Anda di halaman 1dari 18

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

BERDASARKAN PILAR DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN

Yang disusun oleh :


kelompok 1

LB Jaenabun 2350311030
Restu Eka Wahyuni 2350311022
Serly Agustina 2350311004
Pengertian Model Praktik
Keperawatan Profesional

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) yaitu suatu sistem

(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yang menfasilitasi perawat

profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan

tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus, 2014).

Jadi MPKP adalah suatu sitem kerja yang didalamnya terdapat

unsur-unsur keprofesionalan perawat dalam melakukan asuhan

keperawatan serta proses asuhan keperawatan untuk memenuhi kepuasan

pasien maupun keluarga pasien dalam ruang rawat.


Tujuan dari MPKP
• Menjaga kosnsistensi asuhan keperawatan
• Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
• Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
• Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan keputusan
• Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan
Faktor-faktor yang berhubungan dalam perubahan
MPKP
• KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN
• STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN
• MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
Komponen MPKP

Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai


rumah sakit Hoffart Woods menyimpulkan bahwa MPKP
terdiri dari lima komponen, yakni :
1. Nilai-nilai professional
2. Pendekatan manajemen
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
4. Hubungan professional
5. Sistem kompensasi dan penghargaan

5
Karakteristik MPKP
1. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
2. Penetapan Jenis Tenaga Keperawtan
3. Penetapan Standar Rencana Asuhan Keperawatan (Renpra)
4. Penggunaan Metode Modifikasi Keperawatan Primer
Langkah-langkah dalam MPKP

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan


1. Pembentukan tim 1. Pelatihan tentang MPKP
2. Memberikan bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam
2. Rencana penilaian mutu melakukan kenferensi.
3. Presentasi MPKP 3. Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam
melakukan ronde dengan perawata asosiate (PA).
4. Penempatan tempat implementasi MPKP
4. Memberi bimbingan kepada PP dalam memenafaatkan
5. Penetapan tenaga keperawatan standar renpra.
6. Penetapan jenis tenaga 5. Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak/
orientasi dengan klien/keluarga.
7. Pengembangan standar rencana asuhan
keperawatan 6. Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan presentasi
kasus dlam tim.
8. Penetapan format dokumentasi keperawatan 7. Memberi bimbingan kepada Clinical Care Manager (CCM)
9. Identifikasi masalah dalam membimbing PP dan PA.
8. Memberi bimbingan kepada tim tentang dokumetsi
keperawatan
7
Tahap Evaluasi Tahap Lanjut

Menurut Sitorus, 2006 di dalam (Basuki, 2018) 1. MPKP pemula ditingkatkan menjadi MPKP
Evaluasi proses dapat dilakukan dengan menggunakan tingakat I. Pada tingkat ini, PP pemula diberi
instrumen evaluasi MPKP oleh CCM. Evaluasi proses kesempatan meningkatkan pendidikan sehingga
mempunyai kemampuan sebagi SKp/ Ners
.dilakukan oleh CCM dua kali dalam seminggu
2. MPKP tingkat I ditingkatkan menjadi MPKP
: Evaluasi hasil (outcome) dapat dilakukan dengan tingkat II. Pada MPKP tingkat I, PP
adalah SKp/Ners. Agar PP dapat memberikan
1. Memberikan instrumen evaluasi kepuasan klien/ keluaga untuk setiap
asuhan keperawatan berdasarkan ilmu
klien pulang teknologi mutakhir, diperlukan kemampuan
seorang Ners sepesialis yang akan berperan
2. Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar yang dinilai
sebagai CCM.
berdasarkan dokumentasi
3. MPKP tingkat II ditingkatkan menjadi MPKP
3. Penilaian infeksi nosokomial (biasanya ditetapkan per ruang rawat) tingkat III. Pada tingkat ini perawat dengan
kemampuan sebagai Ners sepesialis ditingkatkan
4. Penilain rata-rata lama hari perawat menjadi doktor keperawatan.

