Anda di halaman 1dari 20

BAB 5

INTERAKSI DENGAN
DUNIA INTERNASIONAL
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
NOVEGYA RATIH PRIMANDARI, S.E., M.SI
Pentingnya Kerjasama Ekonomi Internasional
 Cakupan kerja sama ekonomi internasional luas sekali. Ada yang langsung memberikan manfaat dan
ada yang baru memberi manfaat dalam jangka panjang. Kerja sama ekonomi yang dapat langsung
memberikan manfaat terutama adalah per­dagangan internasional. Sebab negara yang melakukannya
akan segera mengalami peningkatan penggunaan barang-jasa maupun faktor produksi. Misalnya
dengan mengimpor mobil dari Korea Selatan, masyarakat Indonesia dapal menikmati mobil dengan
jumlah yang lebih banyak dan mungkin juga harga yang lebih murah.
 Sementara itu kerja sama yang memberikan manfaat dalam jangka panjang misalnya adalah
penanaman modal langsung. Pengusaha Amerika Serikat yang menanamkan modalnya dalam bidang
industri di Indonesia, membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat berproduksi.
Teori-teori Perdagangan Internasional

 Merkantilisme (Merchantilism)
 Keunggulan Absolut (Absolut Advantages)
 Keunggulan Komparatif (ComparativeAdvantages)
 Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage of Nations)
Merkantilisme (Merchantilism)

 Merkantilisme adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa perekonomian suatu negara
makin makmur bila mampu memaksimalkan sur­plus perdagangan. Konsekuensinya adalah
memaksimalkan ekspor sekaligus meminimumkan impor. Dengan demikian surplus perdagangan
akan maksimal.
 Jadi, menurut teori merkantilisme interaksi ekonomi antarnegara diperlukan untuk meningkatkan
surplus perdagangan domestik dengan cara ekspor barang sebanyak mungkin ke negara lain, dan
impor ditekan agar minimal dengan cara membatasi bahkan menyetop impor barang hingga
memberikan hak monopoli kepada produsen domestik.
Keunggulan Absolut
(Absolut Advantages)
 Teori keunggulan absolut (absolut advantages) dibangun oleh Adam Smith sebagai perbaikan atas
Merkantilisme.
 Menurut Smith, surplus perdagangan yang dipaksakan lewat mekanisme proteksi dan pemberian
monopoli akan mengorbankan efisiensi dan produktivitas. Sebab lewat perlindungan dan hak
monopoli, pengusaha tidak ter­dorong untuk melakukan efisiensi dan inovasi. Akibatnya, produksi
yang dihasilkan bukan saja jumlahnya menjadi lebih sedikit, tetapi juga harga jualnya makin mahal,
kualitasnya pun belum tentu baik.
 Dengan kata lain, harga yang harus dibayar dari kebijakan perlindungan seperti yang diusulkan
Merkantilisme adalah kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, Smith amat yakin bahwa perdagangan akan
meningkatkan kemak­muran bila dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan bebas. Melalui
mekanisme perdagangan bebas, para pelaku ekonomi diarahkan untuk melakukan spesialisasi dalam
upaya peningkatan efisiensi.
Keunggulan Absolut
(Absolut Advantages)

 Menurut Smith, sebaiknya spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan keunggulan absolut,


yaitu keunggulan yang dilihat dari ke­mampuan produksi dengan biaya lebih rendah.
 Jadi, teori ini membantah merkantilisme, bahwa dengan pemberian hak monopoli dan pembatasan
impor dari produsen luar akan mengorbankan efisiensi dan kualitas barang, bahkan harga barang
mahal dan kualitas barang bisa jadi menurun karena tidak ada produsen saingan.
 Paradigma yang diusung teori ini adalah kerjasama internasional harus dilepaskan pada mekanisme
perdagangan bebas namun tiap negara harus memiliki spesialisasi berdasarkan keunggulan absolut
masing-masing negara (potensi unggulan yang dimiliki oleh masing-masing negara).
Keunggulan Komparatif
(ComparativeAdvantages)

 Yang menjadi pertanyaan, apakah yang harus dilakukan bila sebuah negara memiliki keunggulan
absolut atas semua komoditas yang diperdagangkan. Pertanyaan ini sangat relevan dengan dunia
nyata.
 Misalnya, secara teknis Amerika Serikat (USA) memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi
mobil dan tekstil dibanding Indone­sia. Tetapi mengapa USA mengimpor tekstil dari Indonesia.
Bukankah lebih baik bila USA mengekspor mobil dan tekstil ke Indonesia?
 Teori keunggulan absolut tidak dapat menjawab apakah sebaiknya USA dan Indo­nesia melakukan
perdagangan.
Keunggulan Komparatif
(ComparativeAdvantages)

