Anda di halaman 1dari 25

Proposal Skripsi

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN


STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
DI PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Ketua Penguji : Disusun oleh Penguji I :


FEBRIANI Ns. Aida Kusnaningsih, M.Kep., Sp.Kep.Mat
Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep. M. Kep Penguji II :
PO.62.20.1.19.409
Vissia Didin Ardiyani, SKM, MKM Ph.D

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


REGULER VI
BAB I BAB II BAB III
PENDAHULUAN KAJIAN METODE
PUSTAKA PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gagal tumbuh
kembang yang ditandai dengan tinggi badan yang tidak mencukupi angka
normal dan kecerdasan yang juga terganggu (Tan Shot 2020). ).
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi kasus
kejadian balita stunting di Indonesia sebesar (21,6%). Hasil laporan Studi
Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi balita stunting di
Kalimantan tengah yaitu 26,9%. Prevalensi stunting di kota Palangka Raya 27,8
%. Sementara itu, prevalensi anak balita stunting dengan angka tertinggi
terdapat pada Kabupaten Murung Raya 40,9%. Diikuti oleh Kabupaten Barito
Selatan 35,6% dan Kabupaten Seruyan 34,75%Prevalensi stunting tertinggi di
kota Palangka Raya di urutan ke-2 dalam 2 tahun berturut-turut ditempati oleh
Puskesmas Pahandut, dengan angka prevalensi 32,37% pada tahun 2020 dan
20,26 % pada tahun 2021. Prevalensi stunting di Puskesmas Pahandut
terdapat 90 balita pendek dari 278 balita yang diukur tinggi badannya (32,37%).
. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Pahandut
berada pada posisi ke-2, posisi ini tidak berubah selama 2 tahun berturut-turut.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam apakah
“Faktor yang Memengaruhi Kejadian Stunting pada balita usia 24-59 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya ”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang memengaruhi kejadian
stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Pahandut Palangka Raya

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum 2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu b. Untuk mengetahui gambaran penghasilan/status ekonomi
untuk mengetahui faktor yang memengaruhi orang tua
c. Untuk mengetahui gambaran tinggi badan ibu
kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di d. Untuk mengetahui gambaran riwayat pemberian ASI
Eksklusif,
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
e. Untuk mengetahui gambaran riwayat kelengkapan imunisasi
f. Untuk mengetahui gambaran riwayat BBLR
g. Untuk mengetahui gambaran riwayat penyakit infeksi
h. Untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang memengaruhi
kejadian stunting
1. Bagi Peneliti 2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini menambah Hasil penelitian ini diharapkan dapat
wawasan bagi peneliti khususnya meningkatkan pelaksanaan program
tentang Analisis faktor Yang dalam penanganan masalah stunting
Memengaruhi Kejadian Stunting Pada
Balita Usia 24-59 Bulan
D. Manfaat
Penelitian
3. Bagi Institusi Poltekkes 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kemenkes Palangka Raya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
dijadikan sebagai referensi dan menambah kemudahan untuk peneliti selanjutnya dan
wawasan mahasiswa mahasiswi Poltekkes diharapkan dapat digunakan sebagai data
Kemenkes Palangka Raya mengenai kejadian dasar untuk penelitian selanjutnya dan
stunting. sebagai tambahan ilmu pengetahuan.
.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Stunting
Definisi Stunting
Stunting merupakan suatu keadaan Balita Pendek (Stunting) adalah
dimana tinggi badan anak yang status gizi yang didasarkan pada
terlalu rendah. Stunting atau terlalu indeks PB/U atau TB/U dimana
pendek berdasarkan umur adalah dalam standar antropometri penilaian
tinggi badan yang berada di bawah status gizi anak, hasil pengukuran
minus dua standar deviasi (<-2SD) tersebut berada pada ambang batas
dari tabel status gizi World Health (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3
Organization (WHO) tahun 2019. SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD
(sangat pendek / severely stunted)
(Kemenkes R.I, 2019).
B.1. Faktor Risiko Stunting
Pendidikan Ibu
4) ASI Ekslusif
ASI yang diberikan kepada
Pengetahuan tentang bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan,
kesehatan, pendidikan formal yang tanpa menambah dan atau mengganti
diperoleh ibu dapat memberikan dengan makanan atau minuman lain.
pegetahuan atau informasi yang
berhubungan dengan kesehatan. 5) Kelengkapan Imunisasi