8
Tingkatan MPKP
Model Praktik Keperawatan Profesional III Melalui pengembangan model .1
PKP III dapat berikan asuhan keperawatan profesional tingkat III. Pada
ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doktor dalam
keperawatan
Model Praktik Keperawatan Profesional II. .2
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan
spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu

Model Praktik Keperawatan Profesional I .3


Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat I dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu :
ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan
.metode tim disebut tim primer

Model Praktik Keperawatan Profesional Pemula merupakan tahap awal .4


untuk menuju PKP. Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan dan
.dokumentasi asuhan keperawatan
Pilar-pilar MPKP
1. Pilar 1 : pendekatan menejemen keperawatan
Terdiri dari :
A. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filososfi, kebijakan dan rencana
jangka pendek, harian, bulanan, dan tahunan)
B. Pengorganisasian dengan menyusun struktur organisasi, jadwal dinas, dan daftar alokasi pasien.
C. Pengarahan, terdapat kegiatan delegasi, supervisi, menciptakan iklim motivasi, menejemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan
post konferen, dan manajemen konflik.

2. Pilar 2 : sistem penghargaan


Manajemen sumber daya manusia diruang MPKP berfokus pada proses
Rekruitmen, seksi kerja orientasi, penilaian kerja, staf perawat.

3. Pilar 3 : hubungan profesional


Hubungan profesional dalam pemeberian pelayanan keperawatan (tim kesehatan)
Dalam penerimaan pelayanan keperawatan (klien dan keluarga).

Pilar 4 : menejemen asuhan keperawatan yang diterapkan di mpkp


Adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan
10
Model-model Pengorganisasian Perawatan
Pasien

1. Model Keperawatan team


2. Model Keperawatan primer
3. Model Keperawatan klien secara total
4. Model Keperawatan Fungsional
5. Model Keperawatan Manajemen Kasus

11
Jurnal Penelitian yang terkait

No Citasi jurnal Judul jurnal Tahun Kesimpulan


1. Peneliti : Hubungan Penerapan Model 2023 Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Elim Rantepao
Catherina Bannepadang1, Praktik Keperawatan pada bulan Juni 2023. Desain penelitian ini yaitu deskriptif
Olgrid Algarini Allo2, Profesional Dengan analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada
Samuel3 Kinerja Perawat Di Rumah penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap Rumah
Nama jurnalnursing Sakit Elim Rantepao Sakit Elim Rantepao dengan jumlah 147 perawat. Teknik
LPPM: Jurnal Ilmiah Tahun 2023 pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
Kesehatan Promotif dengan jumlah sampel 107 responden. Uji yang digunakan dalam
 Email: Available penelitian ini adalah uji alternatif dari uji Chi Square yaitu uji
online: Fisher.
https://journal.stikestanato Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden
raja.ac.id memiliki lama kerja 8 tahun yaitu 18 responden (16.8%),
mayoritas responden menerapkan MPKP secara efektif yaitu 101
responden (94.4%), mayoritas responden memiliki kinerja baik
yaitu 102 responden (95.3%) dan berdasarkan uji Fisher
diperoleh bahwa ada hubungan yang bermakna antara penerapan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dengan kinerja
perawat, dengan nilai (p=0.001).
2. Peneliti : Endah Penerapan manajemen 2023 Keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai
Indrawati*, Erlena asuhan keperawatan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
 Available online: model tim dan model keperawatan profesional dapat terwujud apabila
April, 14, 2023 at : primer terhadap mutu dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang profesional
http://ejurnalmalaha asuhan keperawatan sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas
yati.ac.id/index.php/ pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan.
holistik Dengan demikian metode pemberian asuhan keperawatan
merupakan bagian dari fungsi pengorganisasian. Metode
pemberian asuhan keperawatan terdiri dari lima metode yang
meliputi metode fungsional, metode kasus, metode tim,
metode modular dan metode primer. Tujuan: Untuk
mengetahui efektifitas penerapan manajemen asuhan
keperawatan model tim dan model primer terhadap mutu
asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Kabupaten
Karawang. Metode: Quasi eksperimen dengan rancangan pre
post test with group design dengan jumlah sampel 104
responden. Data dianalisis menggunakan uji GLM-RM.
Hasil: Terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok
metode tim dan kelompok metode primer dengan nilai p <
0,05. Simpulan: Penerapan metode tim dan metode primer
ada pengaruh pada peningkatan mutu pelayanan
keperawatan..
3. Peneliti : Riska Azizah PENGARUH PENERAPAN 2023 Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) ialah suatu sistem (struktur, proses,
Siregar Nama jurnal :  MODEL PRAKTIK dan nilai–nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
Vol 1 No 1 (2023): Indonesian Tru KEPERAWATAN PROFESIONAL pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang dapat memopang
st Nursing Journal
TERHADAP MUTU PELAYANAN pemberian asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
)
KEPERAWATAN DI MURNI pengaruh penerapan MPKP terhadap mutu pelayanan keperawatan di Murni Teguh
TEGUH MEMORIAL HOSPITAL Memorial Hospital. Desain penelitian adalah quasi experimental metode
nonequivalent posttest only design, dengan 20 responden pada kelompok intervensi
dan 20 responden pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji
Wilcoxon test dan uji Mc Nemar Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh penerapan MPKP terhadap kepuasan klien/keluarga (p=0,002), dan
kepatuhan perawat terhadap standar (p=0,0001), sedangkan tidak ada pengaruh
penerapan MPKP terhadap lama hari rawat inap (p=0,490), dan angka HAIs (p=0).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan MPKP dapat mempengaruhi mutu
pelayanan keperawatan yaitu kepuasan klien/keluarga, dan kepatuhan perawat
terhadap standar di Murni Teguh Memorial Hospital. Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya dapat mengukur kepuasan kinerja perawat setelah penerapan MPKP.