 Tetapi menurut David Ricardo, Indonesia dan USA dapat melakukan perdagangan bila
masing-masing negara memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage).
 Melanjutkan teori absolut advantages bahwa kenyataannya beberapa negara memproduksi
barang yang sama dan memiliki peluang yang sama untuk mengekspor. Karenanya dalam
menentukan spesialisasi diri perlu mengkomparasikan efisiensi (biaya produsi)
antarnegara dalam memproduksi suatu barang.
 Jika dalam produksi mobil di US lebih efisien daripada produksi mobil di Indonesia,
maka dalam kerjasama kedua negara US berspesialisasi pada produk mobil.
Keunggulan Kompetitif
(Competitive Advantage of Nations)

 Semakin memperdetail teori sebelumnya bahwa untuk menentukan spesialisasi ekonomi suatu negara
tidak cukup dilihat dari efisiensi biaya produksi, namun juga kemampuan negara tersebut untuk
bersaing dalam segala faktor, yakni:
 Keunggulan karena faktor produksi (Factor conditions)
 Keunggulan karena faktor permintaan (Demand conditions)
 Keunggulan karena jaringan kerja industri (Related & supporting industry)
 Keunggulan karena strategi perusahaan dan bentukan persaingan pasar (Firm strategy, structure & rivalry)
Neraca Pembayaran
(Balance of Payments)

 Neraca Pembayaran atau Balance of Payment (BOP) merupakan catatan ringkas transaksi ekonomi
internasional yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya. Struktur
dasar BOP terdiri atas:
 Neraca Lancar (Current Account)
 Neraca Modal (Capital Account)
 Neraca Penyeimbang (Settlement Account)
 Selisih Perhitungan (Statistical Discrepancy)
Neraca Lancar (Current Account)

 Neraca Lancar (current account) adalah bagian BOP yang memberi gambaran ringkas tentang
transaksi barang dan jasa yang diproduksi selama periode satu tahun atau kurang (pembayaran-
pembayaran jangka pendek). Neraca lancar dapat dibedakan menjadi tiga bagian pokok:
 Neraca perdagangan (balance of trade) yaitu neraca yang mencatat transaksi ekspor dan impor barang-barang
selama satu periode.
 Neraca jasa (balance of services) yaitu neraca yang mencatat ekspor dan impor jasa selama suatu periode
tertentu.
 Neraca nonbalas jasa (transfer payment) yaitu neraca yang mencatat transaksi-transaksi yang bukan sebagai
akibat balas jasa.
Neraca Modal (Capital Account)

 Neraca modal adalah bagian dari BOP yang mencatat pembelian dan penjualan aset-aset finansial
seperti surat-surat berharga, deposito perbankan, dan investasi langsung. Singkatnya, neraca mdal
mencatat arus masuk modal (capital inflow) dan arus keluar modal (capital outflow) selama periode
tertentu (penerimaan dan pembayaran jangka panjang). Neraca modal dibedakan menjadi:
 Neraca modal pemerintah (official capital), yaitu neraca yang mencatat arus keluar masuk modal di sektor
pemerintah.
 Neraca modal swasta (private capital), yaitu neraca yang mencatat arus keluar masuk modal sektor swasta
(dunia usaha)
Neraca Penyeimbang
(Settlement Account)

 Neraca penyeimbang adalah bagian dari BOP yang menjelaskan bagaimana surplus atau
defisit BOP dibiayai. Atau bisa disebut juga sebagai catatan upaya pemerintah untuk membiayai surplus
dan defisit pada BOP.
 Saldo neraca pembayaran adalah sama dengan nol. Maksudnya, hasil penjumlahan antara surplus dan
atau defisit neraca lancar dengan surplus dan atau defisit neraca modal adalah sama dengan nol.
 Saldo neraca pembayaran mempunyai konsekuensi terhadap nilai tukar mata uang. Jika saldo neraca
pembayaran defisit, maka permintaan terhadap mata uang asing meningkat atau penawaran terhadap
mata uang domestik menurun.
 Hal ini dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar mata uang domestik. Sebaliknya surplus neraca
pembayaran akan memperkuat nilai tukar domestik. Jika pemerintah ingin menjaga stabilitas nilai tukar,
maka saldo neraca pembayaran harus dibuat sama dengan nol.
Selisih Perhitungan (Statistical Discrepancy)

 Salah satu faktor lain yang menyebabkan saldo BOP tidak sama adalah ketidaklengkapan
informasi (imperfect information) dan atau adanya transaksi- transaksi yang tidak
tercatat (unrecorded transaction).
 Dalam BOP, transaksi-transaksi yang tidak tercatat ini dimasukkan ke dalam bagian selisih
perhitungan. Istilah dalam bahasa Inggris yang juga digunakan untuk selisih perhitungan adalah error
and omission.
Pasar Valuta Asing

 Yang dimaksud dengan valuta asing (foreign exchange) adalah mata uang negara lain (foreign currency)
dari suatu perekonomian.
 Misalnya, valuta asing bagi perekonomian Indonesia adalah mata uang lain selain rupiah, misalnya yen
Jepang, ringgit Malaysia,dan bath Thailand.
 Biasanya mata uang-mata uang negara-negara lain diperdagangkan dalam suatu negara atau kawasan
ekonomi, bila hubungan ekonomi baik bilateral (antardua negara) maupun multilateral (lebih dari
dua negara), relatif baik dan atau intensif. Tetapi mata uang Brasil tidak diperdagangkan di Indonesia,
karena Indonesia tidak memiliki hubungan langsung dan atau intensif dengan Brasil.
 Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang-mata uang yang dipergunakan
mempunyai harga tertentu dalam mata uang negara lain. Harga tersebut menggambarkan berapa banyak
suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain.
 Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate).
Pasar Valuta Asing