2) Penghasilan/Status Ekonomi
Orang Tua
Beresiko mengalami Tidak lengkapnya
stunting karena kemampuan imunisasi menyebabkan imunitas
pemenuhan gizi yang rendah, balita menjadi lemah, sehingga mudah
meningkatkan risiko terjadinya stunting untuk terserang penyakit infeksi.

3) Tinggi Badan Ibu 6) Berat Badan lahir


Beresiko mengalami
stunting karena kemampuan
pemenuhan gizi yang rendah, Berat badan lahir kurang
meningkatkan risiko terjadinya stunting. dari 2500 gram berarti berat badan
lahir rendah dan bila lebih dari atau
7) Riwayat Infeksi
Penyakit infeksi memiliki 8) Jenis Kelamin
pengaruh hambatan langsung pada Jenis kelamin
proses metabolisme, termasuk lempeng menentukan pula besar
epifisis pertumbuhan yang dapat kecilnya kebutuhan gizi
menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi seseorang.
pada anak melalui kekurangan gizi.

9) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Resiko
terkena penyakit infeksi akibat pemberian
MP-ASI terlalu dini disebabkan karena
usus yang belum siap menerima
makanan serta kebersihan yang kurang.
C. Dampak Terjadinya Stunting
Anak yang menderita stunting
berdampat tidak hanya fisik yang lebih
pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan,
produktivitas dan prestasinya kelak setelah
dewasa

D. Pencegahan Stunting
Kejadian balita stunting dapat diputus mata
rantainya sejak janin dalam kandungan dengan cara
melakukan pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil,
artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan makanan yang
cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi dan
terpantau kesehatannya .
E. Penilaian Stunted Secara Antropometri

Antropometri merupakan
ukuran dari tubuh, sedangkan antropometri gizi
adalah jenis pengukuran dari beberapa bentuk
tubuh dan komposisi tubuh menurut umur dan
tingkatan gizi, yang digunakan untuk mngetahui
c. Tumbuh kembang balita

a. Pengertian
Anak balita adalah anak 1)
yang telah menginjak usia Pertumbuhan dimulai dari
diatas 1 tahun atau lebih tumbuh bagian atas
popular dengan pengertian menuju bagian bawah.
usia anak dibawah 5 tahun
(Septiari, 2018).
2) Perkembangan
dimulai dari batang tubuh
2. Balita kearah luar..

d. Motorik Kasar
b. Karakteristik balita
Gerakan fisik yang membutuhkan
dibagi menjadi 2 yaitu : keseimbangan dan koordinasi antara
1) Anak Usia 1-3 tahun anggota tubuhContohnya berjalan, berlari.
(Batita) e . Motorik Halus
2) Anak Usia Pra sekolah Kemampuan yang berhubungan dengan
(3-5 tahun) keterampilan fisik yang melibatkan otot-
otot kecil, koordinasi mata dan tangan
B. Kerangka Teori C. Penelitian Terdahulu
Kerangka teori adalah gambaran yang menghubungkan permasalahan yang akan
diteliti untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan Penelitian terdahulu juga berguna untuk melihat perbandingan dan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya

Nama peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil

Dewi Modjjo, Analisis Faktor Analitik Kesimpulan


Andi, Akifa Risiko Kejadian observasional bahwa faktor
Sudirman, Stunting pada dengan risiko kejadian
dan Andriyadi balita Usia 24- menggunakan stunting pada
Hasan (2022) 59 Bulan di desain penelitian balita adalah
Wilayah Kerja case control. riwayat IMD,
Puskesmas Pengambilan riwayat
Motolohu sampel pemberian ASI
Kabupaten menggunakan Eksklusif,
Pohuwato total dengan riwayat
samplingjumlah pemberian MP-
sampel 66. ASI, tinggi
Pengumpulan badan ibu dan
data pekerjaan ibu
menggunakan
lembar kuesioner
dan obervasi.
Analisis data
menggunakan
perhitungan Odds
Ratio (OR) dan uji
Chi Square.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan desain
cross sectional.