4. Peneliti: Imam Ghazali, Model Metode Asuhan Keperawatan 2017 Penerapan MAKP dapat meningkatkan kepuasan pasien, karena mutu pelayanan
Achmad Suyanto, Propesional (MAKP) di rumah sakit yang berkualitas selalu menjadi harapan setiap pengguna jasa pelayanan
 Nama jurnal: Halaman | RSUD WARU Kabupaten kesehatan. Penulis melakukan pengkajian kepada seluruh kepala ruang di tiap unit
28 Pamekasan pelayanan RSUD Waru Kabupaten Pamekasan untuk mengetahui jenis model MAKP.
JURNAL BHAKTI CIVITAS Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) didapatkan seluruhnya kepala
AKADEMIKA ruang di RSUD Waru Pamekasan menerapkan jenis fungsional sebagai metode asuhan
Volume VI, Nomor 2, Tahun 2023 keperawatan profesional sebanyak 8 orang (100%). Diharapkan kepala ruang RSUD
ISSN 2615-210X (Print) dan Waru Pamekasan dapat meningkatkan perannya untuk melakukan monitoring dan
ISSN (2615-4994) (Online) evaluasi kepada seluruh tenaga kesehatan di setiap unit pelayanan keperawatan
Available Online at Sehingga tenaga kesehatan melengkapigan baik
http://e-journal.lppmdianhusada.a
c.id/index.php/jbca
FENOMENA PELAYANAN KEPERAWATAN SAAT INI

Penerapan Suatu Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Harus Berdasarkan Analisis Setiap Ruangan, Pihak Manajemen Harus Mempertimbangkan Dari Segi Ketenagaannya, Kesiapan PN Dan PA, Standarr

Rencana Keperawatan, Serta Metode Apa Yang Akan Diambil. Berdasarkan Teori Yang Biasa Dipakai Adalah Metode Keperawatan Primer. Keperawatan Primer, Penekanannya Terletak Pada Penugasan Seorang

Perawat Profesional Atau Registered Nurse, Yang Disebut Sebagai Perawat

Primer Sebagai Penanggung Jawab Utama Pemberi Asuhan Keperawatan Kepada Pasien Tertentu. Metode Primer Memberi Dampak Positif Terhadap Peningkatan Profesionalisme, Peningkatan Autonomi Profesi Dan

Kepuasan Bekerja Bagi Perawat, Peningkatan Kepuasan Pasien Akan Mutu Layanan Dan Asuhan Keperawatan, Dan Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (Huber, 2000). Profesionalisme, Peningkatan Autonomi Profesi

Dan Kepuasan Bekerja Bagi Perawat, Peningkatan Kepuasan Pasien Akan Mutu Layanan Dan Asuhan Keperawatan, Dan Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (Huber, 2000).