 Bila dikatakan nilai tukar rupiah adalah Rp.12.000,-/US$, maka untuk memperoleh satu unit US$
harus disediakan sebanyak 12.000 unit rupiah. Misalnya, jika kita ingin membeli satu unit komputer
seharga US$ 600 per unit, maka harga komputer per unit dalam rupiah adalah Rp 7.200.000.
 Cara lain untuk menulis nilai tukar adalah dengan menulis berapa harga per rupiah terhadap US$. Bila
harga per US$ adalah Rp.12.000,- maka harga per rupiah adalah 1/12.000 US$. Karena penulisannya
lebih rumit, maka penulisan yang digunakan dalam buku ini adalah US$ 1 = Rp.12.000,-
 Pengertian tersebut dikenal sebagai nilai tukar (kurs) nominal (nominal exchange rate). Jadi apabila
orang mengatakan kurs di antara dua negara, yang dimaksudkan sebenarnya adalah kurs nominal.
Pasar Valuta Asing

 Selain nilai tukar nominal, kita juga mengenal nilai tukar riil atau kurs riil (real exchange rate).
 Nama tukar riil adalah harga relatif dari barang-barang kedua negara, yang menyatakan tingkat dimana kita dapat
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Itulah sebabnya nilai tukar
riil disebut juga terms of trade.
 Misalkan, produk sepatu yang dihasilkan Amerika Serikat dan Indonesia. Di AS, sepasang sepatu berharga $20 dan di
Indonesia Rp 120.000,- untuk sepatu yang sama. Guna membandingkan harga dari sepatu di kedua negara itu, kita
mengubahnya menjadi mata uang umum. Jika US$1 = Rp.12.000,- maka harga sepatu AS adalah Rp 240.000,-.
 Dengan demikian harga sepatu AS dua kali dari harga sepatu Indonesia, atau harga sepatu Indonesia separuh dari
harga sepatu AS. Pada harga yang berlaku, kita dapat menukar 2 sepatu Indonesia untuk 1 sepatu AS.
 Nilai tukar riil di antara kedua negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika nilai
tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relatif murah, dan harga barang-barang domestik relatif
mahal dan sebaliknya.
Permintaan Terhadap Valuta Asing
(Foreign Exchange Demand)

 Permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu negara membutuhkan barang dan jasa
yang diproduksi oleh negara lain. Dengan perkataan lain, permintaan terhadap valuta asing meningkat
bila impor meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap valuta asing terutama
adalah harga mata uang asing tersebut (nilai tukarnya), tingkat pendapatan, tingkat bunga relatif,
selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah.
 Bila nilai tukarnya makin murah, permintaan terhadap valuta asing akan meningkat. Tetapi selama
yang berubah hanyalah nilai tukar, yang terjadi adalah pergerakan di sepanjang kurva permintaan
(movement along demand curve). Kurva permintaan akan bergeser (shifting) bila yang berubah impor.
Impor yang makin banyak akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya, impor yang
makin sedikit akan menggeser kurva permintaan ke kiri.
Penawaran Terhadap Valuta Asing
(Foreign Exchange Supply)

 Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila negara lain mengimpor barang dan jasa atau ekspor
meningkat. Penawaran terhadap valuta asing juga meningkat bila arus masuk modal (capital
flow) lebih besar daripada arus keluar modal (capital outflow).
 Seperti halnya kurva permintaan, kurva penawaran akan bergeser bila faktor-faktor ceteris
paribus berubah. Sebab perubahan faktor-faktor ceteris paribus tersebut akan menyebabkan
perubahan, baik dalam neraca lancar maupun neraca modal. Misalnya, bila ekspor meningkat, kurva
penawaran bergeser ke kanan. Bila arus masuk modal meningkat, kurva penawaran valuta asing juga
bergeser ke kanan.
Mekanisme Penentuan Nilai Tukar

 Penentuan nilai tukar mata uang berbeda tergantung pada kebijakan pemerintahan.
 Sistem Nilai Tukar Fleksibel (Flexible Exchange Rate)
Pemerintah memilih mekanisme pasar sebagai alat penentu nilai tukar. Jadi, nilai tukar ditentukan menurut
mekanisme pasar.
 Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Pemerintah menetapkan nilai tukar berdasarkan keputusan pemerintah (nonmekanisme pasar). Pemerintah yang
memilih sistem kurs tetap bukan berarti mengabaikan kekuatan pasar, karena sewaktu-waktu pemerintah
mengoreksi nilai tukar jika telah berbeda jauh dengan harga pasar.

Anda mungkin juga menyukai