Metode desain penelitian cross sectional


yaitu jenis penelitian pengumpulan datanya
hanya dilakukan satu kali pengamatan atau
pengukuran pada saat pemeriksaan
(Suprajitno, 2019).
B. Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel Dependen:
Kejadian stunting balita usia
1. Faktor Orang Tua
24-59 bulan :
a. Pendidikan ibu
b. Penghasilan/status ekonomi - BB Normal
c. Tinggi badan - Stunting BB <2500 gram
2. Faktor Anak
- Normal jika z-score >-2
a. Pemberian ASI Eksklusif
sd
b. Kelengkapan imunisasi
c. BBLR - Stunting jika z-score <-2
d. Riwayat penyakit infeksi sd
C. Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Alat ukur dan Cara Hasil ukur Skala ukur
ukur

Stunting pada anak Hasil pengukuran Pengukur TB 1= stunting bila z Ordinal


balita tinggi badan atau (Microtoise) dan PB score <- 2 SD.
panjang balita (Lengboard) 2= normal bila z
menurut umur tidak Hasil pengukuran score >-2 (standar
sesuai dengan grafik dilihat sesuai umur deviasi)
pertumbuhannya dan dibandingkan
dengan standar baku
WHO-MGRS
Pendidikan ibu Pengakuan Kuesioner diisi 1 = Tingkat Ordinal
responden tentang sendiri pendidikan rendah
pendidikan terakhir. (SD, SMP)
2 = tingkat
pendidikan tinggi
(SMA, PT)
Penghasilan/Status Pengakuan Kuesioner diisi 1=Pendapatan Ordinal
Ekonomi responden tentang sendiri rendah <UMR
jumlah hasil kerja (Rp.3.226.700)
berupa upah uang 2=Pendapatan
yang diperoleh tinggi >UMR
keluarga setiap (Rp.3.226.700)
bulan.
Tinggi Badan Ibu Tinggi badan ibu Kuesioner dan 1= rendah TB
berdasarkan pengukur tinggi (<145cm) Ordinal
pengukuran. badan 2 = normal TB
mikrotoise. (>145cm)

Pemberian ASI Air susu ibu yang Kuesioner diisi 1= diberikan ASI Nominal
eksklusif diberikan kepada sendiri eksklusif
bayi lahir sampai 2= tidak diberikan
bayi berusia 6 bulan ASI eksklusif
tanpa diberikan
makanan dan
minuman lain kecuali
vitamin dan obat-
obatan yang
dianjurkan dokter
(WHO,2018).
Kelengkapan Imunisasi yang Kuesioner dan 1= lengkap Nominal
imunisasi diterima atau Buku KIA 2= tidak lengkap
didapatkan oleh bayi
berdasarkan buku
KIA yang meliputi
imunisasi dasar :
hepatitis
BCG,DPT,Polio, dan
Campak.
Berat Bayi Lahir Rendah Berat bayi Kuesioner diisi 1=BBLR jika Nominal
(BBLR) saat lahir sendiri (self Berat anak
kurang dari registeret saat lahir
2500 gram administation) kurang dari
2500 gram
2=Tidak BBLR
jika Berat
anak saat lahir
lebih dari
2500 gram
Penyakit infeksi Penyakit Wawancara 1=ada (pernah Nominal
menular yang dan lihat buku menderita
diderita balita KIA dan suatu
yaitu KMSnya penyakit)
mencakup 2=Tidak ada
ISPA dan
diare
berdasarkan
diagnosis
dokter selama
6 bulan
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