Pada Tahun 2010 Bangsa Indonesia Memasuki Era Globalisasi, Era Dimulainya Pasar Bebas Asean Dimana Banyak Tenaga Professional Keluar Dan Masuk Ke Dalam Negeri. Pada Masa Itu Mulai Terjadi

Suatu Masa Transisi Atau Pergeseran Pola Kehidupan Masyarakat Dimana Pola Kehidupan Masyarakat Tradisional Berubah Menjadi Masyarakat Yang Maju. Keadaan Itu Menyebabkan Berbagai Macam Dampak

Pada Aspek Kehidupan Masyarakat Khususnya Aspek Kesehatan Baik Yang Berupa Masalah Urbanisaasi, Pencemaran, Kecelakaan, Disamping Meningkatnya Angka Kejadian Penyakit Klasik Yang Berhubungan

Dengan Infeksi, Kurang Gizi, Dan Kurangnya Pemukiman Sehat Bagi Penduduk. Pergeseran Pola Nilai Dalam Keluarga Dan Umur Harapan Hidup Yang Meningkan Juga Menimbulkan Masalah Kesehatan Yang

Berkaitan Dengan Kelompok Lanjut Usia Serta Penyakit Degeneratif.

Pada Masyarakat Yang Menuju Ke Arah Moderen, Terjadi Peningkatan Kesempatan Untuk Meningkatkan Pendidikan Yang Lebih Tinggi, Peningkatan Pendapatan Dan Meningkatnya Kesadaran Masyarakat

Terhadap Hukum Dan Menjadikan Masyarakat Lebih Kritis. Kondisi Itu Berpengaruh Kepada Pelayanan Kesehatan Dimana Masyarakat Yang Kritis Menghendaki Pelayanan Yang Bermutu Dan Diberikan Oleh

Tenaga Yang Profesional. Keadaan Ini Memberikan Implikasi Bahwa Tenaga Kesehatan Khususnya Keperawatan Dapat Memenuhi Standart Global Internasional Dalam Memberikan Pelayanan

Kesehatan/Keperawatan, Memiliki Kemampuan Professional, Kemampuan Intelektual Dan Teknik Serta Peka Terhadap Aspek Social Budaya, Memiliki Wawasan Yang Luas Dan Menguasi Perkembangan Iptek.
Pembahasan
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat
professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.

2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( Standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi ).

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat
untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

 Pengembangan pendidikan keperawatan

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini
masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

Tren keperawatan telah berubah seiring berjalannya waktu sebagai akibat dari pandemi covid-19, pergeseran demografi, teknologi, kesehatan masyarakat, dan sikap sosial. Dengan
sekitar 3 juta perawat di negara ini, tren ini mempengaruhi salah satu populasi terbesar angkatan kerja di amerika. Mengikuti tren keperawatan adalah hal yang penting karena membantu para
profesional keperawatan untuk tetap mengikuti perubahan dalam protokol perawatan pasien, perubahan dalam persyaratan pengembangan profesional, dan perubahan yang antara lain
memengaruhi perjanjian lisensi perawat di negara bagian. Misalnya, perawat yang sangat memperhatikan kemajuan dalam layanan kesehatan akan memahami bagaimana pendekatan baru
terhadap perawatan dapat meningkatkan hasil pasien dan memfasilitasi pengalaman yang lebih baik. Selain itu, perawat terdaftar yang selalu mengetahui perubahan dalam lanskap layanan
kesehatan, seperti kemajuan teknologi dalam prosedur perawatan dan perubahan demografi karena gelombang pensiun perawat baby boomer, akan lebih memahami implikasi perubahan ini
terhadap bidang keperawatan.
Kesimpulan

Menurut hoffart, 1996 di dalam (basuki, 2018) model praktik keperawatan profesional (mpkp)

adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan.

Model praktik keperawatan profesional (mpkp) adalah suatu model pemberian asuhan

keperawatan yang memberi kesempatan kepada perawat profesional untuk menetapkan otonominya dalam

merencanakan melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien

(manarung s, 2011).
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai