaman | RSUD WARU Kabupaten kesehatan. Penulis melakukan pengkajian kepada seluruh kepala ruang di tiap unit
28 Pamekasan pelayanan RSUD Waru Kabupaten Pamekasan untuk mengetahui jenis model MAKP.
JURNAL BHAKTI CIVITAS Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) didapatkan seluruhnya kepala
AKADEMIKA ruang di RSUD Waru Pamekasan menerapkan jenis fungsional sebagai metode asuhan
Volume VI, Nomor 2, Tahun 2023 keperawatan profesional sebanyak 8 orang (100%). Diharapkan kepala ruang RSUD
ISSN 2615-210X (Print) dan Waru Pamekasan dapat meningkatkan perannya untuk melakukan monitoring dan
ISSN (2615-4994) (Online) evaluasi kepada seluruh tenaga kesehatan di setiap unit pelayanan keperawatan
Available Online at Sehingga tenaga kesehatan melengkapigan baik
http://e-journal.lppmdianhusada.a
c.id/index.php/jbca
FENOMENA PELAYANAN KEPERAWATAN SAAT INI
Penerapan Suatu Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Harus Berdasarkan Analisis Setiap Ruangan, Pihak Manajemen Harus Mempertimbangkan Dari Segi Ketenagaannya, Kesiapan PN Dan PA, Standarr
Rencana Keperawatan, Serta Metode Apa Yang Akan Diambil. Berdasarkan Teori Yang Biasa Dipakai Adalah Metode Keperawatan Primer. Keperawatan Primer, Penekanannya Terletak Pada Penugasan Seorang
Primer Sebagai Penanggung Jawab Utama Pemberi Asuhan Keperawatan Kepada Pasien Tertentu. Metode Primer Memberi Dampak Positif Terhadap Peningkatan Profesionalisme, Peningkatan Autonomi Profesi Dan
Kepuasan Bekerja Bagi Perawat, Peningkatan Kepuasan Pasien Akan Mutu Layanan Dan Asuhan Keperawatan, Dan Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (Huber, 2000). Profesionalisme, Peningkatan Autonomi Profesi
Dan Kepuasan Bekerja Bagi Perawat, Peningkatan Kepuasan Pasien Akan Mutu Layanan Dan Asuhan Keperawatan, Dan Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (Huber, 2000).
Pada Tahun 2010 Bangsa Indonesia Memasuki Era Globalisasi, Era Dimulainya Pasar Bebas Asean Dimana Banyak Tenaga Professional Keluar Dan Masuk Ke Dalam Negeri. Pada Masa Itu Mulai Terjadi
Suatu Masa Transisi Atau Pergeseran Pola Kehidupan Masyarakat Dimana Pola Kehidupan Masyarakat Tradisional Berubah Menjadi Masyarakat Yang Maju. Keadaan Itu Menyebabkan Berbagai Macam Dampak
Pada Aspek Kehidupan Masyarakat Khususnya Aspek Kesehatan Baik Yang Berupa Masalah Urbanisaasi, Pencemaran, Kecelakaan, Disamping Meningkatnya Angka Kejadian Penyakit Klasik Yang Berhubungan
Dengan Infeksi, Kurang Gizi, Dan Kurangnya Pemukiman Sehat Bagi Penduduk. Pergeseran Pola Nilai Dalam Keluarga Dan Umur Harapan Hidup Yang Meningkan Juga Menimbulkan Masalah Kesehatan Yang
Pada Masyarakat Yang Menuju Ke Arah Moderen, Terjadi Peningkatan Kesempatan Untuk Meningkatkan Pendidikan Yang Lebih Tinggi, Peningkatan Pendapatan Dan Meningkatnya Kesadaran Masyarakat
Terhadap Hukum Dan Menjadikan Masyarakat Lebih Kritis. Kondisi Itu Berpengaruh Kepada Pelayanan Kesehatan Dimana Masyarakat Yang Kritis Menghendaki Pelayanan Yang Bermutu Dan Diberikan Oleh
Tenaga Yang Profesional. Keadaan Ini Memberikan Implikasi Bahwa Tenaga Kesehatan Khususnya Keperawatan Dapat Memenuhi Standart Global Internasional Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan/Keperawatan, Memiliki Kemampuan Professional, Kemampuan Intelektual Dan Teknik Serta Peka Terhadap Aspek Social Budaya, Memiliki Wawasan Yang Luas Dan Menguasi Perkembangan Iptek.
Pembahasan
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat
professional, diantaranya :
1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat
untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini
masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.
Tren keperawatan telah berubah seiring berjalannya waktu sebagai akibat dari pandemi covid-19, pergeseran demografi, teknologi, kesehatan masyarakat, dan sikap sosial. Dengan
sekitar 3 juta perawat di negara ini, tren ini mempengaruhi salah satu populasi terbesar angkatan kerja di amerika. Mengikuti tren keperawatan adalah hal yang penting karena membantu para
profesional keperawatan untuk tetap mengikuti perubahan dalam protokol perawatan pasien, perubahan dalam persyaratan pengembangan profesional, dan perubahan yang antara lain
memengaruhi perjanjian lisensi perawat di negara bagian. Misalnya, perawat yang sangat memperhatikan kemajuan dalam layanan kesehatan akan memahami bagaimana pendekatan baru
terhadap perawatan dapat meningkatkan hasil pasien dan memfasilitasi pengalaman yang lebih baik. Selain itu, perawat terdaftar yang selalu mengetahui perubahan dalam lanskap layanan
kesehatan, seperti kemajuan teknologi dalam prosedur perawatan dan perubahan demografi karena gelombang pensiun perawat baby boomer, akan lebih memahami implikasi perubahan ini
terhadap bidang keperawatan.
Kesimpulan
Menurut hoffart, 1996 di dalam (basuki, 2018) model praktik keperawatan profesional (mpkp)
adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan.
Model praktik keperawatan profesional (mpkp) adalah suatu model pemberian asuhan
keperawatan yang memberi kesempatan kepada perawat profesional untuk menetapkan otonominya dalam
merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
(manarung s, 2011).
Terimakasih…