E. Populasi Dan Sampel (Jumlah Dan Teknik Pengambilan Sampel)

1. Populasi 2. Sampel dan Teknik Pengambilan sampel


Populasi dalam penelitian ini
Dengan jumlah sampel 152 responden.
adalah seluruh ibu yang memiliki Teknik pengambial sampel menggunakan
balita dan melakukan kunjungan convenience sampling yaitu dimana
pengukuran tinggi badan di peneliti akan mengambil sampel dengan
Wilayah Kerja Puskesmas cara menunggu balita yang berkunjung ke
Pahandut. Ada sebanyak 390 Puskesmas
balita yang melakukan
pengukuran tinggi badan.
F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner (questionners)
Kuisioner ini akan diisi atau dijawab oleh ibu balita stunting yang terdiri dari 7 item pertanyaan.
Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah dilakukan uji validitas dan reabilitas pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ghozali, 2019.

2. Lembar Observasi
Pada penelitian ini juga menggunakan lembar observasi untuk menilai stunting. Dalam lembar
observasi tersebut berisikan data antropometri anak yang terdiri dari nama anak, tanggal lahir, umur,
jenis kelamin, tinggi badan yang akan diukur dengan menggunakan microtoice.
G. Metode Pengumpulan Data H. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Data primer 1. Editing
Data primer Melakukan pengecekan kelengkapan data
merupakan data yang diantaranya kelengkapan ketentuan
diperoleh melalui identitas pengisi, kelengkapan lembar
wawancara dengan Pengumpulan Data dan kelengkapan
menggunakan kuesioner. isian.
2. Coding (pemberian kode),
2. Data sekunder 3. Scoring, melakukan pemberian skor
Data sekunder didapat dari jawaban responden.
dari hasil pemantauan 4. Entry Data, memasukkan jawaban-
pertumbuhan balita, jawaban dari masing-masing responden
melalui buku KIA dan yang bentuk kode angka kedalam
KMS balita stunting di program SPSS.
wilayah kerja Puskesmas 5. Cleaning, mengecek kembali data dari
Pahandut Palangka setiap responden yang sudah dimasukkan
Raya.. untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan- kesalahan kode dan
ketidak lengkapan
H. Analisa Data

a. Analisis Univariat b. Analisis Bivariat


Analisis univariat Analisis bivariat
bertujuan untuk menjelaskan dilakukan pada dua
variabel yang diduga
atau mendeskripsikan karakteristik berhubungan atau
setiap variabel penelitian. berkorelasi.
UJI Chi-Square

Untuk mengetahui hubungan dua variabel nominal kemudian mengukur


kekuatan hubungan antara dua variabel yang.
Ada beberapa syarat Chi Karakteristik Chi‐Square : Apabila syarat uji Chi-
Square dapat digunakan Nilai Chi‐Square selalu square tidak terpenuhi
yaitu: positip. maka digunakan uji :
1. Tidak ada cell dengan nilai Terdapat beberapa 1. Alternatif uji Chi-Square
frekuensi kenyataan atau
keluarga distribusi Chi‐ untuk table 2 x 2 adalah uji
disebut juga Actual Count (F0)
sebesar 0 (Nol). Square, Fisher
2. Apabila bentuk tabel Distribusi Chi‐Square 2. Alternatif uji Chi-Square
kontingensi 2 X 2, maka tidak dengan DK=1, 2, 3, dst. untuk table 2 x 2 adalah
boleh ada 1 cell saja yang Bentuk distribusi Chi‐ Kolmogorof-smirnov
memiliki frekuensi harapan Square adalah menjulur 3. Alternatif uji Chi-Square
atau disebut juga expected positip. untuk table 2 x 2 adalah
count (“Fh”) kurang dari 5. dan 2 x K adalah
3. Apabila bentuk tabel lebih penggabungan sel akan
dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka terbentuk suatu table B x K
jumlah cell dengan frekuensi yangbaru, uji Hipotesis
harapan yang kurang dari 5
yang dipilih sesuai dengan
tidak boleh lebih dari table B x K yang baru
20%. tersebut.
Sekian,
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai